Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATEMATIKA ANAK USIA DINI

“Pendekatan Problem Solving”

Dosen Pengampu:
Dra. Zulminiati M, Pd

Disusun oleh:
Kelompok 1 :
1.Arni 19022068
2.Mila Roza 19022097
3.Mila Yuliani 19022098
4.Popi Hidayana 19022108

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat
serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pendekatan Problem Solving.Selanjutnya shalawat serta
salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yaitu Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang,14 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendekatan Problem Solving............................................................................
B. Tujuan Problem Solving dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.....................................
C. Pendekatan Problem Solving dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika untuk
Anak Usia Dini...............................................................................................................

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran matematika pada lembaga pendidikan anak usia dini yang tidak
mengajarkan konsep terlebih dahulu. Tidak sedikit pembelajaran matematika lebih
menitikberatkan kepada hasil bukan proses berpikir anak, berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah. pada proses pembelajaran matematika dikenal dalam aspek
perkembangan kognitif yang melihat daya pikir anak. Sejalan dengan ungkapan
Anggorowati, (2012) bahwa matematika sejatinya adalah ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, tidak hanya itu peranan pentingnya dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Menurut Purnomo, (2014) Matematika itu
sebagai salah satu ilmu dasar yang dipelajari manusia dari berbagai tingkat pendidikan dan
berbagai usia, baik dari TK sampai dengan jenjang perguruan tinggi. Afhani (2009) Dengan
mengasah kemampuan pemecahan masalah maka dapat dipastikan akan terasah pula
pembelajaran matematika.
Pemecahan masalah merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
manusia (Fathani, 2009). Begitu pun dengan anak usia dini harus diperkenalkan dan
diajarkan tentang kemampuan pemecahan masalah. Diperkuat oleh Ruseffendi (Effendi,
2012) memaparkan bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam
pembelajaran matematika, bukan untuk ilmu akademik saja namun lebih dari itu bagi
mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu kemampuan pemecahan masalah menghasilkan perubahan dalam prilaku
sehari-hari (Carpenter at al, 2016).
Khususnya pada anak usia dini kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan pada
usia keemasannya. Partnership for 21th Century Skills dalam penelitian Novitasari (2015)
mengidentifikasi bahwa kecakapan kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu
kecakapan yang harus dimiliki pada abad 21 ini. Terkait pendapat di atas mengenai urgensi
kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki oleh anak usia dini. Proses kemampuan
pemecahan masalah sangat dibutuhkan pada abad ke 21 karena berhubungan sekali dengan
proses kehidupan anak. Dalam kehidupannya bagaimana anak bisa berpikir kritis dan kreatif
dalam tantangan di zaman sekarang. Kemampuan pemecahan masalah dapat membantu anak
membuat keputusan tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut
pandang. Sebaliknya jika anak kurang kemampuan tersebut maka akan mengakibatkan
kurang paham atas apa yang dilakukan dan tidak mempunyai tujuan (Novitasari, 2015).

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskanlah Hakikat Pendekatan Problem Solving?
2. Jelaskanlah Tujuan Problem Solving Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini?
3. Bagaimanakah Pendekatan Problem Solving Dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika Untuk Anak Usia Dini?
C. TujuanPenulisan
1. Mengetahui Hakikat Pendekatan Problem Solving.
2. Mengetahui Tujuan Problem Solving Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.
3. Mengetahui Pendekatan Problem Solving Dalam Pengembangan Pembelajaran
Matematika Untuk Anak Usia Dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendekatan Problem Solving

Problem Solving oleh Evans (1994) diartikan sebagai aktivitas yang dihubungkan dengan
penyeleksian sebuah cara yang cocok untuk tindakan dan mengubah suasana sekarang
menjadi suasana yang dibutuhkan. Artinya dalam setiap tahapan penyelesaian masalah,
dibutuhkan sebuah filter dalam menentukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Dengan menyaring berbagai persoalan yang ada, seseorang akan dengan mudah
dalam melakukan sebuah proses problem solving dari berbagai masalah yang
dihadapinya.Menurut istilah Mulyasa problem solving adalah suatu pendekatan pengajaran
menghadapkan pada peserta didik permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan permasalahan, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep esensial dari materi pembelajaran. Metode problem solvingyang
dimaksud adalah suatu pembelajaran yang menjadikan masalah kehidupan nyata, dan
masalah-masalah tersebut dijawab dengan metode ilmiah rasional dan sistematis. Mengenai
bagaimana langkah-langkah dalam menjawab suatu masalah secara ilmiah, rasional dan
sistematis ini akan penulis dalam sub bab di bawah.
Problem solving adalah satu pengolahan kognitif penting yang terjadi selama proses
pembelajaran, dan mengacu pada usaha orang untuk mencapai tujuan karena mereka tidak
memiliki solusi otomatis dan banyak pakar toeri pembelajaran yang menganggap bahwa
problem solving adalah proses kunci dalam pembelajaran, khususnya pada matematika dan
sains (Schunk, 2012:416). problem solving mengacu pada pemrosesan kognitif yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan ketika peserta didik dihadapkan masalah yang pada
awalnya belum diketahui metode solusi pemecahannya secara langsung.
Pembelajaran dengan problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan
pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya.Sehingga siswa
terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. Pada umumnya
siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian
dalam menjawab pertanyaan dan masalah. Dalam berpikir rasional siswa dituntut
menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, dan
bahkan menciptakan hukum-hukum (kaidah teoritis) dan ramalan-ramalan.
Dari berbagai pendapat di atas metode problem solvingatau sering juga disebut dengan
nama metode pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang merangsang
seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintesa dalam kesatuan struktur atau situasi di

