Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Latar Belakang

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Takalar. Lembaga

pendidikan ini terletak di Jl. Tikolla Dg. Leo, Kelurahan Pattallassang,

Kecamatan Pattallassang Kab. Takalar..

2. Profil SMP Negeri 1 Takalar

a. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Takalar

b. NPSN : 40308548

c. Kategori Sekolah : SSN

d. Tahun Berdiri : 1959

e. Nama Kepala Sekolah : Dra. Hj. ST. Muliyati.,M.M

f. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

1) Luas Tanah : 5.217 m² SHM/HGB/Hak Pakai/Akta Jual

beli/Hibah

2) Luas Bangunan : 2.080 m²

g. Alamat : Jl. Tikolla Dg. Leo Kel. Pattallassang Kec.

Pattallassang Kab. Takalar

3. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi

Terciptanya insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan

berbudaya serta mampu berkompetisi dalam era globalisasi.

30
Misi

a) Melaksanakan pelajaran secara efektif, efisien untuk mencapai

kompetensi kelulusan

b) Mengoptimalkan kompetensi sumberdaya manusia dalam kegiatan

pembelajaran dan bimbingan

c) Melaksanakan bimbingan dan latihan untuk memotivasi siswa sehingga

mampu bersaing dalam berbagai kegiatan

d) Mengoptimalkan dan mendukung kerjasama dengan masyarakat, dunia

usaha dan menumbuhkan rasa bangga, percaya diri dan

bertanggungjawab pada sekolah, masyarakat dan bangsa.

e) Melaksanakan peningkatan kualitas beragama.

Tujuan

1) Melaksanakan proses belajar yang menyenangkan

2) Melestarikan seni budaya daerah

3) Para siswa memiliki ketrampilan dan kreatifitas sehingga mampu

memberi manfaat kepada orang lain.

4) Memiliki lingkungan sekolah yang bernuansa nilai-nilai IMTAQ dan

berbudaya daerah.

4. Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMP Negeri 1 Takalar

No Jenis Jumlah Ukuran (m²)

.
1. Ruang Kelas 21 < 63 m²
2. Ruang Kepala Sekolah 1 -
3. Ruang Guru & Tata Usaha 1 -
4. Ruang Kesenian 1 -
5. Ruang Keterampilan 1 -

31
6. Ruang Serbaguna 1 -
7. Perpustakaan 1 11x13
8. Lab. Bahasa 1 9x13
9. Lab. Multimedia 1 -
10. Lab. IPA 1 9x13
11. Lab. Komputer 1 9x13
12 Mushola 1 -
13. Ruang UKS 1 -
14. Lap. Olahraga 1 -
15. Kamar Kecil Siswa 3 -
16. Kamar Kecil Guru 1 -

5. Data Guru

Guru / Staff Jumlah Keterangan


Guru Tetap 46 Orang PNS
Guru Tidak Tetap 6 Orang Honorer
Staff Tata Usaha 4 Orang

6. Data Siswa dalam 3 Tahun Teraakhir

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah


Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Ajaran Siswa Rombel Siswa Rombe Siswa Rombe Siswa Rombel
l l
2011/2012 314 9 265 8 225 7 786 24
2012/2013 344 10 303 9 243 8 890 27
2013/2014 329 9 330 10 243 9 952 28
2014/2015 314 9 316 9 317 10 947 28
2015/2016 285 10 314 9 310 9 908 28

7. Gambaran Umum Identitas / Deskripsi Responden

Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1

Takalar. Penelitian ini mengambil responden dari siswa dengan asumsi bahwa

32
mereka lebih banyak kenal dengan guru Bahasa Daerah dan sudah lama

berinteraksi dengan guru-guru mereka dalam PBM, sehingga lebih memahami

karakteristik guru Bahasa Daerah dalam mengajar dan juga lebih bisa

memberikan penilaian tentang PBM mengajar guru yang ideal menurut

mereka.

Selain siswa sebagai responden, Kepala Sekolah, Waka Kurikulum,

Guru Bahasa Daerah dan Tata Usaha juga merupakan responden yang akan

membantu peneliti dalam pengambilan data penelitian ini. Pengambilan

responden dalam penelitian ini dengan sistem acak tanpa memberikan porsi

khusus untuk masing-masing sampel. peneliti hanya mengambil responden

/informan yang dinilai cocok.

