Anda di halaman 1dari 76

TUGAS AKHIR PTK KUMPULAN MAKALAH PTK

Disusun oleh: Nama Nim Kelas Program studi Jurusan : Dudi Astiko : 2010133185 : 7F : Pendidikan Geografi : Pendidikan Ilmu Pengeahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2013

1. PENGEMBANGAN PROFESI GURU


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan

pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya. Para guru di Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dan juga untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu beriman, bertakwa, dan berahlak mulia, serta menguasai ipteks dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Senada dengan hal itu, maka menurut Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005, pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. selanjutnya pada pasal 1 ayat 2 disebutkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Salah satu bentuk untuk menjadikan guru di Indonesia ini lebih maju yakni guru harus mengembangkan profesinya.

1.2 Rumusan Masalah 1. Mengapa perlunya pengembangan profesi guru? 2. Bagaimana strategi pengembangan profesi guru?

1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini 1. Mengetahui apa yang di maksud dengan pengembangan profesi guru. 2. Mengetahui strategi apa saja untuk pengembangan profesi guru.

BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu, baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya.Macam kegiatan guru yang termasuk kegiatan pengembangan profesi adalah: (1) Mengadakan penelitian dibidang pendidikan, (2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan, (3) Membuat alat pelajaran/peraga atau bimbingan, (4) Menciptakan karya tulis, (5) Mengikuti pengembangan kurikulum (Zainal A & Elham R, 2007: 155). Pengembangan profesi seperti yang dimaksud dalam petunjuk teknis jabatan fungsional guru dan angka kreditnya,adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan. Unsur Pengembangan profesi sifatnya wajib bagi guru yang telah menduduki pangkat/jabatan guru Pembina, hal ini dikarenakan pangkat jabatan guru Pembina diharapkan tumbuh daya analisis, kritis serta mampu memecahkan masalah dalam lingkup tugasnya. Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik. Pengetahuan adalah segala fenomena yang diketahui yang disistematisasikan sehingga memiliki daya prediksi, daya kontrol, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuwan yang dapat dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna kepakaran dalam cabang ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran lainnya. Persiapan akademik mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat profesional atau

memasuki jenis profesi tertentu diperlukan persyaratan pendidikan khusus, berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal, khususnya jenjang perguruan tinggi (Sudarwan Danim, 2002: 22). 1. STRATEGI PENGEMBANGAN Dalam rangka pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain sebagai berikut 1. Berpartisipasi di dalam pelatihan berbasis kompetensi. Bentuk pelatihan yang fokusnya adalah keterampilan tertentu yang dibutuhkan oleh guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pelatihan ini cocok dilaksanakan pada salah satu bentuk pelatihan preservice atau in-service. Model pelatihan ini berbeda dengan pendekatan pelatihan yang konvensional, karena penekanannya leibh kepada evaluasi performan nyata suatu kompetensi tertentu dari peserta latihan. 2. Berpartisipasi di dalam kursus dan program pelatihan tradisional (termasuk di dalamnya pendidikan lanjut). Workshop in-service, seminar, perkuliahan tingkat sarjana/pasca sarjana, konferensi adalah bentuk-bentuk pilihan pelatiahn yang sudah lama ada dan diakui cukup bernilai. Walaupun disadari bahwa seringkali bahwa berbagai bentuk kursus/pelatihan tradisional ini seringkali tidak dapat memenuhi kebutuhan praktis dari pekerjaan guru. Oleh karena itu, suatu kombinasi antara materi akademis dengan pengalaman lapangan akan sangat efektif untuk pengembangan kursus/pelatihan trandisional ini. Sementara itu, sebagai bagian dari pelatihan tradisional, guru juga dapat mengembangkan profesionalismenya melalui pendidikan lanjut di universitas/LPTK. 3. Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga pendidikan maupun lembaga-lembaga lain. Dengan membaca dan

memahami banyak jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang pendidikan yang terkait dengan profesi guru, maka guru dengan sendirinya dapat mengembangkan profesionalisme dirinya. Selanjutnya dengan meningkatnya pengetahuan seiring dengan bertambahnya pengalaman, guru mungkin dapat membangun konsep baru, keterampilan khusus dan alat/media belajar untuk dapat kontribusikan kepada orang satu profesi atau profesi lain yang memerlukan. Kontribusi tersebut dimungkinkan dalam bentuk penulisan artikel/makalah karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional guru bersangkutan maupun orang lain. 4. Berpartisipasi di dalam kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah. Konferensi atau pertemuan ilmiah memberikan makna penting untuk menjaga kemutakhiran (up to date) hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Tujuan utama kebanyakan konferensi atau pertemuan ilmiah adalah menyajikan berbagai informasi dan inovasi terbaru di dalam suatu bidang tertentu. Menghadiri perkuliahan umum atau presentasi ilmiah. Biasanya perguruan tinggi lokal atau organisasi profesi sering mengadakan perkuliahan atau presentasi ilmiah yang dibawakan oleh tenaga ahli yang terbuka bagi umum. Kebanyak dari mereka berhubungan degan berbagai isu termasuk pendidikan. Dalam rangkaian perkuliahan umum berbagai inovasi baru dalam pendidikan biasanya dipresentasikan. Pada

