Nama : Juwairiyah
NIM : 859384473
Kelas : A MS 2
Modul 1
Hakikat Kemampuan Dasar dan Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Cakupan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 2: Pengertian dan Cakupan Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun
Cakupan pengembangan perilaku anak usia dini meliputi aspek nilai-nilai agama, moral, sosial, dan
emosional. Keempat aspek tersebut perlu dikembangkan, khususnya pada anak usia 3-4 tahun.
A. Urgensi Pengembangan Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun
Conger (1995), menjelaskan beberapa alasan perlunya pengembangan perilaku anak usia 3-4
tahun seperti berikut:
a. Anak membutuhkan bimbingan agar mereka merasa aman
b. Anak membutuhkan bimbingan untuk menjaganya agar tetap sehat dari segi fisik dan
emosional
c. Anak membutuhkan bimbingan agar dapat mengembangkan kesadaran sosial dan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain
d. Anak membutuhkan bimbingan agar dapat mengembangkan konsep diri (self concept) dan
pengendalian diri (self control)
B. Prinsip Pengembangan Perilaku Anak Usia 3-4 Tahun
1. Prinsip pengembangan nilai moral
Bruce (2000) mengungkapkan bahwa kita dapat membantu anak mengembangkan nilai
moralnya jika melakukan hal berikut:
a) Kita merawat anak dengan penuh kasih sayang
b) Kita memberikan banyak kesempatan pada anak untuk berdiskusi dan bernegosiasi
c) Karena anak memerlukan kedekatan perasaan, kepercayaan, dan pemahaman dari kita
dalam menjelaskan suatu hal, mereka perlu dibantu untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaannya tentang berbagai macam persoalan dan peristiwa yang dihadapinya
d) Kita mendukung anak untuk bergabung, berinteraksi, dan bermain bersama dengan
anak-anak lainnya
e) Kita memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain bebas karena akan
mendorong anak melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain
f) Kita perlu membalas tingkah laku yang baik yang dipelajari oleh anak
2. Prinsip pengembangan nilai agama
Doe dan Walch (1998) mengungkapkan bahwa terdapat 10 prinsip untuk menumbuhkan
nilai-nilai agama pada anak, yaitu:
a) Ketahuilah bahwa Tuhan memperhatikan kita
b) Percaya dan ajarkan bahwa semua kehidupan berhubungan dan bertujuan
c) Simak apa kata anak
d) Gunakan kata-kata dengan hati-hati
e) Izinkan dan berilah dorongan terhadap impian, keinginan, dan harapan anak
f) Berilah sentuhan keajaiban pada hal-hal biasa
g) Ciptakan peraturan dalam struktur yang luwes
h) Jadilah cermin positif bagi anak
i) Lepaskan pergulatan yang menekan
j) Jadikan setiap hari sebagai sebuah awal yang baru
3. Prinsip pengembangan sosial emosional
Prinsip-prinsip pengembangan yang dapat kita adaptasi sebagai pendidik anak usia 3-4
tahun meliputi hal berikut:
a) Sadari perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain
b) Tunjukkan empati dan pahami cara pandang orang lain: atur dan atasi dengan positif
gejolak emosional dan perilaku
c) Berorientasi pada tujuan dan rencana positif
d) Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan
C. Pengembangan Moral dan Nilai Agama
1. Pengembangan Moral Anak Usia 3-4 Tahun
Anak usia 3-4 tahun, karena masih memikirkan segala sesuatu dengan cara yang nyata, akan
mendefinisikan perilaku baik dalam tindakan tertentu dan perilaku buruk sama dengan
mengabaikan atau tidak melakukan tindakan pada perilaku baik.
Konsep moral pada anak dipelajari melalui hal berikut:
a. Pemahaman tentang konsep benar dan salah dalam situasi khusus darimana konsep
tersebut dipelajari
b. Menerapkan konsep moral pada situasi yang berbeda
c. Memahami konsep moral yang baik dan buruk dalam bentuk tindakan atau perbuatan
nyata
2. Pengembangan Nilai Agama Usia 3-4 Tahun
Keberminatan anak terhadap agama sudah mulai muncul pada masa rentang usia 3-4 tahun.
Rasa ingin tahu anak terhadap agama biasanya muncul melalui banyak pertanyaan yang
berkaitan dengan agama. Ernest Harms menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan
perkembangan beragama tersebut, yaitu (1) tahap dongeng (the fairy tale stage), (2) tahap
kenyataan (the realistic stage), dan (3) tahap individual (the individual stage). Anak usia 3-6
tahun masih berada pada tahap awal, yaitu tahap dongeng.
Ulwan menguraikan lima metode yang dapat dikembangkan untuk mempersiapkan anak
mencapai kematangan dalam nilai agama dan moral seperti berikut:
a) Pendidikan dengan keteladanan, memberikan contoh teladan kepada anak.
b) Pendidikan dengan pembiasaan. Pembiasaan merupakan perwujudan praktik nilai-nilai
keagamaan melalui kegiatan rutin sehari-hari.
c) Pendidikan dengan nasihat. Pendidik perlu memberikan bimbingan dan arahan tentang
nilai-nilai agama melalui pemberian nasihat.
d) Pendidikan dengan memberi perhatian. Pendidik hendaknya senantiasa memperhatikan
dan mengawasi spiritual anak dengan mengajak anak mengerjakan kebaikan.
e) Pendidikan dengan memberi hukuman. Hukuman merupakan pilihan pengembangan
anak yang terakhir. Namun, alangkah baiknya jika penggunaan hukuman tidak
dilakukan.
D. Pengembangan Sosial Emosional
1. Pengembangan Sosial
Perkembangan sosial anak prasekolah ditandai dengan bermulanya perkembangan
persahabatan.
Ketika berhadapan dengan temannya, anak usia tiga tahun sudah mulai menunjukkan
sikap yang seringkali lebih sabar, lebih mudah bekerja sama, lebih positif, dan lebih
sedikit menunjukkan ketidaksetujuan (Strufe, Cooper, dan De Hart, 1992, dikutip
Drisscoll, 2005).
