Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDEKATAN MASALAH TERBUKA (Open-Ended Problem Approach)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Strategi Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh:

Aprilia Damayanti (220101501026)

Dewi Nur Annisa (220101501027)

Rustam (220101501056)

KELAS A13

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Nurdin Arsyad,
M,Pd. Selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Makassar, 16 Oktober 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Pengertian Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem Approach)
4
B. Prinsip-prinsip Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem
Approach) ............................................................................................................ 6
C. Tipe atau jenis masalah dalam Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended
Problem Approach) ............................................................................................. 7
D. Langkah-langkah Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem
Approach) ............................................................................................................ 8
E. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended
Problem Approach) ............................................................................................. 9
F. Implementasi Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem
Approach) terhadap pembelajaran matematika ................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya


manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Pendidikan berfungsi sebagai
pilar pembangunan bangsa dan memainkan peran penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi dapat menjadi motor penggerak kemajuan dan
kesejahteraan bangsa. Pendidikan juga merupakan bagian penting dari
pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan adalah hasil dari upaya
pembangunan pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
berbagai tingkat satuan pendidikan, termasuk tingkat dasar, menengah, dan
perguruan tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pemerintah
telah melakukan berbagai inovasi baru, salah satunya adalah perubahan
kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 .

Pendekatan Open-ended merupakan salah satu upaya inovasi


pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli
pendidikan matematika Jepang. Pendekatan ini lahir sekitar dua puluh
tahun yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada,
Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda,
2000). Pendekatan ini muncul sebagai tanggapan atas pendidikan
matematika di sekolah saat itu, yang dikenal sebagai "issei jugyow", yaitu
pembelajaran di depan kelas di mana guru menjelaskan konsep baru
kepada siswa sebelum memberikan contoh untuk menyelesaikan soal-soal
tertentu.

Seperti yang diketahui, masalah yang biasa diberikan kepada siswa


sebagai tugas atau latihan selalu fokus pada mendapatkan jawaban yang
benar. Akibatnya, guru tidak memperhatikan proses yang dilakukan siswa
untuk menyelesaikan soal tersebut atau bahkan tidak memperhatikannya
sama sekali. Namun perlu diingat bahwa proses penyelesaian masalah

1
adalah tujuan utama kemampuan berfikir tingkat tinggi atau
jawabannya tidak langsung diperoleh, maka siswa cenderung malas
mengerjakannya, akhirnya dia menegosiasikan tugas tersebut dengan
gurunya. Gambaran tersebut sebagaimana dikemukakan Anthony (1996)
yang mengemukakan bahwa pemberian tugas matematika rutin yang
diberikan pada latihan atau tugas-tugas matematika selalu terfokus
pada prosedur dan keakuratan, jarang sekali tugas matematika
terintegrasi dengan konsep lain dan juga jarang memuat soal yang
memerlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Akibatnya ketika
siswa dihadapkan pada tugas yang sulit dan membutuhkan
kemampuan berfikir tingkat tinggi atau jawabannya tidak langsung
diperoleh, maka siswa cenderung malas mengerjakannya, akhirnya dia
menegosiasikan tugas tersebut dengan gurunya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Rif’at (2001 : 25) yang


menyatakan bahwa pembelajaran melalui tugas matematika rutin
terkesan untung-untungan. Dugaan bahwa pembelajar ingat atau lupa
akan suatu rumus tidak dapat dipertahankan. Siswa berkecenderungan
berfikir pasif, tidak dapat berfikir secara terstruktur, dan belajar
menjadi tidak atau kurang bermakna. We irtheimer (Rif’at, 2001 : 25)
juga berpendapat bahwa pembelajaran yang prosedural, seperti penerapan
rumus cenderung menghilangkan kemampuan manusia untuk melihat
struktur masalah secara utuh. Padahal, pemahaman akan struktur
masalah merupakan pemikiran produktif. Proses-proses yang dilakukan
oleh siswa dalam memilih, mengatur dan mengintegrasikan pengetahuan
baru, perilaku dan buah pikirannya akan mempengaruhi keadaan motivasi
dan sikapnya dan pada akhirnya akan berhubungan dengan strategi
belajarnya (Weinstein & Mayer dalam Anthony, 1996).

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem


Approach)?