kesemapatan tersebut guru akan belajar berbagai keterampilan baru atau teknik-teknik/metodologi mutakhir dalma proses penddikan yang tentunya sangat diperlukan untuk mengembangkan profesinya. 5. Melakukan penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas). Penelitian tindakan kelas yang merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak denganahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memperdalam

tugasnya, dan memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajarna berlangsung akan bermanfaat sebagai inovasi pendidikan. Dalam hal ini, guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri dengan penuh percaya diri. Jika proses ini berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak kepada peningkatan profesionalisme guru. Secara lebih rinci bagaimana penelitian tindakan kelas ini dilakukan akan dijelaskan secara aplikatif dalam modul penelitian tindakan kelas pada masing-masing bidang studi. 6. Magang. Bentuk pre-service atau in-service bagi guru junior untuk secara gradual menjadi guru yang profesional melalui proses magang di kelas tertentu dengan bimbingan gur bidang studi tertentu. Berbeda dengan pendekatan training yang konvensional, fokus pelatihan magang ini adalah kombinasi antara materi akademis dengan suatu pengalaman lapangan di bawah supervisi guru yang senior dan pengalaman (guru yang lebih profesional). 7. Menggunakan sumber-sumber media pemberitaan. Pemilihan yang hati-hati program radio dan TV, dan sering membaca surat kabar juga akan meningkatkan pengetahuan guru mengenai

pengambangna mutakhir dari proses pendidikan. Berbagai bentuk media tersebut seringkali memuat artikel-artikel maupun program-program yang berkaitan dengan berbagai isu atau penemuan terkini mengenai pendidikan yang disampaikan dan dibahas secara mendalam oleh para selektif yang terkait dengan bidang yang ditekuni guru akan dapat membantu proses peningkatan profesionalisme guru. 8. Berpartisipasi di dalam organisasi/komunitas profesional. Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan meningkatkan profesionalisme untuk selalu mengembangkan dan

memelihara profesionalismenya dengna membangun hubungan yang erat degan masayrakat (swasta, industri, dan sebagainya). Dalam hal ini yang terpenting adalah guru harus pandai memilih suatu bentuk organisasi

proesional yang dapat memberi manfaat untuk bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga. Pilih secara bijak organisasi yang dapat memberikan kesempatan bagi guru antara lain untuk: (1) secara aktif berpartisipasi di dalam kegiatan yang menantang dan menarik (misalnya melakukan penelitian, membuat laporan penelitian, penulisan/penerbitan karya ilmiah, dan sebagainya), (2) membangun hubungan dengan masyarakat secara baik (misalnya membangun partipasi masyarakat untuk efektivitas proses pembelajaran, menyediakan forum-forum untuk menyatukan berbagai pandangan tentang anak didik dan pembinaannya), (3) memiliki kemampuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan pendidikan (misalnya pengembangan kurikulum, penyediaan konsulatasi untuk melakukan inopasi, dan sebagainya). 9. Mengunjungi profesional lainnya di luar sekolah. Bertukar pikiran atau berdiskusi dengan orang-orang (profesional lainnya di luar sekolah) yang memiliki minat yang sama dengna guru tetapi memiliki keahlian dan pengalaman dalam bidang pendidikan melibihi dirinya akan sangat menarik bagi guru. Kesempatan tersebut akan menjadi suaut alat belajar yang produktif bagi guru dalam rangka memunculkan berbagai ide-ide yang dapat diimplementasikan di sekolahnya. Oleh karenanya, mengunjungi profesional yang lainn di luar sekolah merupakan metode yang snagant berharga untuk memperoleh informasi terkini dalam rangka proses pengembangan profesional guru. 10. Bekerja dengan profesional lainnya di dalam sekolah. Seseorang cenderung untuk berpikir dari pada keluar untuk memperoleh pertolongan atau informasi mutahkhir akan leibh mudah jika

berkomunikasi dengan orang-orang di dalam tempat kerja yang sama. Pertemuan secara formal maupun informal untuk mendiskusikan berbagai isu atau permasalahan pendidkan termasuk bekerjasama dalam berbagai kegiatan lain (misalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

