Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering


membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan
menilai. Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi,
pengukuran, dan penilaian bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung
mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian yang sama.
Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan
menilai, karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki.
Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.
Dalam dunia pendidikan perlu diadakannya mengukur, menilai dan
mengadakan evaluasi. Mengukur yang dimaksud disini ialah membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran.pengukuran(measurement) disini bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baek buruk.Penilaian ini bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi harus mengukur
dan menilai terlebih dahulu.

Evaluasi selalu dikaitkan dengan prestasi belajar definisi evaLluasi


dikembangkan prtama kali oleh Ralph Tyler yang mengatakn bahwa evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana
,dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Pembahasan
A. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya
terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau kepercayaan konsumen. Pengukuran adalah proses pemberian angka-
angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut
konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya
definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali
melakukan pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran
(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan
membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja
mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera
mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2)
menurut suatu aturan atau formula tertentu.

Penilaian
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai
kuantitatif tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Evaluasi
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan
bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

B. Penilaian Pendidikan

Standar Penilaian Pendidikan


Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar
peserta didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang
berlaku secara nasional. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik

Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas
dan tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
i) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Standar Penilaian Pendidikan yang relevan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi :
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik.
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan.
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik


Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesi-nambungan
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. Penilaian tersebut di atas digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, dan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar,
serta untuk memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui :
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.
b. ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau ben- tuk lain yang sesuai
dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata
pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku
dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta
didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan
kesehatan dilakukan melalui :
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik.
b. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan


Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan merupakan peni- laian akhir
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menen- tukan kelulusan peserta
didik, dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.
Penilaian tersebut bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk se- mua mata pelajaran, yang dilakukan melalui Ujian Sekolah
(US). Peserta didik yang mengikuti Ujian Sekolah harus mendapatkan nilai sama
atau lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP.

3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah


Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pe- lajaran tertentu dalam bentuk
Ujian Nasional (UN).
Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk :
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan.
b.Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan
pendidikan.
d.Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah
setelah :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran.
c. Lulus Ujian Sekolah (US).
d. Lulus Ujian Nasional (UN).

Teknik dan Instrumen Penilaian


Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik;
• Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja;
• Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran
berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran;
• Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk
tugas rumah dan atau proyek;
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan:
(a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai,
(b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan,
(c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dan pemerintah
dalam bentuk ujian sekolah atau madrasah harus memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
Sedangkan instrumen penilaian yang digunakan oleh pernerintah dalam bentuk
UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antar tahun.

C. Mengapa Menilai ?

Menilai atau mengevaluasi disini ada 3 sebab yaitu sebab bagi guru dan
sekolah. sebab bagi siswa yaitu:
a) Dengan menilai guru akan dapat mengetahui siswa-siswi mana yang sudah
berhak melanjutkan pelajarannya karna sudah berhasil menguasai
bahan,mapun mengetahui siswa-siswi yang belum berhasil menguasi bahan.
b) Guru akan menmgetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa
sehingga untuk memberikan diwaktu yang akan dating tidak perlu diadakan
perubahan.
c) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat apa
belum.
Sebab bagi siswa yaitu ada 2 kemungkinan yaitu memuaskan dan tidak
memuaskan.
a) Memuaskan
Jika siswa memperoleh nilai yang memuaskan dan hal itu
menyenangkan, tentu kepusan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan
lain kali.Akibatnya siswa mempunyai motivasi yang cukup besar untuk
belajar lebih giat.
b) Tidak Memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan nilai yang diperoleh,ia akan berusaha

agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.atau bias jadi sebaliknya siswa

yang lemah kemauannya akan menjadi putus asa dengan hasil yang

diperolehnya.

Sebab bagi sekolah yaitu:


a) Dapat mengetahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah
sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cermin
kualitas suatu sekolah.
b) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulumuntuk sekolah dapat
merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-
masa yang akan datang.
c) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun oleh sekolah
dapat digunakan sebagai pedoman oleh sekolah, untuk mengetahui apakah
sekolah sudah memenuhi standart apa belum.