3
mana masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat
melihat sebab akibat atau relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat
menemukan kunci pembuka masalahnya.
Secara garis besar terdapat tiga macam interpretasi istilah pendekatan problem solving
dalam pembelajaran matematika, yaitu :
1. Problem solving sebagai tujuan (as a goal)
Para pendidik, matematikawan, dan pihak yang menaruh perhatian pada pendidikan
matematika seringkali menetapkan problem solving sebagai salah satu tujuan
pembelajaran matematika. Bila pendekatan problem solving ditetapkan atau dianggap
sebagai tujuan pengajaran maka ia tidak tergantung pada soal atau masalah yang
khusus, prosedur, atau metode, dan juga isi matematika. Anggapan yang penting
dalam hal ini adalah bahwa pembelajaran tentang bagaimana menyelesaikan masalah
(solve problems) merupakan “alasan utama” (primary reason) belajar matematika.
2. Problem solving sebagai proses (as a process)
Pendekatan problem solving adalah sebagai sebuah proses yang dinamis. Dalam
aspek ini, pendekatan problem solving dapat digunakan sebagai proses
mengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak
biasa. Dalam interpretasi ini, yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur,
strategi dan heuristik yang digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.
Masalah proses ini sangat penting dalam belajar matematika dan yang demikian ini
sering menjadi fokus dalam kurikulum matematika.
3. Problem solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill)
Problem solving sebagai keterampilan dasar lebih dari sekedar menjawab tentang
pertanyaan : apa itu pemecahan masalah? Peran seorang guru adalah berusaha
mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membangun kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah. Karena disadari atau tidak siswa setiap harinya selalu
dihadapkan pada suatu masalah karena pembelajaran pemecahan masalah sejak dini
diperlukan agar siswa dapat menyelesaikan problematika kehidupan dalam arti yang
luas maupun sempit, Sumardyono (2017).Untuk itu pendekatan problem solving
sebagai keterampilan dasar (basic skill) merupakan keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa. Apalagi kompetensi yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan global semakin meningkat, salah satunya kemampuan memecahkan
masalah.
Ada tiga ciri utama dari pendekatan problem solving (pemecahan masalah) :

4
1. Pemecahan masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam
implementasi pemecahan masalah ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
siswa. Pemecahan masalah tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi siswa
aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Pemecahan
masalah menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah melalui proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan
secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian, Wina
Sanjaya (2003).
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembelajaran problem solving yaitu
sebagai berikut:
 Menyajikan Masalah Dalam Bentuk Umum,
 Menyajikan Kembali Masalah Dalam Bentuk Operasional,
 Menentukan Strategi Penyelesaian,
 Menyelesaikan Masalah.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan siswa memecahkan masalah
matematika adalah:
 kemampuan memahami ruang lingkup masalah dan mencari informasi yang relevan
untuk mencapai solusi
 kemampuan dalam memilih pendekatan pemecahan masalah atau strategi pemecahan
masalah di mana kemampuan ini dipengaruhi oleh keterampilan siswa dalam
merepresentasikan masalah dan struktur pengetahuan siswa
 keterampilan berpikir dan bernalar siswa yaitu kemampuan berpikir yang fleksibel
dan objektif
 kemampuan metakognitif atau kemampuan untuk melakukan monitoring dan kontrol
selama proses memecahkan masalah
 persepsi tentang matematika
 sikap siswa, mencakup kepercayaan diri, tekad, kesungguh-sungguhan dan ketekunan
siswa dalam mencari pemecahan masalah

5
 latihan-latihan.
B. Tujuan Problem Solving dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Metode pembelajaran problem solving mengembangkan kemampuan berfikir yang
dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema, mengumpulkan data,
menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan (data) yang hilang dari data
yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan
masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir
yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya karena
seluruh proses pemecahan masalah itu telah diikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang
berhasil dikumpulkan dan dianalisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan.
Tujuan utama dari penggunaan metode pemecahan masalah adalah:
 Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-akibat dan
tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam cara-cara mendekati dan cara-
cara mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan suatu masalah.
 Memberikan kepada murid pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau
bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar
pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan
kecakapan ini dapatditerapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya
didalam masyarakat.
 Melatih si anak menemukan langkah-langkah yang di tempuh bila menemukan
masalah yang ada kemiripannya dan mencari solusi nya.
 Melatih si anak bagaimana cara bertindak dan berbuat dalam situasi yang baru
ditemukannya.
 Melatih si anak bagaimana cara nya menemukan   jalan   keluar dari   masalah yang 
sulit di pecahkan.
 Melatih si anak mengambil suatu keputusan yang  menurut nya benar.
 Melatih si anak bagaimana  membatasi  masalah yang sedang dihadapi.
 Belajar menyadari si anak bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika  
dilakukan  dengan  bersungguh-sungguh dan sabar.
 Belajar meneliti suatu masalah dari berbagai segi pandang pada situasi yang sulit.
 Belajar bagaimana bekerja yang sistimatis sehingga masalah yang dihadapi lebih 
mudah  dipecahkan dan mencari solusi.
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) menurut Taplin (2003)
sebagai berikut:

6
 Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional.
 Memecahkan masalah secara individual maupun secara bersama-sama.
 Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
 Untuk pembenaran pengajaran matematika.
 Untuk menarik minat siswa akan nilai matematika, dengan isi yang berkaitan dengan
masalah kehidupan nyata.
 Untuk memotivasi siswa, membangkitkan perhatian siswa pada topik atau prosedur
 khusus dalam matematika dengan menyediakan kegunaan kontekstualnya (dalam
kehidupan nyata).
 Untuk rekreasi, sebagai sebuah aktivitas menyenangkan yang memecah suasana
belajar rutin.
 Sebagai latihan, penguatan keterampilan dan konsep yang telah diajarkan secara
langsung (mungkin ini peran yang paling banyak dilakukan oleh kita selama ini).
Memberi kemampuan dan kecakapan praktis kepada siswa sehingga tak takut
menghadapi hidup yang penuh problem serta mempunyai rasa optimisme yang tinggi.
Problem solving melatih siswa terlatih mencari informasi dan mengecek silang validitas
informasi itu dengan sumber lainnya, juga problem solvingmelatih siswa berfikir kritis dan
metode ini melatih siswa memecahkan dilema. Sehingga dengan menerapkan metode
problem solvingini siswa menjadi lebih dapat mengerti bagaimana cara memecahkan masalah
yang akan dihadapi pada kehidupan nyata atau di luar lingkungan sekolah.
Untuk mendukung strategi belajar mengajar dengan menggunakan metode problem
solvingini, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan.Materi pelajaran
tidak terbatas hanya pada buku teks di sekolah, tetapi juga di ambil dari sumber-sumber
lingkungan seperti peristiwa-peristiwa kemasyarakatan atauperistiwa dalam lingkungan
sekolah.Tujuannya agar memudahkan siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah
yang terjadi di lingkungan sebenarnya dan siswa memperoleh pengalaman tentang
penyelesaian masalah sehingga dapat diterapkan di kehidupan nyata.
C. Pendekatan Problem Solving dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika
Anak Usia Dini
Banyak bentuk pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
rnelaksanakan proses pembelajaran; Salah satu diantaranya adalah bentuk pendekatan
pemecahan masalah (problem solving). Pendekatan problem solving dalam pembelajaran
matematika menurut Taplin (1996) adalah " ... a problem solving approach to teaching

