pengaruh dapat memodifikasi sifat ini, akan tetapi kedua sifat tersebut memiliki
kecenderungan, sampai batas tertentu, untuk menetap terutama dalam diri anak yang
sangat pemalu atau sangat pemberani.
Terkait dengan perkembangan kognitif, beberapa pertanyaan yang pokok dalam
teori perkembangan yang kognitif adalah: dengan alat-alat apa orang memperoleh
pengetahuan. Bagaimana orang memperoleh pengetahuan, menyimpannya dan
mengatakannya? Dalam prinsipnya hal ini berhubungan dengan alat-alat pengenalan
dan bentuk-bentuk pengenalan. Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir
dan mengamati, jadi tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh
pengetahuan atau yang mebutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
Psikologis Swis yang sering disebut Piaget telah banyak mempengaruhi psikologi
perkembangan dalam hal perkembangan kognisi. Dia telah memberkan banyak
pendapat-pendapat serta dorongan-dorongan dalam hal ini jika dibandingkan dengan
Ginsburg (1969)
Pengertian kognisi sendiri meliputi aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan
untuk mengetahui sesuatu. Perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan
organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.
Dalam pandangan ini organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan.
Perbuatan atau lebih jelas lagi penyesuaian terhadap obyek-obyek yang ada di
lingkungannya, yang merupakan proses interaksi yang dinamis inilah yang disebut
kognisi. Sebagai fungsi mental yang berhubungan dengan proses mengetahui. Proses
kognitif meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan
pemecahan masalah. Dalam psikologi kognitif bahasa menjadi salah satu obyek
materialnya, karena bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif.
C. Perkembangan bersifat kontinu dan diskontinu
Perkembangan bersifat kontinu adalah perkembangan langsung terus sejak masa
konsepsi sampai si anak mencapai kematangan. Perkembangan fisik dan mental
berlangsung terus perlahan-lahan sampai sifat-sifat tersebut mencapai pertumbuhan
yang maksimal pada masa adolesen yaitu masa pubertas antara usia sebelas sampai tiga
belas tahun. Oleh karena perkembangan berlangsung terus menerus, maka apa yang
terjadi pada suatu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. Dapat
3
yang menang dan tidak ada yang kalah. Karena keduanya sama - sama menunjukkan
perannya dalam perkembangan.
Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang
pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir
hayat. Sedangkan pertumbuhan merupakan proses perubahan individu secara fisik.
Perkembangan dan pertumbuhan pada diri individu dapat diamati gejala-gejalanya.
Dalam perkembangan peserta didik banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu
proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu
sama lain. Pendapat-pendapat para ahli yang berbeda dalam hal pengertian istilahistilah dalam perkembangan dan penjelasan materi menjadikan pembahasan tentang
Hakikat Perkembangan Peserta Didik lebih luas materi dan penjelasannya.
mengembangkan pola pikir anak dan jika pemahaman anak tidak tercapai, maka anak
akan berusaha untuk menyesuaikannya dengan cara membatasinya.
E. Skema
Pembagian teori Piaget adalah idenya tentang pengorganisasian pemikiran anakanak dan remaja dan kebiasaan dan bagaimana mereka mengubah pemikirannya seperti
halnya pertumbuhannya. Pola kebiasaan atau pemikiran anak-anak dan orang dewasa
yang digunakan ketika berhadapan dengan objek di dunia itu disebut dengan skema.
