Anda di halaman 1dari 25

Kurikulum Anak Usia Dini

(Implikasi KTSP Pada Permen 58 Tahun 2009 Dalam Mengembangkan Kurikulum Yang
Dilaksanakan Di TK )

Dosen :Dra.Hj.Izzati,M.Pd

Disusun Oleh:

1.Popi Hidayana (19022108)

2.Tarisya Ayunda Putri (19022133)

3.Viuti Efendi (19022135)

Fakultas Ilmu Pendidikan

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Negeri Padang

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Implikasi KTSP Pada Permen 58 Tahun 2009 Dalam Mengembangkan Kurikulum Yang Dilaksanakan Di
TK.Selanjutnya shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yaitu Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang,22 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………….……….………....…..........................................................

DAFTAR ISI…………………………………………………………...............................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………………............................................................


B. Rumusan masalah …………………………………………………..........................................................
C. Tujuan…………………………………………………………..…...........................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pentingnya Memahami Kurikulum PAUD....................................................................................................


B. Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan PERMEN 58 Tahun 2009..............................................
C. Implikasi Ide Kurikulum 2013 PAUD dalam Dokumen KTSP.....................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………............................................................
B. Saran............................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………...………………............................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Persoalan tentang kurikulum bukan hanya persoalan guru dan tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi
merupakan persoalan seluruh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubaham kurikulum,
maka komentar-komentar tentang perubahan tersebut bukan hanya datang dari kalangan guru dan tenaga
kependidikan lainnya saja, akan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas. Hal ini memang wajar, sebab
kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan,
sehingga pemberlakuan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan akan berdampak luas bagi masyarakat.
Pemahaman tentang kurikulum bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya mutlak diperlukan, sebab
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian
konsep kurikulum yang dipegang guru akan mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukannya bersama
anak di sekolah. Bagi masyarakat, khususnya orang tua anak, pemberlakuan suatu kurikulum merupakan
persoalan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka, sebab kurikulum bukan hanya menyangkut
tujuan dan arah pendidikan akan tetapi juga menyangkut bahan ajar yang harus dimilki oleh anak didik.
Dalam Undang-undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai
dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih
lanjut. Pendidikan untuk anak usia dini merupakan pendidikan yang memiliki karakteristik berbeda dengan
anak usia lain, sehingga pendidikannya pun perlu dipandang sebagai sesuatu yang dikhususkan. Pendidik
anak usia dini di negara-negara maju mendapat perhatian yang luar biasa. Karena pada dasarnya
pengembangan manusia akan lebih mudah dilakukan pada usia dini. Bahkan ada yang berpendapat bahwa usia
dini merupakan usia emas (golden age) yang hanya terjadi sekali selama kehidupan seorang manusia. Apabila
usia dini tidak dirangsang
dengan baik, maka dapat dipastikan tumbuh kembang anak di masa selanjutnya tidak akan optimal.
Kurikulum pembelajaran sebagai elemen penting dalam pelaksanaan pembelajaran memegang peran penting
dalam memberikan arah, langkah-langkah dan tujuan pelaksanaan pendidikan. Proses pembelajaran dapat
dikatakan akan optimal jika mengikuti kurikulum memadai.
Atas dasar tersebut lembaga mengambil kebijakan mengembangkan kurikulum untuk Anak Usia Dini dari
Permendiknas 58 Tahun 2009 yang saat ini digunakan sebagai acuan pembelajaran terbaru dari pemerintah.
Lembaga juga menekankan pengembangan Kecerdasan Majemuk melalui kegiatan main. Lingkup
pekembangan yang di kembangkan adalah Nilai – nilai agama dan moral, Motorik kasar-halus, Kognitif,
Bahasa, dan Sosial Emosional. Upaya yang di lakukan dalam mengembangkan 5 lingkup perkembangan
tersebut,lembaga menggunakan berbagai pendekatan sentra di sesuaikan dengan kondisi lembaga, anak
banyak terlibat, dan pengamatan yang kuat dari para guru dan lembaga juga memiliki ke khasan sendiri-
sendiri dalam mengembangkan lingkup perkembangan anak. Proses yang diterapkan tentu saja tetap
menekankan pada situasi yang enjoy, dan berorientasi pada proses.