program-program sekolah), guru dan staf lain yang profesional dapat menolong guru dalam memutakhirkan pengetahuannya. Berpartisipasi di dalam berbagai kegiatan tersebut dapat menjaga keaktifan pikiran dan membuka wawasan yang memungkinkan guru untuk terus memperoleh informasi yang diperlukannya dan sekaligus membuat perencanaan untuk medapatkannya. Semakin guru terlibat dalam perolehan informasi, maka guru semakin meraskan akuntabel, dan semakin guru merasakan akuntabel semakin termotibasi untuk

mengembangkan dirinya.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Profesi guru adalah Pertama, kata seseorang (a person) bisa mengacu kepada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya (Profesinya) mengajar. Pembangunan untuk meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan

dukungan banyak faktor, salah satu faktor penting, bahkan terpenting, adalah peran tenaga pendidik yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas pendidikan tersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk

mengembangkan profesi tenaga pendidik agar semakin berkualitas sehingga dapat berperan lebih produktif dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Dalam pengembangan profesi tenaga pendidik sebagai perancang masa depan, hal yang penting adalah membangun kemandirian di kalangan tenaga pendidik sehingga dapat lebih mampu untuk mengaktualisasikan dirinya guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas.Dalam hubungan ini tujuh pelajaran seperti yang diikemukakan oleh Prof Idochi dapat menjadi dasar pengembangan tersebut, sehingga dapat tumbuh sikap inovatif tenaga pendidik/pendidikan dalam melaksanakan peran dan tugasnya mendidik masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik dan berkualitas.

2. HAKIKAT PTK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini para guru diresahkan oleh tuntutan dari berbagai pihak untuk dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Tuntutan tersebut terkait dengan kebutuhan akreditasi sekolah, kenaikan pangkat, program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan sertifikasi sebagai pendidik. Tuntutan tersebut pada satu sisi mendorong para guru untuk berusaha melaksanakan penelitian di sekolahnya demi memenuhi tuntutan, namun tak sedikit guru-guru yang putus asa karena tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut. Pada hal kebutuhan tersebut menjadi salah satu syarat penentu untuk dapat tidaknya seorang guru yang sudah berpangkat Pembina (IVA) naik ke jenjang yang lebih tinggi. Terkait dengan kebutuhan tersebut, tulisan ini akan membahas mengenai penelitian tindakan kelas (PTK) terutama tujuannya sebagai sumbangan gagasan alternatif yang dapat diterapkan oleh para guru dalam pengembangan profesinya. Rumusan Masalah 1. Mengapa perlunya hakikat penelitian tindakan kelas ? 2. Adakah manfaat hakikat peneliti tindakan kelas ?

1.2 Tujuan Tujuan dari makalah ini 1. Mengetahui apa yang di maksud dengan hakikat penelitian tindakan kelas. 2. Mengetahui manfaat hakikat peneliti tindakan kelas.

BAB II PEMBAHASAN 1. Pegertian PTK Menurut Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk

memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri,agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar,tetapi mempunyai makna sadar kritis terhadap mengajar,dan

menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas mendorong guru untuk berani bertindak dan berfikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri,dan bertanggun jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran Dalam PTK guru dan pihak lain/ahli kependidikan secara kolaboratif juga dapat melakukan penelitian terhadap proses dan atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Yang paling penting, dengan melakukan penelitian tindakan guru dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Kelebihan dan Kekurangan PTK PTK memiliki kelebihan berikut (Shumsky, 1982) 1. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK 2. Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK 3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah

4. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK (Passow, Miles, dan Draper, 1985). PTK Anda juga memiliki kelemahan 1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada Anda sendiri karena terlalu banyakberurusan dengan hal-hal praktis. 2. Rendahnya efisiensi waktu karena Anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara Anda masih harus melakukan tugas rutin. 3. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian. Agar PTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (Hodgkinson, 1988) 1. Kesediaan untuk mengakui kekurangan diri 2. Kesempatan yang memadai untuk menemukan sesuatu yang baru 3. Dorongan untuk mengemukakan gagasan baru 4. Waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan 5. Kepercayaan timbal balik antar orang-orang yang terlibat 6. Pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian. Karakteristik Ptk 1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan/perlu perbaikan dalam pembelajaran yang diprakarsai dari dalam diri guru sendiri bukan dari orang luar. Jadi, kepedulian guru terhadap kualitas pembelajaran merupakan awal dari munculnya masalah, yang perlu dicari jawabannya. Kalau penelitian biasa ditandai dengan peneliti berasal dari luar lingkungan yang mempunyai masalah tersebut.

2. Self-reflection inquiri atau penelitian yang mengumpulkan data dari lapangan/objek/tempat lain sebagai responden. Maka PTK

mempersyaratkan guru mengumpulkan data prkatiknya sendiri melalui refleksi diri. Guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, lalu mencoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu. Sehingga menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukan. - PTK dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini yaitu kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam

berinteraksi. - PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dangan bertahap dan terus menerus, selama penelitian dilakukan, sampai di dapat hasil yang terbaik. Siklus PTK berpola:perencanaan-pelakasanaan-observasi-refleksirevisi(perencanaan ulang). 2. Manfaat PTK 1. bagi guru. a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Disamping itu hasil PTK yang diperoleh dapat disebarkan kepada teman sejawat, dan mau mencoba melakukan perbaikan bagi pembelajaran di kelasnya. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. c. PTK membuat guru percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatsi

kelemahannya merupakan guru yang penuh percaya diri.

d. Melalui PTK guru dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri. 2. Manfaat PTK bagi perkembangan siswa. Manfaat PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman dan Hadisubroto 1998) bila ada kesalahan berlanjut. 3. Manfaat PTK bagi sekolah. Sekolah yang para gurunya terampil melaksanakan PTK tentu akan memperoleh manfaat.Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Di samping itu pendekatan penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas dapat dilaksanakan dalam pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Dalam konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah. Ada dua keterbatasan dalam PTK, yaitu: 1. Validitas PTK. Validitas yaitu kebenaran menurut bukti. Validitas PTK masih sering dipertanyakan. Missal: manipulasi yang dilakukan oleh guru dalam memberikan nilai, sebenarnya guru tidak memanipulasi nilai tetapi hanya ingin melakukan perbaikan hasil belajar. 2. Generalisasi Generalisasi yaitu menarik kesimpulan berdasarkan beberapa peristiwa khusus/penyamarataan. Hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karena

hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu dan guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti. kondisi yang disyaratkan dalam ptk. 1. Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK, berkolaborasi dengan teman guru lainnya, dapat secara bebas meminta bantuan untuk menjadi pengamat bagi kelasnya, dan bebas berdiskusi tentang kemajuan kelasnya. 2. Birokrasi dan hierarki organisasi di sekolah hendaknya diminimalkan. 3. Sekolah semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolahnya. 4. PTK mepersyaratkan keterbukaan dari semua staf sekolah untuk membahas masalah yang dihadapi.

BAB III PENUTUP 3.2. Kesimpulan Setiap guru diharapkan akan memiliki bekal wawasan awal untuk menuju ke wawasan dan pemahaman yang benar, lebih luas, dan dinamis tentang penelitian tindakan kelas (PTK). Agar dengan demikian, nantinya setiap guru memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas baik secara mandiri, terutama secara kolaboratif. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, guru dapat menciptakan kemitraan yang fungsional dan profesional dengan pihak-pihak lain yang berkompeten, sehingga pada akhirnya kemitraan yang demikian itu akan mampu menciptakan kondisi yang kondusif baik bagi guru maupun pihak lain dalam mengembangkan profesionalisme masing-masing secara simbiotik mutualistik dalam meng-emban tugas dan usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya mutu pembelajaran bidang studi yang menjadi tanggung jawab masing-masing guru.

3. MODEL MODEL PTK


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model merupakan abstraksi atau representasi suatu peristiwa yang kompleks dari suatu system dalam bentuk naratif, matematis, grafis dan lambing-lambang lainnya. Model bukanlah suatu realitas, melainkan representasi realitas yang dikembangkan dari suatu keadaan tertentu. Dengan demikian, pada dasarnya model Penelitian Tindakan Kelas merupakan rancangan tindakan penelitian yang dapat digunakan untuk menerjemahkan suatu konsep-konsep ke dalam realitas yang sifatnya lebih praktis. Model Penelitian Tindakan Kelas berfungsi sebagai saran untuk

mempermudah komunikasi atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil suatu keputusan, atau sebagai petunjuk menyusun perencanaan untuk kegiatan pengelolaan dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Model Penelitian Tindakan Kelas yang baik adalah model yang dapat

membantu pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses penelitian secara mendasar maupun menyeluruh. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses yang diuraikan terhadap bagian model-model PTK ? 2. Bagaimana tingkat model PTK sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui proses yang diuraikan pada bagian model-model PTK. 2. Mengetahui tingkat model PTK sebagai pedoman untuk melajukan kegiatan.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Model PTK Model adalah abtraksi dunia nyata atau refresentasi peristiwa kompleks dari suatu sistem, dalam bentuk naratif, matemanis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model-model dalam PTK 1. Model Kurt Lewin Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Acting/tindakan