B. Deskripsi dan Analisa Data

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Takalar yang berjumlah 285 siswa. Sedangkan yang menjadi

sampel penelitian ini adalah sejumlah 30 siswa kelas VII. Siswa yang terpilih

sebagai responden merupakan perwakilan masing-masing kelas VII. Penelitian

ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 4 maret 2016 dan berakhir pada hari

kamis tanggal 18 maret 2016. Adapun data yang disajikan dalam bab ini dan

sekaligus dianalisis adalah data yang diperoleh dari Interview ( koesioner

lisan). Sedangkan data yang dari dokumentasi, dan observasi digunakan

sebagai data pelengkap.

Sebagaimana rumusan masalah yang sudah di sebutkan dalam BAB I,

maka peneliti menyajikan data tentang: (1) Bagaimana Peran Guru Dalam

33
Proses Belajar Mengajar Pada Pembelajaran Bahasa Daerah di Kelas VII SMP

Negeri 1 Takalar? (2) Bagaimana Pendapat Siswa Tentang Proses Belajar

Mengajar Pada Pembelajaran Bahasa Daerah di Kelas VII SMP Negeri 1

Takalar? ”. Untuk lebih jelasnya dari pembahasan masalah diatas, maka

peneliti akan sajikan datanya dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di

Lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Takalar dan analisis datanya, sebagai

berikut:

1. Bagaimana Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar pada

Pembelajaran Bahasa Daerah di Kelas VII SMP Negeri 1 Takalar?

a. Peran Guru Bahasa Daerah Terhadap Prestasi dan Hasil Belajar Siswa

pada Pembelajaran Bahasa Daerah

Berikut deskripsi bagaimana peran guru bahasa daerah terhadap

prestasi dan hasil belajar siswa, maka dapat diperoleh datanya dari hasil

wawancara antara peneliti dengan kepala sekolah sebagai berikut:

Bahasa daerah baru setahun ini diajarkan disekolah ini. Bahasa


daerah kan baru ada lagi setelah diusulkan ke dinas pendidikan.
Pernah putus. Sebelum K13, bahasa daearah sudah pernah
diajarkan. setelah K13 tidak ada lagi bahasa daerah. Ahh.. nanti
dibelakang ini baru lanjut lagi diajukan ke dinas pendidikan dan
ditindaklanjuti oleh bupati.

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa peran

guru bahasa daerah dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa belum

34
efektif. Dalam hal ini pembelajaran bahasa daerah di SMP Negeri 1

takalar ini belum berjalan secara maksimal. Pernah sempat putus,

dikarenakan dalam K13 tidak ada lagi pembelajaran bahasa daerah.

kemudian pihak sekolah mengajukan pengusulan ke dinas pendidikan

ditindaklanjuti oleh bupati untuk memberlakukan kembali pembelajaran

bahasa daerah.

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan waka kurikulum

sebagai berikut:

Kalau Peran guru bahasa daerah disekolah ini dalam upaya


peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa saya rasa sangat
baik. Kalau kita lihat pada nilai-nilai siswa sudah memenuhi
ketuntasan hasil belajar. Memang di SMP Negeri 1 Takalar ini
masih kekurangan tenaga pengajar mata pelajaran bahasa
daerah. Guru bahasa daerah di sekolah ini sudah terampil dalam
penguasaan pengelolahan kelas dengan baik. mengarah pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga,
pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses
pembelajaran dan pengaturan waktu, sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran dapat
tercapai.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa guru

bahasa daerah dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswa adalah

dengan suatu kesadaran untuk mendukung terlaksananya pembelajaran

yang efektif demi kemajuan mutu pendidikan disekolah tersebut.

Upaya peningkatan mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor

majemuk, yaitu faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang

35
lainnya. Namun demikian, faktor yang paling penting adalah guru, karena

hitam-putihnya proses belajar mengajar di dalam kelas banyak

dipengaruhi oleh mutu gurunya. Guru dikenal sebagai hidden

currickulum atau kurikulum tersembunyi, karena sikap dan tingkah laku,

penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa saja yang

melekat pada pribadi seorang guru, akan diterima oleh peserta didiknya

sebagai rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan

pembelajaran. Bagi sebagian besar orangtua siswa, sosok pendidik atau

guru masih dipandang sebagai wakil orangtua ketika anak-anaknya tidak

berada di dalam rumah.

b. Hambatan Serta Strategi yang Dihadapi Guru Bahasa Daerah dalam

PBM

Berikut deskripsi bagaimana hambatan yang dihadapi guru bahasa

daerah dalam proses belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya dari

hasil wawancara antara peneliti dengan kepala sekolah sebagai berikut:

Nah, seperti yang saya bilang tadi, bahasa daerah itu barupi
diajarkan sebelum masuknya K13,belajar ji bahasa daerah karena
adaji di rapor. Karena pertimbangan sekolah terpaksa bahasa
daerah dimasukkan di mulok. Dulu itu yang masuk mulok yaitu
pelajaran prakarya. Nah kalau mengenai guru bahasa daereah itu
sendiri, masih kurang, karena guru bahasa daerah di sekolah ini
ada tiga orang ji. Satu orang PNS yang duanya masih tenaga
honorer, itupun bukan bidang bahasa daerah dulunya na ambil.
Kalau yang PNS memang jurusan bahasa daerah.

36
Berikut deskripsi bagaimana strategi yang dilakukan guru bahasa

daerah dalam proses belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya dari

hasil wawancara antara peneliti dengan kepala sekolah sebagai berikut:

Kalau mengenai strategi, itu tergantung dari guru yang


bersangkutan. Yah.. Sebagai seorang guru harus bisa mengelolah
kelas dengan baik. Memanfaatkan media pembelajaran yang ada
untuk dijadikan bahan ajar. Setiap guru harus mampu dan
menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Berikut deskripsi bagaimana hambatan yang dihadapi guru bahasa

daerah dalam proses belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya dari

hasil wawancara antara peneliti dengan guru bahasa daerah sebagai

berikut:

Hambatan yang kami alami masih banyak siswa yang tidak tau
menulis akasara lontara apalagi kalau saya suruh mi membaca
banyak siswa yang belum mampu. Nah.. barupi juga ini belajar
bahasa daerah lagi, karena di K13 Tidak ada pembelajaran
bahasa daerah. Karena pertimbangan sekolah, maka bahasa
daerah dimasukkan di mulok pengganti mata pelajaran prakarya.
Jadi rapornya siswa tidak ada pelajaran bahasa daerah, cuman
inisiatifnya ji sekolah memasukkan bahasa daerah di rapor.
Berikut deskripsi bagaimana strategi yang dilakukan guru bahasa

daerah dalam proses belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya dari

hasil wawancara antara peneliti dengan guru bahasa daerah sebagai

berikut:

Strategi yang saya pakai biasanya saya kasi tugas menulis aksara
lontara baru saya suruh hafal lalu saya suruh pajang dikelas

37
sebagai hasil karya siswa. Biasanya juga saya sering kasi kelong
supaya tertarik siswa belajar bahasa daerah. saya memotivasi
siswa untuk lebih giat serta menumbuhkan rasa minat siswa dalam
mempelajari bahasa daerah. Karena mungkin sebagian siswa
memandang rendah pembelajaran bahasa daerah padahal bahasa
daerah banyak nilai-nilai kearifan local didalamnya.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa masih

banyak yang perlu dibenahi di SMP Negeri 1 Takalar berkaitan dengan

pembelajaran bahasa daerah. Seperti minimnya tenaga pengajar bahasa

daerah, guru yang mengajar bukan pada bidang pelajaran bahasa daerah

itu sendiri. Selain itu pelajaran bahasa daerah masih sebatas diajarkan

begitu saja tanpa diberikan ruang dalam struktur kurikulum baru

posisinya harus sejajar dengan mata pelajaran yang lain.