B.Rumusan masalah

A.Kenapa perlunya memahami kurikulum?

B.Bagaimana pengembangan kurikulum di indonesia menurut permen 58 thn 2009?

C.Bagaimana implikasi kurikulum 2013 dalam dokumen KTSP ?

C. Tujuan

A.Untuk menegetahui kenapa perlunya memahami kurikulum

B.Agar dapat mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum di indonesia menurutPermen 58 tahun 2009

C.Mengetahui bagaimana implikasi KTSP dalam permen 58 tahun 2009

D.Mampu mengembangkan tema


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Memahami Kurikulum PAUD

1. Pengertian Kurikulum

Menurut UU: No. 20 Tentang SPNadalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau
program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran.
Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas seabagai acuan, maka pembelajaran tidak akan
berlangsung secara efektif. “Without a curriculum or plan, there can be no effective instruction and without
instruction the curriculum has little meaning” (Saylor, Alekander & Lewis, 1981).Kurikuluim dan
pembelajaran bagaikan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya sangat penting dan saling membutuhkan. Apa
yang dideskripsikan dalam kurikulum harus memberikan petunjuk dalam proses pembelajaran di dalam kelas;
dan apa yang terjadi di dalam kelas merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertrimbangan dalam
penyempurnaan kurikulum. Oleh karena itulah proses pembelajaran dan penyempurnaan kurikulum berada
dalam satu lingkaran besar yang bergerak secara terus menerus dan tanpaujung.

2. Batasan Kurikulum Menurut Kajian Akademik

a.Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah bimbingan guru.

b.Kurikulum mencakup semua kesempatan belajar yang disediakan oleh sekolah atua lembaga

c.Kurikulum adalah perencanaan terkait semua pengalaman yang akan ditemui atau didapatkan pelajar di
sekolah atau lembaga

B. Mengembangkan Kurikulum PAUD Berdasarkan PERMEN 58 Tahun 2009

a. Kurikulum yang diberlakukan di Indonsia adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
b. Pengembangan Kurikulum harus memperhatikan perimbangan antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah.

c. Untuk menjaga keseimbangan pemerintah menerbitkan Standar Nasional, khusus PAUD melalui
Permendiknas No. 58/2009, tentang SN-PAUD

Pengertian kurikulum secara utuh adalah keseluruhan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dikembangkan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak selaras dengan potensi, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik peserta didik secara optimal. KTSP PAUD diartikan
sebagai kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan PAUD
sesuai dengan kondisi, potensi, serta daya dukung yang tersedia dan dapat diupayakan di satuan PAUD
masing-masing. Kurikulum dipandang sebagai pusat perubahan pendidikan dan dipandang sebagai "kontrak
utuh/padat dan fleksibel antara politik / masyarakat dan guru / sekolah".

Inti Standar Kurikulum PAUD Berdasarkan Permendiknas No. 58/2009 antara lain:

1. Berdasarkan Perkembangan dan kebutuhan anak (DAP)

2. Berpusat pada anak

3. Bersifat Holistik

4. Bersifat Integratif

5. Pendekatan Bermain

“Pendidikan Karakter Sebagai Payung Dan Pengikat Keseluruhan Proses dan Produk Kurikulum”

Memahami 4 Standar Dalam Permen Diknas 58 Tahun 2009 antara lain:

a. Standar 1: STPP

1. STPP merupakan gambaran SKL pada lembaga PAUD (satuan layanan Program PAUD)

2. SKL PAUD dideskripsikan dalam bentuk rumusan tingkat pencapaian perkembangan anak.

3. Lingkup deskripsi bidang pengembangan terdiri dari :

(1) nilai-nilai agama dan moral;


(2) fisik-motorik;

(3) kognitif;

(4) bahasa; dan

(5) sosial-emosional.