2
b. Apa saja prinsip-prinsip Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended
Problem Approach)?
c. Apa saja langkah-langkah Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended
Problem Approach)?
d. Apa kelebihan dan kekurangan Pendekatan Masalah Terbuka (Open-
Ended Problem Approach)?
e. Bagaimana Implementasi Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended
Problem Approach) terhadap matematika?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Masalah Terbuka


(Open-Ended Problem Approach)
b. Untuk memahami apa saja prinsip-prinsip Pendekatan Masalah
Terbuka (Open-Ended Problem Approach)
c. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah Pendekatan Masalah
Terbuka (Open-Ended Problem Approach)
d. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan Pendekatan Masalah
Terbuka (Open-Ended Problem Approach)
e. Untuk memahami bagaimana Implementasi Pendekatan Masalah
Terbuka (Open-Ended Problem Approach) terhadap pembelajaran
matematika

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem


Approach)

Pendekatan open-ended merupakan salah satu upaya reformasi


pendidikan yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan di
Jepang sejak tahun 1970. Dimana Pendekatan terbuka dimulai dengan
menilai secara objektif kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
Sementara itu, tujuan pembelajaran dengan pendekatan open-ended adalah
untuk membantu mengembangkan aktivitas yang kreatif dari siswa dan
kemampuan berpikir matematis mereka dalam memecahkan masalah.

Pendekatan open-ended membahas dan memecahkan masalah


sebagaimana yang dilakukan dalam menyelesaikan problem solving dan
problem posing. Asumsinya adalah proses lebih utama daripada hasil.
Sedangkan kedua pendekatan (problem solving dan problem posing)
menekankan pada upaya untuk memecahkan masalah dengan
merumuskannya terlebih dahulu. Terdapat keragaman dalam penyelesaian
dan metode dalam pendekatan open-ended. Pendekatan open-ended
memberikan siswa kebebasan untuk mengemukakan jawaban. Dalam
konteks ini pendekatan open-ended lebih berfokus pada mendorong
pemikiran kreatif siswa.

Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan


yang membantu siswa melakukan problem solving secara kreatif dan
menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses
problem solving. Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan open-
ended, biasanya digunakan soal-soal open-ended sebagai instrumen
dalam pembelajaran.

Menurut Septiani & Zanthy (2019), pendekatan Open-ended


merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang memunculkan suatu

4
permasalahan dengan metode penyelesaian yang lebih dari satu, sehingga
dapat memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman untuk merumuskan, mengenali, serta
memecahkan masalah dengan menggunakan lebih dari satu metode
pemecahan masalah. Dengan kata lain, pendekatan open-ended
mengarahkan siswa untuk membuka pikiran atau mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara leluasa dan terbuka guna mengkritisi,
menganalisis dan mengevaluasi suatu permasalahan untuk menciptakan
atau menghasilkan berbagai ide, gagasan, solusi atau alternatif
penyelesaian melalui informasi, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki hingga sampai pada pengambilan keputusan (decision making)

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-


ended diawali dengan pemberian problem open-ended. Problem open-
ended merupakan problem yang diformulasikan memiliki banyak solusi
atau strategi penyelesaian. Problem ini disebut juga problem tak lengkap,
problem terbuka atau ill-defined problem (soal yang tidak jelas) yaitu soal
dimana tujuan yang diinginkan itu tidak jelas, informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan soal tersebut tidak ada, atau memiliki beberapa
kemungkinan jawaban yang benar. Pembelajaran menggunakan tugas-
tugas yang bersifat terbuka sehingga setiap peserta didik dapat
mengerjakan soal tersebut. Penerapan problem open-ended dalam kegiatan
pembelajaran adalah ketika peserta didik diminta untuk mengembangkan
metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil)
akhir. Peserta didik dihadapkan dengan masalah open-ended yang tujuan
utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban melainkan lebih
menekankan pada proses atau cara bagaimana sampai pada satu jawaban.
Proses pemecahan masalah ini menjadi bukti ketika pembelajaran
dipandang sebagai suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik,
dimana guru berusaha untuk mengantarkan peserta didik kepada gerbang
atau jalan masuk pemikiran siswa sesuai dengan masalah open-ended yang
diberikan.

5
B. Prinsip-prinsip Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem
Approach)

Menurut Nohda (2000: 1-39) pembelajaran dengan menggunakan


pendekatan open-ended mengasumsikan tiga prinsip, yakni sebagai
berikut:

1. Related to the autonomy of student’ activities. If requires that we should


appreciate the value of student’ activities for fear of being just
noninterfering. “Terkait dengan otonomi kegiatan siswa. Guru harus
menghargai nilai-nilai kegiatan siswa”.

2. Related to evolutionary and integral nature of mathematical knowledge.


Content mathematics is theoretical and systematic. Therefore, the more
essential certain knowledge is, the more comprehensively it derives
analogical, special, and general knowledge. “Terkait dengan hakikat
terpadu dan evolusi dari pengetahuan matematika, sifatnya teoritis dan
sistematis. Oleh karena itu, pengetahuan yang lebih komprehensif itu
berasal dari pengetahuan analogis, khusus, dan umum”.

3. Related to teachers’ expedient decision-making in class. In mathematics


class, teachers often encounter students’ unexpected ideas. In this bout,
teachers have an important role to give the ideas full play, and to take
into account that other students can also understand real amount of the
unexpected ideas. “Terkait dengan keputusan yang diambil guru di
dalam kelas. Di dalam kelas matematika seringkali guru menemukan
jawaban di luar dugaan. Ini berarti guru harus berperan aktif dalam
menampilkan ide siswa tersebut secara utuh, dan memberi kesempatan
kepada siswa lainnya untuk mematuhi ide-ide yang tak terduga itu”.

Jenis masalah yang digunakan dalam pembelajaran melalui


pendekatan open-ended ini adalah masalah yang bukan rutin dan bersifat

6
terbuka. Sedangkan dasar keterbukaanya adalah (openness) dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tipe (Mahmudi, 2008):
1) Process is open, maksudnya tiap soal yang diberikan punya banyak cara
penyelesaian.
2) End product are open, yaitu hasil terbuka memiliki banyak jawaban
benar.
3) Ways to develop are open, artinya ketika siswa telah menyelesaikan
masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru dengan
mengubah kondisi dari masalah asli.
Dengan demikian pendekatan ini menyelesaikan masalah dan
juga memunculkan masalah baru (from problem to problem).
Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut :

C. Tipe atau jenis masalah dalam Pendekatan Masalah Terbuka (Open-


Ended Problem Approach)

Shimada (1997) mengklasifikasikan masalah atau soal yang


disajikan, dalam pembelajaran pendekatan open-ended, kedalam tiga jenis,
yaitu:
1) Menemukan hubungan (finding relation)

7
Masalah yang diberikan kepada siswa, menuntut sendiri siswa
untuk mencari aturan-aturan atau hubungan-hubungan dalam
matematika, yang mengacu pada permasalahan yang diberikan.
2) Mengklasifikasi (classifying)
Siswa diminta untuk mengelompokan atau mengklasifikasikan
beberapa karakteristik suatu obyek tertentu dengan tepat, hal ini akan
membimbing siswa untuk merumuskan atau menemukan beberapa
konsep matematika dengan sendirinya.
3) Pengukuran (measuring)
Siswa diminta untuk pengukuran numerik dari suatu peristiwa
tertentu. Permasalahan seperti ini, melibatkan beberapa aspek berpikir
matematis siswa.

Setelah mengetahui jenis pendekatan pembelajaran open-ended,


pelaksanaan pendekatan ini dimulai sebagai langkah kelanjutan dari
proses penelitian. Dengan demikian, langkah-langkah pendekatan
terbuka diperlukan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

D. Langkah-langkah Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended


Problem Approach)

Lestari, Hartono, & Purwoko (2016) menyebutkan bahwa


terdapat beberapa langkah langkah dalam pendekatan open-ended
diantaranya:
a. Orientasi.
Pembelajaran diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran, pemberian motivasi dan apersepsi kepada siswa berupa
masalah yang bersifat kontekstual.
b. Penyajian masalah terbuka.
Guru memberikan masalah secara umum tentang materi yang akan
diberikan.
c. Pengerjaan masalah terbuka secara individu.
Siswa diminta menyelesaikan permasalahan secara individu
untuk mengetahui perkembangan tingkat kreativitas siswa. Pada saat

8
siswa mengerjakan masalahnya atau soal yang diberikan, siswa tidak
diperbolehkan untuk minta bantuan kepada teman yang lain. Hal ini
dimaksudkan agar siswa benar-benar terpacu kreativitasnya untuk
menyelesaikan permasalahannya sendiri. Apabila telah selesai
mengerjakannya, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar
penyelesaiannya.
d. Diskusi kelompok tentang masalah terbuka.
Pada tahap ini siswa akan diarahkan untuk berakivitas secara
berkelompok guna mendiskusikan penyelesaian dari masalah open-
ended yang telah dikerjakan secara individu. Melalui hal tersebut
diharapkan dapat memunculkan ide pada tiap siswa sehingga nantinya
kreativitas siswa akan meningkat.
e. Persentasi hasil diskusi kelompok.
Pada tahap ini, perwakilan atau semua anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja mereka.
f. Penutup.
Siswa bersama guru menyimpulkan atau membuat ringkasan
singkat tentang konsep atau ide yang terdapat pada permasalahan yang
diajukan.

Dari langkah-langkah pendekatan open-ended yang dipaparkan


di atas, menunjukkan bahwa dari awal pembelajaran siswa telah
diarahkan untuk mulai berpikir analisis berbagai aspek dari sebuah
permasalahan yang dimunculkan diawal, yang selanjutnya siswa akan
mengevaluasi permasalahan tersebut hingga menghasilkan ide-ide atau
gagasan sebagai bentuk kreativitas berpikir siswa berupa solusi
atau pemecahan masalah.

E. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Masalah Terbuka (Open-


Ended Problem Approach)

Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalah


kepada siswa yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu

9
jalan. Guru harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang
ditempuh siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini akan memberi siswa
kesempatan untuk menemukan sesuatu yang baru menggunakan
pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah
mereka pelajari sebelumnya. Ada beberapa keunggulan dari pendekatan
ini, antara lain :
1) Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif
serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya
2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan pengetahuan
serta keterampilan matematika secara komprehensif
3) Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan
untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan
cara mereka sendiri
4) Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas
jawaban yang mereka berikan
5) Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka
sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.

Namun demikian, pendekatan ini juga memunculkan berbagai


kelemahan. Adapun kelemahan yang muncul antara lain :
1) Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang
bermakna bagi siswa
2) Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna.
Seringkali siswa menghadapi kesulitan untuk memahami
bagaimana caranya merespon atau menjawab permasalahan yang
diberikan
3) Karena jawabannya bersifat bebas, maka siswa kelompok pandai
seringkali merasa cemas bahwa jawabannya akan tidak memuaskan
4) Terdapat kecenderungan bahwa siswa merasa kegiatan belajar
mereka tidak menyenagkan karena mereka merasa kesulitan dalam
mengajukan kesimpulan secara tepat dan jelas.

10
F. Implementasi Pendekatan Masalah Terbuka (Open-Ended Problem
Approach) terhadap pembelajaran matematika

Shimada (1997) penerapan pembelajaran matematika dengan


menggunakan pendekatan pembelajaran open-ended sebagai berikut:
1) Pembukaan
2) Guru memberitahukan materi yang diajarakan
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Memberi open ended problem pada siswa
5) Menjawab masalah yang diberikan
6) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk memahami masalah
7) Siswa membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka
lakukan.
8) Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan dari masalah serta
menyimpulkan dengan bimbingan guru.
9) Penutup

Unsur-unsur dalam implementasi pendekatan pembelajaran open-


ended adalah open ended problem dan proses peserta didik menemukan
pemecahan masalah atau jawaban dari masalah terbuka tersebut:
1) Masalah terbuka
a) Masalah yang diberikan pada seorang peserta didik harus dapat
dimengerti oleh peserta didik tersebut, namun pertanyaan tersebut
harus merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya.
b) Masalah tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang
telah diketahui peserta didik. Karena itu faktor waktu untuk
menyelesaikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang
esensial (Hudojo, 1998).

2) Proses menemukan jawaban


Dalam proses menemukan jawaban dari suatu masalah terbuka
perlu diperhatikan penekanan konstruktivisme. Dengan penekanan ini
siswa akan terbagun sendiri melalui proses pemecahan masalah yang

11
dikerjakan. Menurut paham konstruktivisme peranan guru bukan
pemberi jawaban akhir atas pertanyaan, melainkan mengarahkan
mereka untuk membentuk pengetahuan matematika sehingga diperoleh
struktur matematika (Ismail, 2008).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan open ended problem approach adalah pendekatan


pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Dengan open ended problem
approach, tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi
menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatuO jawaban. Pendekatan
open-ended problem approach memberikan siswa kebebasan untuk
mengemukakan jawaban. Dengan kata lain, pendekatan open-ended
mengarahkan siswa untuk membuka pikiran atau mengembangkan
kemampuan berpikirnya secara leluasa dan terbuka guna mengkritisi,
menganalisis dan mengevaluasi suatu permasalahan untuk menciptakan
atau menghasilkan berbagai ide, gagasan, solusi atau alternatif
penyelesaian melalui informasi, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki hingga sampai pada pengambilan keputusan (decision making).

B. Saran

Ada beberapa masukan yang dapat penyusun berikan kepada kita


semua terutama para pendidik agar perkembangan berpikir siswa dapat
berkembang yakni sebagai berikut:

a) Sebagai pendidik kita diharapkan untuk tidak memaksa siswa untuk


berpikir sesuai dengan apa yang kita harapkan. Menghargai hasil berpikir
siswa mendorong mereka untuk percaya diri mengemukakan pemikiran
mereka.

b) Sebagai pendidik kita diharapkan untuk tidak hanya mendorong siswa


untuk sampai pada jawaban yang benar akan tetapi mendorong
bagaimana kreatifitas siswa tersebut sampai pada jawaban yang mereka
temukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afgani, J. (2014). Pendekatan Open Ended dalam Pembelajaran Matematika.


Bandung: tidak diterbitkan.

Anthony, G., (1996). Classroom Instructional Factors Affecting Mathematics


Stidents’ Strategics Learning Behaviours. Dalam Philip C. Clarkson
(editor) Technology in Mathematics Education. Australia :
Mathematics Educatiuon Research Group of Australia.

Astin, A. E., & Bharata, H. (2016). Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam


Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Representasi Matematis
Siswa.

Herdiman, I. (2017). Penerapan pendekatan open-ended untuk meningkatkan


penalaran matematik siswa SMP. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika
(JES-MAT), 3(2), 195-204.

Lestari, W., Selvia, F., & Layliyyah, R. (2019). Pendekatan Open-ended Terhadap
Kemampuan Metakognitif Siswa. At-Ta'lim: Jurnal Pendidikan, 5(2),
184-197.

Mahmudi, A. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka dalam Pembelajaran


Matematika. Makalah PIPM Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA
UNY: tidak diterbitkan

Nohda, N., (2000). Learning and Teaching Through Open-ended Approacrh


Method. Dalam Tadao Nakahara dan Masataka Koyama (editor)
Proceeding of the 24th of the Intenational Group for the Psychology
of Mathematics Education. Hiroshima : Hiroshima University.

Pendekatan Open-Ended Problem. (n.d.). Retrieved from


https://educhannel.id/blog/artikel/pendekatan-open-ended-problem.html.
Accessed 16 Oct.2023

14
Rif”at, M., (2001). Pengaruh Pola-Pola Pembelajaran Visual dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah-Masalah
Matematika (Eksperimen pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Matematika di Kalimantan Barat).Disertasi. UPI Bandung: Tidak
Diterbitkan.

Rosita, N. T. (2016). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP SIKAP
SISWA: Pendekatan Open Ended: Sikap Siswa: Skala Likert. Symmetry:
Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education,
1(1), 1-12.

Shimada, S., & Becker, J. (1997). The Significance of an open-ended approach.


Dalam J. P. Becker dan S. Shimada (ed) The Open-Ended Approach: A
New Proposal for Teaching Mathematics. Reston, VA: NCTM

Januariawan, I. W., Wijaya, I. K. W. B., Supadmini, N. K., & Dewi, D. N. (2020).


Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Melalui
Pendekatan Open-Ended. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 125-140.

15

Anda mungkin juga menyukai