Berbagai permasalahan yang terjadi di SMPN 1 Takalar tentulah

memerlukan upaya dan strategi pihak sekolah beserta guru untuk

mengatasinya sebagai upaya perbaikan mutu sekolah. Temuan penelitian

menunjukkan strategi yang dilakukan guru bahasa daerah dalam

menyelesaikan beberapa masalah pembelajaran bahasa daerah adalah

Sebagai seorang guru harus bisa mengelolah kelas dengan baik.

Memanfaatkan media pembelajaran yang ada untuk dijadikan bahan ajar.

Setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran

dan memahami situasi pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Selain daripada itu seorang guru lebih memotivasi siswa demi

menumbuhkan minat untuk belajar bahasa daerah.

2. Pendapat Siswa tentang PBM pada Pembelajaran Bahasa Daerah di

38
Kelas VII SMP Negeri 1 Takalar

a. Pendapat Siswa Terhadap Kemampuan Guru Bahasa Daerah dalam

Mengelola Kelas

Berikut deskripsi pendapat siswa terhadap kemampuan yang

dimiliki oleh guru bahasa daerah dalam mengelola kelas pada proses

belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya dari hasil wawancara

antara peneliti dengan siswa kelas VII sebagai berikut:

Kami senang belajar bahasa daerah karena gurunya selalu


bersemangat, sering memotivasi, cara mengajarnya enak, kalau
menjelaskan materi mudah kami pahami. kalau ada pertanyaan
atau tugas yang tidak dimengerti, guru mengarahakan dan
membimbing. kalau menjelaskan materi tidak terburu-buru.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa sebagai

pengelola kelas, guru sudah memahami betul bagaimana cara menciptakan

suasana kelas yang nyaman, meningkatkan antusias serta motivasi belajar

siswa saat berada dalam kelas. Jika guru sudah mengetahui kebutuhan-

kebutuhan siswa, maka siswa akan merasa puas karena menganggap guru

memberi perhatian kepadanya. Hal seperti ini sangat besar manfaatnya

karena dapat membantu guru dalam mengarahkan dan merubah tingkah

laku tersebut.

b. Pendapat Siswa Terhadap Metode Mengajar Guru Bahasa Daerah

Berikut deskripsi pendapat siswa terhadap metode mengajar guru

bahasa daerah pada proses belajar mengajar, maka dapat diperoleh datanya

dari hasil wawancara antara peneliti dengan siswa kelas VII sebagai

berikut:

39
Kami kadang-kadang dapat memahami dan menerima metode
ceramah daripada harus mencatat. Karena metode ceramah lebih
mudah kami pahami materi pelajaran yang disampaikan guru
kami. tapi kadang juga kami bosan dan mengantuk dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pendapat

siswa mengenai metode ceramah kadang-kadang membuat mereka lebih

mudah menerima dan memahami pelajaran namun terkadang pula justru

membuat siswa merasa bosan dan mengantuk sehingga suasana kelas

terasa fakum, hal ini dikarenakan siswa hanya sebagai pendengar saja

sehingga menimbulkan kejenuhan dalam proses belajar mengajar.

Selain metode ceramah sebagian guru juga ada yang menggunakan

metode lain seperti metode tanya jawab. Bagaimana pendapat siswa

tentang metode tanya jawab yang digunakan oleh guru bahasa daerah

dapat diperoleh datanya dari hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas

VII sebagai berikut:

Metode tanya jawab lebih baik digunakan daripada metode


ceramah. Namun terkadang membuat kami bingung ketika apa
yang ditanyakan oleh guru pertanyaanya kurang kami pahami.
Terkadang ada kosa kata bahasa makassar yang tidak kami
mengerti atau jarang kami dengar.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa selain

metode ceramah, metode yang juga sering digunakan dalam penyampaian

materi adalah metode tanya jawab. Pendapat siswa tentang metode tanya

jawab yang digunakan guru bahasa daerah, bahwasanya metode tanya

jawab kadang-kadang lebih efektif digunakan daripada metode ceramah

40
karena dapat membangkitkan semangat siswa. Namun terkadang membuat

siswa merasa bingung ketika apa yang ditanyakan kurang begitu dipahami

oleh siswa. Terkadang ada kosa kata dalam bahasa Makassar yang tidak

mereka mengerti dan tidak pernah mereka dengar.