Planning /perencanaan

Observating/observasi

Reflecting/refleksi - Pertama, menyusun perencanaan (planning), Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat rpp, mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. - Kedua,melaksanakan tindakan(acting). Pada tahap ini peneliti Melakukan tindakan tindakan yang telah dirumuskan dalam rpp, dalam situasi yang actual,yang meliputi kegiatan awal,inti dan penutup. - Ketiga melaksanakan pengamatan (observing) pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah,mengamati perilaku siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran.Memantau kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok mengamati pemahaman tiap tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran, yang telah dirancang sesuai dengan PTK. - Keempat melakukan refleksi (reflecting) pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi,menganalisis hasil pembelajaran,mencatat kelemahan kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.sampai tujuan PTK tercapai. 2. Model Kemmis dan Mc. Taggart Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan Lewin. Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Pada hakekatnya langkah-langkah PTK model Kemmis dan Taggart berupa siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

pelaksanaan (tindakan), pengamatan (observasi), dan refleksi yang dipandang sebagai satu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahanpermasalahan yang perlu dipecahkan. Pada umumnya terjadi lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah saat ini pada umumnya berdasarkan model PTK Kemmis dan McTaggart ini. 3. Model John Elliot Apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa hal tersebut itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya. Model ini lebih menekankan pada proses untk mencoba hal-hal yang baru dalam proses pembelajaran. Menurut Elliot, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang dilanjutkan dengan melakukan eksplorasi yakni untuk mempertajam gagasan atau ide. Menurut Elliot mengenai model PTK bahwa apapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan

yang dihadapi oleh guru didalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari di kelas dan merupakan sesuatu yang ingin diperbaiki atau diubah. Penafsiran Elliot terhadap model PTK bahwa kegiatan awal dalam bentuk identifikasi masalah adalah pernyataan yang menghubungkan gagasan dengan ide dengan tindakan. Sedangkan pada bagian Reconnaissance adalah pemahaman tentang situasi kelas yang ingin diubah atau diperbaiki. Hal demikian jika dibandingkan dengan bagan model PTK lainnya maka terdapat beberapa perbedaan mendasar, akan tetapi tetap membentuk sebuah kegiatan berulang (siklus).

BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Dari desain yang dilukiskan di atas tampak bahwa penelitian kelas merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang semakin sempurna. (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus kedua dilakukan apa bila masih ada hal hal yang kurang berhasil pada siklus pertama. Siklus ketiga dilakukan karena siklus kedua belum mengatasi masalah, begitu juga siklus siklus berikutnya.

4. PERLUNYA GURU DAN DOSEN SEBAGAI PENELITI


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah (2002) berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional2. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memberi dampak positif ganda. Pertama, peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah

pendidikan dan pembelajaran yang nyata. Kedua, peningkatan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Keempat, penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian (Santyasa, 2007). Dalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu melakukan langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study (Santyasa, 2007). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan menguraikan secara rinci mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) danLesson Study serta pentingnya kedua penerapan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Peranan Guru Atau Dosen Sebagai Peneliti ? 1.3 Tujuan Tujuan dari makala ini 1. Untuk mengetahui Guru Atau Dosen Sebagai Peneliti.

BAB II PEMBAHASAN PERANAN GURU ATAU DOSEN SEBAGAI PENELITI Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas proses pembelajaran dikelas atau ruang kuliah. Karena pada umumnya yang memberikan materi pembelajaran di kelas atau ruang kuliah adalah guru/dose,maka peran utama guru/dosen sebagai penggelolah penelitian tindakan kelas dan mitra peneliti yang akan melaksanakan pembelajaran yang bermutu dan yang berkualitas menjadi kewajiban dan keharusan sebagai bentuk pertanggung jawaban atas profesi sebagai pendidik yang profesional.

Sebagaimana yang dituntut dalam Standar Nasional Pendidikan (2005) empat kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru dan dosen yaitu (a) Kepribadian (b) Profesional (c) Kependidikan (d) Sosial. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru/dosen di kelas/ ruang kuliah banyak mengalami kendala-kendala atau persoalan,seperti yang berhubungan dengan pemahaman dan pengguasaan materi pelajaran,penggunaan metode,media,evaluasi,maupun suasana kelas yang kurang kondusif. Ada beberapa kriterian atau norma-norma yang perlu di pegang oleh guru dan dosen dalm melakukan penelitian tindakan kelas,sebagai berikut: 1. Tugas utama guru/dosen adalah mengajar, jadi kegiatan melakukan penelitiannya jangan sampai menggangu tugas utamanya. 2. Pengumpulan data jangn terlalu memakan waktu. Manfaatkan alat elektronik seperti tape recorder,meskipun guru/dosen harus membuat transkripnya yang mungkin membutuhkan waktu juga. Pilihlah cara-cara pengumpulan data yang efisien dan relevan dengan kebutuhan. 3. PTK yang dilakukan oleh guru/dosen sudah diankrabi oleh langkahlangkahnya,sehingga ia mampu menyusun hipotesis kerja dan strategi

pembelajaran yang akan di kembangkannya sesuai dengan kondisi kelas /ruang kuliah dengan mandiri dan percaya diri. 4. Masalah penelitian harus sesuai dengan bidang guru/dosen. Hal ini mengingat bahwa penelitian akan membutuhkan waktu dan energi guru/dosen, jangan sampai terjadi ia kehilangan semangat apabila masalah penelitian

maenghadapi persoalan yang ia tidak mampu menyelesikannya,dan berhenti di tangah jalan (Rochiati, 2006:49).

