Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang sejak lahir, tidak terpisah dari manusia lain, khususnya dari orang tua dan
lebih khusus lagi dari ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu si bayi telah melakukan
hubungan dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan dengan anggota keluarga
lainnya. Meskipun masih sepihak, artinya dari orang-orang lebih tua terhadap dirinya
hubungan sosial itu telah terjadi. Tanpa hubungan sosial dan bantuan dari anggota
keluarga lain, terutama dari ibunya si bayi, si bayi tidak akan berdaya dan tidak mampu
berkembang menjadi manusia dewasa.
Selanjutnya dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani sesuai dengan
penambahan umur serta pengalaman terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya makin
berkembang dan meluas. Hal tersebut membutuhkan atau terbina melalui pengetahuan
sosial, hanya tentu saja berkenaan dengan namanya, sangat tergantung pada pernah
sekolah atau tidak. Sebutan sebagai pengetahuan sosial atau resminya Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) baru diketahui secara formal ketika kita bersekolah.
Dengan demikian maka Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dianggap sebagai ilmu yang
mempelajari tentang manusia serta untuk mempolakan sejauh mana manusia itu
berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok. Studi sosial dan macam-macam
ilmu sosial juga sangat perlu di pahami untuk manusia bersosialisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan di bahas di makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dan hakekat IPS?

2. Apa Tujuan dari pendidikan IPS?

1.3 Tujuan

Sedangkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui hakikat pendidikan IPS.


2. Mengetahui tujuan pendidikan IPS.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Pendidikan IPS

Istilah ilmu pengetahuan sosial sebagaimana dirancang dalam draf kurikulum 2004 memang
membingungkan untuk dicarikan definisinya, karena dalam berbagai literatur, baik yang
ditulis oleh ahli dari luar maupun dalam negeri, kita hanya mempunyai istilah ilmu
pengetahuan sosial yang merupakan terjemahan dari social studies. Sedangkan nama IPS
dalam dunia pendidikan dasar di negara kita muncul bersamaan dengan diberlakukannya
kurikulum SD, SMP dan SMU tahun 1975.

Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidang studi “baru”, karena cara
pandangnya bersifat terpadu. Hal tersebut mengandung arti bahwa IPS bagi pendidikan dasar
dan menengah merupakan hasil perpaduan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu
politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, dan sosiologi. Karena objek material
kajian yang sama yaitu manusia.

Dalam bidang pengetahuan sosial, kita mengenal banyak istilah yang kadangkadang dapat
mengacaukan pemahaman. Istilah tersebut meliputi Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi
Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk memperjelas penggunaan
istilah tersebut secara tepat, kita simak uraian berikut.

IPS merupakan studi yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia, dan merupakan
ilmu pengetahuan sosial yang diambil dari ilmu sosial. Ada tiga istilah yang termasuk bidang
pengetahuan sosial yang terkadang membuat kita bingung dengan istilah – istilah ini yaitu
ilmu sosial ( Social Sciences ), studi sosial ( Social Studies ), dan ilmu pengetahuan sosial (
IPS ). IPS itu bukanlah merupakan bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis tetapi
merupakan bidang pengkajian tentang masalah atau gejala sosial. Selain itu IPS juga sering
disebut istilah – istilah ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, antrofologi sosial, antropologi
pendidikan yang dipelajari oleh peserta didik ( siswa ) di tingkat dasar ( SD ) dan menengah.

Social Education dan social learning merupakan istilah IPS yang digunakan pada jaman
dahulu tetapi dengan bergantinya berbagai perundang – undangan maka dua istilah ini diganti
dengan istilah IPS. Dimana social education dan social learning ini lebih menitikberatkan
pada pengalaman peserta didik disekolah yang dianggap lebih membantu peserta didik untuk
mampu beradaptasi atau bergaul dengan dimasyarakat. Dalam pengkajiannya IPS
menggunakan bidang – bidang keilmuan yang termasuk bidang – bidang ilmu sosial.
Penerapan disekolah tentang IPS sering dipraktekan sebagai ilmu – ilmu sosial, padahal
antara IPS dan IIS mempunyai perbedaan yang mendasar tetapi keduanya tidak bisa
dipisahkan karena saling berhubungan.

IPS tidak menitikberatkan kepada bidang – bidang teoritis tetapi lebih pada bidang praktis
dalam mempelajari masalah – masalah sosial ataupun gejala sosial yang terdapat
dilingkungan masyarakat. Begitupun studi sosial tidak terlalu akademis namun merupakan
pengetahuan praktis yang diajarkan ditingkat persekola- han mulai dari SD samapai
perguruan tinggi. Tanpa kita sadari kita sudah mempelajari studi sosial dari pengalaman –
pengalaman kita sehari – hari baik itu melalui TV ataupun dilingkungan sekitar. Pendidikan
IPS berbeda dengan IIS dimana IPS itu menggunakan pendekatan Interdisipliner ( kajian
bidang tertentu atau hanya satu ilmu saja ) dan Multidisipliner ( penggabungan dari bidang –
bidang tertentu ) dengan menggunakan bidang – bidang keilmuan. Pendekatan IIS bersifat
disipliner dari bidang ilmunya masing – masing. Sedangkan pendekatan studi sosial bersifat
multidimensional yaitu melihat satu masalah sosial dari berbagai aspek kehidupan.