Dari kedua metode (ceramah dan tanya jawab) yang digunakan

guru bahasa daerah tersebut sama–sama baik dan efektif, tetapi dalam

penggunaanya harus disesuaikan dengan materi dan waktunya yang

diberikan.

Selanjutnya untuk mendeskripsikan metode apa yang paling

disukai oleh siswa dari berbagai metode yang digunakan guru bahasa

daerah, dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII

sebagai berikut:

Metode ceramah dan Tanya jawab lebih kami sukai dari beberapa
metode lain yang digunakan guru bahasa daerah. Karena dengan
metode ini kami lebih mudah memahami.
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa dari

beberapa metode yang digunakan oleh guru bahasa daerah (Ceramah,

Tanya jawab, Diskusi dan Demonstrasi), metode yang paling disukai

adalah metodde ceramah dan tanya jawab, sedangkan metode lain seperti

metode diskusi dan demonstrasi kurang disukai. Ini menunjukkan bahwa

siswa lebih banyak menyukai metode ceramah dan tanya jawab karena

metode tersebut lebih efektif dan efisien digunakan untuk menyampaikan

materi pembelajaran bahasa daerah dalam PBM.

Penggunaan metode mengajar yang digunakan guru bahasa daerah

41
sangat penting untuk ditetapkan dalam PBM, untuk mencapai peningkatan

kualitas belajar siswa. Dari beberapa metode mengajar yang digunakan

guru bahasa daerah dalam PBM dapat dideskripsikan bahwasanya

penerapan beberapa metode dalam PBM dapat meningkatkan kualitas

belajar siswa. Hasil wawancara dari beberapa responden menyatakan rata-

rata-rata guru bahasa daerah di SMP Negeri 1 Takalar sudah banyak

peningkatan dan perkembangan dalam mengimplementasikan metode

selama PBM. Tetapi ada juga yang masih monoton pada satu metode

dalam PBM. Hal ini dikarenakan banyak factor, antara lain tingkat

pendidikan, profesionalitas, usia dan lain-lain.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peran Guru Dalam PBM pada Pembelajaran Bahasa Daerah di Kelas

VII SMP Negeri 1 Takalar

Proses Belajar Mengajar ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak

terperlepas dari peranan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit

dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru

menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki peran yang paling aktif

dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang

hendak dicapai. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan

pembelajaran dengan mengajar siswa.

Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi

tanpa keberadaan guru, hanya mengandalkan sumber belajar dan media

pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan materi tanpa bimbingan

42
guru. Guru juga memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari

mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran,

hingga melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.

Dari hasil temuan penelitian menunjukkan peranan guru bahasa

daerah dalam PBM di SMP Negeri 1 Takalar menunjukkan hasil yang

signifikan. Dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang secara umum sudah

memenuhi ketuntasan dalam belajar. Usaha sadar yang dilakukan

sebagian besar guru di sekolah ini yaitu Guru bahasa daerah di sekolah ini

sudah terampil dalam penguasaan pengelolahan kelas dengan baik.

mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat

peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi proses

pembelajaran dan pengaturan waktu, sehingga kegiatan pembelajaran

berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal ini

menunjukkan bahwasanya system pembelajaran di SMP Negeri 1 Takalar

sudah mampu menampakkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran Bahasa Daerah di SMP

Negeri 1 Takalar, guru belum dapat mengimplemenatasikan

pemebelajaran Bahasa Daerah secara terpadu. Hal ini disebabkan guru

menemui beberapa kendala baik dari aspek perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Dari hasil

wawancara, obeservasi dan bukti dokumentasi ditemui beberapa kendala

yang dihadapi guru dalam pembelajaran Bahasa Daerah.

43
Berdasarkan temuan hasil observasi dijelaskan bahwasanya

Masalah utama yang dihadapi guru bahasa daerah di SMP Negeri 1

Takalar adalah pembelajaran bahasa daerah masih sebatas diajarkan saja.

