DISUSUN OLEH :
Adelia Windy Rahayu 201350009
Asih Setyaningrum 201350049
Empi Sinta Wati 201350025
Heti Sulastri 201350047
Nanda Fitriani 201350003
Nety Toyiba 201350017
Nurul Wafiq Aziza 201350045
Sintia Dewi 201350048
Sukma Raka Siwi 201350017
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini telah dapat diselesaikan penyusun.Makalah
ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pemecahan Permasalahan
Matematika, dengan harapan agar penyusun mengerti dan memahami tentang
kajian pemecahan masalah matematika dengan pendekatan soal cerita.
Makalah ini diharapkan dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa di dalam
maupun diluar kegiatan perkuliahan karena makalah ini memuat macam-macam
kajian sejarah didalamnya.Tujuannya agar mahasiswa dapat mengadakan refleksi
sejauh dimana mereka merasa tuntas pada mata kuliah yang telah diikutinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Masalah Dalam Matematika.........................................................6
2.2 Pemecahan Masalah Matematika...................................................................6
2.3 Penting nya pemecahan masalah matematika................................................7
2.4 Contoh-Contoh Masalah Matematika berdasarkan Jenisnya.........................8
BAB III PENUTUP................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu keterampilan pada diri peserta
didik agar mampu menggunakan kegiatan matematik untuk memecahkan masalah dalam
matematika, masalah dalam ilmu lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari
(Soedjadi, 1994:36). Kemampuan pemecahan masalah amatlah penting dalam
matematika, bukan saja bagi mereka yang di kemudian hari akan mendalami atau
mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam
bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari (Russefffendi, 2006: 341).
Memahami konsep matematika menjadi syarat untuk dapat menguasai
matematika. Pada setiap pembelajaran, selalu diawali dengan pengenalan konsep agar
siswa memiliki bekal dasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti
penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan masalah. Jika pemahaman konsepnya
baik, siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari,
tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti. Siswa
juga dapat memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Dewasa ini banyak persoalan yang dihadapi oleh guru matematika maupun oleh
siswa dalam proses pembelajaran matematika. Masalah yang dimaksud antara lain siswa
tidak memahami konsep matematika karena materi pelajaran yang dirasakan siswa terlalu
abstrak dan kurang menarik. Hal ini sangat wajar terjadi karena metode penyampaian
materi hanya terpusat pada guru sementara siswa cenderung pasif, di sisi lain siswa juga
tidak diberi kesempatan berkreasi untuk menemukan sendiri kemampuan pemahaman
konsep matematisnya. Siswa menjadi takut untuk mengemukakan idenya dan merasa
enggan untuk mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering meminta siswa untuk
bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas atau kurang dimengerti
4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sebelumnya, sangat besar manfaatnya dalam menentukan hubungan yang terjadi antara yang
diketahui dengan yang ditanyakan.
Langkah ketiga adalah melaksanakan rencana pemecahan masalah. Kalau pada waktu
menyusun rencana yang berperan adalah pikiran, maka padalangkah pelaksanaan ini pikiran
bersama-sama dengan fisik secara serentak melakukan kegiatan. Apa yang dibayangkan
pada waktu menyusun rencana pemecahan masalah, pada langkah ini mulai dipraktekkan
secara nyata. Hasil pelaksanaan rencana yang telah disusun tersebut sudah dapat dipecahkan
atau tidak.
Langkah keempat adalah meninjau ulang pelaksanaan rencana yang telah disusun. Pada
langkah ini dilakukan pengkajian terhadap semua hal yang dilakukan. Validias setiap
langkah yang dilakukan untuk pemecahan masalah perlu dipertanyakan kembali agar dapat
diperoleh langkah yang lebih mudah terjamin kebenarannya. Tidak jarang terjadi suatu
langkah tertentu yang menurut intuisi adalah sah, ternyata tidak pernah didukung oleh
prinsip, konsep ataupun metode yang ada. Oleh karena itu, langkah ini tidak boleh dianggap
remeh.
Sedangkan menurut Kees (dalam Tjipto, 1991: 95) tahapan dari pemecahan masalah
meliputi tiga tahap:
1. Langkah analisis terdiri dari:
a. Membaca soal dengan seksama untuk menganalisis informasi yang penting.
b. Menggambarkan diagram, skema atau gambar bila diperlukan.
