Anda di halaman 1dari 2

Nama : Silky. P.

Sigar
Nim : 15303346
Kelas : 3B Pendidikan Ekonomi
EMPAT PILAR PENDIDIKAN MENURUT UNESCO
1. Belajar mengetahui (learning to know)
Learning to know memiliki pengertian bahwa ketika kita belajar kita
akan menjadi tahu. Bahasa mudahnya dari mulai tidak tahu menjadi
tahu. Selain itu juga menyiratkan makna bahwa pendidik harus
mampu berperan sebagai informator, organisator, motivator, diretor,
inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator bagi
siswanya, sehingga peserta didik perlu dimotivasi agar timbul
kebutuhan terhadap informasi, keterampilan hidup, dan sikap tertentu
yang ingin dikuasainya.

Contoh : Setiap pagi berangkat sekolah, disekolah menerima


pelajaran-pelajaran yang baru yang membuat kita semakin
mengetahui banyak hal.

2. Belajar berkarya (learning to do)


Learning to do maksudnya setelah kita mengetahui hal-hal yang baru
dari pembelajaran yang kita lakukan, kita bisa melakukan sesuatu
karya atau bentuk pekerjaan nyata dari ilmu yang telah diserap.
Pembelajaran ini menyiratkan bahwa siswa dilatih untuk sadar dan
mampu melakukan suatu perbuatan atau tindakan produktif dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Terkait dengan hal tersebut
maka proses belajar-mengajar perlu didesain secara aplikatif agar
keterlibatan peserta didik, baik fisik, mental dan emosionalnya dapat
terakomodasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Contoh : Ketika kita bisa mengetahui bahwa semut akan mendekat


ketika ada gula atau benda-benda yang manis. Kita bisa berkarya
untuk menciptakan sesuatu agar semut tidak memasuki benda-benda
yang manis tersebut. Pramuka juga mengajarkan Learning to
do dalam pembelajarannya. Sehingga kegiatan pramuka akan lebih
mengena dan langsung kepada pengaplikasian kegiatannya.
3. Belajar hidup bersama (learning to live together)
Learning to live together maksudnya dengan kita mengetahui dan kita
dapat melakukan sesuatu dari apa yang kita pelajari, selanjutnya kita
dapat melakukannya untuk diri kita sendiri dan juga untuk orang lain
yang ada di sekitar kita. Pembelajaran ini bertalian erat dengan
pemberantasan sikap egoisme yang mengarah pada chauvinisme pada
peserta didik sehingga melunturkan rasa kebersamaan dan harga-
menghargai. Memahami, menghormati dan bekerja dengan orang lain,
mengakui ketergantungan, hak dan tanggungjawab timbal balik yang
melibatkan partisipasi aktif warga, tujuan bersama menuju kerekatan
sosial, perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan bersama.
Sebab, dewasa ini sudah mulai banyak tertanam sikap-sikap egoisme
pada diri tiap individu-individu.

Contoh : Sebagai seorang yang berpendidikan tentu kita akan


menghargai karya orang lain atau ketika kita bisa melakukan banyak
hal kita tidak sungkan-sungkan untuk berbagi dengan orang lain.

4. Belajar berkembang utuh (learning to be)


Learning to be ini maksudnya adalah setelah kita mengetahui, kita
dapat melakukan, kita dapat membaginya dengan orang lain, kita
dapat membuat sesuatu yang lebih baik. Baik itu bagi diri kita sendiri
maupun orang lain. Pengarjaran ini menitik beratkan kepada peserta
didik untuk siap terjun kemasyarakat. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran ini adalah sikap percaya diri. Perlu dihayati oleh
praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar mampu memiliki rasa
percaya diri (self confidence) yang tinggi. Kepercayaan merupakan
modal utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat.
Pengembangan dan pemenuhan manusia seutuhnya yang terus
berevolusi, mulai dengan pemahaman diri sendiri, kemudian
memahami dan berhubungan dengan orang lain. Menguak kekayaan
tak ternilai dalam diri.

Anda mungkin juga menyukai