Didalam rapor siswa tidak ada pemberian nilai untuk mata pelajaran

bahasa daerah. Selain itu tenaga pengajar bahasa daerah itu sendiri masih

kurang. Ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran seperti bahan

ajar dan buku-buku bacaan tentang bahasa daerah masih minim sehingga

berdampak pada terciptanya iklim pembelajaran yang tidak kondusif.

kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar

yang pada gilirannya tidak mendorong berkembangnya motivasi untuk

mencapai hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu sarana dan

prasarana menjadi bagian yang penting untuk tercapainya upaya

mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.

Strategi yang dilakukan guru menghadapi permasalahan pada

proses belajar mengajar bahasa daerah adalah dengan pemberian motivasi

kepada siswa untuk lebih giat dan menumbuhkan minat untuk belajar

bahasa daerah. Hal ini sangat berperan pada kemajuan dan perkembangan

siswa melalui proses belajar. Bila guru memotivasi secara tepat mengenai

sasaran dengan tujuan yang jelas maka siswa akan belajar lebih tekun,

lebih giat dan bersemangat.

2. Pendapat Siswa Terhadap PBM pada Pembelajaran Bahasa Daerah

Untuk menjadi guru yang profesional, memang tidak cukup hanya

44
mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan diajarkan.

Sebab dalam proses belajar mengajar penguasaan materi hanya

merupakan perangsang tindakan guru dalam memberikan dorongan

belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar. karena itu seorang

guru harus membekali diri dengan sejumlah pengetahuan dan

keterampilan lain yang sangat diperlukan, ketika guru memilik skill

mengajar yang baik dan bisa menjadi guru yang profesional maka

suasana belajar mengajar akan terasa sangat menyengkan.  Disamping itu

guru juga harus memiliki kepribadian yang baik sehingga menjadi

cerminan bagi peserta didiknya, Berhasil atau tidaknya seorang guru bisa

dinilai dari perkembangan dan prilaku siswa yang diajarnya.

Dari hasil pengamatan peneliti dan analisa data diatas

menunjukkan bahwa guru mengajak berdialog dengan siswa yang

motivasinya kurang. Guru menggali tentang penyebab siswa kurang

termotivasi dalam pembelajaran bahasa daerah. Guru memberikan

dukungan dan arahan kepada siswa agar lebih menyenangi dan aktif

dalam pembelajaran bahasa daerah. Hal ini sudah baik dilakukan karena

komunikasi antara siswa dengan guru sangat penting dalam rangka

membangkitkan motivasi belajar siswa.

Saat pembelajaran terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam

mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Guru segera

mendekati siswa yang mengalami kesulitan tersebut dan membimbing

dalam menyelesaikannya. Guru mendekati siswa di setiap meja secara

45
keseluruhan. Memberikan pengecekan apakah siswanya telah berhasil

mengerjakan soal atau apakah siswanya mengalami kesulitan.

Guru sebelum memberikan materi pelajaran baru, terlebih dahulu

menanyakan kepada siswa mengenai materi pelajaran sebelumnya dan

mengulang kembali secara singkat, juga menanyakan kesulitan misalnya

mengenai soal tugas. Tindakan ini sudah tepat dilakukan guru, karena

dapat mengetahui sampai dimana pemahaman materi sebelumnya dan

sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas serta usaha dalam

menciptakan kondisi belajar siswa. Pada saat pengamatan, di tengah

proses pembelajaran guru juga mengkaitkan materi pelajaran baru pada

materi pelajaran sebelumnya.

Di sela-sela pembelajaran terkadang guru menyelipkan humor

dengan ucapan-ucapan lucu sehingga siswa tertawa. Pemberian humor

sudah baik dilakukan oleh guru. Dengan menyelipkan humor siswa tidak

merasa bosan mengikuti pelajaran dan topik bahan ajar yang diberikan

diharapkan dapat diterima dengan baik. Humor juga dapat menciptakan

suasana hangat dan akrab dan mampu mendorong motivasi siswa agar

siswa senang dan dapat menyerap materi bahan ajar dengan baik

Dalam proses belajar mengajar, variasi metode sangat diperlukan

bagi setiap Guru, hal ini agar para siswa tidak merasa jenuh dan

mempunyai motivasi untuk belajar. Dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, bahwasanya di SMP Negeri 1 Takalar tidak semua guru

dapat menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar,

46
sebagian guru ada yang dapat menggunakan berbagai metode dalam

PBM, sebagian yang lain hanya monoton pada satu metode. Hal ini

menunjukkan bahwasanya tingkat profesionalitas dari masing-masing

guru di SMP Negeri 1 Takalar berbeda.