Pada hakikatnya IPS merupakan perpaduan pengetahuan sosial. Misalnya di tingkat SD


perpaduannya antara sejarah dan geografi, SMP perpaduannya antara sejarah, geografi dan
ekonomi koperasi, sedangkan di SMA perpaduannya antara sejara, geografi, ekonomi
koperasi, dan antropologi. Dan di perguruan tinggi IPS ini dikensl dengan studi sosial dimana
IPS dan Studi sosial merupakan perpaduan berbagai keilmuan ilmu sosial. Jadi IPS
merupakan penyederhanaan dan penyaringan terhadap IIS yang penyajian di persekolahan
disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kemampuan guru dalam menyampaikan materi
tersebut.

Hakikat dari IPS terutama jika disorot dari anak didik adalah: Sebagai pengetahuan yang
akan membina para generasi muda belajar ke arah positif yakni mengadakan perubahan-
perubahan sesuai kondisi yang diinginkan oleh dunia modern atau sesuai daya kreasi
pembangunan serta prinsip-prinsip dasar dan system nilai yang dianut masyarakat serta
membina kehidupan masa depan masyarakat secara lebih cemerlang dan lebih baik untuk
kelak diwariskan kepada turunannya secara lebih baik. IPS sebagai paduan dari sejumlah
subjek (ilmu) yang isinya menekankan pembentukan warga negara yang baik daripada
menekankan isi dan disiplin subjek tersebut. Dalam Kurikulum IPS 1975, dikatakan sebagai
berikut: IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dan sejumlah mata pelajaran sosial.

Bidang pengajaran IPS terutama akan berperan dalam pembinaan kecerdasan keterampilan,
pengetahuan, rasa tanggung jawab, dan demokrasi. Pokok-pokok persoalan yang dijadikan
bahan pembahasan difokuskan pada masalah kemasyarakatan Indonesia yang aktual. IPS
mengemban dua fungsi utama yaitu, membina pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan
yang bermanfaat bagi pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa dan membina sikap
yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 45.

Setiap orang sejak lahir, tidak terpisahkan dari manusia lain, khususnya dari orang tua, dan
lebih khusus lagi dari ibu yang melahirkannya. Sejak saat itu Si bayi telah melakukan
hubungan dengan orang lain, terutama dengan ibunya dan anggota keluarga yang lainnya.

2.2 Tujuan Pendidikan IPS

Ilmu pengetahuan sosial berfungsi mengembangkan kemampuan setiap peserta didik untuk
memahami fenomena sosial dan lingkungan sekitarnya sebagai bentuk proses pembelajaran
yang berbasis kompetensi. Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self),
kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan,
kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.
Murid SD akan memulai dari egosentris dirinya kemudian belajar dan berkembang dengan
kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha
melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu menurut Farris
dan Cooper (1994: 46) bahwa “pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa
kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak”.

Menurut Achmad (2005: 2) sasaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran IPS dengan
model keterampilan proses diarahkan pada:

1. Melatih cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah melalui penyelidikan,


pengkajian dan percobaan.

2. Pengembangan aktivita kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan


dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil dan rasa ingin tahu.

3. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi melalui pembicaraan lisam,


cetakan, grafik, peta dan diagram dalam penjelasan gagasan/ide.

Adapun tujuan pembelajaran IPS agar peserta didik memiliki kemampuan Achmad (2005: 2)
sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, maupun global.
BAB III

KESIMPULAN

IPS merupakan studi yang mempelajari tentang masyarakat atau manusia, dan merupakan
ilmu pengetahuan sosial yang diambil dari ilmu sosial. Pada hakikatnya IPS merupakan
perpaduan pengetahuan sosial. Misalnya di tingkat SD perpaduannya antara sejarah dan
geografi, SMP perpaduannya antara sejarah, geografi dan ekonomi koperasi, sedangkan di
SMA perpaduannya antara sejarah, geografi, ekonomi koperasi, dan antropologi. Dan di
perguruan tinggi IPS ini dikenal dengan studi sosial dimana IPS dan Studi sosial merupakan
perpaduan berbagai keilmuan ilmu sosial.

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat. Ada bermacam-macam aspek tingkah laku manusia dalam
masyarakat, seperti aspek ekonomi, sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial. Studi khusus
tentang aspek-aspek tingkah laku manusia inilah yang menghasilkan ilmu sosial, seperti
ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi, sosiologi, dan antropologi.

Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih
merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2005. Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah


Dasar. (http://Achmad.blogspot.com/2008/04/pembelajaranIPS.html).

Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Samlawi dan Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Soekanto, S. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Achmad Sanusi, Dt. (1971). Studi Sosial di Indonesia.


Bandung: IKIP.________________1970). Sosiolog: Suatu Pengantar.FE,UI Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai