Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH METODOLOGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENDEKATAN DAN 2 CONTOH PENDEKATAN OPEN


ENDED DAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING

Disusun oleh:
Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Bila Hisfanora (2120206028)
2. Nawirah Sajwani Fadhillah (2120206029)
3. Ananta Dilla Puspita (2120206030)
4. Risky Amelia (2120206031)
5. Arta Manopa (2120206032)
Kelas : Matematika 2 (21062)

Dosen Pengampu: Atika Zahra, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah
Metodologi Pembelajaran Matematika, dengan judul: “Pendekatan dan 2 contoh
pendekatan open ended dan problem solving”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Palembang, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 4


A. Pengertian Pendekatan .......................................................................... 4
B. Pendekatan Open-Ended ....................................................................... 4
1. Pengertian Pendekatan Open-Ended ........................................... 4
2. Mengembangkan Rencana Pembelajaran Open-Ended ............... 5
3. Mengkontruksikan Masalah Open-Ended ................................... 7
4. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-Ended .............. 8
5. Penilaian Dalam Pendekatan Open-Ended ................................. 9
6. Contoh Pendekatan Open-Ended ................................................. 11
C. Pendekatan Problem Solving ................................................................ 12
1. Pengertian Pendekatan Problem Solving ..................................... 12
2. Mengembangkan Rencana Pembelajaran Problem Solving ........ 13
3. Mengkontruksikan Masalah Problem Solving ........................... 16
4. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Problem Solving ....... 18
5. Penilaian Dalam Pendekatan Problem Solving .......................... 19
6. Contoh Pendekatan Problem Solving ......................................... 20

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 22

A. Kesimpulan ........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadapi
banyak masalah. Permasalahan itu bukan saja merupakan masalah
matematis, namun matematika memiliki peranan yang sangat sentral
dalam menjawab permasalahan keseharian tersebut.
Ketika orang akan mengerjakan sesuatu, maka orang tersebut
mestinya menetapkan sasaran yang hendak dicapai. Untuk mencapai
sasaran tersebut seseorang harus memilih pendekatan yang tepat sehingga
diperoleh hasil yang optimal, berhasil guna dan tepat guna. Meskipun telah
dikatakan oleh Nisbet (1985) bahwa tidak ada cara belajar yang paling
benar dan cara mengajar yang paling baik, orang-orang berbeda dalam
kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka
mengadopsi pendekatan-pendekatanyang karakteristiknya berbeda untuk
belajar. Dari sini dapat dikatakan bahwa masing-masing individu akan
memilih cara dan gayanya sendiri untuk belajar dan mengajar, namun
setidak- tidaknya ada karakteristik tertentu dalam pendekatan
pembelajaran tertentu yang khas dibandingkan dengan pendekatan lainnya.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai
dari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang lain
juga merupakan sarana berpikir logis, analis, dan sistematis. Sebagai mata
pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak, maka dalam
penyajian materi pelajaran, matematika harus dapat disajikan lebih
menarik dan sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa. Hal ini tentu saja
dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan
termotivasi untuk belajar. Untuk itulah perlu adanya pendekatan
khusus yang diterapkan oleh guru. Paradigma baru pendidikan lebih
menekankan pada peserta didik sebagai manusia yang memiliki

1
potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus aktif dalam pencarian
dan pengembangan pengetahuan. Kebenaran ilmu tidak terbatas pada apa
yang disampaikan oleh guru. Guru harus mengubah perannya, tidak
lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktriner,
tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah
pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri.
Paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam
belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima
gagasan dari orang lain, kreatif dalam mencari solusi dari suatu
permasalahan yang dihadapi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi
(Zamroni, 2000). Tidak sedikit guru matematika yang merasa kesulitan
dalam membelajarkan siswa bagaimana menyelesaikan problem
matematika. Kesulitan itu terjadi karena adanya pandangan yang
mengatakan bahwa jawaban akhir dari permasalahan merupakan tujuan
utama dalam pembelajaran, sehingga prosedur siswa dalam
menyelesaikan permasalahan kurang bahkan tidak diperhatikan oleh
guru karena terlalu berorientasi pada jawaban akhir.
Padahal perlu kita sadari bahwa proses penyelesaian suatu problem
yang dikemukakan siswa merupakan tujuan utama dalam pembelajaran
problem solving matematika. Dilain hal, salah satu pembelajaran
matematika yang akhir-akhir ini sedang marak dibicarakan orang adalah
pembelajaran menggunakan pendekatan Open-Ended. Disini kami sebagai
pemakalah akan membahas Pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan Open-Ended