Metode yang sering digunakan oleh guru Bahasa Daerah di kelas

VII SMP Negeri 1 Takalar adalah metode ceramah. Metode ini

merupakan metode yang paling dominan dipakai dalam menyampaikan

materi pembelajaran Bahasa Daerah. Selain metode ceramah, metode lain

yang juga sering digunakan adalah metode tanya jawab. Metode tanya

jawab ini sangat efektif diterapkan agar siswa termotivasi untuk

mengikuti PBM ditengah- tengah kejenuhan dan kebosanan sebagai

pendengar yang pasif. Selain metode ceramah dan tanya jawab, metode

lain yang juga digunakan oleh Guru Bahasa Daerah di Kelas VII SMP

Negeri 1 Takalar dalam penyampaian materi ajar yaitu metode diskusi

dan demonstrasi.

Adanya penggunaan berbagai metode dalam penyampaian materi

oleh Guru ini menunjukkan bahwa Guru Bahasa Daerah di Kelas VII

SMP Negeri 1 Takalar ada perkembangan dan peningkatan dalam

penguasaan metode pengajaran dalam PBM, karena penguasaan metode

itu sangat penting bagi pengajar untuk meningkatkan motivasi belajar

siswanya. Sebagai seorang guru memang perlu menggunakan beberapa

metode dalam proses belajar mengajar, hal ini diperlukan agar bisa

mencapai hasil yang maksimal dalam mendidik dan memotivasi siswa

47
untuk memahami materi yang diberikan. Hal ini terbukti dari hasil

interview peneliti dan siswa, siswa menjawab perlu guru untuk

menggunakan bervariasi metode dalam PBM agar bisa diterima dan

mudah dipahami dari apa yang disampaikan oleh Guru dalam PBM,

karena bila Guru hanya menggunakan pada satu metode maka suasana

kelas akan fakum dan siswa akan merasa jenuh dan bosan (mengantuk).

Sebagaimana diketahui bahwasanya guru Bahasa Daerah di Kelas

VII SMP Negeri 1 Takalar sebagian besar masih menggunakan metode

ceramah dalam penyampaian materi ajar. Para siswa sebagian besar dapat

memahami dan menerima penggunaan metode ceramah tersebut karena

sesuai dengan materi yang disampaikan, sebagian kecil kurang dapat

menerima penggunaan metode tersebut, karena menimbulkan kejenuhan

dan kebosanan dan suasana kelas yang fakum. Selain metode ceramah,

metode yang juga sering digunakan dalam penyampaian materi adalah

metode tanya jawab.

Pendapat siswa tentang metode tanya jawab yang digunakan oleh

Guru Bahasa Daerah, bahwasanya metode tanya jawab kadang-kadang

lebih efektif digunakan daripada metode ceramah, karena dapat

membangkitkan semangat siswa. Dari dua metode (ceramah dan Tanya

jawab) yang digunakan oleh guru Bahasa daerah itu sama-sama baik dan

efektif, tetapi dalam penggunaanya harus disesuaikan dengan materi dan

waktunya yang diberikan. Dari beberapa metode yang digunakan oleh

guru Bahasa Daerah di Kelas VII SMP Negeri 1 Takalar (Ceramah,

48
Tanya jawab, Diskusi dan Demonstrasi), metode yang paling disukai oleh

siswa adalah metode ceramah dan Tanya jawab, sedangkan sedangkan

metode yang lain seperti metode diskusi dan demonstrasi kadang-kadang

disukai. Ini menunjukan bahwa siswa lebih banyak menyukai metode

ceramah dan tanya jawab dan lain-lain.

49

Anda mungkin juga menyukai