Selain itu skema juga dapat diartikan sebagai suatu struktur mental seseorang dimana ia
secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu akan
beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema bukanlah
benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem
kesadaran orang. Oleh karena itu skema tidak mempunyai bentuk fisis dan tidak dapat
dilihat. Skema juga dapat dipikirkan sebagai suatu konsep atau kategori dalam pikiran
seseorang. Skema seseorang itu terus-menerus berkembang. Skema seorang anak
berkembang menjadi skema orang dewasa. Gambaran dalam pikiran anak menjadi
semakin berkembang dan lengkap. Misalnya, gambaran anak tentang ayam. Pada
awalnya, gambaran anak itu sangat sederhana karena didasarkan pada cerita orang
tuanya atau pada pengalaman pertama kali melihat ayam. Semakin mempunyai banyak
pengalaman dengan bermacam-macam ayam, gambaran atau skemanya tentang ayam
semakin berkembang dan lengkap. Orang dewasa mempunyai skema yang banyak
karena pengalaman hidupnya. Seorang anak biasanya hanya mempunyai skema yang
terbatas. Namun, dengan semakin banyak berpengalaman dalam hidup dan berkontak
dengan lingkungannya, skema seorang anak akan bertambah banyak. Jelas bahwa
pengalaman seseorang berhadapan dengan situasi lingkungan menjadi unsur yang
penting dalam memperluas dan memperbanyak skemanya.
Secara sederhana skema itu ketika seorang bayi menggenggam sebuah objek
dalam jangkauannya, atau secara kompleksnya ketika murid sekolah menengah atas
belajar bagaimana untuk memecahkan masalah matematika. Skema juga dapat
diklasifikasi seperti kebiasaan (menyerap, mengendarai mobil) atau kognitif
(menyelesaikan masalah, mengkategori konsep). Sebuah skema juga diibaratkan sebuah
program komputer yang dikonstruksi orang untuk berhadapan dengan dunia. Seperti
7
program komputer, setiap skema membicaran tentang semua objek dan kejadiankejadian di tempat yang sama, untuk contohnya, bayi yang paling muda tidak akan
menutupi sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan objek yang dipukulkan. Ketika
mereka melakukan itu, objeknya membuat suara dan mereka melihat objek yang
dipukulkan ke permukaan. Ini menceritakan mereka sesuatu tentang objek. Bayi juga
belajar tentang objek dengan menggigitnya, menghisapnya, dan melemparnya. Setiap
kebiasaan itu adalah skema. Ketika bayi menemukan objek baru, bagaimana mereka
mengetahui tentang semua objek itu. Berdasarkan Piaget, mereka akan menggunakan
skema mereka yang telah dikembangkan dan akan mengetahui jika objek membuat
suara yang keras atau lembut ketika dipukulkan, apa itu dirasakan seperti halnya susu
dan mungkin itu sebuah gulungan atau hanya bergedebuk ketika dijatukan (lihat
gambar dibawah ini)
Contoh lainnya adalah seorang anak akan mengepal tapak tangannya bilamana
pada tapak tangannya diletakkan sebuah benda. Pada saat itu dengan matanya si anak
melihat benda yang ada di tapak tangannya. Di sinia ada 2 skema, yankni skema untuk
mengepal tapak tangan dan skema untuk melihat. Kalau kedua skema ini belum
terpadu, maka kedua perbuatan akan dilakukan secara terspisah. Artinya, gerakan
mengepal tangan karena ada benda dan gerakan melihat benda tersebut terjadi secara
terpisah. Tetapi bilamna kedua skema sudah terpadu, tergabung, teratur melalui
kematangan dan pengalaman, maka anak akan melihat benda yang ada di tapak
tangannya dan kemudian mengambil (mengepal tapak tangan) benda yang dilihatnya
itu.
1. Skema
2. Adaptasi, yaitu adaptasi yag dapat dilukiskan sebagai kecenderungan setiap
organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kecenderungan adaptasi ini mempunyai dua komponen atau dua proses yang
komplementer :
a. Asimilasi
Asimilasi adalah kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungannya
guna menyesuaikannya dengan dirinya sendiri. Suatu contoh dalam lapangan
biologi adalah makan, dalam proses ini makanan dari luar masuk ke sel-sel tubuh
setelah diubah dan disesuaikan dengan keadaan sel yang ada, untuk kemudian
berubah menjadai tenaga dan air.
