Anda di halaman 1dari 11

Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan

Mengecap Dengan Media Bahan Alam

Maria Ulfa (09262784)


Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Latar belakang Masalah, Perkembangan kreatifitas dalam Kurikulum Taman kanak-kanak 2004
secara khusus menjadi bidang pengembangan tersendiri. Agar perkembangan kreatifitas anak usia
prasekolah berhasil baik, mestinya orang tua dan guru PAUD memberikan respon yang positif dan
memberikan dukungan terhadap apa yang diinginkan anak, apalagi pada saat anak merasa tertarik.
Namun kenyataan di lapangan khususnya di PAUD Mutiara Hati Kenanti ada dua orang tua ataupun
guru yang kurang menyetujui bahkan menolak keinginan / kemauan anaknya / muridnya. Jika hal ini
tidak segera mendapatkan perhatian dan penyelesaian maka diperkirakan akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Permasalahan penelitian, Dari penelitian-
penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, diperoleh temuan bahwa bermain menggunakan
media mengecap dengan bahan alam mempunyai manfaat yang besar bagi prekembangan anak.
Masalah yang dirumuskan adalah kreativitas anak menggunakan media bahan alam. Dengan
demikian tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kreativitas anak
menggunakan media media bahan alam. Metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
tindakan kelas yang menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu, lebih banyak
meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Subyek dalam penelitian ini
adalah anak didik PAUD Mutiara Hati yang berjumlah 20 anak didik yang terdiri dari 12 anak laki-
laki dan 8 anak perempuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Setelah dilaksanakannya
penelitian di PAUD Mutiara Hati maka mengalami perubahan yang signifikan antara sebelum
penelitian dan sesudah penilitian mengalami peningkatan yang sangat baik, melalui kreativitas anak
menggunakan media bahan alam di PAUD Mutiara Hati dapat ditingkatkan, dari awal pra siklus
hanya 40 % siswa yang mampu, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan yakni 60 %, dan
terbukti pada siklus II mengalami peningkatan lebih baik sebanyak 85 % anak mampu menggunakan
media bahan alam. Saran yang diajukan adalah (1) para guru hendaknya dapat meningkatkan
kreativitas anak dalam pembelajaran. (2) Bagi kepala sekolah, hendaknya selalu mendukung dan
mendorong para guru untuk selalu berkreativitas.

Kata Kunci : kreativitas, mengecap, media bahan alam

PENDAHULUAN
Pengembangan kreativitas sejak usia dini dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja.
Sesungguhnya bakat kreativitas dimiliki oleh semua orang dan ditinjau dari segi pendidikan bahwa
dengan upaya dan kerja sama yang baik antara masyarakat dan orangtua, maka bakat kreativitas yang
dimiliki anak dapat di gali dan dikembangkan sejak usia dini sehingga menghasilkan suatu potensi
yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan berfikir anak di usia dini dan masa depannya.
Tetapi jika bakat kreativitas anak tidak dipupuk, bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa
menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan.
Peranan masyarakat yang cenderung acuh tak acuh dapat melunturkan semangat anak dalam
proses kreativitas. Sehingga anak cenderung menggunakan waktu hanya untuk bermain tanpa adanya
suatu pembinaan dalam masyarakat. Sehingga perkembangan kreativitas anak kurang berkembang

1 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


dngan baik, kalau keadan seperti dibiarkan maka akan mempengaruhi daya pikir anak dalam
meningkatkan krativitas anak.
Salah satu aspek perkembangan yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah mengembangkan
kreativitas anak karena hal ini akan mendasari perkembangan intelektual anak pada masa yang akan
datang. Mengembangkan daya pikir anak merupakan aspek psikologis yang sudah mulai nampak
sejak usia prasekolah pada saat anak mulai aktif menguasai berbagai macam mainan yang disediakan.
Melalui bermain dengan menggunakan media bahan alam dapat kita lihat bagaimana anak berkreasi
mengekspresikan jiwa dan kemampuannya. Semua unsur psikis dan fisik aktif dan mengambil peran.
Pada saat inilah saat yang paling tepat untuk mengembangkan kreativitas anak.
Karena itu perkembangan kreatifitas dalam Kurikulum Taman kanak-kanak 2004 secara khusus
menjadi bidang pengembangan tersendiri. Agar perkembangan kreatifitas anak usia prasekolah
berhasil baik, mestinya guru PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati memberikan respon yang
positif dan memberikan dukungan terhadap apa yang diinginkan anak, apalagi pada saat anak merasa
tertarik. Namun kenyataan di lapangan khususnya di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati ada
guru yang kurang menyetujui bahkan menolak keinginan / kemauan anaknya / muridnya. Jika hal ini
tidak segera mendapatkan perhatian dan penyelesaian maka diperkirakan akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
Kondisi tersebut di ataslah yang menjadi latar belakang dilaksanakannya penelitian ini. Namun
yang akan diteliti khusus dalam skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Kreativitas Anak
menggunakan media bahan alam di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati”.