Anak juga sudah mulai memiliki kecenderungan memilih teman bermainnya (preferensi
sosial).
Anak juga mulai mengembangkan kompetensi sosial.
Preferensi sosial dan kecakapan sosial yang dimiliki anak sejalan dengan tahapan
perkembangan psikososial nya.
Anak akan menerima sejumlah tanggung jawab yang lebih menantang, seperti tanggung
jawab terhadap perilaku yang diperbuat atau mainan yang dimiliki.
Pengembangan tanggung jawab ini akan menimbulkan prakarsa/inisiatif dalam diri anak.
Dodge (2009) memaparkan bahwa anak usia tiga tahun sedang belajar untuk
membangun kepercayaan terhadap lingkungan terdekatnya dengan lebih baik.
2. Pengembangan Emosional
Anak usia 3-4 tahun telah mampu mengekspresikan perasaannya
Anak mulai menggunakan sejumlah istilah untuk menunjukkan emosinya
Anak sudah mempelajari penyebab dan konsekuensi dari perasaan tersebut
Kegiatan Belajar 2: Urgensi dan Prinsip Pengembangan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Karakteristik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4
Tahun dengan Pendekatan Berpusat pada Anak
Pendekatan berpusat pada anak merupakan sebuah pendekatan yang menitikberatkan pada
pentingnya kedudukan anak dalam kegiatan pengembangan. Pendekatan berpusat pada anak
memiliki karakteristik berikut.
1. Menggunakan pembelajaran tematik, yaitu sebuah perencanaan kegiatan pengembangan
perilaku dan kemampuan dasar yang berbasis pada tema.
2. Pusat minat anak artinya kegiatan pengembangan perlu berangkat dari minat masing-
masing anak.
3. Developmentally Appropriate Practice (DAP) adalah sebuah praktik yang berorientasi pada
perkembangan.
4. Penggunaan multimetode dalam pembelajaran.
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai dasar
menyusun kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran tematik lebih menekankan
pada keterlibatan anak secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman
langsung, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
2. Prinsip Pembelajaran Tematik
a. Menyediakan kesempatan untuk terlibat langsung dengan objek sesungguhnya
b. Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anaku
c. Membangun kegiatan berdasarkan minat anak
d. Membantu anak membangun pengetahuan baru melalui pengalaman nyata
e. Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk mengembangkan seluruh
aspek perkembangan
f. Memenuhi kebutuhan anak untuk kegiatan serta gerak fisik, interaksi sosial,
kemandirian, dan konsep diri yang positif
g. Memberikan kesempatan menggunakan kegiatan bermain untuk mewujudkan
pengalaman kepada pemahaman
h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang, dan pengalaman dirumah
3. Kelebihan Pembelajaran Tematik
a. Anak mudah memusatkan perhatian pada tema atau topik tertentu
b. Anak dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang
pengembangan dalam tema yang sama
c. Pemahaman terhadap materi pengembangan lebih mendalam dan berkesan
d. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar
e. Anak lebih semangat dalam belajar
f. Menghemat waktu
B. Pusat Minat Anak
Pusat minat anak dapat dimaknai sebagai sebuah wahana atau pusat kegiatan anak berdasarkan
hal-hal yang disukai anak dalam bermain. Pada beberapa literatur, model pembelajaran sentra
seringkali disebut sebagai learning center atau corner activity. Dalam implementasinya di
lembaga PAUD, untuk menciptakan pembelajaran dengan pusat minat (sentra) ini, pada
umumnya lembaga menjadikan satu ruangan sebagai satu sentra pembelajaran. Beberapa
sentra yang pada umumnya dibuka di kelas untuk anak usia 3-4 tahun sebagai berikut:
1. Sentra Bermain Peran. Sentra ini mewakili komunitas dan suasana rumah sehingga anak
dapat berperan berdasarkan kepercayaan, budaya, dan karakteristik masyarakatnya. Sentra
ini sangat penting ada dalam kegiatan pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak
usia dini karena sentra tersebut secara khusus menjembatani antara kegiatan di sekolah dan
di rumah.
2. Sentra Balok, merupakan tempat anak untuk bermain kontruksi atau pembangunan.
Keberadaan sentra balok bagi anak usia dini sangat penting. Menurut Piaget dan Smilansky
(1997), pada periode ini anak sedang berada dalam tahapan bermain konstruktif atau
pembangunan. Anak perlu difasilitasi dengan benda-benda yang dapat dibangun, disusun,
ditumpuk, dan dibentuk menjadi sesuatu yang berbeda seperti bermain balok. Balok yang
dipergunakan sebaiknya difokuskan untuk menggunakan balok tanpa warna atau natural.
Hal tersebut bertujuan agar anak dapat berimajinasi pada konstruksi bukan pada
pengklasifikasian warnanya.
3. Sentra Persiapan, adalah tempat mendukung minat anak dalam mempersiapkan munculnya
kesiapan membaca, menulis, dan berhitung. Kegiatan di sentra persiapan ininharus
dilaksanakan dalam suasana bermain, bukan mendrill anak dengan banyak lembar kerja.
4. Sentra Musik dan Gerak. Sentra musik dengan berbagai jenis alat musiknya dapat
mengembangkan seluruh panca indera anak, memperkuat otot halus dan kasar, serta
mendorong seni dan kreativitasnya sehingga sangat mendukung pengembangan perilaku
dan kemampuan dasar anak usia 3-4 tahun.
5. Sentra Seni. Seni adalah suatu saluran yang memberikan kesempatan pada anak-anak untuk
menyampaikan apa yang mereka tidak mampu katakan dengan kata-kata. Kegiatan seni
pada anak termasuk pengembangan estetika. Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat
menyadari keindahan alam dan mengapresiasinya dengan baik.
6. Sentra Pasir dan Air. Area bermain ini sebaiknya bertempat diluar ruangan dan diletakkan
dekat dengan sumber air. Melalui sentra ini, anak mendapatkan kesempatan untuk
berkembang melalui kegiatan bermain pasir dan air.
C. Kesesuaian Dengan Perkembangan Anak (DAP)
DAP merupakan metodologi yang dilandasi pada pemikiran mengenai perkembangan anak.