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendekatan open ended dan Problem Solving
2. Menyusun rencana pembelajaran menggunakan pendekatan open
ended dan Problem Solving
3. Mengkontruksi masalah open ended dan Problem Solving
4. Keunggulan dan kelemahan pendekatan tersebut

2
5. Penilaian dalam open ended dan problem solving
6. Contoh Pendekatan open ended dan Problem Solving

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian pendekatan Open Ended dan Problem
Solving
2. Memahami menyusun rencana pendekatan Open Ended dan
Problem Solving
3. Memahami mengkonstruksi masalah Open Ended dan Problem
Solving
4. Memahami keunggulan dan kelemahan pendekatan Open Ended
dan Problem Solving
5. Memahami Penilaian Pendekatan open ended dan problem solving
6. Mengetahui contoh masing-masing pendekatan tersebut dan cara
penyelesiannya

3
BAB II
PEMBAHASAN
❖ Pengertian Pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis. Ada Pendekatan Open
ended, Problem Solving dan sebagainya.
A. Pendekatan Open Ended
1. Pengertian Pendekatan Open ended
Pendekatan open ended (open ended approach)
merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran,
termasuk dalam pembelajaran matematika. Pendekatan
ini dikembangkan dalam beberapa proyek penelitian
pengembangan tentang metode evaluasi kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher-order thinking) dalam
pembelajaran matematika dalam kurun 1971 dan 1976 di
Jepang (Becker and Shimada, 2007).Pendekatan open-
ended adalah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Menurut Seherman dkk., (2003) problem yang
diformulasikan memiliki multi jawaban yang benar
disebut problem tak lengkap atau disebut juga open
ended problem atau soal terbuka.Siswa yang
dihadapkan dengan Open-ended problem, tujuan
utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi
lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada
suatu jawaban. Dengan demikian bukanlah hanya satu
pendekatan atau metode dalam mendapatkan jawaban,

4
namun beberapa atau banyak pendekatan atau metode
yang digunakan.Sifat “keterbukaan” dari suatu
masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara
dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau
hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah
tersebut.
Pernyataan ini sejalan dengan pernyataan yang
dikemukakan oleh Shimada (1997:1) yaitu:“.. ‘open-
ended approach,’ an ‘incomplete’ problem is presented
first. The lesson then proceeds by using many correct
answers to the given problem to provide experience in
finding something new in the process. This can be done
through combining students own knowledge, skills, or
ways of thinking that have previously been learned.”
Pendekatan open ended adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang dimulai dari mengenalkan atau
menghadapkan siswa pada masalah terbuka.
zPembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak
jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk
memberikan pengalaman kepada siswa dalam
menemukan sesuatu yang baru di dalam proses
pembelajaran. Melalui kegiatan ini diharapkan pula
siswa dapat menjawab permasalahan dengan banyak
cara, sehingga mengundang potensi intelektual dan
pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu
yang baru.

2. Mengembangkan rencana pembelajaran open ended


Langkah penting lain yang harus dikembangkan
guru dalam pembelajaran melalui pendekatan open-ended
adalah menyusun rencana pembelajaran. Ada beberapa

5
hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran sebelum
problem tersebut disampaikan pada siswa, yakni :
a. Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-
konsep matematika dan bernilai? Masalah harus
mendorong siswa untuk berfikir dari berbagai sudut
pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan
konsep-konsep matematika yang sesuia dengan
siswa berkemampuan rendanh sampai tinggi untuk
menggunakan strategi sesuai dengan
kemampuannya.
b. Apakah level matematika dari masalah itu cocok
dengan siswa? Pada saat menyelesaikan masalah,
siswa harus menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan yang dimilikinya. Jika soal tersebut
diprediksi diluar jangakaun siswa, maka guru harus
mengubahnya.
c. Apakah masalah itu mengundang pengembangan
konsep matematika lebih lanjut? Masalah harus
terkait dengan konsep-konsep matematika lebih
tinggi sehingga memacu siswa berfikir tingkat tinggi
Apabila telah diformulasi masalah yang sesuia
dengan kriteria tersebut, maka kita dapat
mengembangkan rencana pembelajaran yang baik.
Untuk itulah, maka kita susun beberapa hal
berikut :
1. Tuliskan respon siswa yang diharapkan
2. Tujuan masalah yang diberikan hasrus jelas
3. Sajikan masalah semenarik mungkin
4. Lengkapi prinsip posing problem sehingga
siswa memahaminya dengan mudah

6
5. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
melakukan
eksplorasi. Secara lengkap rencana
pembelajarannya dapat
dilihat pada lampiran.