TINJAUAN PUSTAKA
Mengembangkan Kreatifitas Anak
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, diperoleh temuan bahwa
bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman
belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina
hubungan dengan sesama teman, perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan.
Masih banyak lagi manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan mengecap dengan media bahan alam
untuk mengembangkan kreatifitas anak.
Dengan mengetahui manfaat bermain, diharapkan bisa memunculkan gagasan seseorang
tentang cara memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam aspek
perkembangan anak, yaitu aspek fisik, motorik, sosial, emosi, kepribadian, kognisi ketajaman
penginderaan, ketrampilan olah raga dan menari.
Kreativitas meliputi ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluasan dan keaslian dalam pemikiran
maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin
mencari pengalaman baru atau menciptakan hal baru.

2 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


Kegiatan mengecap dengan media bahan alam
Bermain dengan menggunakan media bahan alam merupakan suatu fenomena yang sangat
menarik perhatian para pakar seperti pendidik, psikolog, ahli filsafat dan sebagainya. Selain itu
bermain dengan media bahan alam tidak berbahaya bagi anak karena bahannya dari alam, tidak
mengandung bahan kimia apapun. Selain itu untuk mengenalkan anak pada alam mereka tertantang
untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan tingkah laku manusia.
Anak usia pra sekolah sering disebut masa bermain, karena sebagian besar kehidupannya
sepanjang hari diisi dengan kegiatan bermain dan tampaknya permainan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak. Karena itu menurut teori ilmu jiwa anak, anak usia pra sekolah disebut masa
bermain.
Berdasarkan teori diatas, maka prinsip pendidikan yang dilaksanakan di PAUD menganut
prinsip belajar sambil bermain. Suasana bermain masih ditonjolkan, anak PAUD dipersiapkan dan
bermain secara berangsur-angsur beralih ke belajar.
Kegiatan bermain di PAUD memiliki nilai pendidikan tersendiri. Dengan bermain anak
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek pribadinya sendiri menurut pola
pengembangannya secara wajar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), atau dalam bahasa Inggris sering
disebut dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas terdapat 4 rangkaian antara
lain; perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang selalu dilakukan tiap siklus.
Penelitian tindakan kelas minimal dilakukan sebanyak 2 (dua) kali siklus mulai dari perencanaan
sampai dengan refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai terjadi peningkatan, dengan catatan bahwa
perencanaan pada siklus sebelumnya, dan menunjukkan apa saja kelemahan siklus tersebut, kemudian
penjelasan tentang bagaimana hasil tersebut akan diperbaiki. Apabila satu siklus belum menunjukkan
tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset diteruskan pada siklus ke
dua, dan seterusnya, sampai penelitian merasa puas dan tercapai tujuannya.
Rencana Tindakan
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Kegiatan ini diterapkan dalam
upaya meningkatkan kreativitas anak menggunakan media bahan alam di PAUD Mutiara Hati
Kenanti Dukuhseti Pati tahun pelajaran 2013/2014. tahapan dalam penelitian ini disusun melalui
siklus penelitian. setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian dirancang dalam empat tahap yaitu pra siklus, siklus I, siklus 2, siklus 3. pelaksanaan tiap
tahap akan diambil 1 kelas dengan kolaborator guru PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati.

