STRATEGI PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK
DISUSUN OLEH:
Basyariah 200710002
Dimas Larassaty 200710013
Nahda Aulia Putri 200710056
Muhammad Akbar Nasution 200710058
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Harapan kami semoga makalah yang membahas tentang “Pembelajaran Matematika
Realistik” dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai materi tersebut. Kami
juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa ada saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
Tujuan Penulisan .................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
KAJIAN TEORITIS .................................................................................................................. 4
A. Pembelajaran Matematika Realistik................................................................................... 3
a. Pengertian matematika realistik ........................................................................................ 3
b. Komponen Matematika Realistik ....................................................................................... 4
c. Konsepsi Pendekatan Matematika Realistik ....................................................................... 6
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik .................................................... 8
e. Kelebihan dan Kesulitan Metode Pembelajaran Realistik ................................................. 9
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan menggunakan
angka-angka, simbol, dan rumus-rumus. Dari hal ini muncul anggapan bahwa kemampuan
komunikasi belum dapat dibangun pada pembelajaran matematika, anggapan tersebut tidak
benar. Dalam pembelajaran matematika, komunikasi mempunyai peranan penting antara lain
dalam menyelidiki konsep, memecahkan masalah, menginterprestasikan informasi,
mengekspresikan pikiran, mendengarkan orang lain, berfikir kritis dan sebagainya baik secara
lisan maupun tertulisan.
Dalam matematika realistik memahami materi matematika menjadi lebih
menyenangkan dengan aspek realistik yang diterapkan. Di Indonesia identik dengan ilmu yang
penerapannya menggunakan imajinasi, guru hanya memberika soal latihan agar siswa terbiasa
dengan soal- soal tersebut. Evi Soviawati (2011: 1) Secara umum pendekatan pengajaran
matematika di Indonesia masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang
menekankan proses “dril and pactise‟, sehingga siswa dilatih mengerjakan soal seperti
mekanik atau mesin. selain itu, penilaian yang dilakukan lebih menekankan pada penilaian
akhir (hasil belajar) dan kurang memperhatikan proses, sehingga pembelajaran matematika
kurang bermakna. Lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian. Kondisi ini
menyebabkan kurang melibatkan aktivitas siswa, konsekuensi dari pola pembelajaran seperti
ini adalah kurangnya komunikasi siswa yang berdampak pada individual, siswa akan kesulitan
dalam mengkomunikasikan gagasan. Jenning dan Dunne (Evi Soviawati. 2011: 80)
menyatakan bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan
matematika kedalam situasi kehidupan real. Diwacanakan Astuti, dkk (2013: 2) sejalan
dengan upaya perubahan paradigma pembelajaran, pembelajaran matematika yang bersifat
abtrak memerlukan pembelajaran yang bermakna agar siswa dapat memahami konsep
matematika dengan baik. Akan tetapi pembelajaran berakna yang diharapkan dalam
pembelajaran matematika sangat jarang dilakukan.
Yang ada hanya proses penghafalan konsep-konsep matematika yang 4 sifatnya
mekanistik. Jaguthsing Dindyal (2009: 6) pada saat memulai mengajarkan tentang penerapan
matematika, maka penerapan matematika harus diajarkan dari awal sebagaimana memulai
mengajarkan matematika itu sendiri.
Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan dapat dilakukan alternatif
tinddakan, dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika
realistik. Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik dijadikan
sebagai cara yang efektif untuk memperdalam pemaham siswa, penerapan pembelajaran
matematika dengan kenyataan secara mekanistis membantu siswa menjelaskan sebab akibat,
merubah pemikiran siswa tentang pembelajaran matematika yang bersifat abstrak, membuat
belajar secara inklisif, memudahkan siswa dalam menerapkan pembelajaran dalam kehidupan
sehari- hari sehingga dapat mengembangkan ketrampilan untuk masa depan. Berdasarkan
keunggulan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di duga dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika.
Rumusan Masalah
Adapun masalah dalam makalah ini adalah :
Siswa memperoleh pengetahuan baru dengan membentuk pengetahuan itu untuk dirinya
sendiri;
Pengetahuan baru yang dibangun oleh siswa untuk dirinya sendiri berasal dari
seperangkat ragam pengalaman;
Setiap siswa tanpa memandang ras, budaya dan jenis kelamin mampu memahami dan
mengerjakan matematika.
Adanya persyaratan-persyaratan tertentu agar PMR dapat muncul justru menimbulkan kesulitan
tersendiri dalam menerapkannya. Kesulitan-kesulitan tersebut yaitu :
Tidak mudah untuk merubah pandangan yang mendasar tentang berbagai hal, misalnya
mengenai siswa, guru, dan peranan sosial atau masalah kontekstual, sedang perubahan itu
merupakan syarat untuk dapat diterapkan PMR.
Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam
pembelajaran matematika realistik tidak selalu mudah untuk setiap pokok bahasan
matematika yang dipelajari siswa, terlebih-lebih karena soal soal tersebut harus bisa
diselesaikan dengan bermacam-macam cara.
Tidak mudah bagi guru untuk mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara
dalam menyelesaikan soal atau memecahkan masalah.
Tidak mudah bagi guru untuk memberi bantuan kepada siswa agar dapat melakukan
penemuan kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika yang dipelajari.
b). Kekurangan Pendekatan Matematika Realistik
Membutuhkan perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang
tidak mudah untuk dipraktekkan.
Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi sayarat-syarat yang dituntut PMR tidak
selalu mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswaPencarian soal-
soal kontekstual yang memenuhi sayarat-syarat yang dituntut PMR tidak selalu mudah
untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa.
Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan sebagai cara untuk menyelesaikan soal
juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh guru.
Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa, melalui soal-soal kontekstuak, proses
matetaiasi horizontal, proses matematiasi vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang
sederhana
Kesimpulan