Menurut Arikunto ada beberapa sysarat yang perlu di perhatikan oleh guru/dosen untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1) Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai ha-hal yang terjadi di dalam proses pembelajaran di harapkan dapat memperbaiki dan menningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. 2) PTK yang dilakukan oleh guru/dosen menuntut dilakukannya pencermatan secara terus menerus atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi. 3) PTK dilakukan sekurang-kurangnya dalam 2 siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. 4) PTK terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah di tentukan,dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan perserta didik. 5) PTK harus benar-benar menunjukan adanya sasaran tindakan yang dilakukan kepada peserta didik yang sedang belajar di kelas/ruang kuliah.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Guru atau dosen sebagai peneliti, selain akan menampilkan citra diri yang professional, juga akan menyeimbangkan kecenderungan birokratisasi penidikan dengan pertumbuhan yang berbasis sekolah/kelas/ruang perkuliahan yang lebih memetingkan kebutuhan dan kepentingan local. Para pimpinan sekolah, atau para pejabat para pejabat dalam dinas pendidikan harus mengakui dan menerima hasilhasil penelitian guru/ dosen/ peneliti dikelas sebagai upaya kontribusi kearah perbaikan kemampuan mereka untuk keterampilan profesi mereka dan kualitas pendidikan pada umumnya. Hal ini disebabkan adanya pengawasan atau control etika pada para peneliti untuk melaksanakan penelitian yang baik didalam langkalangkahnya seperti didalam pengungkapan permasalahan, pernyataan atau statemens yang menjadi landasan dalam pencarian solusi, dan prosedur penelitian sehingga penelitina tersebut mengandung kebenaran yang tidak diragukan. Penelitian yang mereka lakukan adalah kegiatan pendidikan dibidang pendidikan kewarganegaraan, mengenai bagaimana membina para siswa menjadi warganegara yang baik gagasan penelitina muncul sebagai kelanjutan (follow up) dri konferensi IPS sedunia tahun 1997 di Sydney, Australia. Pada waktu itu delapan Negara tertinggi didunia ikut sert, termasuk Indinesia, dengan coordinator Deakin University, Melbourne, Australia. Wakil Indonesia yang ikut mengambil bagian adalah peserta konferensi tersebut, yakni wakil direktur PPS UPI Bandung dan beberapa dosen dari program studi S2 IPS SD, sebagai kelanjutan kerjasama program studi tersebut dengan para konsultannya yang berlangsung pada tahuntahun pertama pendirian program studi tersebut.

5. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas pokok guru dan dosen adalah melakukan pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan, dan sampai kepada evaluasi proses dan hasil pembelajaran) agar di peroleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang di rancangkan. Keberhasilan guru dan dosen dalam proses pembelajaran merupakan tuntutan tugas profesi guru yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Proses pembelajaran harus berlangsung dengan baik dan kondusif sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas/ruang kuliah yang membutuhkan pendidik (guru/dosen) yang profesional. Salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peningkatan mutu proses pembelajaran di kelas, adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya atau usaha bagi guru atau dosen menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu langkah-langkah penelitian tindakan kelas ? 2. Adakah langkah-langkah peneliti tindakan kelas ?

1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini 1. Mengetahui langkah-langkah penelitian tindakan kelas. 2. Mengetahui langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas.

1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini : 1. Dapat mengetahui langkah-langkah penelitian tindakan kelas. 2. Dapat mengetahui langkah-langkah dalam peneliti tindakan kelas.

BAB II PEMBAHASAN Sebagai tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, diperlukan cara kerja yang sistematis dan bertahap. Pelaksanaan suatu tindakan itu harus diawali dari perencanaan yang sungguh-sungguh sebelum dilaksanakan, dievaluasi, ditentukan keputusan, dan dilakukan tindak lanjut. Di samping itu, sebelum tindakan tersebut dijalankan, perlu diketahui masalah apa yang akan ditindak, mengapa perlu menindaknya, bagaimana cara menindaknya, mengapa cara itu yang dilakukan, siapa yang akan dikenai tindakan, kapan dilakukan, dan di mana akan dilakukan tindakan itu. Agar guru dapat melakukan tindakan secara benar dan terarah, berikut ini dikemukakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas tersebut Langkah-langakah pokok dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah dan rumuskan masalah,tujuan dan manfaat penelitian kelas secara bersama-sama antara guru,dosen dan tim peneliti,praktisi,dan kepala sekolah. 2. Himpunan data yang tersedia tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel yang akan diteliti,yaitu masalah proses pembalajaran di kelas/ruang kuliah,dan didukung dengan teori-teori dari hasil kajian puataka . 3. Rumusan hipotesis serta strategi pendekatan dan memecahkan masalah 4. Buatlah rencana dan prosedur penelitian tindakan kelas yang akan di laksanakan 5. Kumpulkan data, analisis data, beri interprestasi, serta generalisasikan dan verifikasi, serta beri saran-saran.

6. Laporan hasil penelitian tindakan kelas dengan memenuhi syarat penulisan ilmiah

A. Menentukan dan Menganalisis Masalah Tindakan Kelas (PTK) 1. Fokus Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Suasana kelas, kondisis sekolah, dan penataan lingkungannya yang kurang kondusif dalam mendukung proses pembelajaran, di perlukan tindakan untuk memperbaiki suasana kelas. Masalah berajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas kesalahan pembelajaran, misstrategi. Metode pembelajaran yang kurang tepat, tidak sesuai dengan materi pembelajaran, diperlukan tindakan untuk mengganti metode yang sesuai. Media pembelajaran yang tidak ada atau kurang, diperlukan tindakan untuk menyediakan media yang dapat di mendukung proses pembelajaran. Prilaku disiplin peserta didik, keseriusan dan ketelitian siswa dalam proses pembelajaran, diperlukan tindakan untuk untuk memperbaiki dan meningkatkan kedisiplinan siswa. Sistem evaluasi yang kurang tepat dengan tujuan pembelajeran, diperlukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem evaluasi pembelajaran. 2. Menganalisis Masalah Penelitian Tindakan Kelas Keberadaan suatu masalah merupakan syarat mutlak yang tidak bisa di tawar-tawarkan dalam melakukan penelitian. Untuk memilih dan merumuskam masalah seseorang peneliti harus memahami dan menguasai beberapa kreteria, sebagai berikut: a) Konsep Masalah Penelitian muncul selalu berwal dari adanya suatu masalah yang timbul di lapangan maupun suatu yang masih menjadi pertanyaan bagi peneliti dan masyarakat. Pemilihan masalah dan perumusan masalah

dalam penelitian merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam memulai penelitian di bidang apa saja. Peneliti tidak dapat dilakukan apabila suatu permasalahan belum dapat diindentifikasi,atau di rumuskan dengan baik. Makna dari masalah adalah suatu penyimpangan dari harapan ideal atau dengan kata lain maslah adalah ketika seseorang berharap A tetapi yang terjadi B. b) Cara Menemukan Masalah dan Solusinya Penelitian memiliki banyak sumber, untuk menemukan masalah yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian. Apabila dalam penelitian, seseorang telah menentukan masalaah yang tepat, maka proses penelitiann telah berjalan 50%. Adapun cara menentukan masalah yang dapat dilakukan dengan penelitian tindakan kelas sebagai berikut. Masalah harus riil dan on-job problem oriented, masalah tersebut dibawah kewenangan guru atau dosen untuk memecahkan masalah. Masalah harus plobematika, masalah tersebut harus di pecahkan oleh guru/dosen yang bersangkutan sesuai dengan kewenanganya. Masalah harus memberikan manfaat yang jelas terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran Masalah harus feasible(dapat dipecahkan atau di tangani), apakah dilihat dari sumber dicari solusinya. Menentukan Solusinya Masalah Tujuan dari penelitian adalah untuk menemukan solusi, jawaban terhadap suatu masalah. Masalah-masalah dapat di ketahui atau di cari apabila terdapat penyimpangan atau kesenjangan antara pengalaman dengan kenyataan,antara apa yang di rencanakan dengan daya peneliti, waktu, dana) masalah itu dapat

kenyataan,adanya pengaduan dan kompetisi. B. Identifikasi Masalah Setelah mengetahui bahwa sumber masalah merujuk kepada banyak hal,maka selanjutnya akan dilihat bagaimana mengidentifikasi masalah

penelitian dari sumber-sumber yang ada. Identifikasi adalah mengali permasalahan yang hendak di teliti dan menghubungkan masalah-masalah relevan lainya. Karena sifatnya mengindentifikasi berarti masalah yang di temukan tidak mungkin hanya satu,apabila ditemukan sebuah permasalah utama maka permasalahan utama tersebut tentu memiliki hubungan dengan berbagai permasalahan lain.

