TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini, selain untuk melengkapi tugas yang di
berikan oleh Bapak Drs. Sirajuddin, MM dalam mata pelajaran Profesionalisasi
dan Etika Profesi Guru, juga agar kita lebih bisa memahami potensi diri kita
melalui pengetahuan seputar organ terpenting manusia dalam pengatur system
saraf yaitu otak.
Selain itu, agar kita bisa menjadi guru yang memiliki kepribadian yang
baik sehingga pembelajaran kepada para siswa dapat berlangsung secara
menyenangkan dan juga manusiawi, untuk mewujudkan generasi generasi yang
tidak hanya cerdas secara pikiran, tetapi juga cerdas hati dan bermoral.
A. OTAK MANUSIA
Otak adalah bagian tubuh yang tersulit untuk dipelajari. (E. Fuller
Torrey)
Otak anda mempunyai potensi yang sama dengan otak Albert Einstein.
(Bobbi DePorter)
Sabda Nabi Muhammad SAW: Di dalam diri manusia ada segumpal
daging, bila daging itu baik maka baiklah manusia itu, jika daging itu jelek
maka jeleklah manusia itu. Menurut Dr. Taufiq Pasiak (salah satu ahli
neurosains Indonesia) dengan sangat mantap mengatakan bahwa segumpal
daging itu tidak lain adalah otak, bukan hati, bukan pula jantung. Hasil hasil
penelitian mutakhir membuktikan bahwa otak manusia memiliki tiga fungsi
yaitu: (1) fungsi rasional logis, (2) fungsi emosional intuitif, dan (3) fungsi
spiritual, yang tidakdimilliki organ tubuh manusia lainnya. Ketiga fungsi
inilah yang memungkinkan otak menjadi penentu kualitas diri manusia.
Otak merupakan sumber dan pusat dari seluruh system syaraf yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup. Karena sedemikian vitalnya organ ini,
otak dilindungi oleh tulang tengkorak yang keras di kepala. Sebagai sumber
segala aktivitas manusia, otak adalah satu satunya organ yang tidak dapat di
cangkokan.
Otak ternyata hanya memiliki volume 1350 cc dan berat 1,5 kg pada orang
dewasa, namun otak memiliki 100 juta neuron yang memiliki peran vital bagi
tubuh manusia. Selain mengatur hamper seluruh fungsi kehidupan dalam
tubuh manusia, otak juga turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat kognisi dan intelegensi manusia.
Dalam buku Quantum Learning, Bobbi DePorter dan Mike Hernacki
menjelaskan bahwa eksperimen terhadap dua belahan otak (kiri dan kanan)
menunjukan bahwa masing-masing belahan otak bertanggung jawab terhadap
cara berpikir seseorang. Selain itu, masing-masing belahan mempunyai
pikiran
tersebut
disebarluaskan,
disosialisasikan,
bahkan
manusia
mampu
berpikir
secara
rasional,
penuh
Bahkan,
kerusakan
dalam
tingkat
yang
parah
dapat
penuh. Penelitian yang dilakukan oleh Galen, seorang filsuf Yunani di era kuno,
hingga Fritsch dan Hitzig di zaman modern, telah membuktikan bahwa upaya
memahami otak secara utuh tidak akan pernah berhenti.
Keajaiban lain dari otak adalah kedudukannya sebagai pusat saraf tubuh
manusia. Otak bertugas mengkoordinasi aktivitas manusia dalam kehidupan
sehari-hari dan ia jarang sekali salah.
Kekuatan terbesar otak adalah kekuatan berpikir. Setiap orang memiliki
otak, namun sangat jarang orang yang mampu menggunakan otaknya dengan
baik. Kekuatan pikiran yang dihasilkan otak belum tentu akan mati setelah
manusia itu mati. Orang sering berpikir dengan keras untuk menciptakan sesuatu
yang berharga di kehidupannya, dan banyak dari mereka yang berhasil
menciptakan gagasan atau karya karya yang luar biasa bagi dunia. Namun, hal
ini ternyata masih belum ada apa-apanya. Rata rata manusia hanya
menggunakan 0,0001% dari kapasitas otaknya, bahkan mungkin kurang dari itu.
Hanya dengan menggunakan sebagian kecil dari kekuatan otak manusia saja,
dunia modern saat ini telah dipenuhi dengan penemuan penemuan dan karya
karya yang luar biasa. Bila yang sedikit saja sudah menghasilkan sesuatu yang
luar biasa, bagaimana bila manusia mampu menggunakan 100% atau paling tidak
70% dari kemampuan optimal otaknya.
Secara Fisiologis, otak kita sama dengan otak orang orang di sekitar kita.
Bahkan anatomi otak kita hampir sama dengan otak orang orang hebat seperti
Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Ibnu Rusyd, BJ. Habibie, Amin Rais, dan
orang orang hebat lainnya. Jika dilatih dan dikembangkan secara maksimal, otak
kita memiliki kesempatan yang sama untuk menyamai atau bahkan melampaui
otak orang orang hebat di dunia. Semua itu tergantung bagaimana kita
mengoptimalkan potensi otak kita. Upaya upaya untuk lebih memahami dan
mengelola sebaik baiknya kemampuan otak manusia harus terus digalakan.
