Anda di halaman 1dari 11

PERAN GURU DI DALAM KELAS DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

Oleh
Suyandi Sinaga, NIM. 8146132058 Kelas AW 2 Kepengawasan
Prodi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan

PENDAHULUAN
Lembaga Perserikatan Bangsa bangsa (PBB) yang mengurusi pendidikan yakni United
Nations Educational Scientific and Culture Organization (Unesco) menyaranan bahwa
pendidikan harus mengandung tiga unsur: (a) belajar untuk tahu (learn to know). (b)
belajar untuk berbuat (learn to do). (c). belajar untuk bersama (learn to live together).
Dari ketiga unsur di atas belajar untuk hidup bersama (learn to live together) merupakan
pendidikan karakter yang harus dilakukan melalui lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan yang adalah sekolah merupakan lingkungan belajar siswa, dalam skala yang
lebih kecil lingkungan belajar di sekolah adalah kelas. kelas terdiri dari guru, siswa dan
ruang kelas itu sendiri beserta dengan seluruh kelengkapan yang ada didalam kelas
tersebut. Kelas merupakan tempat dimana siswa melakukan aktifitas belajar sehari
hari.
Untuk mencapai Pendidikan Karakter yang bermutu dan maksimal di kelas, dimulai
dengan membangun sebuah kelas yang berkarakter. Kelas yang berkarakter dapat
menentukan keberhasilan Pendidikan Karakter. Kelas sangat menentukan proses
pembentukan karakter diri seseorang. Kelas yang positif bisa membentuk pribadi
berkarakter positif, sebaliknya kelas yang negatif dan tidak sehat bisa membentuk
pribadi yang negatif pula. Kelas memiliki peran yang sangat penting dalam membangun
karakter-karakter individu yang ada di dalamnya.
Kelas merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah, didalam
kelas terjadi interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Siswa
sebagai orang yang belajar dibimbing sepenuhnya oleh guru yang mengajar. Menurut
Sardiman (1986:8) yang dikatakan dengan iteraksi pendidikan apabila secara sadar
mempunya tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik ke arah
kedewasaan. Sedangkan menurut Soetomo, bahwa interaksi belajar mengajar ialah

hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak (murid) yang harus menunjukkan
adanya hubungan yang bersifat edukatif (mendidik). Di mana interaksi itu harus
diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat mendidik, yaitu adanya perubahan
tingkah laku anak didik ke arah kedewasaan yakni anak didik yang memiliki karakter.
PENGERTIAN KARAKTER
Kamus daring wikipedia mendefinisikan Karakter atau watak adalah sifat batin yang
mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia
atau makhluk hidup lainnya. menurut kamus bahasa indonesia, Purwadarminto,
karakter diartikan sebuah tabiat, watak, sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari orang lain, sementara menurut Hornby dan Parnwell
(1972:49), karakter secara harafiah berarti kualitas mental atau moral, kekuatan moral,
nama atau reputasi. M. Furqon Hidayatullah (2010:13) mendefinisikan karakter sebagai
kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang
merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong atau penggerak, serta yang
membedakan dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter ketika orang
tersebut telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta
digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Karakter merupakan sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok
orang.

Ratna Megawangi mengungkapkan ada 9 pilar karakter yang harus ditumbuhkan dalam
diri siswa:
1. Cinta pada Allah SWT, dengan segenap ciptaanNya
2. Kemandirian dan tanggung jawab
3. Kejujuran, bijaksana
4. Hormat, santun

5. Dermawan, suka menolong, gotong royong


6. Percaya diri, kreatif, bekerja keras
7. Kepemimpinan, keadilan
8. Baik hati, rendah hati
9. Toleransi, Kedamaian, kesatuan

PENTINGNYA KARAKTER

Karakter menjadi hal penting dalam kehidupan seseorang, karena karakter menjadi
salah satu penentu kesuksesan seseorang. Oleh karena itu, karakter yang kuat dan
positif perlu dibentuk dengan baik. Menurut Slamet Imam Santoso (1981: 33), tujuan
tiap pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri yang kukuh, kuat dalam jiwa
pelajar, supaya kelak mereka dapat bertahan dalam masyarakat. Diungkapkan juga
bahwa pendidikan bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin
dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil,
jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, serta mempunyai kehormatan diri.
Tambahan lagi, Furqon (2010: 18) mengatakan bahwa pendidikan tak cukup hanya
untuk membuat anak pandai, tetapi juga harus mampu menciptakan nilai-nilai luhur
atau karakter.

Sudrajat menyatakan beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, karakter


seseorang mempengaruhi kesuksesan seseorang. Penelitian di Harvard University
Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja,
tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hardskill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil
dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk
ditingkatkan. Sementara itu Ratna Megawangi (2007) dalam bukunya Semua Berakar
Pada Karakter mencontohkan bagaimana kesuksesan Cina dalam menerapkan
pendidikan karakter sejak awal tahun 1980-an.