7
mathematics. The focus is on teaching mathematical topics through problem solving contexts
and enquiry oriented environments which are characterized by the teacher ... ".
Jadi pendekatan ini pada dasamya merupakan bentuk pembelajaran matematika melalui
konsep pemecaban masalah dan berorientasi pada metode penernuan serta mempunyai ciri
antara lain: guru membantu siswa untuk mengkontruksi pemahamannya tentang matematika.
Guru melakukan pembelajarannya di kelas melalui apa yang disebut dengan "doing math"
yang mencakup ; menciptakan, menduga-duga (trial & error), menyelidiki, menguji, dan
membuktikan. Selain dengan metode penemuan, pendekatan problem solving ini dapat
diberikan kepada siswa di kelas melalui metode-metode yang lainnya yaitu diskusi, tanya
jawab, kerja kelompok, investigasi kelompok, discovery learning, contextual teaching and
learning, matematika realistik dan sebagainya.
Sangatlah penting bagi guru untuk membangun keahlian problem solving dalam diri anak
usia dini, baik mereka itu individu yang berada pada tahap operasional konkrit maupun
formal. Para guru harus membangun berdasarkan pada kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh para anak usia dini. Para guru juga harus mengenali ketidakmampuan mereka
dalam mengorganisasikan, mensistematisikan dan mendapatan penyelesaian secara efisien
terutama saat dilibatkan dalam beberapa variable atau hubungan.Sehingga tidak terjadi
kesalahan yang fatal baik bagi anak maupun bagi guru yang mengajarkannya.
Menurut piaget pada usia ini anak berada pada tahap operasional konkrit. Sehingga pada
saat guru mengajarkan matematika dengan pendektan problem solving sebaiknya
memperhatikan kondisi perkembangan tersebut. Hal ini sejalan dengan teori Bruner yang
mengatakan bahwa anak usia dini berada pada tahap enactive, iconic dan sebagian sudah
ketahap simbolik. Yang artinya proses pembelajaran yang dilakukan masih harus dibantu
oleh benda-benda konkrit.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas penggunaan pendekatan problem solving dalam
pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangatlah beragam, tergantung pada
tahapan/tingkat perkembangan anak. Maksudnya bahwa untuk tahapan tertentu dan atau
materi ajar tertentu, bentuk problem solvingnya berbeda-beda.
Pendekatan problem solving memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Terjadinya interak:si antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa.
 Terjadinya dialog matematika dan konsensus antar siswa.
 Guru hanya memberikan informasi tentang permasalahan dan siswa melakukan
klari:fikasi, interpretasi, dan berusaha mengkonstruksi proses penyelesaian.
 Guru menerima benar/salahnya jawaban siswa dalam cara nonevaluati£

8
 Guru membimbing, melatih, memberikan stimulus dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendiskusikan proses pemecahan masalah dengan siswa.
 Guru harus tahu kapan menginterpensi siswa dan kapan tidak, dan biarkan dulu siswa
mencobacoba dulu jawabannya.
 Dapat mendorong siswa membuat generalisasi tentang aturan dan konsep
matematika.
Dengan melihat karakteristik tersebut pendekatanproblem solving mempunyai sifat yang
variatif, baik bagi siswa maupun bagi gurunya. Secara umum pendekatan problem solving
memberikan peranan sebagai berikut:
 Dapat membangun aspek-aspek matematika.
 Dapat memberikan motivasi yang lebih besar kepada siswa karena dapat menggali
kemampuan berpikir siswa.
 Dapat menciptakan suatu konteks pembelajaran dapat disimulasikan ke bentuk realife
sehingga tidak berbentuk klasikal.
 Dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam matematika.
 Dapat melatih berfikir kritis
 Dapat melatih logika menalar siswa.
Maka dari itu, pendekatan problem solving dapat digunakan sebagai salah satu altematif
dalam pembelajaran matematika karena siswa secara umum tampak lebih mampu untuk
mengorganisasika pikiran siswa, bahkan lebih darui satu variable yang mereka pikirkan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Problem solving adalah satu pengolahan kognitif penting yang terjadi selama proses
pembelajaran, dan mengacu pada usaha orang untuk mencapai tujuan karena mereka tidak
memiliki solusi otomatis dan banyak pakar toeri pembelajaran yang menganggap bahwa
problem solving adalah proses kunci dalam pembelajaran, khususnya pada matematika dan
sains.Problem solving mengacu pada pemrosesan kognitif yang diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan ketika peserta didik dihadapkan masalah yang pada awalnya belum diketahui
metode solusi pemecahannya secara langsung.Adapun tujuan utama dari penggunaan metode
pemecahan masalah adalah mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari
sebab-akibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid dalam cara-cara mendekati
dan cara-cara mengambil langkah-langkah apabila akan memecahkan suatu masalah.
Sangatlah penting bagi guru untuk membangun keahlian problem solving dalam diri anak
usia dini, baik mereka itu individu yang berada pada tahap operasional konkrit maupun
formal. Para guru harus membangun berdasarkan pada kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh para anak usia dini. Para guru juga harus mengenali ketidakmampuan mereka
dalam mengorganisasikan, mensistematisikan dan mendapatan penyelesaian secara efisien
terutama saat dilibatkan dalam beberapa variable atau hubungan. Sehingga tidak terjadi
kesalahan yang fatal baik bagi anak maupun bagi guru yang mengajarkannya
B. Saran
Demikianlah makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk orang
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar
makalah ini lebih baik lagi dari sebelumnnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Antonius Cahya Prihandoko. (2006). Memahami Konsep Matematika Secara Benar Dan
Menyajikannya Dengan Menarik. Jakarta:
Kurnia, Asep. 2013. Pendekatan Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi.Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Garut.
Vol 5 No 1
Mulyasa, E. 2004.Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
W. Gulo. 2002. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana

11

Anda mungkin juga menyukai