Anak dapat berkembang melalui serangkaian tahapan yang dapat diramalkan. DAP juga dapat
dikatakan sebagai standar kelayakan dalam pengembangan kegiatan anak karena berisi program
yang disesuaikan dengan perkembangan yang bertujuan untuk menstimulasi anak menemukan
jawaban sendiri terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan. DAP merupakan
kerangka kerja, filosofi, dan pendekatan yang memandu setiap guru dapat mengembangkan
program perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Kegiatan Belajar 2: Penggunaan Multimetode dalam Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
dengan Pendekatan yang Berpusat pada Anak
A. Multimetode
1. Metode Bercakap-cakap, merupakan salah satu metode pembelajaran yang ditandai dengan
adanya komunikasi lisan antara guru dan anak atau anak dan anak.
2. Metode Tanya Jawab, dideskripsikan dengan suatu proses pembelajaran yang ditandai
dengan terjadinya proses pertukaran komunikasi yang berorientasi pada "menanyakan" dan
"menjawab pertanyaan yang diberikan".
3. Metode Bercerita, ditandai dengan guru memberikan pengalaman belajar kepada anak
melalui pembacaan cerita secara lisan.
4. Metode Pemberian Tugas, merupakan salah satu metode saat guru memberikan pekerjaan
kepada anak untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
5. Metode Karyawisata, merupakan suatu metode yang memungkinkan guru mengajak anak
berkunjung ke suatu tempat tertentu untuk mempelajari suatu hal secara mendalam dan
konkret.
6. Metode Demonstrasi, guru perlu mengkonkretkan penjelasan yang diberikan.
7. Metode Bermain Peran, akan dilakukan oleh anak untuk memerankan suatu tokoh
pilihannya dalam bentuk makro dan mikro. Peran makro, anak memerankan secara langsung
tokoh sesuai keinginannya. Sedangkan peran mikro, anak memainkan peran dengan alat
bantu seperti boneka.
8. Metode Eksperimen, ditandai dengan kegiatan guru bersama anak yang mencoba
mengerjakan sesuatu, mengamati,dan melaporkan proses percobaan tersebut.
9. Metode Proyek, dilakukan melalui penyelidikan dalam waktu yang lama.
B. Kriteria Pemilihan Metode
1. Metode dipilih berdasarkan rencana pembelajaran tematik yang sudah dibuat oleh guru
2. Terdapat metode yang tidak berdiri sendiri, tetapi bisa dilakukan bersama dengan metode
lainnya
3. Urutan langkah pelaksanaannya perlu diperhatikan
4. Metode bermain peran untuk anak usia 3-4 tahun belum mengarah pada kegiatan bermain
sosiodrama
5. Metode yang tepat harus diiringi dengan penyesdiaan media pembelajaran yang tepat dan
memadai.
Modul 4
Metode-Metode dalam Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 2: Hakikat Metode Pemberian Tugas, Karya Wisata, dan Proyek
Kegiatan Belajar 3: Metode Demonstrasi, Metode Bermain Peran, dan Metode Eksperimen
A. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan
pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan
meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Dapat juga dikatakan sebagai suatu metode
untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu
cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa/kejadian. Misalnya kegiatan keterampilan
yang berupa melipat, menggunting, membentuk. Dalam kegiatan sains misalnya
membuktikan pencampuran warna.
2. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi
a. Manfaat Metode demonstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum sebagai berikut:
1) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
2) Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil.pembelajaran lebih melekat dalam diri anak
b. Tujuan metode demonstrasi
Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan.
3. Beberapa Tema Sasaran Metode Demonstrasi
Alternatif tema yang cocok menggunakan metode demonstrasi untuk anak usia dini sebagai
berikut:
a. Tema binatang. Misalnya dalam kegiatan membentuk binatang dari plastisin, melipat
binatang, dan menggunting pola binatang.
b. Tema pakaian. Misalnya dalam kegiatan menggunting pola pakaian atau menjahit.
c. Tema kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Misalnya dalam mendemonstrasikan cara
gosok Gigi yang benar atau cara makan.
d. Tema rumah. Misalnya dalam mendemonstrasikan cara membuat bangunan dari balok-
balok, menjiplak bentuk rumah, menusuk, atau merobek bentuk rumah.
e. Tema kendaraan/ transportasi. Misalnya dalam menggambar bentuk kendaraan atau
membentuk dari plastisin.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
a. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses.
2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
4) Perhatian anak dapat lebih dipusatkan.
5) Anak dapat ikut serta aktif
6) Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anaknhendak
mencoba sendiri.
7) Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat dinyatakan langsung saat suatu
proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
b. Kekurangan Metode demonstrasi sebagai berikut:
1) Anak didik sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan dipertunjukkan.
2) Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
3) Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.
4) Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen, ada kemungkinan anak menjadi lupa
dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman
belajar bagi anak.
5. Rancangan Kegiatan Demonstrasi
a. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi
b. Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih
c. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan
d. Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi
e. Menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi
B. Metode Bermain Peran
1. Pengertian Bermain Peran
Metode bermain peran ini dikategorikan sebagai metode belajar yang berumpun pada
metode perilaku yang diterapkan dalam kegiatan pengembangan. Karakteristiknya adalah
kecenderungan memecahkan tugas belajar dalam sejumlah perilaku yang berurutan,
konkret, dan dapat diamati. Esensi bermain peran ditujukan untuk membantu individu agar
memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sekaligus berupaya
memahami perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang mendasarnya.
2. Tujuan dan Manfaat Bermain Peran
Mengenai manfaat Metode bermain peran, Fledman berpendapat bahwa dalam arean
drama, anak-anak memiliki kesempatan untuk bermain peran dalam situasi kehidupan yang
sebenarnya, melepaskan emosi, mempraktikkan kemampuan berbahasa, membangun
keterampilan sosial, dan mengekspresikan diri dengan kreatif. Penggunaan metode ini juga
memupuk adanya pemahaman peran sosial dan melibatkan interaksi verbal paling tidak
dengan satu orang lain, membantu anak untuk mempelajari lebih dalam dirinya sendiri,
keluarganya, dan masyarakat sekitarnya.
Tujuan bermain peran sebagai berikut:
a) Anak dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan.
b) Memperoleh wawasan tentang sikap-sikap, nilai-nilai, dan persepsinya.
c) Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
d) Mengembangkan kreativitas dengan membuat jalan cerita atas inisiatif anak.
e) Melatih daya tangkap
f) Melatih daya konsentrasi
g) Melatih membuat kesimpulan
h) Membuat pengembangan kognitif
i) Membantu perkembangan fantasi
j) Menciptakan suasana yang menyenangkan
k) Mencapai kemampuan berkomunikasi secara spontan
l) Membangun pemikiran yang analitis dan kritis
m) Membangun sikap positif dalam diri anak
n) Menumbuhkan aspek afektif
o) Untuk membawa situasi yang sebenarnya ke dalam bentuk simulasi
p) Untuk membuat variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan
3. Perkembangan Awal Bermain Peran/Simbolis dan Pola Interaksi Sosial dalam Bermain Peran
Tahap-tahap pengembangan bermain peran
1) Awal pura-pura
2) Pura-pura dengan dirinya
3) Pura-pura dengan yang lain
4) Pengganti
5) Pura-pura dengan objek atau orang
6) Agen aktif
7) Urutan yang belum berbentuk cerita
8) Urutan cerita
9) Perencanaan
4. Tema-tema Bermain Peran
Tema-tema yang dipilih, antara lain tema aku, keluargaku, rumahku, sajak kanak-kanak,
kebun binatang, praktik dokter, rumah sakit, rumah sakit hewan, pesta ulang tahun,
perjalanan liburan, pantai, kehidupan laut, salon, toko sepatu, toko pakaian, reuni keluarga,
pernikahan, rumah makan, hutan, pengarang atau ikustrator, kegiatan berkemah, musisi,
kebun sayur dan pasar.
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Bermain Peran
a. Kelebihan metode bermain peran
1) Melibatkan anak secara aktif
2) Anak memperoleh umpan balik yang cepat
3) Memungkinkan siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi
4) Sangat menarik minat dan antusiasme anak
5) Guru dapa mengajar pada lingkup yang luas
6) Mendukung anak berpikir kritis dan analitis
7) Menciptakan percobaan situasi kehidupan
b. Kelemahan Metode bermain peran
1) Perlu dibangun imajinasi yang sama antara guru dan anak
2) Sulit menghadirkan elemen situasi penting seperti yang sebenarnya
3) Jalan cerita biasanya berlangsung singkat
C. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan cara
mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Misalnya mencampur warna,
menimbang berat badan, dan menanam biji. Metode eksperimen adalah suatu cara
pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan
menemukan pengetahuan sendiri serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu atau
fenomena disekitarnya.
2. Manfaat dan Tujuan Metode Eksperimen
Manfaat yang dapat diraih melalui metode ini akan berdampak pada seluruh aspek
perkembangan anak, yaitu:
a) Aspek bahasa, kegiatan eksperimen mendorong anak untuk mengkomunikasikan ide
dan pikirannya serta hasil temuannya. Anak juga mendapatkan kosa kata baru serta
dapat menceritakan kembali kegiatan yang telah dilakukan.
b) Aspek fisik motorik, motorik anak dapat dikembangkan terutama motorik halus seperti
anak terlibat dalam kegiatan menuang, mencampur, dan mengaduk.
c) Aspek seni, unsur seni dalam eksperimen bersifat insidental, tergantung pada jenis
kegiatan yang diujicobakan.
d) Aspek sosial emosi, ketika melakukan kegiatan eksperimen terdapat kerjasama
antarindividu untuk menghasilkan sesuatu.
e) Aspek moral agama, dalam setiap kegiatan eksperimen, terselip nilai-nilai agama berupa
kebesaran ciptaan Tuhan, yaitu dalam proses perubahan dan hasil yang ditemukan.
Selain itu, terbangun juga nilai moral seperti kemanfaatan temuan untuk kepentingan
sesama, menghargai kelestarian alam, dan tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas,
menjaga kebersihan serta kedisiplinan.
Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak sebagai berikut:
a) Menjelaskan proses terjadinya sesuatu
b) Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu
c) Membuktikan kebenaran sesuatu
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
a. Kelebihan metode eksperimen:
1) Membuat anak didik lebih percaya pada kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri
2) Dapat lebih mengembangkan sikap dan menyalurkan rasa ingin tahu anak
3) Dapat membina manusia yang dapat mengembangkan inovasi baru dari hasil
percobaan
4) Anak dapat mengalami langsung ataupun tidak langsung suatu peristiwa sebagai
pengalaman belajar
5) Dapat menerapkan prinsip belajar yang mengaktifkan anak secara utuh
6) Bersifat student centered, yaitu anak sendiri yang mengolah bahan atau materi yang
dipelajari
7) Dapat mengembangkan sikap berpikir ilmiah
8) Dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak didik terhadap amasalah yang akan
dipecahkannya
b. Kelemahan Metode Eksperimen:
1) Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen tidak tersedia dalam jumlah
yang cukup sehingga tidak setiap anak didik memperoleh kesempatan
bereksperimen.
2) Proses eksperimen ada yang membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dapat
membuat anak bosan yang dapat mengurangi minat rasa ingin tahunya.
3) Kebanyakan metode ini hanya cocok untuk konsep sains.
4) Metode ini memerlukan alat, fasilitas, dan bahan yang lengkap sehingga jika ada
salah satu alatnya kurang, eksperimen akan berjalan kurang baik.
5) Faktor keselamatan kerja juga perlu diperhitungkan secara matang.
6) Eksperimen yang memerlukan waktu panjang tidak praktis.
4. Bentuk-bentuk Eksperimen
a. Berdasarkan struktur kegiatan
1) Formal. Eksperimen formal adalah ekperimen yang direncanakan oleh pendidik.
2) Informal. Pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Anak bekerja
dengan cara mereka sendiri. Anak bebas memilih aktivitas yang menarik dan
diamatinya. Pada kegiatan ini, peralatan dan bahan harus disediakan dalam jumlah
banyak dan beragam sehingga akan mendorong anak untuk mencari tahu sendiri
jawaban atas pertanyaan mereka.