4. Dikelompokkan menjadi 3 kelompok usia utama: usia 0 - 2 th, 2 - 4 th dan 4 - 6 th

b. Standar 2 : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Tenaga Pendidik:

a) Guru

b) Guru Pendamping

c) Pengasuh

2. Tenaga Kependidikan:

a) Pengawas/penilik

b) Kepala Satuan PAUD

c) Administrasi PAUD

c. Standar 3 :SIPP

1. Standar Isi Standar yang perlu diikuti dalam pengembangan program kegiatan, bentuk kegiatan layanan,
alokasi waktu, rombongan belajar, serta pengaturan waktu kegiatan (kalender pendidikan)

a) Struktur Program, berisi

1) Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku

2) Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

b) Lingkup pengembangan
1) Nilai-nilai Agama Dan Moral

2) Fisik,

3) Kognitif,

4) Bahasa, dan

5) Sosial-emosional.

c) Cara Penanaman

1) Kegiatan Bermain

2) Kegiatan Pembiasaan

3) Kegiatan Terpadu

4) Pendekatan Tematik

d) Bentuk Kegiatan Layanan

1) Usia 0 - < 2 Tahun (120 menit = 1x/mgg)

2) Usia 2 - < 4 Tahun (180 menit = 2x/mgg)

3) Usia 4 - ≤ 6 Tahun (F:150 – 180 menit = 5-6x/mgg, NF: 180 menit = 3x/mgg)

4) Usia 0 - ≤ 6 Tahun (Pengasuhan/Penitipan, dikurangi kegiatan terstruktur)

e) Rombongan belajar

1) Formal: TK/RA = 1:20 (guru:anak), A: 4-5th, B: 5-6th

2) Non Formal: Guru:Anak

- usia 0 - <1 tahun 1 : 4 anak;

- usia 1 - <2 tahun 1 : 6 anak;

- usia 2 - <3 tahun 1 : 8 anak;


- usia 3 - <4 tahun 1 : 10 anak;

- usia 4 - <5 tahun 1 : 12 anak;

- usia 5 - ≤6 tahun 1 : 15 anak.

f) Kalender Pendidikan Pengaturan waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran sesuai kondisi
daerah:

1) Permulaan tahun ajaran,

2) Minggu efektif pembelajaran (rr: 17x2),

3) Waktu pembelajaran efektif (fd, ahd,ad),

4) Hari libur (Nas, daerah, lbg)

2.Standar Proses Standar yang perlu diikuti dalm pengembangan rencana pembelajaran selaras dengan
prinsip-prinsip dan cara pengorganisasian, serta standar dalam pelaksanaannya, terutama yang berkaitan
dengan penataan lingkungan bermain dan pengorganisasian kegiatan.

a) Bentuk Perencanaan

1) Perencanaan Semester,

2) Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

3) Rencana Kegiatan Harian (RKH).

4) Rencana Kegiatan usia 0-2 th bersifat individual

b) Prinsip

1) Memperhatikan tingkat perkembangan, kebutuhan, minat dan karakteristik anak.

2) Mengintegrasikan kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.

3) Pembelajaran dilaksanakan melalui bermain.

4) Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berkesinambungan, dan bersifat pembiasaan.


5) Proses pembelajaran bersifat aktif, kreatif, interaktif, efektif, dan menyenangkan.

6) Proses pembelajaran berpusat pada anak.

c) Pengorganisasian

1) Pemilihan metode yang tepat dan bervariasi.

2) Pemilihan alat bermain dan sumber belajar yang ada di lingkungan.

3) Pemilihan teknik dan alat penilaian sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

d) Penataan lingkungan bermain

1) Menciptakan suasana bermain yang aman, nyaman, bersih, sehat, dan menarik.

2) Penggunaan alat permainan edukatif memenuhi standar keamanan, kesehatan, dan sesuai dengan fungsi
stimulasi yang telah direncanakan.

3) Memanfaatkan lingkungan.

e) Pelaksanaan Pengorganisasian Kegiatan

1) Kegiatan dilaksanakan di dalam ruang/kelas dan di luar ruang/kelas.

2) Kegiatan dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan.

3) Kegiatan untuk anak usia 0 - <2 tahun, bersifat individual.

4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 2 - <4 tahun dalam kelompok besar, kelompok kecil dan
individu meliputi inti dan penutup.

5) Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada usia 4 - ≤6 tahun dilakukan dalam individu, kelompok kecil, dan
kelompok besar meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu pembukaan, inti dan penutup.

6) Melibatkan orang tua/keluarga.

