Anda di halaman 1dari 7

TUGAS REVIEW MODUL 2

TAHAPAN DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN


KOGNITIF

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Metode Pengembangan Kognitif


Dosen Pengampu: Drs. Roni Nasaputra, M.Si. Psikolog

Disusun Oleh:
Nama : SRI MULIYATI
NIM : 858179184
Kelas/Semester : GRESIK PAUDBI 1A/I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
IDENTITAS BUKU

Judul : Tahapan dan Karakteristik Perkembangan Kognitif

Penulis : Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd.

Edisi :2

Halaman : 36 halaman

PENDAHULUAN

Tahapan dan karakteristik perkembangan kognitif merupakan pengetahuan yang


harus dimiliki guru anak usia dini di berbagai Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(LPAUD), seperti di Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Pos PAUD, termasuk
juga di Taman Kanak-kanak dan atau Raudhatul Athfal. Pengetahuan yang memadai
tentang tahapan dan karakteristik perkembangan kognitif memungkinkan guru dapat
menyusun program stimulasi sesuai dengan usia kronologis dan perkembangan mental
anak.
Setiap anak dilahirkan dengan sejumlah potensi yang berbeda-beda. Perbedaan
individual (individual differences) inilah yang menyebabkan adanya perbedaan
kemampuan pada setiap anak walaupun usia mereka sama. Menyadari hal tersebut maka
sudah selayaknya guru memberikan kesempatan dan watu yang berbeda untuk masing-
masing anak. Diyakini bahwa seorang anak akan dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya secara tuntas apabila ia mendapat kesempatan dan waktu yang
memadai sesuai dengan kemampuan di usia perkembangannya.
ISI MODUL

1. TAHAPAN DAN KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF


Tahapan dan karakteristik perkembangan kognitif anak usia dini dari lahir sampai
delapan tahun merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga mempelajarinya
harus secara bertahap. Selain itu, ada hal-hal penting yang harus diketahui oleh pendidik
nak usia dini bahwa perkembangan kognitif sudah dimulai sejak anak dalam kandungan
bahkan sejak terjadinya konsepsi yang merupakan pertemuan antara sel telur dan sel
sperma dari sang calon ibu dan ayah bayi.

A. Periode Perkembangan Janin


Secara umum, Santrock (2005) menyatakan bahwa perkembangan anak pra-lahir
dibagi dalam tiga periode utama, yaitu:
- Periode germinal
Yaitu periode perkembangan anak pra-lahir yang berlangsung pada 2 minggu pertama
setelah pembuahan.
- Periode embrionis
Yaitu periode perkembangan pra kelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah
pembuahan.
- Periode fetal
Yaitu periode perkembangan pra kelahiran, dimulai dari 2 bulan setelah pembuahan
hingga lahir.

B. Program Stimulasi Pra Lahir


Umumnya, stimulasi pra-lahir dapat dimulai sejak usia kandungan 16 minggu atau di
trimester kedua hingga menjelang persalinan. Berikut program stimulasi yang diberikan
untuk anak pra-lahir dalam rangka pengembangan kemapuan intelektual/kognitif:
- Stimulasi perkembangan trimester pertama (0-3 bulan)
Membaca doa untuk kebaikan anak, berkomunikasi dan bicara dengan anak, ayah dan
ibu sering-sering membelai perut, memperdengarkan musik yang menenangkan.
- Stimulasi perkembangan trimester kedua (4-6 bulan)
Mengusap perut dengan lembut, stimulasi suara, stimulasi dengan cahaya senter untuk
memperkenalkan konsep waktu.
- Stimulasi perkembangan trimester ketiga (7-9 bulan)
Stimulasi dengan cahaya senter, stimulasi suara di atas perut, stimulasi tepukan

C. Perkembangan Lahir sampai 12 Bulan


Perkembangan pada bayi sejak lahir sampai 12 bulan mencakup banyak aspek. Akan
tetapi pada umumnya pada rentang usia tersebut bayi memiliki perkembangan yang sangat
pesat, khususnya pada aspek perkembangan fisik. Selain itu berbagai pola perilaku yang
mereka terima pada masa ini juga akan berpengaruh besar terhadap perkembangan
intelektual serta perkembangan sosial dan konsep kepribadiannya. Pertumbuhan otak anak
ditentukan oleh bagaimana cara pengasuhan dan pemberian makan, serta stimulasi anak
pada usia dini yang sering disebut sebagai periode kritis (critical period).
D. Perkembangan Usia Satu Tahunan (13-24 Bulan)
Usia satu tahunan merupakan usia dimana anak memulai proses penyerapan dan
pemberian stimulasinya pun dalam bentuk pembiasaan.
Karakteristik Perkembangan Kognitif
- Mengenal nama benda dan mainan sehari-hari
- Mengenal bentuk bola dan ukuran bola
- Menyusun kepingan puzzle
- Menyebutkan nama anggota tubuh
- Mengetahui benda kosong dan benda berisi