3 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


Subjek Penelitian
Jumlah keseluruhan peserta didik yang ada di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati
adalah 45 anak didik , yang terdiri dari 25 peserta didik kelas A, 20 peserta didik B. Sedangkan
subyek yang akan diteliti adalah anak didik kelompok B dengan jumlah 20 anak didik.
Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati
tahun pelajaran 2013/2014.
Metode Pengumpulan Data
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada di lapangan atau lokasi
penelitian (Suharsimi, 1989). Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a). Metode observasi
Metode observasi adalah "studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan"(Sutrisno Hadi, 2000 : 157).
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tertentu dengan mudah dapat diamati
peneliti secara langsung, yaitu lokasi PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati.
b). Metode Interview (wawancara)
Sebagaimana dikatakan oleh Sutrisno Hadi, bahwa interviu adalah : "metode pengumpulan
data dengan jalan mengadakan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan tujuan penelitian". Sedangkan menurut Winarno Surahmad, interview "Merupakan
tanya jawab langsung secara lesan dua orang atau lebih".
Sedangkan dalam pelaksanaannya digunakan interview bebas terpimpin, yaitu dengan
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada yang diinterviu agar dapat menjawab pertanyaan yang
telah dipersiapkan dengan rasa saling percaya. Metode ini yang digunakan untuk wawancara
kepada pengurus yayasan, kepala Sekolah, karyawan dan siswa untuk mendapatkan data-data
seperti tinjauan historis, letak geografis, keadaan guru, karyawan dan siswa, struktur organisasi,
sarana dan prasarana, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan upaya meningkatkan kreativitas
anak melalui kegiatan bermain bahan alam di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati.
c). Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah “Metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
buku agenda dan sebagainya" (Suharsimi Arikunto, 1992 : 23). Metode dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian, tetapi melalui
dokumen lain.
Dalam prakteknya, penulis menyalin dokumen tentang data-data yang ada di PAUD Mutiara
Hati Kenanti Dukuhseti Pati, yang berhubungan dengan objek penelitian.

4 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dari hal-hal sebagai berikut:
1. Silabus
2. Pencana pelaksanaan pembelajaran
3. Lembar observasi siswa
4. Lembar observasi guru.
Teknik Analisis Data
1. Analisa hasil belajar anak
Data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif menghitung skor
evaluasi, dengan cara:
Nilai evaluasi akhir = Jumlah skor yang diperoleh X 100%
Skor maksimal
2. Analisa data aktivitas siswa dengan kinerja guru
Data aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis secara
deskriptif presentase.
3. Analisa data tanggapan siswa dan guru
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN
Siklus 1
a. Rencana
Dalam proses pembelajaran kreativitas anak PAUD MUTIARA HATI Kenanti Dukuhseti
Pati peneliti merencanakan pembuatan rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis. Pada
rencana perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti memfokuskan pembelajaran pada kemampuan
anak untuk berfikir aktif dan kreatif dalam pemahaman materi perbandingan dan skala penulis
memfokuskan pada kemampuan anak untuk berfikir kreatif dalam kegiatan menganyam. Dengan
mengunakan model pembelajaran menggunakan berbagai kegiatan diharapkan anak dapat belajar
dengan cepat dan efektif serta dengan teknik-teknik pembelajaran yang tepat, sehingga anak
belajar dengan alami (natural). Dengan demikian hasil yang dicapai memenuhi TPP (Tingkat
Pencapain Pengembangan). Untuk anak yang belum mencapai ketuntasan guru mengadakan
perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan perbaikan, guru membimbing anak dalam mengatasi kesulitan yang di hadapi,
misalnya dengan cara belajar atau bisa juga guru mengoreksi/merefleksi cara belajarnya untuk
memperbaiki cara menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan perbaikan
guru juga membuat tujuan pembelajaran sesuatu dengan kesulitan yang dihadapi anak, juga dalam
pemilihan alat bantu disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
5 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
b. Pengamatan.
Dari hasil pengamatan rekan sejawat dan menpertimbangkan saran dari supervisor, peneliti
perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Dalam melaksanakan perbaikan, mulai siklus I ternyata menunjukkan peningkatan, sebab
anak yang mencapai ketuntasan sudah meningkat prosentasenya, sebelum PTK 40% setelah
perbaikan menjadi 60%.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil temuan dari rekan sejawat selaku pengamat yang di catat pada lembar
obserivasi dan pengarahan dari dosen pembimbing, maka penulis melaksanakan perbaikan
pembelajaran dengan materi mengecap dengan media bahan alam. Penulis selalu merefleksi setiap
akhir pembelajaran, hal ini dimaksud untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki model
pembelajaranya.
Selama proses pembelajaran ditemukan beberapa hal yang perlu di ketahui : Model
pembelajaran yang digunakan kurang diperhatikan guru.
1) Penyampaian materi kurang jelas.
2) Penggunaan alat peraga/media pembelajaran kurang.
3) Guru kurang membimbing anak dalam pembelajaran.
Dari hasil temuan itu mengakibatkan anak kurang menguasai materi yang di berikan guru,
sehingga hasil evaluasi yang di berikan oleh guru tidak memenuhi TPP (Tingkat Pencapaian
Pengembangan) Maka perlu di adakan perbaikan pada siklus I.
1) Pembelajaran sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai rencana pembelajaran.
2) Adanya umpan balik dan penjelasan guru yang jelas sehingga menambah minat anak dalam
mengikuti pelajaran, yang akhirnya anak mampu meningkatkan kreativitas dengan baik dan
benar.
3) Penyampaian proses pembelajaran dilakukan dengan mengunakan alat peraga yang sesuai.
4) Guru memotivasi anak dan membimbingnya.
Namun demikian hasil dari evaluasi yang di berikan kepada anak, masih belum mencapai
hasil yang maksimal atau mencapai ketuntasan. Maka perlu diadakan perbaikan siklus yang ke II.
d. Keberhasilan
Dalam psoses pembelajaran, yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 23 Juli 2013,
hasilnya ternyata yang mendapat nilai mencapai ketuntasan hanya ada 12 anak dari 20 anak yang
ada. Mereka berhasil disebabkan oleh :
1) Anak aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
2) Anak telah memahami materi pembelajaran.
3) Anak sudah dapat menyelesaikan latihan-latihan yang diberikan guru.
e. Kegagalan
6 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Penyebab kegagalan dalam proses pembelajaran adalah
1) Sebagian anak kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
2) Banyak anak yang beranggapan bahwa kegiatan bermain mengecap dengan media bahan alam
itu kotor dan tidak penting.
3) Dalam proses pembelajaran, penyampaian guru kurang menarik.
Adapun kegiatan bermain mengecap dengan media bahan alam menunjukkan bahwa
anak yang mencapai keberhasilan sangat baik berjumlah 6 anak, yang mencapai keberhasilan
baik berjumlah 6 anak, yang mencapai keberhasilan cukup berjumlah 8 anak. Adapun
hasilnya adalah:
Jumlah anak = 20 anak
6
Sangat baik = X 100 % = 30%
20
6
Baik = X 100 % = 30%
20
8
Cukup = X 100 % = 40%
20
12
Anak tuntas = X 100 % = 60%
20
8
Anak tak tuntas = X 100 % = 40%
20
Gambar Grafik 1. Diagram ketuntasan Kreativitas Anak dalam Kegiatan Mengecap dengan Media
Bahan Alam pada Siklus I

60 –
50 –
40 – 30% 30% 40%
30 –
20 –
10 –
1 2 3

Keterangan :
= 1
= 2
= 3

7 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


Siklus 2
a. Rencana.
Pada pembelajaran siklus I, hasilnya belum maksimal, sehingga guru/peneliti mengadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II. Untuk itu kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Proses pembelajaran dengan kegiatan bermain mengecap dengan media bahan alam supaya
pembelajaran dapat tercapai.
2) Dalam penyampaian cara bermain mengecap dengan media bahan alam dapat meningkatkan
kreatifitas anak.
3) Guru membimbing dan memotifasi sisawa dalam mengikuti kegiatan serta meningkatkan
kreatifitas dan daya imajinasi anak.
4) Untuk mengetahui hasil akhir, anak disuruh latihan membuat sesuai keinginan.
Dalam pembelajaran siklus II ini, diharapkan anak dapat mencapai tingkat ketuntasan. Bila
harapan tersebut tercapai guru tidak perlu mengadakan perbaikan lagi. Kalau ada anak yang belum
tuntas diberi arahan dan bimbingan secara khusus.
b. Pengamatan.
Hasil temuan rekan sejawat selaku pengamat yang dicatat dilembar obserivasi yang terjadi
selama proses pembelajaran adalah :
1) Guru sudah baik dalam menyampaikan materi, dan sudah mengunakan model pembelajaran
yang sesuai.
2) Guru sudah cukup baik dalam membimbing dan memotifasi anak, sehingga anak lebih
bersemangat dan aktif dalam pembelajaran.
3) Penggunaan alat peraga sudah sesuai dan menarik.
4) Evaluasi yang diberikan hasilnya sudah cukup baik, banyak yang mencapai ketuntasan.
Dari hasil pengamatan diatas, hasil yang dicapai anak sudah maksimal, karena anak yang
mencapai TPP ada 85%.
c. Refleksi.
Dengan memperhatikan hasil pembelajaran, penulis melakukan refleksi diri. Dengan
harapan hasil yang sudah dicapai pada siklus II sebagai acuan dalam materi-materi pembelajaran
yang lain. Ada beberapa hal yang masih harus diperhatikan, yaitu
1) Memberi motifasi atau dorongan pada anak agar percaya diri dalam memahami materi
pembelajaran lebih ditingkatkan.
2) Dalam menggunakan cara menganyam lebih ditentukan pada teknik-teknik pembelajaran.
3) Dalam membimbing anak untuk memahami pembelajaran secara maksimal.
d. Keberhasilan
Dalam proses pembelajaran pada siklus II, banyak anak yang mencapai ketuntasan. Hal ini
membuktikan bahwa anak sudah mencapai kemajuan. Keberhasilan ini dicapai karena :
1) Anak sudah menguasai teknik-teknik dari model pembelajaran.
8 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
2) Anak sudah dapat berfikir aktif dan kreatif dalam memahami pembelajaran.
3) Banyak anak yang berminat dan senang dalam proses pembelajaran.
e. Kegagalan.
Pada pembelajaran siklus II ini diharapkan semua anak mencapai tingkat ketuntasan, tapi
ternyata ada 3 anak dari 20 anak yang belum tuntas.
Hal ini disebabkan oleh :
1) Ada 1 anak yang belum tuntas karena malas masuk sekolah sehingga dia ketinggalan dalam
pembelajaran.
2) Sedangkan yang 2 anak memang kurang konsentrasi, dan sering gaduh dalam kelas, sehingga
mereka tidak dapat memahami materi pokok.
Pada kegiatan bermain menggunakan mengecap dengan media bahan alam menunjukkan
bahwa anak yang mencapai keberhasilan sangat baik berjumlah 7 anak, yang mencapai
keberhasilan baik berjumlah 10 anak, yang mencapai keberhasilan cukup berjumlah 3 anak.
Keterangan :
Jumlah anak = 20 anak
7
Sangat baik = X 100 % = 35%
20
10
Baik = X 100 % = 50%
20
3
Cukup = X 100 % = 15%
20

17
Anak tuntas = X 100 % = 85%
20

3
Anak tak tuntas = X 100 % = 15%
20

9 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


Gambar Grafik 2. Diagram ketuntasan Kreativitas Anak dalam Kegiatan Mengecap dengan Media
Bahan Alam pada Siklus II

60 – 50%
50 –
40 – 35%
30 –
20 – 15%
10 –
1 2 3

Keterangan :
= 1
= 2
= 3

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan dan dari data-data yang telah terkumpul
serta analisa mengenai Upaya Meningkatkan Kreativitas anak melalaui kegiatan mengecap dengan
media bahan alam di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati peneliti dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti Pati tentang kreativitas anak
melalui kegiatan mengecap dengan media bahan alam sebelum diadakan penelitian keberhasilan
hanya 8 anak yang dapat bermain mengecap dengan media bahan alam. Berarti yang memenuhi
keberhasilan baru 8 anak. Tetapi setelah diadakan penelitian tindakan kelas kemampuan kreativitas
anak meningkat pada siklus 1 kemampuan anak pada kegiatan mengecap dengan media bahan
alam meningkat mencapai 12 anak. Pada siklus II kemampuan kreativitas anak pada kegiatan
mengecap dengan media bahan alam mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu mencapai 17
anak. Dengan demikian kegiatan proses pembelajaran di PAUD Mutiara Hati Kenanti Dukuhseti
setelah diadakan penelitian tindakan kelas mengalami peningkatan yang sangat baik. ini terbukti
yang semula pada pra siklus sebesar 40 % telah meningkat pada siklus I pada kisaran 60 %, dan
meningkat lagi pada siklus II mencapai kisaran 85 %. Adapun prosentase peningkatan
keberhasilan antara siklus I dan suklus II adalah 25%.

10 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sabri. 2005. Strategi belajar mengajar dan Micro Teaching. Jakarta : Penerbit Quntum
Teaching.
Anwar, Desy, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Amelia.
Arikunto, Suharsini et al, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen P dan K, RI. Dasar Pengembangan Pandidikan Taman Kanak-Kanak. Malang : Proyek
Penelitian dan Pengembangan. Sarana Pendidikan “Balita”.
Depdikbud. 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Departemen P dan K, RI, Kurikulum TK GBPP Buku II B, Bidang pengembangan Ungkapan
Kreatif, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Departemen P dan K. Dirjen Pendidikan Tinggi, 1995, Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta :
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Elizabeth B.Hurlock, 1978, Perkembangan Anak, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, 2008, Seni Ketrampilan Anak, Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.
Ismail, SM 2008, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail.
Kardani, Kuswaya Wihardit. Noehi Nasution. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Poerwadarminta, WJS. 1982, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : PN Balai Pustaka.
Risman Elly, 1989. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Santi Danar, 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik. Indeks
Syaiful, Bahri Djamarah, 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Suhadjono, 2009, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Surabaya: Balai
Pustaka.
Tim PKP PG. PAUD. 2008. Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Uneversitas
Terbuka.
Wardani, IGAK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas PDGK 4500. Jakarta : Universitas Terbuka.
Workshop KBK bagi Guru TK, 2006, Semarang : Balai Pustaka

11 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang

Anda mungkin juga menyukai