Piaget (1970) mengemukakan : Dari sudut biologi, asimilasi adalah integrasi
antara elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang sudah lengkap pada
organisme. Dalam lapang psikologi asimilasi (kognitif) juga memegang peranan
besar. Misalnya ketika sebuah boneka diletakkan di depan seorang bayi. Bayi
tersebut telah memperolah suatu kebiasaan pola tingkah laku terhadap
lingkungannya sehingga bayi akan mencoba mengartikan boneka tersebut dengan
skema-skema yang sudah dimiliki yakni meraih boneka, memegangnya,
melihatnya dan mungkin menggoyang-goyangnya. Bayi mengasimilasikan
boneka tersebut. Peristiwa ini terjadi melalui aksi-aksi yang dilakukan oleh bayi.
Bagi Piaget, aksi-aksi ini menjadi landasan dari kemampuan mengasimilasikan
atau mengatahui bernda-benda di luar dirinya. Dunia bagi anak merupakan
dunia raih. Nilai fungsional objek-dari sudut pandang orang dewasa-diturunkan
menjadi kemungkinan dapat diraih.
Dalam situasi pelajaran maka prinsip asimilasi merupakan hal yang sangat
penting. Menurut Piaget maka setiap anak selalu dalam salah satu stadium
perkembangan. Stadium ini sebagian besar untuk menentukan cara anak
mengenterpreneur suatu tugas verbal misalnya : Anak umur 4 tahun dan umur 10
tahun dapat diberikan suatu tugas verbal yang identik, tetapi harus disadari bahwa
anak hanya akan mengerti tugas tadi sepanjang struktur kognitif, yaitu stadium
perkembangan kognitifnya memungkikan untuk hal itu, anak mengasimilasi tugas
tadi dengan struktur kognitifnya: ia mengerti tugasnya sepanjang ia mampu untuk
mengertinya.
Lerner (1976) memberikan contoh asimilasi kognitif sebagai berikut : Kepada
seorang anak diperlihatkan segitiga sama sisi. Setelah itu kepada anak tersebut
diperlihatkan segitiga lain, yakni segitiga siku-siku. Asimilasi kognisi terjadi
9
(gambar 1 & 2)
b. Akomodasi
Akomodasi adalah kecenderungan organisme untuk merubah dirinya sendiri
guna menyesuaikan diri dengan kelilingnya. Kalau pada asimilasi terjadi
perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi terjadi perubahan pada
10
subjeknya agar ia bisa menyesuaikan terhadap objek yang ada di luar dirinya.
Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan
supaya sesuai dengan rangsang-rangsang dari objeknya.
Contohnya dalam lapangan biologi dapat dikemukakan lagi mengenal
makanan. Bila orgnisme terpaksa untuk makan makanan yang asing, maka sistem
fisiologinya sering kali harus menyesuaikan diri dengan faktor lingkungan yang
berubah itu.
Dalam lapangan psikologi dapat diambil contoh yaitu bila anak bayi hendak
meraih sesuatu, bayi tadi harus menyesuaikan pengamatannya dengan objek
tersebut untuk dapat melihatnya dengan baik. Dia harus menyesuaikan pola
gerakannya sedekimian rupa hingga ia dapat mencapai objek tadi dengann
tangannya. Dan akhirnya, ia harus menyesuaikan raihannya pada misalnya bentuk
dan berat objeknya.
Dalam situasi pelajaran atau di sekolah, akomodasi memegang peranan
penting, dimana anak harus bersedia untuk selalu memperoleh pengetahuan baru
guna dapat mengatasi masalah-masalah yang baru.
Sedangkan pada contoh segitiga di atas, ketika anak diperlihatkan segitiga
siku-siku, ia mengubah struktur kognitif yang sudah ada padanya, sehingga ia
melihat segitiga itu sebagai segitiga siku-siku, sesuai dengan keadaan sebenarnya,
karena ia mengetahui kedua bentuk segitiga tersebut.
Contoh lain diberikan oleh Lerner dalam menerangkan akomodasi ini sebagai
berikut : Pada suatu sofa yang tidak terlalu besar, duduk dua orang dengan
santainya. Tiba-tiba datang orang ketiga yang duduk di tengah kedua orang itu.
