Anda di halaman 1dari 11

MATAKULIAH

TUGAS 2

NamaMahasiswa : ZULFIANA

NomorIndukMahasiswa/NIM : 824347201

Kode/NamaMataKuliah : PAUD4108 / Strategi Kegiatan Pengembangan

Kode/Nama UPBJJ : 82 / PALU

KEMENTERIANPENDIDIKANDANKEBUDAYAAN

UNIVERSITASTERBUKA

1. Jelaskan perlunya guru mempelajari prinsip belajar anak untuk merancang suatu strategi
pembelajaran

JAWABAN
Prinsip Strategi Pembelajaran Leave a comment

1. Pengantar

Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara
termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa
itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik.
Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan
dengan hakikat hal-hal berikut ini!

a. Apa itu prinsip?

b. Apa itu pendekatan?

c. Apa itu metode?

d. Apa itu teknik?

e. Apa itu strategi?

f. Apa itu model?

Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep


dasar di atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut
dengan seksama!

Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup
pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.

a. Prinsip pembelajaran

b. Pendekatan pembelajaran

c. Metode pembelajaran

d. Teknik pembelajaran

e. Strategi pembelajaran

f. Model pembelajaran

2. Materi Pembelajaran

Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1)
prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk
istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode,
dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan
sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan
istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula
pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang
menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.

Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya
kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut
istilah-istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.

Prinsip Pembelajaran
Pengertian Prinsip Pembelajaran

Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method.
Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka
teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari
segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar
dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.

Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk


teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal :

1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;

2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya,


hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;

3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang
harus dilaksanakan;

4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan

5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

2. Sumber Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang
relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan
pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4)
teori psikologi.

2. Jika Anda sebagai guru PAUD ingin mengajarkan kepada anak didik Anda yang belajar
secara daring dan BDR tentang mencintai lingkungan hidup, maka buatlah suatu strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan mencintai lingkungan hidup

JAWABAN

1. Sediakan tempat sampah Menjaga kebersihan lingkungan bisa dimulai dari aktivitas
sederhana yakni membuang sampah pada tempatnya. Guru dan pihak sekolah bisa
membuat rambu-rambu untuk tidak membuang sampah sembarangan dengan media
gambar berwarna, sehingga mudah dipahami maksudnya oleh anak-anak. Lakukan pula
persuasi atau nasihat langsung yang sifatnya lisan pada anak saat jam istirahat dimulai.
Lakukan persuasi ini setiap hari agar tertanam di ingatan anak. Sekolah juga harus
menyediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai atau sesuai kebutuhan, bila
memungkinkan dipisah antara tempat sampah organik atau basah dan tempat sampah
nonorganik atau kering. 2. Budaya saling mengingatkan Guru perlu mengajak anak-
anak untuk mengingatkan teman yang lupa membuang sampah pada tempatnya. Beri
pemahaman bahwa kebersihan sekolah dan lingkungan adalah tanggung jawab bersama,
sehingga mereka harus saling mewujudkan dan menjaganya. 3. Contoh dari orang
dewasa Orang dewasa perlu memberi contoh nyata pada anak, sebab anak lebih mudah
meniru ketimbang melaksanakan nasihat. Tanpa adanya kerja sama banyak pihak,
kebersihan lingkungan akan sulit terwujud. Orangtua dan guru bisa memberi contoh
untuk peduli pada kebersihan lingkungan sekolah dengan cara memungut sampah yang
tercecer. Lakukan itu sambil memberikan arahan kepada anak-anak untuk melakukan
hal yang sama sehingga lebih mudah diingat dan diikuti. 4. Rutin bersihkan kelas Buat
jadwal rutin untuk bersama-sama membersihkan ruangan kelas dengan suasana yang
menyenangkan agar sesi bersih-bersih tidak seperti beban. Baca juga: Parenting
Layangan, Cara Efektif Mendidik Remaja Milenial Anak-anak dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok dan tiap kelompok bertanggung jawab membersihkan bagian
tertentu di kelas. Sediakan alat bersih-bersih dengan bentuk dan warna sesuai dengan
usia anak. Cara ini akan meningkatkan rasa memiliki pada kelas, harapannya anak akan
menjaga kelas agar tetap bersih dan nyaman tanpa diminta. 5. Peduli toilet Toilet
biasanya menjadi ukuran bersih atau tidaknya suatu lingkungan sekolah. Kalau toiletnya
bersih, biasanya bagian lain dari sekolah juga akan bersih, asri dan tertata dengan baik.
Sebaliknya, jika kondisi toiletnya kotor dan bau, biasanya bagian lainnya juga demikian.
Jadi, ingatkan anak-anak untuk menjaga kebersihan dengan menyiram toilet sampai
bersih setelah memakainya. Ajak anak untuk selalu mencuci tangan usai ke toilet atau
membuang sampah demi kesehatan diri. 6. Keasrian lingkungan Bersih saja tak cukup,
agar lingkungan sekolah nyaman, keasrian sekolah juga perlu mendapat perhatian.
Untuk membuat lingkungan sekolah lebih asri, guru dan pihak sekolah bisa menetapkan
hari tertentu untuk mengajak anak-anak menanam bunga, sayur dan pohon. Selain
membuat lingkungan sekolah indah dan sejuk, anak-anak juga akan turut menjaganya,
karena tanaman tersebut mereka yang menanam. 7. Sudut kreatif Salah satu masalah
yang kerap dihadapi guru maupun orangtua saat menjaga kebersihan lingkungan ialah
dinding yang kotor akibat coretan anak. Baca juga: Mendesak, Pentingnya Pendidikan
Berkesinambungan PAUD, SD dan Parenting Perlu dipahami bahwa anak
membutuhkan media yang luas untuk menuangkan kreativitas, dan bentuk vertikal
seperti dinding adalah media yang paling mudah digambar. Menyediakan satu dinding
khusus untuk menggambar bisa menjadi solusi. Selain anak-anak tidak akan iseng
menggambari dinding-dinding sekolah, dinding tersebut akan memiliki nilai seni
tersendiri.

3. Berikan contoh strategi pembelajaran umum untuk meningkatkan keterlibatan indra anak
usia dini

JAWABAN

A.    Meningkatkan Keterlibatan Indra


Meningkatkan keterlibatan indar anak dalam proses pembelajaran merupakan bagian
integral dari semua strategi pembelajaran. Melalui strategi ini anak-anak akan
memperoleh pengalaman langsung tentang objek-objek, peristiwa, atau orang-orang yang
ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap,
mencium, dan sebagainya.
Menurut Kostelnik (1999) ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam
mendorong keterlibatan indra anak, yaitu:
1.      Pengalaman langsung adalah yang terbaik bagi anak
2.      Pengalaman langsung harus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak
(missal, tunjukkan terlebih dahulu buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian
tunjukkan gambar buah-buahan);
3.      Model lebih konkret dari pada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata.
Misaknya, untuk memperkenalkan binatang “kuda”, terlebih dahulu tunjukkan model
kuda yang terbuat dari kayu atau plastic, kemudian gambar kuda, selanjutnya baru kata
kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kuda yang dimulai dari hal yang lebih
konkret menuju hal yang lebih abstrak.
4.      Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-
langkah pembelajaran.

B.     Mempersiapkan Isyarat Lingkungan


Beberapa contoh kegiatan dalam mempersiapkan isyarat lingkungan adalah:
1.      Sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan,
menunjukan bahwa anak harus mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah makan.
2.      Gambar anak yang sedang memakai celemek di area seni lukis, menunjukan bahwa
anak-anak harus memakai celemek jika akan melakukan kegiatan melukis.
3.      Di area computer misalnya anak dapat meyalakan dan mematikan computer sendiri
dengan melihat tanda atau gambar yang menunjukan tahapan-tahapan yangbtepat untuk
menyalakan dan mematikan computer tersebut.

C.    Analisis Tugas
Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas
tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak. Contoh, guru mengharapkan anak Taman
Kanak-kanak dapat menata meja makan.
Untuk merealisasikan terlaksananya tugas itu, guru menjabarkan tugas ke dalam
tahapan sederhana sebagai berikut:
1.      Menentukan tujuan yang hendak dicapai, yaitu mampu menata meja makan.
2.      Menjelaskan susunan seperti apa yang diharapkan .
3.      Menunjukan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut,
misalnya keterampilan:
a.       Menutup meja makan dengan taplak
b.      Mengeluarkan alat-alat makan dari lemari
c.       Menyimpak piring diatas meja sesuai dengan yang akan ditempati setiap orang
d.      Menyimpan sendok disebelah kanan piring dan garpu di sebelah kiri piring.
4.      Memperlihatkan keterampilan yang perlu diketahui anak. Misalnya, bagaimana cara
menyimpan piring, bagaimana menyimpan sendok dan garpu.
5.      Menentukan bagian pertama yang akan diajarkan pada anak. (Masitoh, dkk.,2003)

D.    Bantuan Orang Yang Lebih Berpengalaman (Scaffoling)


Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman
yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan
tahap perkembangannya. Yang dimaksud dengan orang yangt lebih berpengalaman disini
bisa orang dewasa, bisa juga anak yang usianya lebih tua atau teman sebaya yang
berpengalamannya lebih dari anak yang bersangkutan.
E.     Praktek Terbimbing
Rudi seorang anak taman kanak-kanak berusia empat tahun selalu bermain di
area puzzle setiap harinya. Pada awalnya Rudi sangat menyukai puzzle tentang buah-
buahan yang sangat sederhana, kepingan-kepingannya hanya lima buah. Sejak itu
kemudian dia beralih ke jenis puzzle lain yang kepingan-kepingannya lebih banyak dari
yang pernah dibuatnya yaitu puzzle tentang mobil bis. Kadang-kadang dia mencoba untuk
memasang puzzle itu sendiri, kadang-kadang dengan temannya dan kadang-kadang
dengan bantuan guru. Guru Rudi mendukungnya dengan menyediakan tempat, dan
menambah bahn-bahan untuk mengembangkan keterampilan membuat puzzle. Guru juga
memberikan tantangan dengan jenis puzzle yang berbeda dalam bentuk dan tingkat
kesulitannya.
Melalui cara –cara seperti itu guru Rudi merencakan strategi pembelajaran melalui
praktek terbimbing.
F.     Undangan/Ajakan
Undangan secara verbal sangat penting untuk memusatkan perhatian anak-anak agar
mau berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan. Undangan atau ajakan berfungsi
sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan yang
diberikan guru untuk melakukan eksplorasi, atau berinteraksi dengan anak-anak lain dan
guru.
G.    Refleksi Tingkah Laku
Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak.terhadap
aspek-aspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laku disebut juga umpan balik
deskriptif tentang tindakan yang dilakukan anak-anak.
H.    Refleksi Kata-kata
Refleksi kata-kata ( parapharase reflection ) adalah pernyataan yang diungkapkan
guru tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak.
I.       Contoh ( Modelling )
Anak-anak belajar banyak dengan cara meniru orang lain. Misalnya dengan
memperhatikan guru yangsedang menggunakan gunting,dengan melihat anak-anaklain
memegang sendok dan garpu ketika makan,dengan melihat temannya ketika
menggunakan alat bermain ayunan, dan sebagainya. Modelling membantu anak-anak
mempelajari perilaku-perilaku yang tepat.
J.      Penghargaan Efektif
Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan kepada
anak sesuai dengan perilaku yang ditujukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam
bentuk pujian,atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang
diperlihatkan anak.
K.    Menceritakan/Menjelaskan/Menginformasikan
Informasi tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat istiadat dapat dipelajari melalui
pewarisan social. Dalam kasus-kasus tertentu informasi penting dapat disampaikan pada
anak-anak secara langsung melalui komunikasi lisan maupun secara tidak langsung
melalui buku-buku, televisi atau teknologi computer.
L.     Do-it-signal
Do-it-signal adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak agar dia mau
melakukan suatu tindakan, atau ajakan kepada anak-anak agar mereka dapat melakukan
sesuatu.
M.   Tantangan
Tantangan adalah variasi do-it-signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk
menciptakan pemecahan masalahnya sendiri dengan tugas-tugas yang diarahkan guru.
N.    Pertanyaan
Pertanyaan adalah alat pengajar pokok yang dapat digunakan lembaga-lembaga
pendidikan anak usia dini. Pertanyaan efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan
dengan tujuan yang akan dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dipahami anak,
dan singkat. Pertanyaanyang memenuhi standar adalah yang paling memungkinkan untuk
mendapatkan perhatian dari anak dan membantu mereka belajar.
            Agar guru dapat mengajukan pertanyaan yang tepat dan dapat direspon dengan
baik oleh anak-anak ada beberapa teknik bertanya seperti dikemukakan oleh Cliat, et.
al (1992) dalam Konstelnik sebagai berikut.
1.      Ajukan hanya satu buah pertanyaan pada satu waktu. Rencanakan pertanyaan yang
dibuat secara cermat.
2.      Berikan waktu yang cukup bagi anak-anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
3.      Ungkapkan beberapa pertanyaan Anda dalam bentuk do-it-signal.
4.      Ajukan pertanyaan kepada seluruh anak, tidak hanya kepada anak secara individual.
5.      Dengarkan secra cermat jawaban yang diberikan anak, hargailah mereka dengan
memberikan pujian.
6.      Jika jawaban yabg diberikan anak-anak ternyata salah atau kurang tepat, tindak lanjuti
dengan mengatakan sesuatu yang menyenangkan mereka.
7.      Jika ada kesalah pahaman dari jawaban yang diberikan anak-anak, hargailah jawaban
mereka, kemudian berilah informasi yang lebih jelas dan tepat.

O.    Kesenyapan
Kesenyapan merupakan salah satu cara untuk mendukung anak-anak belajar.
Kesenyapan merupakan suatu tanda kehangatan dan penghargaan yang ditunjukkan guru
terhadap anak.

4. Jelaskan mengapa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada anak dan jelaskan prosedur
pembelajaran yang berpusat pada anak

JAWABAN

Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) BUKAN pendekatan baru
di dunia pendidikan, tetapi memang Pembelajaran Berpusat Pada Siswa BARU bagi dunia
pendidikan Indonesia. Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centred Learning)
merupakan pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang secara jelas dalam
Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Pada dokumen regulasi
tersebut Pembelajaran Berpusat Pada Siswa (Student Centred Learning) sebagai ciri
Pembelajaran Kurikulum 2013 perlu diikuti dengan penyempurnaan pola pikir (mindset)
sebagai berikut (Permendikbud No. 70 Thn 2013) :

perubahan dari pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/
media lainnya) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;

pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ;

pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif


mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains) pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;

pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim) pada Pembelajaran
Kurikulum 2013 ;

pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;

pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan


memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik pada
Pembelajaran Kurikulum 2013 ;
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran
ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines) pada Pembelajaran Kurikulum 2013 ; dan

pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis pada Pembelajaran Kurikulum


2013 .

Dengan penerapan pendekatan-pendekatan di atas secara terpadu, proses pembelajaran


berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pendekatan pembelajaran kurikulum
2013 diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang menguasai 4 (empat) kompetensi inti
lulusan yaitu :

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menjadi pendekatan wajib
bagi pembelajaran kurikulum 2013 yang mendahulukan kepentingan dan kemampuan siswa
(dalam belajar). Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) harus
memberi ruang bagi siswa untuk belajar menurut ketertarikannya, kemampuan pribadinya,
gaya belajarnya. Siswa secara natural berbeda-beda satu dengan yang lainnya baik dalam
ketertarikannya terhadap suatu bahan ajar, kemampuan intelektual masing-masing maupun
dalam gaya belajar yang disukainya. Guru dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang
berpusat pada siswa (student centred) berperan sebagai fasilitator yang harus mampu
membangkitkan ketertarikan siswa terhadap suatu materi belajar dan menyediakan beraneka
pendekatan cara belajar sehingga siswa (yang berbeda-beda tersebut) memperoleh metoda
belajar yang paling sesuai baginya. Lebih jauh lagi kemampuan intelektual dari masing-
masing siswa berbeda-beda. Sebagian siswa bisa belajar secara mandiri dengan cara
mendengar, membaca, melihat, menonton video, mengikuti demonstrasi keahlian tertentu
dsb. sendiri tanpa orang lain membantunya, namun sebagian lainnya siswa perlu berinteraksi
/ berkolaborasi dengan lingkungan belajar lainnya seperti dengan teman-temannya, guru,
lingkungan kelas, sekolah dan bahkan perlu bekerja bersama dalam suatu kelompok kerja.
Sebagian yang lain lagi perlu sedikit bermain dengan tantangan dsb. Karena itulah di dalam
pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) pada pembelajaran kurikulum
2013, guru perlu menyediakan wahana, media dan pendekatan cara belajar yang bervariasi
pada pembelajaran kooperatif / kerja kelompok.

Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) menurut konsep


pembelajaran Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD diwujudkan melalui kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan yang
diistilahkan dengan pendekatan saintifik. Melalui 5 tahapan tersebut guru pada pembelajaran
berpusat pada siswa menurut Kurikulum 2013 SMK SMA SMP SD harus mampu
memotivasi dan membangkitkan ketertarikan siswa pada topik pelajaran, membimbing siswa
mempertanyakan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses-proses maupun
prosedur-prosedur yang relefan. Selanjutnya guru harus mampu memfasilitasi dan
membimbing siswa mengumpulkan informasi-informasi pendukung fakta-fakta, konsep-
konsep, prinsip-prinsip, proses-proses maupun prosedur-prosedur tersebut untuk kemudian
dibimbing mengasosiasikan, menemukan hubungan dan menyimpulkan. Tahapan terakhir
pembelajaran berpusat pada siswa menurut pembelajaran Kurikulum 2013 SMK SMA SMP
SD adalah mengkomunikasikan semua aspek fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
maupun prosedur-prosedur, hubungan antar elemen tersebut. Jangan lupa … semua tahapan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan harus
dirasakan oleh siswa secara individual maupun dalam kerja sama atau kerja kelompok atau
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan semua anggota kelompok harus terlibat
berkolaborasi, punya peran masing masing (bersifat kolaboratif – collaborative learning).

Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centred Learning) kadang masih terasa
‘klise’ bagi kita yang sedang dalam tahapan mengadaptasi perubahan. Untuk memberi
gambaran pembanding berikut adalah video penerapan pembelajaran kurikulum 2013 yang
berpusat pada siswa dengan menerapkan juga prinsip pembelajaran kooperatif, pembelajaran
kolaboratif, penerapan TIK – ICT, menerapkan pengalaman belajar mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan (jejaring) yang substansi
strateginya diperoleh dalam Pelatihan Master Trainer Pedagogy Program kerjasama
Indonesia – Singapore (Institute of Technical Education – ITE Singapore atas bantuan
pendanaan Temasek Foundation)

5. Buatlah satu contoh pembelajaran yang berpusat pada anak mulai dari tahap perencanaan,
tahap bekerja dan tahap review

JAWABAN

Anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang
berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan
Vigotsky. Anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun
pengetahuannya ketika berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak adalah
pendekatan perkembangan dan pendekatan belajar aktif.

Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui
mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan badan mereka menyentuh, mencium,
meraba dan membuat sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka. Pembelajaran
yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:

· Prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak

· Anak-anak memilh bahan dan memutuskan apa yang ingin ia kerjakan

· Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya

· Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung

· Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan

· Anak menggunakan otot kasarnya

· Anak menceritakan pengalamannya.

Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak

Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang.
Upaya yang dilakukan adalah dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang
dapat mendukung perkembangan dan belajar anak secara komprehensif. Untuk itu perlu
disediakan area-area yang memungkinkan berbagai kegiatan sesuai pilihannya.

Area- area tersebut meliputi:

· Area Pasir dan Air.


· Area Balok.

· Area Rumah dan Bermain Drama.

· Area Seni.

· Area Manipulatif.

· Area Membaca dan menulis.

· Area pertukangan atau kerja Kayu.

· Area musik dan gerak.

· Area komputer.

· Area bermain di luar ruangan.

Plan Do Review, merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak.
Dalam pendekatan ini anak diberi kesempatan untuk melakukan sesuai dengan minat dan
keinginannya, mulai dari membuat perencanaan, (Plan), mengerjakan (Do), dan melaporkan
kembali (Review).

Prosedur pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

· Tahap merencanakan (Planning Time).

Pada tahap ini anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan
mereka lakukan selanjutnya.

· Tahap Bekerja (Work Time).

Tahap ini adalah tahap dimana anak bermain dan memecahkan masalah. Anak
mentransformasikan rencana ke dalam tindakan.

· Tahap Review (Recall).

Tahap ini merupakan tahap memperlihatkan apa yang telah dilakukan anak pada tahap
bekerja.

Anda mungkin juga menyukai