2. Langkah penetapan model terdiri dari :
a. Mencari hubungan antara besaran-besaran yang diketahui dan yang ditanyakan.
b. Mengkombinasikan hubungan-hubungan itu dalam suatu model matematika.
c. Catat syarat-syarat bagi berlakunya model
3. Langkah penyelesaian terdiri dari :
a. Lakukan transformasi matematika.
b. Hitung sampai diperoleh jawaban.
c. Periksa syarat-syarat berlakunya.
d. Periksa ulang apakah setiap bagian sudah benar.
Dari dua pendapat di atas, maka pembelajaran pemecahan masalah memiliki beberapa
langkah yaitu:
1. Memahami masalah yakni mencari apa yang diketahui, ditanya, apa syarat-syaratnya,
gambar dan grafik bila ada.
2. Membuat rencana penyelesaian yaitu rencana model matematika, membuat beberapa
alternative pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk memecahkan masalah atau
mencari hubungan yang diketahui, ditanyakan atau mengubahnya ke rumus.
3. Penyelesaian masalah menggunakan rumus yang tidak disusun.
4. Pemeriksaan kembali jawaban yang ditemukan yakni memeriksa kembali jawaban dan
mengevaluasi jawaban.
2.3 Penting nya pemecahan masalah matematika
Tantangan kehidupan yang semakin kompleks mendorong para ahli pendidikan untuk
berpikir dan bekerja keras dalam upaya membantu generasi muda menjadi pemecah masalah
7
handal. Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah seseorang, latihan berpikir
secara matematis tidaklah cukup, melainkan perlu dibarengi pengembangan rasa percaya diri
melalui proses pemecahan masalah sehingga memiliki kesiapan memadai menghadapi berbagai
tantangan dalam kehidupan nyata. Para ahli percaya bahwa kemampuan berpikir dan
keterampilan yang digunakan manusia dalam proses pemecahan masalah matematis, dapat
ditransfer ke dalam berbagai bidang kehidupan (MacIntosh,2000). Selain itu, dalam dokumen
National Research Council (1989), dinyatakan bahwa pengalaman-pengalaman yang diperoleh
melalui proses pemecahan masalah matematis memungkinkan berkembangnya kekuatan
matematis yang antara lain meliputi kemampuan membaca dan menganalisis situasi secara
kritis, mengidentifikasi kekurangan yang ada, mendeteksi kemungkinan terjadinya bias, menguji
dampak dari langkah yang akan dipilih, serta mengajukan alternatif solusi kreatif atas
permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, pemecahan masalah matematis dapat membantu
seseorang memahami informasi yang tersebar di sekitarnya secara lebih baik.
9
g. Pada soal poin g, h dan i merupakan masalah pembuktian diserahkan kepada Anda
sebagai latihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah dalam matematika adalah pertanyaan yang tidak dapat dijawab langsung karena
pada titik awal belum diketahui aturan atau hukum yang dapat digunakan untuk mendapatkan
jawabannya dan siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya.
Menurut Herman dan Akbar, menyelesaikan masalah merupakan proses menerima tantangan
untuk menjawab masalah. Lebih fokus lagi, Bell menyatakan bahwa pemecahan masalah
matematika ialah pemecahan situasi dalam matematika yang dianggap masalah oleh seseorang
yang memecahkan masalah tersebut.
Pemecahan masalah memiliki beberapa langkah, yaitu:
1. Memahami masalah
2. Membuat rencana penyelesaian
3. Penyelesaian masalah
4. Pemeriksaan kembali jawaban yang ditemukan
Dalam dokumen National Research Council (1989), dinyatakan bahwa pengalaman-
pengalaman yang diperoleh melalui proses pemecahan masalah matematis memungkinkan
berkembangnya kekuatan matematis yang antara lain meliputi kemampuan membaca dan
menganalisis situasi secara kritis, mengidentifikasi kekurangan yang ada, mendeteksi
kemungkinan terjadinya bias, menguji dampak dari langkah yang akan dipilih, serta mengajukan
alternatif solusi kreatif atas permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, pemecahan masalah
matematis dapat membantu seseorang memahami informasi yang tersebar di sekitarnya secara
lebih baik.
Menurut Polya, masalah dibagi atas dua macam, yaitu masalah rutin dan masalah tidak rutin.
Masalah di dalam matematika dapat diklasifikasi dalam dua jenis (Pusat Kurikulum, 2002 a, b,
dan c), yaitu: Penemuan (Problem to find) dan Pembuktian (Problem to prove).
3.2 Saran
Semoga makalah yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun. Dan diharapkan pembaca dapat menganalisis lebih jelas lagi mengenai
pemecahan masalah Matematika dengan cara mencari literatur-literatur lain yang dapat
menambah wawasan pembaca dalam menganalisis materi tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
.
Depdiknas. 2016. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.
11