Kedua orang menggeserkan tubuh, memberi tempat dan orang ketiga kemudian
duduk. Yang terjadi disini bawah orang yang sudah duduk dengan santai yang
kemudian harus menggeser tubuhnyaagar orang ketiga yang baru datang itu dapat
duduk di sofa. Kedua orang tersebut harus mengkomodasikan diri terhadap objek
dari luar.
Hubungan asimilasi dan akomodasi adalah komplementer dimana terjadi
secara bersamaan dan saling mengisi padas setiap tingkah laku organisme yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Mana yang lebih berfungsi apakah faktor
asimilasi lebih dari akomodasi bergantung pada keadaan. Pada suatu saat keadaan
asimilasi lebih dari akomodasi, pada keadaan lain terjadi sebaliknya. Kegiatan
mengasimilasikan dan mengakomodasikan juga berbeda-beda pada tingkatantingkatan perkembangan. Semakin berkembang kea rah kematangan, semakin
lebih bnayak akomodasi terjadi.
11
Gambar 2.1 i
loooooooo
13
Pada gambar diatas, seorang anak memperlakukan sama telur yang diberikan
padanya (dia menganggap semua benda yang ia pegang akan berdampak sama saat ia
pukulkan). Namun benda yang ia pukulkan pada saat itu (telur) itu pecah, kemudian
wajahnya menjadi terkejut dengan perbedaan yang terjadi. Bayi itu terkejut dengan
masalah atau situasi yang sebelumnya telah ia hadapi, namun pada situasi ini dia tidak
bisa menangani masalahnya dengan pola yang sama yaitu memukulkan benda yang
diberikan padanya. Disinilah teori Piaget, keadaan yang tidak seimbang diantara apa
yang ia mengerti selama ini dengan apa yang ia temui pada saat itu. Orang-orang
umumnya mencoba untuk mengurangi ketidakseimbangan semacam itu dengan fokus
pada rangsangan yang menyebabkan ketidakseimbangan dan mengembangkan pola
baru atau menyesuaikan pola lamanya sampai kesimbangan pulih. Proses ini akan ia
perbaiki hingga tercapai keseimbangan lagi. Inilah yang disebut equilibration atau
proses penyeimbangan. Menurut Piaget mengajar juga bisa bergantung dengan
proses ini. Ketika keseimbangan ini terganggu, para siswa akan mempunyai
kesempatan untuk menumbuh dan kembangkan kemampuannya.
Guru dapat mengambil keuntungan dari pola keseimbangan ini dengan membuat
situasi yang menyebabkan ketidakseimbangan yang kemudian akan memunculkan rasa
ingin tahu para siswa(Moshman, 1990). Para pengajar ilmu alam dapat melakukannya
saat memperkenalkan konsep baru yang mengusik keseimbangan yang selama ini
tertanam pada para siswa saat akan melakukan sebuah percobaan. Pengajar ilmu sosial
dapat menggunakan teknik ini dengan memberikan penyataan yang provocatip.
Contohnya, seorang guru yang bertanya pada siswanya yang berkebangsaan Amerika
untuk mempertahankan posisi pendukung pemerintah pada revolusi Amerika, dengan
mengajukan sebuah keadaan ketidakseimbangan dipikiran para siswa. Untuk
menyelesaikan ketidakseimbngan ini para siswa harus menampung sebuah pandangan
baru dan kemudian tumbuhlah sebuah pemahaman. Akan tetapi tidak semua murid
dapat mendeteksi ketidaksesuaian ini pada sebuah kata baru, gambaran atau ide yang
memungkinkan terbentuknya ketidakseimbangan.
14
Daftar Pustaka
Suparno, P. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius
Nijmegen. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta, Maret 2008. Gajahmada University Press
http://winanti5599.blog.esaunggul.ac.id/2012/03/29/perkembangan-kognitif-menurut-jeanpiaget/
15
16