3. Standar Penilaian Standar yang perlu diikuti dalam penilaian, baik Teknik, Lingkup, Proses, Pengelolaan
hasil, maupun Tindak lanjutnya. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak.
a) Teknik Penilaian

1) Pengamatan,

2) penugasan,

3) unjuk kerja,

4) pencatatan anekdot,

5) percakapan/dialog,

6) laporan orang tua, dan

7) dokumentasi hasil karya anak (portofolio), serta

8) deskripsi profil anak.

b) Lingkup

1) Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik.

2) Mencakup data tentang status kesehatan, pengasuhan, dan pendidikan.

c)Proses

1) Dilakukan secara berkala, intensif, bermakna, menyeluruh, dan berkelanjutan.

2) Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari.

3) Secara berkala tim pendidik mengkaji-ulang catatan perkembangan anak dan berbagai informasi lain
termasuk kebutuhan khusus anak yang dikumpulkan dari hasil catatan pengamatan, anekdot, check list, dan
portofolio.

4) Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak, termasuk kebutuhan khusus anak.

5) Dilakukan secara sistematis, terpercaya, dan konsisten.

6) Memonitor semua aspek tingkat pencapaian perkembangan anak.

7) Mengutamakan proses dampak hasil.


8) Pembelajaran melalui bermain dengan benda konkret.

d) Pengelolaan hasil

1) Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia.

2) Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis kepada orang tua secara
berkala, minimal sekali dalam satu semester.

3) Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan lisan dan tertulis secara
bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.

e) Tindak lanjut

1) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.

2) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis aktivitas/kegiatan,
penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki
sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.

3) Mengadakan pertemuan dengan orang tua/keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan tindak lanjut
untuk kemajuan perkembangan anak.

4) Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua.

5) Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.

d. Standar 4: Standar Sarana Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan

1. Sarana Prasarana

a) Prinsip standar sarana Prasarana:

1) Aman, nyaman, terang dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak

2) Sesuai karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak

3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas
pakai layak
2. Pengelolaan Mengacu pada prinsip:

1) Prinsip Kemandirian

2) Prinsip Kemitraan

3) Prinsip Partisipasi

4) Prinsip Keterbukaan

5) Prinsip Akuntabilitas

3. Pembiayaan Tujuan Pembiayaan: Terpenuhinya kebutuhan anggaran operasional penyelenggaraan PAUD


di tingkat satuan PAUD. Sumber Pembiayaan:

1) Orang tua

2) Masyarakat

3) Pemerintah Pusat

4) Pemerintah Daerah

C. Implikasi Ide Kurikulum 2013 PAUD dalam Dokumen KTSP

Kurikulum merupakan komponen penting dalam mengembangkan KTSP, maka ide tersebut akan
mewarnai dokumen yang dihasilkan, yaitu dokumen KTSP PAUD. Implikasi ide kurikulum dapat terlihat
dalam Dokumen I maupun Dokumen II. Posisi filosofis akan berimplikasi terhadap rumusan visi misi serta
tujuan Satuan PAUD. Muatan Kurikulum akan berimplikasi terhadap substansi program pengembangan dan
muatan pembelajaran. Apabila tim pengembang memahami posisi filosofis, landasan teori kurikulum serta
landasan psikologis pedagogis PAUD maka substansi program pengembangan dan muatan kurikulum
dikemas dalam pengembangan yang berorientasi pada landasan filosofis, psikologis dan pedagogis yang
tertuang dalam Kurikulum 2013 PAUD. Perumusan SOP yang dikembangkan akan berpihak pada
kepentingan peserta didik, dan tentu saja melibatkan peran orang tua dalam pembelajaran. SOP dikembangkan
bermuara pada pelayanan peserta didik sejak kedatangan di Satuan PAUD, proses bermain dan pembelajaran,
sampai dengan berakhirnya kegiatan belajar.Konsep belajar dan perkembangan anak usia dini berimplikasi
pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan (RPPM) dan rancangan penilaian perkembangan anak. Tanpa memahami konsep belajar dan
perkembangan anak maka RPPH. RPPM, dan rancangan penilaian perkembangan akan tersusun sebagaimana
kebiasaan lama yang ditempuh guru. Implikasi ide kurikulum dalam dokumen KTSP harus secara jelas dan
eksplisit dituangkan sesuai ide esensial dari Kurikulum 2013 PAUD. Apabila dokumen KTSP yang
dikembangkan oleh tim pengembang KTSP tidak merupakan cerminan dari ide kurikulum, maka dapat
dikatakan terjadi perbedaan antara ide esensial dan dokumen KTSP yang disusun oleh Tim Pengembang. Atau
dapat dikatakan terdapat dua jenis kurikulum yang berbeda, yaitu kurikulum sebagai ide dan kurikulum
sebagai dokumen KTSP.

Hal ini dapat dikatakan pula bahwa dokumen KTSP bukanlah suatu siklus kesinambungan antara ide
kurikulum dengan dokumen kurikulum, tetapi masing-masing berdiri sendiri dan berbeda antara ide
kurikulum dan dokumen kurikulum.Perlu disadari bahwa dokumen KTSP merupakan dokumen rencana yang
akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, sehingga apabila antara ide dan dokumen tidak terjadi
kesinambungan maka akan terjadi ketidaksinambungan pula pada pelaksanaan atau kurikulum sebagai proses.
Dampak yang dikhawatirkan adalah, jika proses pembelajaran adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang
direncanakan dalam dokumen kurikulum maka terdapat dua kurikulum yang berbeda yaitu kurikulum sebagai
rencana tertulis dan kurikulum sebagai proses. Dalam keadaan yang demikian maka kurikulum sebagai proses
bukanlah implementasi dari kurikulum sebagai rencana yang tercantum dalam dokumen kurikulum. Dengan
demikian maka hasil belajar adalah hasil kurikulum sebagai proses dan bukan hasil dari kurikulum yang
direncanakan dan bukan implementasi dari ide kurikulum.

D. Mengembangkan Tema Sesuai dengan tema yang akan diberikan .

Tema di dalam kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan
konsep kepada anak didik secara utuh (Montolalu dkk., 2012, 11.10). Tema digunakan dalam pembelajaran
untuk anak usia dini bertujuan membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak. Tema pada kegiatan pembelajaran anak usia dini bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sebagai perluasan wawasan dalam rangka menghantarkan kematangan perkembangan anak.
Pembelajaran menggunakan tema memiliki kekuatannya sendiri dibanding pembelajaran bidang studi.
Kekuatan pembelajaran yang dirancang menggunakan tema, antara lain sebagai berikut (Nurani, 2013).

a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.

b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.


c. Hasil belajar akan bertahan lama karenalebih berkesan dan bermakna.

d.Mengembangkan keterampilan berfikir anak dengan permasalahan yangdihadapi.

e.Menumbuhkan keterapilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.

Secara umum pengembangan tema dibagi menjadi tiga tahap.Tahap persiapan pengembangan tema. Tahap
ini meliputi berbagai persiapan yang perlu dilakukan guru sebelum mengembangkan tema adalah
menganalisis sumber tema. Tema dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber yang biasanya digunakan untuk
menggali tema, yaitu :

a.Anak Anak merupakan sumber tema yang paling baik karena tema yang baik berbasis minat anak sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan benarbenar bermakna

b.Kejadian istimewa merupakan sumber tema yang selanjutnya, seperti peringatan hari kemerdekaan

c.Kejadian yang sedang berlangsung merupakan sumber tema yang insidentaltetapi akan sangat menarik dan
bermakna bagi anak, misalnya saat gunung kelud meletus, guru dapat mengangkat tema bencana gunung
meletus ataupun tema debu

d.Tema juga dapat berasal dari guru atau anggota keluarga.

Tahap pengembangan tema. Banyaknya sumber tema membuat pendidik terkadang kesulitan memilih tema
mana yang sesuai untuk diterapkan di kelasnya. Pemilihan tema ini sebaiknya memperhatikan karakteristik
tema yang ada agar sesuai dengan tujuan pengembangan tema itu sendiri. Adapun karakteristik tersebut antara
lain:

1.Dibangun dari pengetahuan dan pengalaman nyata anak sehari-hari di lingkungannya

2.Disesuaikan dengan usia dan budaya anak

3.Menyajikan konsep untuk digali oleh anak

4.Didukung oleh pengetahuan faktual hasil penelitian dan pengalaman guru selama mengajar

5.Mencakup pengalaman pertama dan langsung bagi anak


6.Meliputi 6 aspek perkembangan yang menggambarkan bidang kurikulum (bahasa emosional, dan seni) serta
mendukung keterpaduannya

7.Mencakup materi secara tematik yang dilakukan lebih dari sekali dan dalam berbagai aktivitas (bermain
eksplorasi, penemuan terbimbing, problem solving, diskusi, demonstrasi, instruksi langsung dalam kelompok
kecil maupun klasikal)

8.Memadukan isi dan proses pembelajaran

9.Memberikan kesempatan pada anak untuk praktik dan menerapkan keterampilan dasar sesuai usianya

10.Memperluas topik yang berasal dari ide anak dan langsung untuk anak

11.Mendorong anak untuk mendokumentasikan dan merefleksikan apa yang dipelajarinya

12.Melibatkan keluarga anak dalam berbagai cara.

Tema-tema yang disusun juga perlu memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.Relevansi, bahwa tema yang disusun sebaiknya dibangun dari pengetahuan dan pengalaman nyata anak
sehari-hari di lingkungannya.

b.Berkesinambungan, bahwa tema yang disusun sebaiknya mencakup materi yang dilakukan lebih dari sekali
dan dalam berbagai aktivitas (bermain eksplorasi, penemuan terbimbing, problem solving, diskusi,
demonstrasi, instruksi langsung dalam kelompok kecil maupun klasikal).

c.Keberagaman & Keseimbangan lintas kurikulum, bahwa tema yang disusun perlu memuat seluruh aspek
perkembangan kurikulum secara seimbang dan bervariasi.

d.Ketersediaan sumber dan materi pembelajaran, bahwa dalam menyusun tema sebaiknya memperhatikan
kemudahan dalam mencari sumber dan materi pembelajaran di sekitar sekolah.

e.Berpotensi sebagai proyek, tema yang disusun merupakan topik yang dapat dikembangkan sebagai ide dan
proyek dalam pembelajaran.

Tema yang akan digunakan dalam pembelajaran dikembangkan mengacu pada karakteristik dan kriteria
yang ada dengan langkah-langkah berikut:
1.Memilih topik yang akan dijadikan tema. Topik yang akan dipilih sebagai tema haruslah yang sesuai dengan
usia dan latar belakang anak, mudah mencari media pendukungnya, dan sudah dipahami oleh pendidik.
Pembelajaran tematik fokus pada topik yang harus dibahas secara tuntas, jadi bukan ketuntasan pada bidang
studi atau bidang pengembangan. Berikut berbagai topik yang dapat dipilih sebagai tema

2.Brainstorming tentang tema yang dapat dilakukan dengan teman sejawat maupun bersama anak. Tujuan
brainstorming ini agar ada kesepahaman tentang tema yang akan dikembangkan sehingga tidak terjadi
kesalahan konsep dalam penyampaiannya.

3.Mencari literatur. Gunakan literatur untuk menambah wawasan tentang tema yang akan dikembangkan
pendidik di dalam kelas. Pendidik perlu lebih dahulu mencari wawasan mengenai tema yang akan
dikembangkannya. Misalnya, guru perlu mencari tahu apa saja yang bisa menjadi kecambah, bagaimana
menanam kecambah, apa manfaat kecambah, dan seterusnya.

4.Mengembangkan tema besar menjadi tema kecil. Kembangkan tema menjadi sub tema. Pengembangan tema
menjadi sub tema ini bertujuan untuk membuat topik pembelajaran menjadi lebih rinci agar pembahasan topik
menjadi fokus. Berikut contoh pengembangan tema menjadi sub tema.

5.Menyusun konsep pengetahuan tentang tema kecil yang akan dikembangkan. Penyusunan konsep
menggunakan pertanyaan 5 W, 1 H sehingga diperoleh pengetahuan tentang topik. Berikut contoh
pengembangan konsep pengetahuan tema.

6.Menentukan puncak tema. Puncak tema perlu disusun untuk merangkum seluruh pembahasan sub tema yang
ada di tema besar itu. Puncak tema merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan mampu
mengingatkan kembali terhadap pembahasan yang telah lalu. Contoh puncak tema dari tema kecambah adalah
proyek membuat bakwan.