3) Insidental. Kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan menghasilkan
sesuatu yang tak terduga.
b. Berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain
1) Eksperimen tunggal. Metode yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan metode
percobaan itu sendiri.
2) Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan masalah. Metode ini
menciptakan situasi saat anak dihadapkan pada suatu permasalahan, kemudian
memprediksi solusinya (hipotesis) dan menguji dugaannya tersebut dengan
percobaan dan merumuskan hasil berupa solusi yang diperlukan.
3) Eksperimen terintegrasi dalam metode demonstrasi. Bentuk ini merangkaikan
metode demonstrasi dan eksperimen. Kegiatan dimulai dengan demonstrasi oleh
pendidik, kemudian anak menirukan atau mengembangkannya di bawah
pengawasan pendidik.
4) Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi. Bentuk ini mencoba
memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan cara mengujinya
(melakukan percobaan). Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan
memperkirakan (estimasi) sesuatu, misalnya perkiraan waktu, luas, ataupun ruang.
Modul 5
Pengembangan Moral dan Nilai Agama untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Batasan dan Prinsip Pengembangan Moral dan Nilai Agama
Kegiatan Belajar 2: Implementasi dan Penilaian Pengembangan Moral dan Nilai Agama Melalui
Berbagai Metode
Modul 6
Pengembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Batasan dan Prinsip Pengembangan Sosial dan Emosi
A. Batasan Pengembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 3-4 Tahun
1. Sosial
a. Pengertian sosial
Perkembangan sosial merupakan suatu proses pemeriksaan kemampuan untuk
berperilaku yang sesuai dengan keinginan yang berasal dari tuntutan dan harapan-
harapan sosial yang berlaku di masyarakat serta dari dalam diri seseorang.
b. Proses penanaman nilai sosial
Alur proses sosialisasi pada setiap individu mulai sejak lahir sampai ia menjadi dewasa
yaitu mulai dari proses imitasi (peniruan), proses identifikasi, dan proses internalisasi.
c. Tahap perkembangan sosial
1) Pasca lahir, anak lebih suka ditinggalkan tanpa diganggu. Merasa senang saat kontak
dengan tubuh ibu.
2) 1 - 3 bulan, merasakan kehadiran ibu dan memandang ke arahnya apabila ibu
mendekati.
3) 6 bulan, penuh minat terhadap segala sesuatu yang sedang terjadi di sekitarnya.
4) 9 - 12 bulan Mulai memahami dan mematuhi perintah sederhana.
5) 18 - 21 bulan, ketergantungan terhadap orang lain terhadap bantuan, perhatian,
dan kasih sayang.
6) 2 - 2 1/2 tahun, mempunyai minta yang besar dalam hal mengumpulkan kata-kata
7) 3 - 5 tahun, berbicara bebas pada dirinya sendiri, orang lain, bahkan mainannya,
berbicara dengan lancar, serta bermain dengan kelompok.
d. Perilaku sosial anak dalam bermain
Ada beberapa perilaku sosial anak dalam kegiatan bermain sebagai berikut:
1) Perilaku tidak peduli
2) Perilaku penonton
3) Sosial sendiri
4) Sosial berdampingan
5) Sosial bersama
6) Sosial bekerjasama
2. Emosi
a. Pengertian emosi
Emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan gejolak penyesuaian diri dalam dan
melibatkan hampir keseluruhan diri individu.
b. Perbedaan emosi dan perasaan
Emosi meliputi semua perasaan yang bergejolak serta mempengaruhi individu secara
fisik. Emosi mempengaruhi individu, sedangkan perasaan hanya terkait dengan rohani.
Emosi menguasai individu dalam kontrolnya dan selalu berhububga dengan kejadian
yang memiliki arti pribadi, sedangkan perasaan tidak. Emosi berlangsung relatif singkat,
sedangkan perasaan berlangsung lama.
c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi
1) Faktor kematangan, berhubungan dengan perkembangan kelenjar endokrin.
2) Faktor belajar, berhubungan dengan pengalaman belajar anak seperti dalam
berinteraksi dengan orang lain.
d. Karakteristik perkembangan emosi anak usia 3-4 tahun
1) Lebih mudah bergaul dengan orang dewasa dan orang lain
2) Mampu menahan tangis dan kecewa
3) Sabar menunggu giliran
4) Antusias dalam berkegiatan
5) Melatih kemandiriannya dengan membantu ibunya
6) Menunjukkan rasa kasih sayang kepada saudaranya
7) Menaruh minat pada kegiatan orang dewasa
8) Mengenal sopan santun
e. Mengenali emosi anak usia dini
Ada beberapa cara mengenali emosi anak, antara lain afeksi (kasih sayang), anciety
(cemas), attachment (ikatan kasih sayang), cemburu, depresi, deskruktif, phobia,
gembira, hipersensitif, impulsif, malu, marah, menggigit mengingau, mengisap jempol,
mimpi buruk, ngompol, rasa tidak aman, separation (keterpisahan), stress, takut,
tempertantrum.
B. Prinsip Pengembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 3-4 Tahun
Dalam buku yang ditulis oleh Elias dkk (1999), prinsip pengembangan emosi anak sebagai
berikut:
1) Sadari perasaan sendiri dan perasaan orang lain
2) Tunjukkan empati dan pahami cara pandang orang lain, lalu atur dan atasi dengan positif
gejolak emosional dan perilaku
3) Berorientasi pada tujuan dan rencana positif
4) Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan
Modul 7
Pengembangan Bahasa untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Modul 8
Pengembangan Matematika untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Modul 9
Pengembangan Sains dan Teknologi untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 2: Implementasi dan Penilaian Pengembangan Sains dan Teknologi Melalui Berbagai
Metode
A. Implementasi Pengembangan Sains dan Teknologi melalui Berbagai Metode
1. Keterampilan Proses Sains
Lembaga Sains Amerika AAAS (American Association for the Advencement of Science)
merumuskan 10 keterampilan atau kemampuan proses dalam pembelajaran sains, sebagai
berikut:
a) Keterampilan bertanya
b) Keterampilan mengamati
c) Keterampilan membandingkan
d) Keterampilan mengelompokkan
e) Keterampilan mengukur
f) Keterampilan komunikasi/menulis deskriptif
g) Keterampilan berpikir analisis dan logis
h) Keterampilan memecahkan masalah
i) Keterampilan menginterpretasi
j) Keterampilan menghipotesis
2. Implementasi Pembelajaran Teknologi untuk Anak Usia Dini
Penerapan pembelajaran teknologi untuk anak usia dini sebaiknya disajikan dalam bentuk
tematik. Penyajian pembelajaran teknologi perlu menggunakan metode-metode
pembelajaran konkret yang membuat anak aktif dan terlibat secara langsung, misalnya
metode observasi, demonstrasi, praktik langsung, eksperimen, dan bermain peran.