E. Perkembangan Usia Dua Tahunan (25-36 Bulan)


Billman dan Sheman (1996) dengan mengutip pendapat Piaget menyatakan bahwa
pada usia dua tahun sebagian besar anak telah memasuki tahapan praoperasional awal.
Karakteristik Perkembangan Kognitif
- Memahami konsep di dalam atau di luar
- Menunjukkan benda besar dan kecil
- Meniru perbuatan orang lain
- Mulai melakukan kegiatan mencoret
- Menyentuh dan menghitung benda dari 1 sampai 3

F. Perkembangan Usia 3-5 Tahun


Perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun, seringkali juga disebut dengan usia
prasekolah, ditandai dengan sikap dan perilaku yang kreatif, bebas dan penuh imajinasi.
Imajinasi anak prasekolah terus meningkat seiring dengan pengetahuan mereka yang
bertambah. Hal ini tentu saja mempengaruhi perkembangan mental mereka.
Karakteristik perkembangan kognitif
- Mengelompokkan benda yang memiliki kesamaan
- Menghitung 1-20
- Memahami konsep makna berlawanan
- Mengenal huruf kecil dan besar
- Mengenal warna-warna

G. Perkembangan Usia 6-8 Tahun


Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani dan rohani anak
telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatannya
pun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan terhadap berbagai situasi yang dapat
meneyebabkan terganggunya kesehatan mereka. Sedangkan dari segi rohaninya,
perkembangan rohani anak menjadi stabil. Anak sudah mampu mengenal lebih banyak
teman di lingkungan sosial yang lebih luas.
Karakteristik perkembangan kognitif
- Menyempurnakan huruf atau suku kata
- Menyapa dengan tutur kata yang sopan
- Membedakan secara visual antara dua cat yang sama atau berbeda
- Mengetahui penambahan dan pengurangan sederhana
- Dapat menyebutkan jam

2. PROGRAM STIMULASI PENGEMBANGAN KOGNITIF


a. Dengan kemampuan berbicaranya yang semakin kuat, anak akan banyak mengajukan
pertanyaan.
Saran stimulasi: bacakan cerita, ajak anak bercakap-cakap tentang kegiatan sehari-
hari, berikan buku-buku bergambar.
b. Mampu menyebutkan nama dan umur secara lengkap.
Saran stimulasi: sering menanyakan nama dan umurnya, bacakan puisi pendek tentang
aku dan jelaskan yang dimaksud “nama”, “umur” dan “ulang tahun”, ajak anak
bernyanyi dengan lagu-lagu yang bertemakan aku
c. Mampu mengenali berbagai bunyi yang pernah didengar.
Saran stimulasi: perdengarkan suara-suara binatang, perdengarkan rekaman bunyi-
bunyi di kehidupan sehari-hari, bermain tebak bunyi isi kantong
d. Daya imajinasi tinggi
Saran stimulasi: biarkan anak menganggap dirinya pahlawan, beri kesempatan anak
membuat kreasi sesua imajinasinya.
e. Mampu mengenal dan menyebutkan perbedaan kasar-halus.
Saran stimulasi: berikan benda-benda bertekstur halus-kasar, ajak anak bermain pasir
dan menggengnggam biji-bijian.
f. Rasa ingin tahunya semakin besar
Saran stimulasi: ajak anak berjalan-jalan di sekitar rumah, lakukan percobaan kecil
g. Mampu membilang (mengenal konsep bilangan)
Saran stimulasi: latih anak menghitung mainannya
h. Mengenal sebab-akibat
Saran stimulasi: jelaskan pada anak bahwa segala sesuatu yang terjadi ada sebabnya,
buatlah percobaan kecil-kecilan
i. Mengetahui asal mula sesuatu
Saran stimulasi: ajak anak membuat kue bersama
ANALISIS

1. Kelebihan modul:
 Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami dan komunikatif.
 Terdapat rangkuman yang memudahkan mahasiswa dalam memahami poin-poin
penting.
 Terdapat langkah-langkah kerja yang memudahkan mahasiswa dalam
mengerjakan kegiatan latihan.
 Terdapat rumus tingkat penguasaan dan kunci jawaban tes formatif, sehingga
mahasiswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi.

2. Kekurangan modul
 Pengaturan spasi, pengejaan dan tanda baca masih perlu diperbaiki.
 Materi yang kurang ringkas membuat mahasiswa merasa jenuh saat membaca.
 Tidak tercantumnya KD dan indikator yang berfungsi sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan pembelajaran.
 Tidak adanya glosarium sehingga mahasiswa tidak bisa mengetahui maksud dari
kata-kata dalam bahasa asing maupun istilah-istilah yang memerlukan penjelasan
lebih mendalam

3. Kesimpulan
Modul ini sudah memenuhi kriteria sebagai bahan ajar yang baik. Mulai dari susunan
atau kelengkapan struktur modul, kemudian materi yang dibahas, sampai dengan
latihan dan tes formatif beserta kunci jawabannya sangat membantu mahasiswa dalam
mempelajari materi. Namun masih perlu adanya perbaikan pada bagian-bagian tertentu
seperti pengaturan spasi, pengejaan dan tanda baca. Selain itu perlu ditambahkan
glosarium agar memudahkan mahasiswa dalam memahami istilah-istilah asing.

Anda mungkin juga menyukai