D. Tujuan atau fungsi penilaian

Disini penilaian juga mempunyai beberapa tujuan atau fungsi. Dengan


mengetahui makna penilaian ditinjau dari beberapa segi dalam sistem pendidikan,
maka dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi dari penilaian ada beberapa hal:
a) Penilaian berfungsi selektif
Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atu penilaian terhadap siswanya.Penilaian itu sendiri
mempunyai beberapa tujuan,Antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naek ke kelas atau tingkat berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.

b) Penilaian berfungsi diagnotis


Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan
siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi,
dengan mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Denagn diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih
mudah ndicari cara untuk mengatasinya.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri,sehingga

pelajaran akanlebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang

ada.Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan

tenaga,pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali

dilaksanakan.Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan

adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan denga pasti

dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan digunakan suatu penilan.

Sekelompok siswa yang mempunyai penilaian yang sama, akan berada dalam

kelompok yang sama dalam belajar.

d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan


Maksud dari fungsi penilaian sebagai pengukur yaitu untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa factor yaitu,factor guru, metode mengajar,
kurikulum, sarana, dan system administrasi.

E. Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan


Selain mempunyai tujuan atau fungsi, penilaian dalam pendidikan juga
mempunyai Ciri-ciri.
Berikut ciri-ciri penilaian dalam pendidikan antara lain:
a) Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Misalnya
mengukur kepandaian siswa melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal.
Sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai atau intelegent,ahli ilmu
jiwa pendidikan bernama Carl witherington mengemukakan pendapatnya sebagai
berikut:
Anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai:
1) Kemampuan untuk bekerja dengan bilangan.
2) Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik.
3) Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti
pembicaraan orang lain).
4) Kemampuan untuk mengingat-ingat.
5) Kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan).
6) Kemampuan untuk berfantasi
Meskipun aspek-aspek inteligensi yang dikembangkan oleh Carl

Witherington tersebut masih berlaku, dalam arti masih ada yang mengakui

kebenarannya, namun ada penemuan yang lebih mutakhir yang dikemukakan

oleh David Lazear dalam bukunya Seven Ways of Teaching tentang aspek-aspek

yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang.

Menurut David Lazear ada 7 (tujuh) indikator atau aspek yang dapat
dikategorikan sebagai petunjuk tentang tinggi-rendahnya inteligensi seseorang ,
yaitu :
1) Kemampuan Verbal,
2) Kemampuan mengamati dan rasa ruang,
3) Kemampuan gerak kinetis-fisik,
4) Kemampuan logika/matematika,
5) Kemampuan dalam hubungan intra-personal,
6) Kemampuan dalam hubungan inrter-personal, dan
7) Kemampuan dalam musik/irama

b) Ciri yang kedua, dari penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran


kuantitatif.Artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama
pengukuran. Setelah itu lalu diinterprestasikan ke bentuk kualitatif.
c) Ciri ke tiga, dari pendidikan yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan

unit-unit atau satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak
lain yang hasil pengukuran IQ nya 80 menurut unit ukurannya termasuk anak

dungu.

b) Ciri keempat, dari penilaian pendidikan adalah bersifat reltif artinya tidak
sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.

c) Ciri kelima, dalam penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian


pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan.Adapun sumber
kesalahannya dapat ditinjau dari beberapa faktor yaitu:
1. Terletak pada alat ukurnya
2. Terletak pada orang yang melakukan penilaian
3. Terletak pda anak yang dinilai
4. Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung.

KESIMPULAN :

 Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk


menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
 Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa melalui program kegiatan belajar.
 Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan


nilai dari sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama,
sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek,
DAFTAR PUSTAKA

https://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-evaluasi
pengukuran-dan-penilaian-dalam-dunia-pendidikan/
https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/16/pengertian-pengukuran-
measurement-penilaian-assessment-dan-evaluasi-evaluate-dalam-pendidikan/
Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and
Culture.
https://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/standar-penilaian-
pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai