B. Pendidikan Karakter
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ”karakter” diartikan sebagai sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu
perangai atau perbuatan yang selalu di lakukan atau kebiasaan. 1 karakter diartikan sebagai
nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat luas, seperti etis,
demokratis, hormat, bertanggung jawab, dapat dipercaya, adil dan fair, serta peduli, yang
bersumber dari nilai-nilai kemasyarakatan, ideologi negara, dan kewarganegaraan, nilai-nilai
budaya bangsa, agama, dan etnik yang diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas
sehingga tidak menimbulkan konlfik. 2
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter)
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi manusia paripurna.
Oleh karena itu karakter sebagai nilai-nilai yang dapat diterima oleh masyarakat
membutuhkan sistem penanaman agar melekat pada diri manusia sehingga dapat berperilaku
terpuji.3
1
Sudaryanti. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1 Juni
2012 . hlm. 13-14
2
Slamet Suyanto . Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1 Juni
2012
3
Darmiyati Zuchdi, dkk. . 2015. Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: UNY Press. Hlm. 3
sedangkan menurut Fakri Gafar , pendidikan karakter adalah suatu proses
transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang
sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Definisi ini mengandung
pengertian bahwa dalam pendidikan karakter paling tidak mencakup transformasi nilai-nilai
kebajikan, yang kemudian ditumbuh kembangkan dalam diri seseorang (peserta didik), dan
pada akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian, tabiat, maupun kebiasaan dalam bertingkah
laku.4
4
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter…..hlm. 43-46
5
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini, (Yogyakarta: AR-
RUZZ Media, 2013), hlm 22
6
La Hadisi, Pendidikan Karakter Anak Usia Din, Jurnal Al-Ta‟dib 2015, Vol.8, No. 2, hlm.54-55
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri kreatif,
berwawasan kebangsaan
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,
jujur, penuh dengan kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan.
7
Siti Aisyiyah.dkk, Pembelajaran Terpadu, ( Tengerang Selatan: Universitas Terbuka), hlm. 1.10
binatang, menebak suara, menyimak cerita, peran berantai. Dalam metode bercerita ini
dapat membantu siswa dalam mencapai tingkat pencapaian perkembangan penerimaan
bahasa dan pengungkapan bahasa, dalam hal ini, menyimak perkataan orang lain,
memahami cerita dan menjawab pertanyaan sederhana, dan menceritakan kembali
cerita/dongeng yang pernah didengar
f. Kemampuan seni anak
Pengembangan kemampuan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu
berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan menghargai hasil seni.