3. Ruang Lingkup
a. Ruang lingkup sains untuk anak, meliputi dua aspek yaitu (1) Kerja ilmiah mencakup
penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah, serta (2) Pemecahan konsep dan penerapannya yang
mencakup makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi (sifat-sifat dan
kegunaannya), energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta
b. Ruang lingkup teknologi untuk anak, mencakup dua aspek, yaitu (1) Pengenalan konsep
dan penerapannya seperti pengenalan alat-alat teknologi yang dekat dengan lingkungan
anak, alat-alat teknologi sederhana, tokoh-tokoh penemu teknologi, belajar dan
bermain, serta (2) Kerja ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah
melalui pembuatan alat-alat berteknologi sederhana.
4. Berbagai Metode dalam Pembelajaran Sains dan Teknologi
Metode yang digunakan bertujuan untuk memudahkan pendidik dalam memberikan
pemahaman dan keterampilan sains dan teknologi yang perlu dimiliki anak. Metode yang
digunakan merupakan metode yang menarik dan menyenangkan. Beberapa metode yang
digunakan yaitu observasi, pemberian tugas, dan eksperimen.
B. Penilaian Pengembangan Sains dan Teknologi
Terkait dengan proses, penilaian yang tepat untuk kegiatan sains dan teknologi adalah penilaian
pengamatan (observasi) dengan teknik ceklis dan penilaian unjuk kerja (performance). Terkait
dengan hasil, penilaian yang tepat adalah penilaian hasil karya (product)
Modul 10
Pengembangan Studi Sosial untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Batasan dan Prinsip Pengembangan Studi Sosial
A. Batasan Pengembangan Studi Sosial
1. Pengertian Studi Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia, hubungan antara usia, serta dengan
lingkungan sekitar manusia itu sendiri. Melalui studi sosial, anak akan belajar banyak hal
tentang semua peristiwa dan proses kehidupan yang berlangsung dalam lingkungan
sekitarnya. Sejak usia dini, anak mulai dikenalkan dengan berbagai keberagaman sehingga
anak mengenal adanya perbedaan setiap individu dalam kehidupan di masyarakat.
Kemampquan anak dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya itu terkait
dengan pengembangan kemampuan sosial anak. Menurut Patmonodewo (2003: 31),
perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak
dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat tempat anak
berada. Kemampuan sosial penting dikembangkan karena berkaitan dengan kemampuan
anak untuk beradaptasi dengan baik di lingkungannya. Melalui pengembangan sosial, anak
mendapatkan banyak pengetahuan sosial sebagai berikut:
a. Membangun pemahaman diri,
b. Menjalin hubungan dengan orang lain, baik keluarga, teman sebaya, maupun orang
dewasa di luar keluarga,
c. Bersosialisasi dalam kelompok,
d. Membantu anak memperoleh pengetahuan akademis dan kemampuan intelektual yang
dibutuhkan dalam masyarakat,
e. Mengenal adanya peraturan dalam kehidupan yang berfungsi untuk membatasi
perilaku, perasaan, dan sikap mereka.
2. Komponen Studi Sosial yang Dipelajari oleh Anak
Tujuan dari ilmu sosial adalah membantu anak usia dini untuk mengembangkan
kemampuan agar dapat membuat keputusan yang beralasan sebagai bagian dari warga
masyarakat yang demokratis dalam keragaman budaya di dunia yang saling tergantung.
Menurut Parker (2009: 4) mengemukakan bahwa dua tujuan utama pengetahuan sosial
untuk anak usia dini adalah memberikan pemahaman sosial dan merancang kurikulum
untuk pembelajaran sosial dan menetapkan tujuan pembelajaran.
BerdasarkanBerdasarkan Curriculum Standards for Social Studies yang dibuat oleh National
Council for the Social Studies (NCSS), ada 10 hal yang dapat dipelajari anak melalui
pembelajaran sosial, yaitu:
a. Budaya,
b. Waktu, kesinambungan, dan perubahan,
c. Orang, tempat, dan lingkungan,
d. Perkembangan individu dan identitas,
e. Individualitas, kelompok, dan institusi,
f. Kekuatan, kekuasaan, dan pemerintah,
g. Produksi, distribusi, dan konsumsi,
h. Sains, teknologi, dan kehidupan masyarakat,
i. Hubungan global dan kebebasan,
j. Kewarganegaraan.
B. Prinsip Pengembangan Studi Sosial
Dalam pembelajaran studi sosial, anak perlu diberikan kesempatan untuk membangun
pengetahuan dan keterampilannya melalui pengalaman yang bermakna. Hal terpenting dalam
pengembangan studi sosial adalah melibatkan anak secara aktif dalam kelas dan memberikan
kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dalam kegiatan di kelas. Aktivitas pembelajaran
dalam pengembangan studi sosial seharusnya dapat mengajarkan anak tentang belajar untuk
bekerja sama serta mengembangkan keterampilan dalam mengamati, membaca, menulis,
wawancara, proses inquiry, dan belajar dengan berbagai pilihan kegiatan (Mindes, 2006).
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan anak dalam memahami pengetahuan sosialnya
harus dilakukan anak dalam memahami pengetahuan sosialnya harus dilakukan dalam kegiatan
yang menarik dengan suasana yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran dapat
dikembangkan secara kreatif oleh pendidik di sekolah. Pembelajaran studi sosial harus dapat
memberikan pengalaman bermakna agar anak lebih mudah memahami konsep studi sosial.