Buliten Character Educator yang diterbitkan oleh Character Education Partnership


(http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampakpendidikankarakter-terhadap-akademi-anak/) menguraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz
dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah
dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter
menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat
keberhasilan akademik.

PENDIDIKAN KARAKTER

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Sejalan dengan hal di
atas, menurut Thomas Lickona tanpa ketiga aspek ini pendidikan karakter tidak akan
efektif dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya.

Kecerdasan emosi adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong


masa depan, karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi
segala macam tantangan termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Sebuah
buku berjudul Emotional Intelligence and School Success karangan Joseph Zins (2001)
dalam http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak-pendidikankarakter-terhadap-akademianak/) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang
pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dalam buku
itu dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di
sekolah. Faktor faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan
otak tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi.

Daniel Goleman (dikutip dalam http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologianak/dampak-pendidikan-karakter-terhadap-akademi-anak/)

menjelaskan

bahwa

keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan


emosi dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang
mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar,
bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah
dapat dilihat sejak usia prasekolah dan kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia
dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi
tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti
kenakalan, tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

Selain itu Daniel Goleman juga mengatakan bahwa banyak orang tua yang gagal dalam
mendidik karakter anak-anaknya. Entah karena kesibukan atau karena lebih
mementingkan aspek kognitif anak. Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan,
walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga.

Apabila seorang anak mendapatkan pendidikan karakter yang baik dari keluarganya,
anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Banyak orang tua yang lebih
mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang pendidikan karakter. Berdasarkan hal
tersebut terbukti bahwa pentingnya pendidikan karakter, baik di rumah ataupun di
pendidikan formal.

Sementara itu, UU 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

KELAS SEBAGAI TEMPAT PEMBENTUKAN KARAKTER


Lingkungan keluarga adalah tempat pertama pembentukan karater, namun berhubung
karena kesibukan orang tua yang bekerja, serta kurangnya pengetahuan orang tua
dalam mendidik anak, sehingga pendidikan sepenuhnya diserahkan kepada guru di
sekolah
Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut
memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan
Moral Choice (Keputusan moral) yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata, sehingga
menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat
semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat sesorang. Menurut
Hellen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di
tahun 1904) Character cannot develop in ease and quite. Only through experience of
trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and
succes achieved
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah
satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dillihat, didengar
dan dirasakan, yang mana banyak peroalan muncul yang diidentifikasi bersumber dari
gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai nilai moral terhadap peserta didiknya.
Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan
yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang
dikatakan Dr. Martin Luther King dalam Timothy Wibowo , yakni Intelligence plus
character that is the goal of true education (Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan
akhir pendidikan yang sebenarnya).
Konsep Karakter tidak cukup dijadikan sebagai poin dalam silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan
dipraktekkan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu
secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan
nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan
seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah
dalam keseharian kegiatan disekolah

Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan


semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi
pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah praktekan setelah informasi tersebut di
berikan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.

BAGAIMANA KARAKTER DIPEROLEH


Menurut Ratna Megawangi, pendiri Indonesia Heritage Foundation, ada tiga tahap
pembentukan karakter, yakni:
1. MORAL KNOWING : Memahamkan dengan baik pada anak tentang arti
kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik. Untuk apa berperilaku baik. Dan apa
manfaat berperilaku baik.
2. MORAL FEELING : Membangun kecintaan berperilaku baik pada anak yang akan
menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter
adalah dengan cara menumbuhkannya.
3. MORAL ACTION : Bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan
nyata. Moral action ini merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya dan
harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi moral behavior

Dengan melalui tiga tahap tersebut, proses pembentukan karakter akan menjadi lebih
mengena dan siswa akan berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya
sendiri.

GURU YANG BERKARAKTER


Sebuah kalimat bijak mengatakan bahwa Bila ingin melihat kualitas suatu bangsa maka
lihatlah kualitas gurunya. Guru yang berkualitas akan memiliki karakter yang baik, yang
mana perilakunya dapat ditiru oleh peserta didik.
Karakter menurut Prof. Suyanto, PhD adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup kehidupan

keluarga, masyarakat , bangsa , dan negara. Karaktelah yang menunjukan bagaimana


seseorang bertingkah laku.
Selanjutnya

Prof.

Dr.

H.

Endang

Komara,

M.Si

mengemukakan

bahwa

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena
bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Llebih dari itu,
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik
sehingga peserta didik menjadi paham (domain kognitif) tentang mana yang baik dan
salah, mampu mersakan (domain Afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya
(domain perilaku). Dengan demikian pendidikan karakter erat kaitannya dengan
kebiasaan yang dilakukan terus menerus.
Pembentukan karakter dilakukan melalui keteladanan, intervensi, pembiasaan yang
konsisten , dan penguatan. Pembentukan karakter pada siswa peserta didik hanya dapat
dilakukan oleh guru-guru yang berkarakter pula.
Ciri-ciri guru yang berkarakter diantaranya adalah :
1. Mencintai anak
Factor mencintai anak dengan segenap hati, mau tidak mau harus dimiliki
oleh seorang guru. Ini adalah modal utama dari seorang guru. Guru yang
mencintai anak didiknya akan selalu berusaha membahagiakan anak
didiknya dengan proses belajar yang menyenangkan .

2. Memahami latar belakang social budaya peserta didik


Dengan memahami latar belakang peserta didik, guru akan dengan mudah
mengembangkan

metodologi

pengajaran

apa

yang

tepat guna mempermudah siswa dalam menyerap pengetahuan dan


memahami nilai-nilai apa yang akan ditanamkan.
Pemahaman guru akan latar belakang siswa tidak boleh melahirkan
diskriminasi dalam proses pembelajaran namun menghasilkan pengertianpengertian yang mendalam bagi guru dalam memandang siswanya sebagai
individu-individu/pribadi yang unik dan memiliki ke khasnya tersendiri. Disini

guru mengembangkan sikap menghargai keberadaan setiap individu siswa


bersama kelebihan dan kekurangannya.
3. Stabilitas emosi yang stabil
Seorang guru harus bisa mengendalikan emosi saat berhadapan dengan
peserta didik. Hal ini penting untuk mendukung terciptanya proses belajar
mengajar yang menyenang. Muka yang ramah, tutur kata yang
bersahabat dapat menciptakan suasana belajar nyaman tanpa tekanan.
Tak ada untungnya bagi seorang guru bermuka masam, berkata kasar dan
arogan

karena hal ini dapat menimbulkan ketidaksukaan peserta

didik bahkan kerap menimbulkan kebencian kepada guru yang berujung pula
siswa tidak menyukai mata pelajaran yang dibawakan guru.
Guru pun juga harus menghindari penghukuman yang tidak mendidik dan
berlebihan , baik itu penghukuman yang menyakiti secara fisik maupun
nonfisik. Ingatlah, banyak peristiwa siswa berlaku tidak sopan dan kurang
ajar karena meniru pola tingkah laku yang dilakukan guru.
4. Memiliki daya motivasi
Guru yang berkarakter akan mampu meyakinkan para siswanya bahwa
mereka memiliki potensi untuk berubah kearah yang lebih baik, dapat
beranjak dari kemiskinan dan kebodohan, dan dapat hidup lebih baik
sehingga memiliki kehidupan yang sukses dimasa mendatang.
Motivasi kepada peserta didik harus terus menerus ditanamkan sehingga
tumbuh kepercayaan diri dalam diri mereka bahwa mereka dapat menjadi
orang yang mandiri , cerdas dan bermasa depan cerah.
5. Mencintai profesi guru
Guru yang mencintai profesinya akan mencurahkan seluruh perhatian,
keakhlian, dan intelektualitasnya untuk mengabdi dalam dunia pendidikan. Ia
akan berusaha semaksimal mungkin berbuat yang terbaik untuk siswasiswinya dengan tekun dan teguh hati. Guru harus memiliki loyalitas,
tanggung jawab yang tinggi terhadap profesinya dan bertanggung jawab atas
tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
6. Tidak berhenti belajar

Dalam artian ini, guru akan selalu mengikuti perkembangan jaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan sehingga guru menjadi sosok yang berilmu,
cerdas dan berwawasan luas.

PENUTUP
Guru sebagai orang yang berhadapan langsung dengan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar yang berinteraksi secara langsung dengan siswa menjadi tokoh yang segala
sikap, perkataan dan perbuatannya menjadi teladan bagi siswa harus mampu
menampilkan karakter yang baik Satu hal yang tak kalah penting adalah, mengajarlah
dengan sepenuh hati maka peserta didik pun akan belajar dengan senang hati dan anda
adalah guru yang hebat untuk para siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Daniel Goleman : http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampakpendidikan-karakter-terhadap-akademi-anak/
Joseph Zins (2001) dalam http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologianak/dampak-pendidikan-karakter-terhadap-akademianak/)
Sudrajat Ahmad : (http://akhmadsudrajat.Wordpress.com//pendidikan-karakterdismp/
Suryanegara : http://edukasi.kompasiana.com/2014/06/26/guru-berkarakter-guruhebat-guru-dicinta--664447.html
Suryanegara Herawati :http://edukasi.kompasiana.com/2014/06/26/guru-berkarakterguru-hebat-guru-dicinta--664447.html
Wibowo Timothy : http://www.pendidikankarakter.com/mewujudkan-pendidikankarakter-yang-berkualitas/
Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Karakter

Anda mungkin juga menyukai