TUGAS 2
NamaMahasiswa : ZULFIANA
NomorIndukMahasiswa/NIM : 824347201
KEMENTERIANPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN
UNIVERSITASTERBUKA
1. Jelaskan perlunya guru mempelajari prinsip belajar anak untuk merancang suatu strategi
pembelajaran
JAWABAN
Prinsip Strategi Pembelajaran Leave a comment
1. Pengantar
Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara
termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa
itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik.
Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan
dengan hakikat hal-hal berikut ini!
Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup
pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.
a. Prinsip pembelajaran
b. Pendekatan pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Teknik pembelajaran
e. Strategi pembelajaran
f. Model pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1)
prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk
istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode,
dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan
sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan
istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula
pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang
menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.
Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya
kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut
istilah-istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.
Prinsip Pembelajaran
Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method.
Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka
teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari
segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar
dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang
harus dilaksanakan;
Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang
relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan
pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4)
teori psikologi.
2. Jika Anda sebagai guru PAUD ingin mengajarkan kepada anak didik Anda yang belajar
secara daring dan BDR tentang mencintai lingkungan hidup, maka buatlah suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan mencintai lingkungan hidup
JAWABAN
1. Sediakan tempat sampah Menjaga kebersihan lingkungan bisa dimulai dari aktivitas
sederhana yakni membuang sampah pada tempatnya. Guru dan pihak sekolah bisa
membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan media
gambar berwarna, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh anak-anak. Lakukan pula
persuasi atau nasihat langsung yang sifatnya lisan pada anak saat jam istirahat dimulai.
Lakukan persuasi ini setiap hari agar tertanam di ingatan anak. Sekolah juga harus
menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau sesuai kebutuhan, bila
memungkinkan dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan tempat sampah
nonorganik atau kering. 2. Budaya saling mengingatkan Guru perlu mengajak anak-
anak untuk mengingatkan teman yang lupa membuang sampah pada tempatnya. Beri
pemahaman bahwa kebersihan sekolah dan lingkungan adalah tanggung jawab bersama,
sehingga mereka harus saling mewujudkan dan menjaganya. 3. Contoh dari orang
dewasa Orang dewasa perlu memberi contoh nyata pada anak, sebab anak lebih mudah
meniru ketimbang melaksanakan nasihat. Tanpa adanya kerja sama banyak pihak,
kebersihan lingkungan akan sulit terwujud. Orangtua dan guru bisa memberi contoh
untuk peduli pada kebersihan lingkungan sekolah dengan cara memungut sampah yang
tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak untuk melakukan
hal yang sama sehingga lebih mudah diingat dan diikuti. 4. Rutin bersihkan kelas Buat
jadwal rutin untuk bersama-sama membersihkan ruangan kelas dengan suasana yang
menyenangkan agar sesi bersih-bersih tidak seperti beban. Baca juga: Parenting
Layangan, Cara Efektif Mendidik Remaja Milenial Anak-anak dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok dan tiap kelompok bertanggung jawab membersihkan bagian
tertentu di kelas. Sediakan alat bersih-bersih dengan bentuk dan warna sesuai dengan
usia anak. Cara ini akan meningkatkan rasa memiliki pada kelas, harapannya anak akan
menjaga kelas agar tetap bersih dan nyaman tanpa diminta. 5. Peduli toilet Toilet
biasanya menjadi ukuran bersih atau tidaknya suatu lingkungan sekolah. Kalau toiletnya
bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih, asri dan tertata dengan baik.
Sebaliknya, jika kondisi toiletnya kotor dan bau, biasanya bagian lainnya juga demikian.
Jadi, ingatkan anak-anak untuk menjaga kebersihan dengan menyiram toilet sampai
bersih setelah memakainya. Ajak anak untuk selalu mencuci tangan usai ke toilet atau
membuang sampah demi kesehatan diri. 6. Keasrian lingkungan Bersih saja tak cukup,
agar lingkungan sekolah nyaman, keasrian sekolah juga perlu mendapat perhatian.
Untuk membuat lingkungan sekolah lebih asri, guru dan pihak sekolah bisa menetapkan
hari tertentu untuk mengajak anak-anak menanam bunga, sayur dan pohon. Selain
membuat lingkungan sekolah indah dan sejuk, anak-anak juga akan turut menjaganya,
karena tanaman tersebut mereka yang menanam. 7. Sudut kreatif Salah satu masalah
yang kerap dihadapi guru maupun orangtua saat menjaga kebersihan lingkungan ialah
dinding yang kotor akibat coretan anak. Baca juga: Mendesak, Pentingnya Pendidikan
Berkesinambungan PAUD, SD dan Parenting Perlu dipahami bahwa anak
membutuhkan media yang luas untuk menuangkan kreativitas, dan bentuk vertikal
seperti dinding adalah media yang paling mudah digambar. Menyediakan satu dinding
khusus untuk menggambar bisa menjadi solusi. Selain anak-anak tidak akan iseng
menggambari dinding-dinding sekolah, dinding tersebut akan memiliki nilai seni
tersendiri.