10
spesial
seperti
keseimbangan,
keterampilan,
kekuatan,
11
12
akan
menangkap
lingkungannya
sebagai
medan
pertempuran yang disikapi dengan insting alamiah belaka. Hal ini pula
yang menyebabkan materi pelajaran tidak dapat diterima dengan
sempurna.
13
cara
ia
bersikap,
sehingga
perlawanan
atau
yang
ramah
otak
berarti
pembelajaran
dengan
14
makna serta nilai bagi diri mereka sendiri dari informasi dan
pengalaman yang mereka dapatkan.
Puncak dari itu semua adalah diharapkan nantinya muncul peak
experience (pengalaman puncak) dan the moment of glory (momen yang
memuaskan) dalam belajar.
15
agar
proses
pembelajaran
penuh
dengan
16
adalah suatu keterampilan yang tidak pernah lekang oleh ruang dan
waktu.
Seorang guru pembelajar akan memiliki berbagai macam metode,
pengetahuan,
wawasan
dan
informasi
yang
berguna
untuk
17
18
19
metode yang jauh lebih efektif yang akan menghasilkan murid bisa apa
ketimbang sekedar tahu apa.
6. Prinsip applied learning
Sekolah melalui para guru selalu berupaya mengaitkan materi belajar
dengan kehidupan nyata sehari hari, sehingga siswa tidak hanya belajar
konsep konsep abstrak tetapi pembelajaran yang langsung diaplikasikan.
Dengan cara ini murid tidak akan mengalami keterasingan dan kesulitan
dalam menjalani kehidupan sehari hari. Ia menjadi lebih mudah merasa
menjadi bagian tak terpisahkan dari lingkungan sekitar.
7. Prinsip management school
Sekolah yang mempunyai siklus control dalam proses pembelajaran, mulai
dari perencanaan mengajar, konsultasi, observasi kelas, dan analisa
perbaikan yang dilakukan secara kontinyu, agar dinamika dan kreatifitas
guru semakin terasah.
8. Prinsip multiple intelligence research
Prinsip ini menegaskan bahwa setiap siswa mempunyai kecenderungan
kecerdasan yang beragam, sehingga semua siswa adalah bintang dan juara
dengan cara yang berbeda beda. Tanpa mengetahui dengan baik
kecenderungan kecerdasan yang beragam tersebut, guru dan sekolah akan
kembali terjebak pada prinsip satu untuk semua.
Kesimpulannya, tugas guru dan sekolah dalam proses pembelajaran adalah
membuat para murid jatuh cinta terhadap apa apa yang tengah mereka pelajari.
Ketika murid murid benar benar telah jatuh cinta terhadap apa apa yang
tengah mereka pelajari, maka gairah dan semangat belajarnya pun mencuat hebat.
Meski tidak ada peringatan, pengawasan, atau bahkan ancaman, mereka akan
tetap bergairah dan bersemangat untuk terus belajar.
20
KESIMPULAN
Guru yang telah mampu memahami potensi dirinya dan mampu
berkembang ke arah yang lebih baik harus siap menggunakan kemampuannya
menciptakan perubahan dimana mana. Ketika masih ada dilingkungan keluarga,
ia menjelma menjadi agen perubahan positif bagi anggota keluarganya. Ketika
berada di lingkungan tempat tinggalnya, ia pun menjelma menjadi agen
perubahan positif bagi tetangganya. Ketika berada di lingkungan sekolah
tempatnya mengabdi, ia juga berubah menjadi agen perubahan positif bagi
muridnya dan sesama guru.Dan ketika ia berada di organisasi profesi, ia benar
benar menunjukan dirinya sebagai agen perubahan bagi pengurus dan anggota
organisasinya.
Anak didik yang masih suka tawuran, melakukan seks bebas, terjerumus
pada penyalahgunaan narkoba, atau perbuatan perbuatan negatif lainnya.,
memang tidak semata mata disebabkan oleh kesalahan sekolah dalam
menjalankan kebijakannya. Tapi harus diingat bahwa tugas sekolah sejatinya
untuk menjadikan anak didik yang bodoh menjadi pintar, yang perilakunya buruk
menjadi baik, hingga yang minder menjadi percaya diri. Karena para orang tua
tidak mungkin sanggup mendidik anak anak mereka sendirian.
21
SARAN
Saran saya untuk para calon guru maupun para guru yang sudah lama
mengabdi adalah untuk selalu mengintrospeksi diri. Jangan selalu merasa dirinya
paling benar tanpa mau membuka hati dan pikiran untuk selalu belajar. Karena
pada dasarnya guru juga manusia. Tidak ada yang sempurna. Namun masih bisa
berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.
Pengembangan pengembangan diri yang dilakukan selain berdampak
positif bagi pribadi guru tersebut, juga nantinya akan menebar dampak yang
positif bagi perkembangan anak didik. Diharapkan nantinya akan mencetak
generasi generasi yang berkualitas tidak hanya pintar / cerdas pikiran, tetapi
juga cerdas hati, berakhlaqul karimah, beriman, dan bermoral. Dan menjadi
manusia yang dapat diharapkan dan dibanggakan untuk terciptanya bangsa
Indonesia yang unggul dalam hal positif di mata dunia.
Keep Spirit and Be better!