7.Melaksanakan tema dalam pembelajaran. Pelaksanaan tema dalam pembelajaran tidak perlu terlalu kaku,
tetapi perlu memperhatikan prinsip keinsidentalan sehingga tema yang digunakan dapat berubah
sewaktuwaktu sesuai kebutuhan

Tahap tindak lanjut pengembangan tema. Tindak lanjut terhadap pengembangan tema yang ada dapat
dilakukan setelah tema digunakana dalam pembelajaran. Tindak lanjut yang dilakukan dapt berupa evaluasi
pelaksanaan tema yang bertujuan untuk menggali :
1.Ketertarikan anak terhadap tema yang dipilih. Jika anak tidak terlalu berminat, maka tema tersebut dapat
diganti untuk tahun-tahun mendatang

2.Kemudahan guru mencari sumber bacaan dan sumber pembelajaran. Jika guru mengalami kesulitan mencari
keduanya, maka tema tersebut belum dapat dikatakan kontekstual dan dapat diganti untuk tahun mendatang.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Semester/Bulan/Minggu : 2 / Februari / IV
Tema : Diriku
Sub Tema : Anggota Tubuhku
Kelas/Usia : B1/ 5-6 Tahun
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Februari 2020

Kompetensi Dasar
NAM : 3.1, 4.1, 1.1 . SOSEM: 2.11 . BAHASA: 3.10, 4.10, 3.12, 4.12, 3.11, 4.11 . MOTORIK: 3.3-4.3 .
KOGNITIF: 3.6-4.6 . SENI: 3.15-4.15

MATERI
Mengenal ciptaan tuhan, macam-macam do’a, mengenal cara mengatur diri, tanya jawab tentang anggota
tubuh ciptaan tuhan, mengenal Asmaul Husna, mengenal jumlah raka’at dalam sholat, praktek langsung
gerakan berwudhu.

Alat Dan Bahan


 Buku Asmaul Husna
 Jus Amma

1. Kegiatan Motorik Kasar


 Gerakan Wudhu

2. Kegiatan Pembuka
 Ikrar dan berdoa
 Absen
 Hapalan surat pendek An-Nas
 Bahasa inggris tentang anggota tubuhku
 Tanya jawab tentang anggota tubuh ciptaan tuhan (BHS: 3.12, 4.12 )
 Bernyanyi tentang Anggota Tubuh“Satu Cinta Allah” (SENI: 3.15, 4.15)

3. Kegiatan Inti
 Mengenal Asmaul Husna (SENI: 3.15, 4.15)
 Mengenal jumlah raka’at dalam sholat ( KOG: 3.6, 4.6 )
 Praktek langsung gerakan berwudhu (FM: 3.3, 4.3)

4. Istirahat Makan
 Mencuci tangan
 Berdoa sebelum
 Makan bersama
 Berdoa sesudah makan
 Membaca doa keluar rumah dan naik kendaraan

5. Kegiatan Penutup
 Diskusi kegiatan hari ini
 Memberi informasi besok hari

Mengetahui, Selasa, 25 Februari 2020


Kepala Sekolah Guru Kelas Kelompok B1
Penilaian Pembelajaran Anak
Program Nama Anak
KD Indikator
Pembelajaran
NILAI 1.1 Mengenal
AGAMA ciptaan Tuhan.
DAN
MORAL

FISIK 3.3- Meniru gerakan


MOTORIK 4.3. berwudhu

KOGNITIF 3.6- Mengenal jumlah


4.6 raka’at dalam
sholat

BAHASA 3.10, Tanya jawab


4.10, tentang anggota
tubuh ciptaan
tuhan

SOSEM 2.11 Mengenal cara


mengatur diri

SENI 3.15- Bernyanyi


4.15 “Asmaul Husna”

Mengetahui, Selasa, 25 Februari 2020


Kepala Sekolah Guru Kelas Kelompok B1
Tanggapan Kelompok Mengenai Implikasi KTSP Pada Permen Nomor 58 Tahun 2009 Dalam
Mengembangkan Kurikulum Yang Dilaksanakan Di TK