Kegiatan pengembangan studi sosial dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pembelajaran yang lain.
Kegiatan Belajar 2: Implementasi Pengembangan Studi Sosial Melalui Berbagai Metode Pembelajaran
Moduk 11
Seni adalah ungkapan cinta manusia terhadap karya Tuhan, bukan terhadap karya
manusia itu sendiri. Dunia diciptakan Tuhan dengan segala harmonisasi alam yang bisa
ditangkap indra manusia sehingga bisa dikomunikasikan kembali dalam bentuk seni. Melalui
pengembangan seni, beragam aspek perkembangan anak dapat tumbuh secara optimal dan
maksimal. Tentu saja hal ini dengan memperhatikan beragam prinsip pengembangan seni untuk
anak usia dini.
A. Batasan Pengertian Pengembangan Seni
Dari beberapa defenisi Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang seni dapat disimpulkan
bahwa istilah seni menyangkut dua hal, yaitu hasil karya seni dan proses seni itu sendiri. Pada
anak usia dini, seni memberikan pengalaman visual, taktil, dan sensori serta cara yang sangat
khusus untuk memahami hal-hal yang ada dan terjadi di dunia sekitar anak.
Dodge dkk (2002) dalam Gunarti, dkk (2019) menyatakan bahwa konten seni mencakup
menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari adalah mengekspresikan ide
ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik dan menyampaikan perasaan. Musik
adalah mengombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang
menyenangkan. Drama adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni
juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, membentuk dengan tanah liat atau
materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, dan mengecap dengan stempel.
Pengalaman seni akan memberikan kesempatan kepada anak-anak, untuk :
a. Mengekspresikan ide dan perasaan mereka tentang dunia sekitarnya;
b. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengomunikasikan ide dan
mengekspresikannya
c. Banyak akal dan kreatif
artistik.
B. Prinsip Pengembangan Seni
Mayesky (1990) dalam Gunarti, dkk (2019) menjabarkan bahwa terdapat beberapa
prinsip yang harus diperhatikan oleh guru ketika akan melakukan pengembangan seni kepada
anak-anak, yaitu sebagai berikut :
a. Terimalah anak sesuai dengan evel perkembangannya saat ini
b. Sediakan lingkungan yang nyaman bagi anak
e. Sediakan peralatan dan aktivitas kreatif yang dapat membuat anak bekerja dan
menyelesaikan pekerjaannya sendiri
f. Jadilah fasilitator
Metode Pembelajaran
Menari adalah aktivitas menggerakkan tubuh untuk mengeksplorasikan gagasan
merespon musik dan mencurahkan perasaan. menari memiliki tujuan untuk
mendemonstrasikan suatu keterampilan motorik misalnya: berlari melompat meloncat dan
lain-lain. melatih keseimbangan saat bergerak, menempatkan diri dalam peran dan situasi
tertentu serta memahami dan mengikuti instruksi.
Gerakan tari pada anak usia dini umumnya bersifat Pengulangan dari 5 sampai 6
gerakan ditambah variasi formasi yang sederhana. hal penting yang perlu diperhatikan oleh
pendidik adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologi anak saat ingin menari.
memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu gerakan tari, terlebih harus
sempurna hanya akan membuat kondisi anak menjadi semakin buruk dan tidak
mengembangkan kreativitas mereka.
Kegiatan kreatif tari dapat berupa berikut ini:
a) Bergerak bebas mengikuti irama lagu atau instrumen.
Metode Pembelajaran
Musik adalah kombinasi suara atau instrumen untuk mengkreasi melodi dan bunyi
yang teratur. musik memiliki tujuan untuk memahami dan mengulangi pola, menunjukkan
kesadaran akan konsep dan urutan, memahami angka dan hitungan, menyimak dan
membedakan suara, memahami instrumen lisan dan lain-lain.
Menurut beberapa peneliti, musik sudah dapat distimulasi kan sejak anak masih
berada dalam kandungan karena dianggap mampu menstimulasi kerja neuron neuron pada
otak anak. bagaimanapun musik akan sangat membantu anak dalam melatih kemampuan
menyimak, konsentrasi, serta menambah perbendaharaan kosakatanya.
Kegiatan kreatif musik dapat berupa hal berikut:
a) Bernyanyi dengan bermain ekspresi
Metode Pembelajaran
Bermain drama adalah mengekspresikan cerita melalui ASI dan dialog titik Biasanya
berupa gerakan badan anak yang bisa mengkomunikasikan pesan bermain drama memiliki
tujuan Memahami dan me-manage diri dalam peran dan situasi tertentu serta bersihkan
kata-kata.
Seperti halnya kegiatan musik Oma bermain dramatisasi juga banyak membantu
anak dalam membangun ingatan, perbendaharaan kata serta imajinasi titik kegiatannya
dapat terbagi menjadi kegiatan bermain peran ataupun sosiodrama. pada saat bermain
peran unsur simbolik dan Make Believe Play Sangat terlihat. Berikut ini adalah contoh
kegiatan bermain drama yang dapat dilakukan melalui metode bermain peran dan
sosiodrama
a) Bermain peran sebagai polisi, dokter, seorang ibu guru, sebagai ibu, tukang kayu,
koki, penyiar, pemain musik, dan lain-lain
b) Menggunakan benda-benda di sekitar sebagai telepon mesin komputer/laptop
kendaraan, bayi/adiknya, alat musik binatang, Serta peralatan dan perlengkapan
profesi seperti suntikan, botol obat pistol,, stetoskop dan lain-lain
c) Menggunakan balok-balok untuk bermain make-believer seperti suasana
perjalanan dengan pesawat atau bus sekolah, cerita ksatria dan penjahat dan
sebagainya.
B. Penilaian Pengembangan Seni
Dengan mengacu pada paparan tentang seluk beluk penilaian serta paparan tentang
pengembangan seni dan komponennya Ada banyak ragam bentuk penilaian yang dapat
dilakukan titik berikut ini adalah contoh penilaian yang dilakukan pada beberapa komponen
seni yang disesuaikan dengan kekhasan kegiatannya. dengan demikian kita dapat
menentukan fokus penilaian, desain penilaian dan alat pengumpulan data yang sesuai.
Contoh Penilaian
Fokus penilaian : gerakan dan ekspresi dalam kegiatan menari burung kutilang
Alat Pengumpul Data : ceklis
Nama anak :
Observer :
Hari, tanggal :
Waktu, pukul.......s/d………
Beri tanda ( ) pada kemampuan yang ditunjukkan
Dengan melihat beragam kegiatan seni yang bisa dilakukan, ketiga jenis portofolio ini
bisa digunakan sebagai alat pengumpul data penilaian titik contohnya pada kegiatan seni
dan kerajinan tangan misalnya saat kegiatan membuat Lukisan cap tangan guru dapat
menggunakan display portofolio untuk mendokumentasikan kegiatan Dengan melakukan
pemotretan dan memajangnya di mading sekolah titik kemudian dapat juga menggunakan
showcase portofolio nilai-nilai yang berisi hasil karya anak didik dengan demikian jenis-jenis
alat pengumpul data penilaian ini dapat digunakan secara komprehensif sesuai dengan fokus
penilaian yang dituju.
Modul 12
Hakikat Pengembangan Musik dan Gerak untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Kegiatan Belajar 1: Batasan dan Prinsip Pengembangan Musik dan Gerak untuk Anak Usia 3-4
Tahun
A. Batasan dan Prinsip Pengembangan Musik dan Gerak untuk Anak Usia 3-4 Tahun
1. Pengertian Musik
Musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau
suara dan keadaan diam (sound and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam
urutan, kombinasi,dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung
ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau
suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi,
atau suasana hati.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik adalah ilmu atau seni menyusun nada
atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi
(suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
Menurut Bernstein & Picker (1972), musik adalah suara-suara yang diorganisasikan
dalam waktu, memiliki nilai seni, dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide
dan emosi dari komposer kepada pendengar.
2. Pengertian Gerak
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan,
baik hanya sekali ataupun berkali-kali.
Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik
keseimbangan awal. Suatu benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah
kedudukan terhadap benda lainnya, baik perubahan kedudukan yang menjauhi
ataupun yang mendekati.
3. Unsur-Unsur Musik
Melodi :Urutan nada, jangka waktu nada, bunyi nada, biasanya dilengkapi unsur
irama.
Irama/Ritme : Gerak teratur yang selalu mengikuti jalan melodi, tidak tampak dalam
lagu tapi dirasakan setelah lagu dialunkan.
Birama : ketukan-ketukan yang datang berulang-ulang dengan teratur dalam waktu
yang sama
Harmoni : keselarasan paduan bunyi.
Tangga nada : deretan nada yang disusun secara berjenjang
Tempo : cepat lambatnya suatu lagu dinyanyikan.
Dinamik : keras lembut lagu dan perubahannya.
Timbre : warna suara ditentukan oleh sumber bunyi.
Warna nada : suara dari alat musik.
4. Unsur-Unsur Gerak
Ruang (space) : wilayah yang bisa dijelajahi atau dijangkau
Tenaga (force) : kekuatan (ringan atau kuat) suatu gerakan dilakukan.
Waktu (time) : seberapa cepat atau lambat suatu gerakan dilakukan.
Alur/Aliran (flow) : seberapa “halus” atau “berombak” suatu gerakan dilakukan
Bentuk (shape) : cara yang berbeda saat kita bisa menekuk tubuh kita.
5. Faktor Pendukung Pengembangan Gerak
Kemampuan fisik
Kemampuan mental
Kemampuan emosional
Pendukung gerakan yang terampil
6. Kegunaan Pengembangan Musik dan Gerak
Kapasitas mental dan kecerdasan
Penguasaan fisik
Pengembangan aspek afektif
Pengembangan kreativitas
B. Prinsip-Prinsip Pengembangan Musik dan Gerak Untuk Anak Usia 3-4 Tahun
Seller (2008) mengungkapkan ada empat prinsip yang dapat dijadikan pedoman untuk
memberikan pengalaman musik dan gerak yaitu:
a. Buat “tantangan” di kelas bagi anak-anak melalui manuver mendengarkan musik.
Pilih musik dengan tempo sedang sehingga anak-anak dapat menyesuaikan setiap
kendala sesuai keterampilan motorik kasar mereka.
b. Berikan anak berbagai media seni untuk menciptakan sesuatu melalui
mendengarkan musik. Musik membantu meningkatkan proses kreatif juga
mengembangkan keterampilan motorik halus mereka.
c. Menetapkan gerakan motorik kasar tertentu untuk alat musik, seperti melompat
saat alat musik triangle dimainkan, berbaris ketika drum dimainkan, dll.
d. Gerakan berpindah juga dapat dilakukan dengan berbagai irama musik. Misalnya,
menginstruksikan anak untuk melangkah 1-2 irama secara mantap dan untuk
melompat panjang-pendek.
Kegiatan Belajar 2: Implementasi Perkembangan Musik dan Gerak Melalui Berbagai Metode
Pembelajaran dan Penilaian Pengembangan Musik dan Gerak
A. Implementasi Pengembangan Musik dan Gerak Melalui Berbagai Metode Pembelajaran
Bernyanyi dan bergerak bersama adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak.
Hal ini membantu setiap anak merasa menjadi bagian dari kelompok. Bahkan, anak-anak yang
cenderung pemalu di rumah merasa sedikit berani ketika bernyanyi dengan anak lain.
1. Ragam Aktivitas Pengembangan Musik dan Gerak untuk Anak usia 3 – 4 Tahun
c. Contoh implementasi metode bermain peran untuk pengembangan musik dan gerak
d. Contoh implementasi metode sosiodrama untuk pengembangan musik dan gerak
e. Contoh implementasi metode demonstrasi peran untuk pengembangan musik dan gerak
Dalam mengimplementasikan pengembangan musik dan gerak dengan menggunakan
berbagai metode pembelajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Karakteristik lagu atau nyanyian yang akan digunakan