3. Mengkontruksi masalah open ended

Pada pembelajaran melalui pendekatan open-


ended, masalah merupakan alat pembelajaran yang
utama. Untuk mengkondisikan siswa agar dapat
memberikan reaksi terhadap situasi masalah yang
diberikan berbentuk open-ended tidaklah mudah.
Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah
non-rutin, yakni masalah yang dikontruksi sedemikian
hingga siswa tidak serta merta dapat menentukan konsep
matematika prasyarat dan algoritma penyelesaianya.
Shimada & Becker (1997) mengemukakan bahwa secara
umum terdapat tiga tipe masalah yang dapat diberikan,
yakni menemukan pengaitan, pengklasifikasian, dan
pengukuran.

Menurut Suherman, dkk (2003: 129-130)


mengkonstruksi dan mengembangkan masalah Open-
Ended yang tepat dan baik untuk siswa dengan tingkat
kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalam
jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa
hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi
masalah, antara lain sebagai berikut:

7
1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang
nyata dimana konsep-konsep matematika dapat
diamati dan dikaji siswa.
2) Soal-soal pembuktian dapat diubeh sedemikian
rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan
dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
3) Sajikan bentu-bentuk atau bangun-bangun
(geometri) sehingga dapat membuat suatu
konjektur.
4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa
dapat menemukan aturan matematika.
5) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa
dapat menggeneralisasi dari pekerjaannya.

4. Keunggulan dan Kelemahan Open ended


Ada beberapa keunggulan dari pendekatan ini,
antara lain :
• Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
secara lebih aktif serta memungkinkan untuk
mengekspresikan idenya
• Siswa memiliki kesempatan lebih banyak
menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
matematika secara komprehensif
• Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap
memiliki kesempatan untuk mengekspresikan
penyelesaian masalah yang diberikan denga cara
mereka sendiri
• Siswa terdorong untuk membiasakan diri
memberikan bukti atas jawaban yang mereka
berikan

8
• Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui
temuan mereka sendiri maupun dari temannya
dalam menjawab permasalahan.
Namun demikian, pendekatan ini juga
memunculkan berbagai kelemahan. Adapun
kelemanahan yang muncul antara lain :
• Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah
matematika yang bermakna bagi siswa
• Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara
sempurna. Seringkali siswa menghadapi kesulitan
untuk memahami bagaimana caranya merespon
atau menjawab permasalahan yang diberikan
• Karena jawabannya bersifat bebas, maka siswa
kelompok pandai seringkali merasa cemas bahwa
jawabannya akan tidak memuaskan
• Terdapat kecenderungan bahwa siswa merasa
kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan
karena mereka merasa kesulitan dalam
mengajukan kesimpulan secara tepat dan jelas.

5. Penilaian dalam Pendekatan open ended


Sebagai ringkasnya, kiata dapat menggunakan
teknik penilaian yang dikemukakan oleh Hancock (1995),
yakni sebagai berikut:
Jawaban diberi nilai 4, jika :
➢ Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan
yang diberikan
➢ Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah,
penalaran dan komunikasinya sempurna
➢ Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan dengan
clearly

9
➢ Memuat sedikit kesalahan

Jawaban diberi nilai 3, jika :


➢ Jawaban benar untuk masalah yang diberikan
➢ Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah,
penalaran dan komunikasi baik
➢ Pekerjaan ditunjukkan dan dijelaskan
➢ Memuat beberapa kesalahan dalam penalaran

Jawaban diberi nilai 2, jika :


➢ Beberapa jawaban tidak lengkap
➢ Ilustrasi ketrampilan pemecahan masalah,
penalaran dan komunikasinya cukup
➢ Kekurangan dalam berfikir tingkat tinggi telihat
jelas
➢ Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahana
konsep matematika
➢ Banyak kesalahan dalam penalaran

Jawaban diberi nilai 1, jika :


➢ Muncul masalah dalam meniru ide matematika
tetapi tidak dapat dikembangkan
➢ Ketrampilan pemecahan masalah, penalaran dan
komunikasi kurang
➢ Banyak salah perhitungan
➢ Terdapat sedikit pemahan yang diilustrasikan
➢ Siswa kurang mencoba beberapa hal

Jawaban diberi nilai 0, jika :


➢ Keseluruhan jawaban tidak ada atau tidak nampak

10
➢ Tidak muncul ketrampilan pemecahan masalah,
penalaran dan komunikasi
➢ Sama sekali pemahaman matematikanya tidak
muncul
➢ Terlihat jelas bluffing (mencoba-coba atau
menebak)
➢ Tidak menjawab semua kemungkinan yang
deiberikan

6. Contoh Pendekatan Open Ended


Contoh:

1) Suatu persegipanjang luasnya 48 cm. Berapa cm


kemungkinan panjang dan lebar persegipanjang tersebut?

• Jawaban siswa dengan variasi 1


Diketahui : Luas persegi panjang = 48 cm
L=p×𝑙
48 = p × 𝑙
Jadi p = 8 dan 𝑙 = 6 sehingga 8 × 6 = 48
• Jawaban siswa dengan variasi 2
Diketahui : Luas persegi panjang = 48 cm
L=p×𝑙
48 = p × 𝑙
Jadi p = 12 dan 𝑙 = 4 sehingga 12 × 4 = 48

• Jawaban siswa dengan variasi 3


Diketahui : Luas persegi panjang = 48 cm
L=p×𝑙
48 = p × 𝑙
Jadi p = 24 dan 𝑙 = 2 sehingga 24 × 2 = 48

11
2) Adit memiliki 24 permen yang akan dimasukkan ke
dalam kantong. Banyak permen setiap kantong sama.
Berapa banyak permen pada tiap kantong?

Penyelesaiannya:

Agar mengetahui jumlah permen tiap kantong, maka kita


menentukan banyaknya kantong yang tersedia dengan
syarat (banyak kantong dapat membagi habis 24).

• Jawaban siswa variasi 1


24 Permen : 4 kantong = 6 permen setiap kantong.
Jadi, Banyaknya Permen pada tiap kantong adalah
6 permen. Apabila banyak kantong = 4 kantong.
• Jawaban siswa variasi 2
24 Permen : 8 kantong = 3 permen setiap kantong.
Jadi, Banyaknya permen pada tiap kantong adalah
3 permen.
Apabila banyak kantong = 8 kantong.

A. Pendekatan Problem Solving


1. Pengertian Pendekatan Problem Solving
Secara bahasa problem solving berasal dari dua kata
yaitu problem dan solves. Makna bahasa dari problem
yaitu “ a thing that is difficult to deal with or
understand”. (suatu hal yang sulit untuk melakukannya
atau memahaminya), dapat juga diartikan “a questions to
be answered or solved” (pertanyaan yang butuh jawaban
atau jalan keluar). Sedangkan solve diartikan “ to find an
answer to problem “ (mencari jawaban atau masalah).
Sedangkan secara terminologi problem solving
seperti yang dikatakan Syaiful Bahri Djamarah dan

12
Aswan Zain adalah suatu cara berpikir secara ilmiah
untuk mencari pemecahan suatu masalah. Sedangakn
menurut istilah Mulyasa Problem solving adalah suatu
pendekatan pengajaran menghadapkan pada peserta didik
permasalahan sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemersalahan, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi pembelajaran.
Pembelaharan dengan problem solving ini dimaksud
agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-
luasnya sampai titik makasimal dari daya tangkapnya.
Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan
menggunakan kemampuan berpikirnya.
Dari berbagai pendapat di atas pendekatan problem
solving atau serimg disebut dengan pendekatan
pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang
merangsang seseorang untuk menganalisa dan melakukan
sintessa dalam kesatuan struktur atau situasi di mana
masalah itu berada, atas inisiatif sendiri. Pendekatan ini
menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat
atau realsi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada
akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya.

2. Mengembangkan rencana pembelajaran problem


solving

Dalam proses Problem Solving terdapat beberapa


tahap yang harus disiapkan mulai dari mempersiapkan
masalah sampai cara memecahkan masalah atau solusi
dari masalah tersebut. Gick (dalam Rofik, 2009:14)

13
mengemukakan dua hal penting dari teori pemrosesan
informasi dalam Problem Solving, yaitu:

1) memunculkan wakil masalah (generation of a


problem representation).
2) proses solusi (a solution proses).

Sedangkan Wiconsin memilih proses Problem


Solving menjadi empat tahap,yaitu:

1) pengajuan masalah (problem possing),


2) pendekatan masalah (problem approach).
3) solusi masalah (problem solution), dan
4) komunikasi (communication). (Rofik, 2009:14)

Menurut Wankat dan Orcovocz (1995)


mengemukakan tahap-tahap strategi operasional dalam
pemecahan masalah sebagai berikut.

1) Saya mampu bisa (I can): tahap membangkitkan


motivasi dan membangun/menumbuhkan
keyakinan diri siswa.
2) Mendefinisikan (Define): membuat daftar hal
yang diketahui dan tidak diketahui, menggunakan
gambar grafis untuk memperjelas permasalahan.
3) Mengeksplorasi (Explore): merangsang siswa
untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi
permasalahan yang dihadapi.
4) Merencanakan (Plan): mengembangkan cara
berpikir logis siswa untuk menganalisis masalah
dan menggunakan flochart untuk mengambarkan
permasalahan yang dihadapi.

14
5) Mengerjakan (Do it); membimbing siswa secara
sistematis untuk memperkiraan jawaban yang
mungkin untuk memecahkan masalah.
6) Mengoreksi kembali (Check): membimbing siswa
untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat,
mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan.
7) Generalisasi (Generalize): membimbing siswa
untuk mengajukan pertanyaan. (Wena, 2009:57)

Selain mengetahui proses Problem Solving perlu


pula diketahui bagaimana cara mengembangkan
keterampilan problem solving yakni:

1) membuat mereka senang belajar.


2) membuat mereka belajar terbaik,
3) belajar terarah sendiri,
4) mengembangkan keterampilan kelompok,
5) melatih siswa untuk menghadapi masalah dan
mencari solusi.

Dalam pemecahan masalah maka guru harus


mempersiapkan permasalahan yang hendak dipecahkan
sesuai dengan kemampuan siswa, yaitu guru harus
selektif apakah permasalahan yang diajukan dapat
diselesaikan oleh siswa atau tidak. Sebelum siswa diberi
permasalahan hendaknya guru memberi penjelasan
tentang tujuan dari penyelesaian masalah serta cara-cara
atau langkah yang harus dikerjakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Masalah-masalah yang diajukan oleh
guru harus sesuai dengan dengan kehidupan nyata
sehingga siswa akan mudah dalam memecahkan masalah
tersebut. Selain itu guru harus menyiapkan sarana dan

15
waktu yang cukup untuk berpikir dan berdiskusi dalam
pemecahan masalah tersebut.

3. Mengkonttruksi masalah problem soving

Perubahan ke problem solving ini memerlukan


berubahnya cara mengajar guru. Hal ini tergantung pada
keyakinan guru yang mendasar, konsep yang dimiliki
guru tentang sifat alami matematika dan model-model
pembelajaran matematika. Perubahan cara mengajar tidak
akan berlangsung jika guru sangat berpegang pada
keyakinannya dan cara mengajarnya

Faktor-faktor ini yang membedakan guru


matematika ,dan hasil dari inovasi pembelajaran seperti
problem solving tergantung dari otonomi guru dalam
kesuksesan mengimplementasikannnya. Paul Ernest
berargumentasi bahwa keyakinan guru memiliki dampak
kuat pada praktek mengajar. Selama perubahan bentuk
dalam praktek, dua faktor yang mempengaruhi keyakinan
ini adalah kendala dan peluang konteks sosial
pembelajaran serta tingkat berpikir guru. Sedangkan
otonomi guru bergantung pada tiga faktor yaitu
keyakinan, konteks sosial dan tingkat berpikir. Keyakinan
amat menentukan, contohnya menentukan pilihan untuk
buku matematika, konteks sosial menghambat kebebasan
memilih guru, membatasi otonomi guru; sedangkan
tingkat berpikir tinggi seperti evaluasi diri mengenai
mewujudkan keyakinan ke dalam praktek adalah kunci
otonomi dalam mengajar.

16
Pendekatan pembelajaran matematika problem
solving bukanlah sesuatu yang dapat langsung diterima
begitu saja. Paradigma lama para guru sulit berubah.
Perubahan drastis ini membawa dampak bagi kegiatan
belajar mengajar

Pemilihan model pembelajaran problem solving


sebagai pendekatan pembelajaran sangat penting karena
dengan problem solving merupakan model
pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
siswa dalam berpikir tinggi.

Kendala yang dihadapi adalah sulitnya diterimanya


pendekatan problem solving sebagai salah satu
pendekatan dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan
pelatihan-pelatihan agar guru-guru mau dan mampu
menggunakan model pemecahan masalah ini dalam
kegiatan belajar-mengajar.

Pandangan para guru yang berkeyakinan bahwa


pola mengajarnya lebih baik harus diubah. Model
pembelajaran problem solving hasilnya lebih baik karena
dengan model ini akan diperoleh siswa yang memiliki
kemampuan berpikir tinggi.

Dari pelatihan-pelatihan, para guru menerima


pendekatan problem solving dalam pembelajaran
matematika, tetapi dalam praktek mengajarnya di
lapangan mereka kembali kepada cara mengajar yang
lama. Hal ini merupakan dampak dari keyakinan guru
dalam pengajaran matematika

17
4. Keunggulan dan Kelemahan Problem Solving

Kelebihan pembelajaran problem solving antara lain


sebagai berikut.

1) Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis


2) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
3) Berpikir dan bertindak kreatif.
4) Memecahkan masalah yang dihadapi secara
realistis
5) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
6) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
7) Merangsang perkembangan kemajuan berfikir
siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat.
8) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dunia kerja
9) Mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu
kesulitan yang dihadapi.
10) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai
aspek,
11) Mendidik siswa percaya diri sendiri.

Kelemahan pembelajaran problem solving antara


lain sebagai berikut.

1) Memerlukan cukup banyak waktu.


2) Melibatkan lebih banyak orang.
3) Tidak semua materi pelajaran mengandung
masalah.
4) Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang

18
5) Tidak efektif jika terdapat beberapa siswa yang
pasif

5. Penilaian dalam Pendekatan problem solving

Penilaian untuk pemecahan masalah dianggap lebih


sulit daripada penilaian untuk kemampuan kognitif
lainnya karena harus mampu menilai keseluruhan proses
pemecahan masalah disamping hasilnya. Penilaian untuk
pemecahan masalah harus berdasarkan tujuan. Jika soal
disajikan dalam bentuk masalah rutin dan non rutin, maka
penilaian yang dilakukan berkaitan dengan keduanya.

Menurut Reys, et.al. (1989), beberapa metode


penilaian yang dapat dilakukan adalah :

(1) observasi,

(2) inventori dan ceklis, dan

(3) paper and pencil test.

Ketiga alat penilaian ini dapat digunakan bersama-


sama atau salah satunya bergantung kepada tujuan
penilaiannya.

Hal senada juga diutarakan oleh Krulik dan Rudnik


(1995) berkaitan dengan metode penilaian untuk
pemecahan masalah. Beberapa metode penilaian yang
dapat digunakan adalah :

(1) observasi,

(2) jurnal metakognitif,

19
(3) paragraf kesimpulan (Summary paragraph), test,
portofolio.

Tes yang dilakukan dapat berbentuk pilihan ganda,


masalah -masalah terbuka (open ended), dan pertanyaan
kinerja untuk mengetahui apakah siswa dapat
menyelesaikan masalah dengan lengkap atau tidak. Tes
kinerja ini, untuk penilaiannya dapat menggunakan rubrik
baik rubrik holistik maupun rubrik analitik.

6. Contoh Pendekatan problem solving

Contoh:
1) Temukan bilangan terkecil yang mempunyai
faktor 2,4,6,8,10,12 dan 14!
Penyelesaian:
Menentukan bilangan terkecil yang mempunyai
faktor tersebut diatas sama artinya dengan
mencari KPK dari semua faktor tersebut.
Dengan mengidentifikasi satu persatu faktor
diatas, kita memperoleh:
2 = 2,
4 = 2 x2,
6=2x3,
8=2³,
10=2x5,
12=2²x3,
14=2x7

Kpk dari 2,4,6,8,10,12,14 = 2³ x 3 x 5 x7 = 840

20
Jadi bilangan terkecil yang mempunyai faktor
2,4,6,8,10,12,14 adalah 840.

2) Pak Aris melaksanakan ronda setiap 6 hari sekali,


sedangkan pak Agus melaksanakan ronda setiap 8
hari sekali dan dimulai tanggal 1 Januari 2014
mereka ronda bersama sama. Jika setelah
beberapa kali melaksanakan ronda bersama-sama
jadwalnya berubah, maka mereka melaksanakan
ronda secara bersama-sama untuk terakhir kalinya
pada tanggal?
Penyelesaian:
Kelipatan 6 = 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42,...
Kelipatan 8 = 8, 16, 24, 32, 40,48,56,....
Kelipatan persekutuan antara 6 dan 8 adalah 24,
48, 72, 96, 120, 144, 168, ...

Jika setelah 5 kali ronda bersama-sama dan


kemudian jadwal diubah maka mereka ronda
bersama-sama yang terakhir setelah 120
hari dari tanggal 1 Januari 2014 yaitu tanggal 30
April 2014.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran. Ada Pendekatan Open ended, Problem
Solving dan sebagainya. Dimana Pendekatan open ended adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenalkan atau
menghadapkan siswa pada masalah terbuka.
Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang
benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman kepada
siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran.
Sedaangkan pendekatan problem solving atau serimg disebut dengan
pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu cara mengajar yang
merangsang seseorang untuk menganalisa dan melakukan sintessa dalam
kesatuan struktur atau situasi di mana masalah itu berada, atas inisiatif
sendiri. Pendekatan ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab
akibat atau realsi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya
dapat menemukan kunci pembuka masalahnya.

Adapun keunggulan dan kelemahan dari kedua pendekatan tersebut


diataranya, untuk pendekatan open-ended ada beberapa keunggulan dari
pendekatan ini, antara lain : Siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk
mengekspresikan idenya; siswa memiliki kesempatan lebih banyak
menerapkan pengetahuan serta ketrampilan matematika secara
komprehensif ; Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki
kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan
denga cara mereka sendiri ; Siswa terdorong untuk membiasakan diri
memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan ; Siswa memiliki
banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari
temannya dalam menjawab permasalahan;

22
Namun demikian, pendekatan open ended ini juga memunculkan
berbagai kelemahan. Adapun kelemanahan yang muncul antara lain : Sulit
membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna
bagi siswa ; Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna.
Seringkali siswa menghadapi kesulitan untuk memahami bagaimana
caranya merespon atau menjawab permasalahan yang diberikan karena
jawabannya bersifat bebas, maka siswa kelompok pandai seringkali
merasa cemas bahwa jawabannya akan tidak memuaskan ; Terdapat
kecenderungan bahwa siswa merasa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena mereka merasa kesulitan dalam mengajukan
kesimpulan secara tepat dan jelas;
Sedangkan Pendekatan Problem Solving ialah Kelebihan
pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut: Mendidik siswa
untuk berpikir secara sistematis; Melatih siswa untuk mendesain suatu
penemuan.; Berpikir dan bertindak kreatif.; Memecahkan masalah yang
dihadapi secara realistis; Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.;
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.; Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi dengan tepat. ; Dapat membuat pendidikan sekolah lebih
relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja ; Mampu mencari
berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi.; Belajar
menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek, ; Mendidik siswa percaya
diri sendiri.;
Kelemahan pembelajaran problem solving antara lain sebagai
berikut. memerlukan cukup banyak waktu.; Melibatkan lebih banyak
orang.; Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah.; Memerlukan
perencanaan yang teratur dan matang; Tidak efektif jika terdapat beberapa
siswa yang pasif;

23
DAFTAR PUSTAKA

Rif”at, M., (2001). Pengaruh Pola-Pola Pembelajaran Visual dalam Rangka


Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah-Masalah
Matematika. Disertasi. UPI Bandung:
Shimada, S., & Becker J.P., (1997). The Open-Ended Approach. A New Proposal
for Teaching Mathematics. Virginia : NCTM
http://upi.edu/Direktori/JARNAWI_AFGANI_DAHLAN/Perencanaan_Pembelaj
aran_Matematika/open-ended.html
https://www.diaryguru.com/2021/10/contoh-soal-open-ended-matematika-sd.html
https://123dok.com/document/z3gp3eey-analisis-pembelajaran-problem-solving-
da,html
https://id.scribd.com/doc/189495473/Makalah-Metode-Pembelajaran-Problem-
Solving
https://trisniawati87.blogspot.com/2013/05/pendekatan-open-ended-
dalam_5090.html?m=1
https://www.academia.edu/31984803/Pembelajaran_Matematika_dengan_Pendek
atan_OpenEnded

24

Anda mungkin juga menyukai