3. Berikan contoh strategi pembelajaran umum untuk meningkatkan keterlibatan indra anak
usia dini
JAWABAN
C. Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas
tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak. Contoh, guru mengharapkan anak Taman
Kanak-kanak dapat menata meja makan.
Untuk merealisasikan terlaksananya tugas itu, guru menjabarkan tugas ke dalam
tahapan sederhana sebagai berikut:
1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai, yaitu mampu menata meja makan.
2. Menjelaskan susunan seperti apa yang diharapkan .
3. Menunjukan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut,
misalnya keterampilan:
a. Menutup meja makan dengan taplak
b. Mengeluarkan alat-alat makan dari lemari
c. Menyimpak piring diatas meja sesuai dengan yang akan ditempati setiap orang
d. Menyimpan sendok disebelah kanan piring dan garpu di sebelah kiri piring.
4. Memperlihatkan keterampilan yang perlu diketahui anak. Misalnya, bagaimana cara
menyimpan piring, bagaimana menyimpan sendok dan garpu.
5. Menentukan bagian pertama yang akan diajarkan pada anak. (Masitoh, dkk.,2003)
O. Kesenyapan
Kesenyapan merupakan salah satu cara untuk mendukung anak-anak belajar.
Kesenyapan merupakan suatu tanda kehangatan dan penghargaan yang ditunjukkan guru
terhadap anak.
4. Jelaskan mengapa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada anak dan jelaskan prosedur
pembelajaran yang berpusat pada anak
JAWABAN
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) BUKAN pendekatan baru
di dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa BARU bagi dunia
pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centred Learning)
merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam
Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Pada dokumen regulasi
tersebut Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centred Learning) sebagai ciri
Pembelajaran Kurikulum 2013 perlu diikuti dengan penyempurnaan pola pikir (mindset)
sebagai berikut (Permendikbud No. 70 Thn 2013) :
perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 ;
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menjadi pendekatan wajib
bagi pembelajaran kurikulum 2013 yang mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa
(dalam belajar). Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) harus
memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya, kemampuan pribadinya,
gaya belajarnya. Siswa secara natural berbeda-beda satu dengan yang lainnya baik dalam
ketertarikannya terhadap suatu bahan ajar, kemampuan intelektual masing-masing maupun
dalam gaya belajar yang disukainya. Guru dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang
berpusat pada siswa (student centred) berperan sebagai fasilitator yang harus mampu
membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi belajar dan menyediakan beraneka
pendekatan cara belajar sehingga siswa (yang berbeda-beda tersebut) memperoleh metoda
belajar yang paling sesuai baginya. Lebih jauh lagi kemampuan intelektual dari masing-
masing siswa berbeda-beda. Sebagian siswa bisa belajar secara mandiri dengan cara
mendengar, membaca, melihat, menonton video, mengikuti demonstrasi keahlian tertentu
dsb. sendiri tanpa orang lain membantunya, namun sebagian lainnya siswa perlu berinteraksi
/ berkolaborasi dengan lingkungan belajar lainnya seperti dengan teman-temannya, guru,
lingkungan kelas, sekolah dan bahkan perlu bekerja bersama dalam suatu kelompok kerja.
Sebagian yang lain lagi perlu sedikit bermain dengan tantangan dsb. Karena itulah di dalam
pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pembelajaran kurikulum
2013, guru perlu menyediakan wahana, media dan pendekatan cara belajar yang bervariasi
pada pembelajaran kooperatif / kerja kelompok.
Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) kadang masih terasa
‘klise’ bagi kita yang sedang dalam tahapan mengadaptasi perubahan. Untuk memberi
gambaran pembanding berikut adalah video penerapan pembelajaran kurikulum 2013 yang
berpusat pada siswa dengan menerapkan juga prinsip pembelajaran kooperatif, pembelajaran
kolaboratif, penerapan TIK – ICT, menerapkan pengalaman belajar mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan (jejaring) yang substansi
strateginya diperoleh dalam Pelatihan Master Trainer Pedagogy Program kerjasama
Indonesia – Singapore (Institute of Technical Education – ITE Singapore atas bantuan
pendanaan Temasek Foundation)
5. Buatlah satu contoh pembelajaran yang berpusat pada anak mulai dari tahap perencanaan,
tahap bekerja dan tahap review
JAWABAN
Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang
berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan
Vigotsky. Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun
pengetahuannya ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah
pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.
Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui
mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium,
meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka. Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang.
Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang
dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu
disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.
· Area Seni.
· Area Manipulatif.
· Area komputer.
Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak.
Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan
keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan
kembali (Review).
Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan
mereka lakukan selanjutnya.
Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.
Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap
bekerja.