Setiap hari pelaksanaan pengembangan kurikulum di TK selalu berbeda,akan ada rencana yang dibuat oleh
seorang pedidik untuk dijadikannya sebagai pedoman kegiatan harian anak didiknya di TK.Melalui recana itu
pendidik bisa dengan mudah mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian(RPPH) itu dibuat sesuai dengan apa saja yang dibutuhkan anak sesuai dengan rentang
usianya.RPPH ini adalah salah satu wujud usaha seorang pendidik untuk mengembangkan kemampuan belajar
peserta didiknya,Dengan adanya RPPH ini pelaksanaan pembelajaran akan lebih terarah dan teratur.Terarah
maksudnya disini anak belajar sesuai apa yang dibutuhkan di usianya,dan berkelanjutan sampai anak
memperoleh dunia pendidikan yang lebih tinggi. Pada RPPH ini juga dibutuhkan aspek penilaian,aspek
penilaian ini digunakan untuk menilai apakah kegiatan yang ada pada RPPH ini dilaksanakan dengan baik
atau malah sebaliknya.Pada penilaian juga terdapat banyak aspek yang harus diperhatikan.RPPH untuk anak
usia dini disusun berdasarkan tema,pembelajaran berupa tema ini sangat memberikan dampak positif bagi
aspek- aspek perkembangan,tema ini disusun juga berdasarkan usia,usia yang satu dan yang lain akan berbeda
pula isi RPPH nya dan setiap tema juga berbeda aspek penilaiannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kejelasan Jenis Satuan PAUD yang dikembangkan (Terpadu atau Tersendiri) serta waktu (lama Layanan)

2. Level Usia Anak Yang Dilayani (satu level tertentu atau multi-level)

3. Lingkup perkembangan Standar yang bersumber dari SN-PAUD

4. Lingkup perkembangan sesuai dengan tuntutan daerah, visi-misi lembaga dan kekhasan lainnya.

5. Untuk tujuan kejelasan, lingkup perkembangan dapat dibagi ke dalam sub perkembangan 6. Jeda waktu
kurikulum yang digunakan (tahun, semester, cawu, bulan, dst).

7. Semua gagasan dituangkan dalam format yang tepat dan mewakili.

8. Terkait dengan struktur program tersebut agar lebih rinci, dapat ditindaklanjuti dengan pengembangan
silabus (sebagaimana tuntutan pengembangan kurikulum KTSP) serta pemetaan materi kurikulum yang
selaras dengan tingkat perkembangan anak.

9. Bidang pengembangan, secara umum terbagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu bidang pengembangan
kemampuan dasar dan pengembangan perilaku.

10. Setiap satuan PAUD dibolehkan menggenapi bidang pengembangan selaras dengan visi-misi lembaga.

11. Dapat pula mengakomodasi bidang pengembangan yang diajurkan oleh daerah tertentu sebagai akomodasi
budaya khas.

12. Waktu penyelenggaraan PAUD dapat bervariasi, ada yang bersifat satu hari penuh, setengah hari atau
dalam waktu terbatas.

13. Pengembangan Kurikulum Lembaga

14. Kurikulum PAUD menggunakan pendekatan holistic curriculum mencakup semua aspek perkembangan
15. Prosesnya belajar dilaksanakan secara integrated learning mencakup semua konsep pengetahuan
(matematika, sain, sosial, seni, bahasa) 16. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain.

17. Kurikulum dikembangkan oleh Lembaga dengan merujuk pada standar yang dibangun oleh Dinas
Pendidikan

18. Kurikulum PAUD untuk:

a) Membentuk karakter anak, dilakukan melalui pembiasaan : moral, nilai, emosinal

b) Membangun pengetahuan dasar: kognitif (matematika dan sain), bahasa, sosial, dan seni. c) Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan tahap perkembangan anak

d) Kurikulum memuat konsep matematika, bahasa, sosial, sain, seni

e) Kurikulum dijabarkan dalam rencana kegiatan

f) Rencana kegiatan diterapkan dalam bentuk kegiatan main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk orang banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar makalah ini lebih baik lagi dari sebelumnnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum 2004. Kerangka Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasiolan Republik

Indonesia.

Nasution S. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung : Bina Aksara. Oliva

Permen 58. (2009).Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2009. Jakarta.

Sukmadinata, N.Sy. (1997). Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indoensia

Anda mungkin juga menyukai