Nama Mata Kuliah : Metode Pengembangan Moral dan Nilai Agama PAUD Kode Mata Kuliah : PAUD4102 Judul Tugas Tutorial : Essay Deskripsi : Jawablah pertanyaan di bawah dengan tepat!
Skor Sumber Tugas
No Tugas Tutorial Maksimal Tutorial 1. Jelaskan perkembangan moral dan proses Modul 1 BMP/ pengembangannya pada AUD menurut Thomas 20 KB 1 Lickona! 2. Jelaskan perbedaan pengertian disonansi dan Modul 1 20 resonansi! BMP/KB 2 3. Jelaskan strategi pengembangan moral pada anak Modul 4 BMP/ 20 usia 5-6 tahun! KB 2 4. Jelaskan kompetensi perkembangan moral dan Modul 5 BMP/ 20 nilai-nilai agama untuk AUD! KB 1 5. Jelaskan lima pendekatan pembelajaran dalam Modul 6 BMP/ upaya menumbuhkan pengalaman belajar 20 KB 3 menyenangkan! Jumlah Skor Maksimal 100 Jawaban
1. Jelaskan perkembangan moral dan proses pengembangannya pada AUD menurut
Thomas Lickona! Menurut Lickona (1991), perkembangan moral memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan karakter. Karakter dalam hal ini mengacu pada sesuatu yang menandai tindakan atau tingkah laku seseorang. Lickona lebih lanjut menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti. Sehingga diharapkan perilaku seseorang akan sesuai dengan kaidah moral yang ada di lingkungan masyarakat tempat orang itu tinggal. Pendidikan karakter ini perlu diajarkan karena; 1) cara terbaik agar siswa memiliki kepribadian yang baik dalam hidupnya, 2) cara untuk meningkatkan prestasi, 3) ada siswa yang belum dapat membentuk karakter baik di tempat lain, 4) menyiapkan siswa untuk hidup di tengah keberagaman, 5) bertolak dari maraknya problem sosial di masyarakat, 6) menyiapkan perilaku baik ketika bekerja, 7) pendidikan karakter termasuk dalam penerapan nilai-nilai budaya sehingga dapat melangsungkan peradaban yang baik. Menurut Lickona, ada beberapa tahap yang berkesinambungan yang harus dilakukan oleh orang dewasa untuk mendidik moral anak. Pembinaan itu dimulai dari tahap moral knowing, dilanjutkan dengan moral feeling dan akhirnya menjadi moral action. Tujuan pengajaran moral dengan proses ini, diharapkan potensi dan kecerdasan peserta didik semakin berkembang guna dapat membedakan hal yang baik dan buruk atau mengaplikasikan apa yang mereka pahami di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jika hanya satu aspek, maka pendidikan karakter belum dapat dikatakan berhasil. Pendidikan karakter bermula dari ketidaktahuan menjadi tahu. Setelah tahu, mulai dirasakan akan penting tidaknya nilai-nilai harus dijunjung. Muaranya, munculah tindakan untuk berperilaku sesuai nilai yang dijunjung sehingga menjadi manusia yang memanusiakan manusia. 2. Jelaskan perbedaan pengertian disonansi dan resonansi! Dalam mempelajari hakikat perkembangan moral manusia, akan sering kita dengarkan istilah disonansi dan resonansi yang digunakan untuk menjelaskan teori penanaman nilai moral dan etika pada seorang individu. Kata Disonansi dan resonansi terdengar cukup berkebalikan namun jika ditelaah lebih jauh, kedua istilah ini sebenarnya berpasangan dan saling melengkapi. Disonansi moral pada hal ini mengacu pada gema, atau echo yang ada pada diri manusia yang bersifat melemahkan suara hati dan prinsip-prinsip, serta keyakinan dalam proses pendidikan maupun kehidupan. Sedangkan resonansi moral adalah gema atau echo yang ada pada diri manusia yang justru mengukuhkan/menekankan adanya gema atau getar nilai, norma dan moral yang telah diketahui seseorang dari proses pendidikan sebelumnya. Munculnya disonansi pada diri manusia disebabkan adanya beberapa faktor penyebab seperti disonansi kognitif, disonansi personal, disonansi sosio politis dan disonansi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan pola modernisasi. Disonansi kognitif muncul karena adanya rasa lebih tahu segalanya, mengetahui cara/jalan keluarnya jika suatu saat perbuatannya diketahui, merasa lihai dalam memberikan argumentasi. Disonansi personal muncul didorong oleh kebutuhan dan kepentingan diri, ketergesaan, dan keadaan darurat, kekerabatan dan keluarga, keyakinan diri dan mitos, kebiasaan dan budaya, tugas dan jabatan, dan hasrat untuk sukses dan kesenangan. Disonansi sosio politis dimungkinkan oleh adanya faktor ideologi, ras dan kesukuan, nasionalisme dan sebagainya. 3. Jelaskan strategi pengembangan moral pada anak usia 5-6 tahun! Strategi pengembangan aspek apapun yang berkaitan dengan anak usia dini sebaiknya dilakukan melalui proses bermain dan dalam kondisi yang menyenangkan. Hal ini karena kita tidak ingin anak kehilangan masa bermainnya dan merasa tertekan dalam melakukan kegiatan tertentu. Bermain memiliki banyak peran penting dalam mendukung perkembangan khususnya anak usia dini. Berdasarkan hal tersebut, dalam menentukan strategi pengembangan moral pada anak usia dini khususnya 5-6 tahun haruslah mengacu pada kesempatan bermain dan suasana yang menyenangkan. Yang membedakan strategi yang digunakan pada kelompok usia ini dengan kelompok usia sebelumnya adalah, pada kelompok usia ini, kualitas isi dari setiap strategi perlu ditingkatkan. Hal ini mengingat anak usia 5-6 tahun telah memiliki kemampuan kemandirian yang cukup baik dan telah mampu bermain secara kolaboratif. Adapun strategi pengembangan moral untuk anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut; 1. Menyiapkan berbagai kegiatan yang mampu menstimulasi kerja sama, toleransi, dan saling setia kawan 2. Menyiapkan media pendukung yang memungkinkan anak dapat bekerja sama 3. Membawa anak ke dalam situasi nyata untuk mengenalkan pendidikan moral seperti ke panti asuhan atau ke panti jompo. 4. Menyusun program kepemimpinan kelompok sebagai landasan penanaman sikap leadership dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. 4. Jelaskan kompetensi perkembangan moral dan nilai-nilai agama untuk AUD! 1. Anak 3 - 4 tahun Pada tahapan ini, anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa/ lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana serta mulai berperilaku baik dan sopan. Indikator perkembangan pada usia ini adalah; - mengikuti bacaan doa/ berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan - menirukan lagu-lagu keagamaan - menirukan sikap berdoa - menirukan gerakan ibadah yang sederhana - menyebutkan contoh ciptaan Tuhan secara sederhana - menyayangi ciptaan Tuhan - mau menolong teman - menunjukkan empati dan perhatian terhadap orang lain - mengucapkan salam, terima kasih, minta tolong dan minta maaf secara sederhana 2. Anak 5 - 6 tahun Pada usia ini, anak mampu mengucapkan bacaan doa/ lagu-lagu keagamaan, menirukan gerakan beribadah, mengikuti aturan, serta mampu belajar berperilaku baik dan sopan bila diingatkan. Adapun indikator perkembangan pada usia ini adalah; - berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan - memimpin doa - menyanyikan lagu-lagu keagamaan yang sederhana - menyebutkan tempat-tempat ibadah - melaksanakan gerakan ibadah secara sederhana, tetapi masih perlu bimbingan - menyebutkan hari-hari besar agama - menyebutkan ciptaan - ciptaan Tuhan - Menyiram tanaman dan memberi makan binatang - mau menolong teman - menghargai teman - mau membagi miliknya - meminjamkan miliknya dengan senang hati - bersikap ramah - meminta tolong dengan baik - mengucapkan salam - berterima kasih jika memperoleh sesuatu - berbahasa sopan dalam berbicara - mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah - mau mengalah - mendengarkan orang tua dan teman berbicara - tidak mengganggu teman 5. Jelaskan lima pendekatan pembelajaran dalam upaya menumbuhkan pengalaman belajar menyenangkan! Adapun 5 pendekatan pembelajaran dalam upaya menumbuhkan pengalaman belajar menyenangkan adalah sebagai berikut; 1. Bermain peran Bermain peran adalah suatu kegiatan permainan untuk memerankan tokoh-tokoh atau benda di sekitar anak sehingga dapat diperagakan/ dipakai oleh anak untuk mengembangkan daya khayal atau imajinasinya. Diharapkan dengan bisa memainkan peran, siswa dapat menghayati tujuan dari kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai. Bermain peran ini adalah pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu anak mengerti lebih baik nilai-nilai moral dan ajaran agama. 2. Bercerita Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk mengajarkan nilai moral dan agama adalah dengan bercerita. Anak pada dasarnya sangat suka mendengarkan cerita. Jadi diharapkan jika nilai-nilai agama dan moral ini dimasukkan ke dalam cerita yang diperdengarkan kepada anak, maka mereka akan mengerti dengan lebih mudah dan dapat diikuti oleh anak. Jadi saat bercerita, hendaknya guru selalu menyisipkan nilai-nilai moral atau agama yang dapat diteladani oleh siswa dan membantu mereka dalam pengalamannya sehari-hari. 3. Bercakap-cakap Bercakap-cakap adalah kegiatan percakapan antara guru dan anak tentang suatu topik tertentu yang dimana kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mendengar, memahami dan berbicara anak. Kegiatan bercakap-cakap ini dapat dijadikan alat yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, sosial, konsep diri dan pengembangan nilai-nilai agama. Guru diharapkan bisa memilih topik pembicaraan yang bisa memantik pemikiran siswa tentang suatu nilai moral atau agama tertentu yang akhirnya bisa didiskusikan bersama dan menambah pemahaman mereka tentang nilai tersebut. Selain untuk guru dan satu siswa, kegiatan bercakap-cakap sangat efektif untuk anak-anak lain agar bisa mendengarkan apa perspektif orang lain akan nilai nilai moral dan agama yang mereka yakini. 4. Demonstrasi Demonstrasi adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan cara mempertunjukkan suatu objek, benda atau suatu proses dari suatu kejadian. Pendekatan demonstrasi dilakukan untuk memperjelas informasi atau materi pelajaran kepada anak-anak. Jika dikaitkan dengan pengembangan nilai agama bagi anak, biasanya pendekatan ini bisa dilakukan guru saat menerangkan tentang etika makan, sopan santun dalam bicara dll. Pendekatan demonstrasi ini sebenarnya bisa digunakan oleh guru untuk memenuhi 2 fungsi, yaitu; memberi ilustrasi dalam menjelaskan kepada anak, dan membantu meningkatkan daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan berpikir evaluatif. 5. Pendekatan Proyek Pendekatan proyek adalah suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakkan lingkungan dan alam sekitar serta kegiatan sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui serangkaian kegiatan. Pendekatan ini dapat diberikan untuk memberi pengalaman kepada anak tentang bagaimana menghadapi berbagai persoalan dan memecahkannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah yang berlaku baik secara individu atau bersama tim. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menekankan nilai-nilai moral dan agama kepada anak dengan memasukkan topik yang berkaitan dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proyek tersebut yaitu untuk menekankan nilai moral atau agama yang spesifik sesuai tujuan guru saat itu. Link: https://drive.google.com/file/d/1HcykuFslRUTpevphl0FFeezWD_9cUNZA/view?usp=sharing