C. Perumusan Masalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK) Rumusan masalah penelitian merupakan petunjuk yang mengarahkan peneliti untuk memformulasikan secara ringkas,jelas dan tajam tentang permasalahan utama yang ada dilatar belakang,identifikasi masalah penelitian. Masalah yang hendak di teliti hendaknya di rumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau pernyataan dan bersifat spesifik atau rumusan masalah dapat diformulasikan dalam sebuah pertanyaan atau pernyataan peneliti. D. Kajian Teori Kajian yang relevan dengan variabel-variabel yang hendak diteliti dalam penelitian tindakan kelas adalah sangat penting sebagai pedoman atau dasar dalam merumuskan masalah dan juga berperan penting untuk memberikan jawaban terhadap hipotesistidakan,dan pembuatan instrumen penelitian. Seorang peneliti harus mengumpulkan sumber-sumber literatur yang berupa,buku-buku teks,laporan hasil penelitian.jurnal,internet,yang relevan dengan masalah yang diteliti dan sebagainya. E. Perumusan Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan merupakan hipotesis dianostik untuk mengidentifikasi dan mengdiagnosa permasalahan yang timbul waktu proses

inquiri/penelitian yang sedang berlangsung atau hipotesis praktis untuk mengindentifikasi pemecahannya. F. Pembuatan Rencana dan Prosedur Tindakan permasalahan pembelajaran dan bagaimana

Prosedur tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama,maka guru

/dosen(peneliti/tim peneliti) rancangan tindakan berikut pada siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua merupakan kelanjutan dari keberhasilan siklus pertama,namun kegiatan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan untuk perbaikan dari hambatan dan kesulitan yang ditemukan dalam tindakan pada siklus pertama. Dengan menyusun kegiatan tindakan untuk siklus kedua,maka peneliti melanjutkan kegiatan penelitian tindakan kelas seperti pada siklus pertama. Jika selesai pelaksanaan pada siklus kedua,apabila peneliti belum merasa puas untuk perbaikan penigkatan atas tindakan tersebut,peneliti dapat melanjutkan penelitian ke dalam siklus ketiga, yang cara pelaksanaanya sama siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan atau ketetapan beberapa siklus yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Hal ini tergantung dengan penelitian, jika hasil penelitian telah menemukan hasil yang memuaskan dalam perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas, maka peneliti dapat menghentikan dan mengambil

kesimpulan,namun disarankan sebaiknya prosedur penelitian tindakan kelas dilakukan paling kurang dua siklus

G. Pelaksanaan Tindakan dan Mengamatinya Pada saat tindakan dilaksanaakan oleh peneliti,di kelas, maka

pengumpulan data yang berkaitan dengan tindakan dapat dilakukan oleh peneliti/tim peneliti yang ada dalam situs terkait. Data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat dikumpulkan lewat teknik-teknik pengumpulan data. Pengamat tindakan,kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat,serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangakan oleh peneliti. H. Pengolahan dan Penafsiran Data Untuk menentukan apakah perbaikan atau peningkatan yang diinginkan terjadi,maka data tentang perubahan perilaku,sikap,motivasi,hendak dianalisis sesuai dengan indikator-indikatornya. Dan data hasil tes akan sangat menolong untuk menentukan adnya perbaikan yang diinginkan. Oleh karena itu,semua yang telah dilaksanakan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan,perlu dianalisis untuk menentukan apakah ada perubahan perbaikan di segala aspek praktik dalam situasi tertentu. Jadi hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif deskriptif. I. Keabsahan Data Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian kualitatif termasuk penelitian tindakan kelas dikatakan akurat dan dapat dipercaya dilihat dari beberapaa standar kualitas tertentu,sebagai berikut: Penilaian kajian terutama diarahkan kepada apakah pertanyaan penelitian mendorong dilakukan pengumpulan datadan analisisnya,dan bukan sebaliknya. Penilaian diyunjukkan kepada apakah pengumpulan data ,analisisnya secara teknis di lakukan dengan kompeten. Penelitian mempertanyakan apakah peneliti menyusun asumsiasumsinya secara eksplisit,termasuk subjektivitas peneliti Penilaian juga perlu diarahkan kepada kajian itu cukup tegar,dengan mengunakan eksplanasi mengenai teori-teori tertentu ditolak. Penilaian seharusnya memiliki nilai baik dalam memberikan informasi baru maupun dalam meningkatkan dan memperbaiki keterampilan meneliti, baik dalam melindungi hal-hal yang terkait privasi seseorang maupun dalam memegang kebenaran dari semua partisipasi peneliti dalam. J. Melaporkan Hasil Penelitian Proses menyusun laporan penelitin apabila peneliti telah mengumpulkan data,menyajikan data,memverifikasi atu mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat dikomunikasikan dan dipublikasikan bagi orang yang berkompeten dan respek dengan temuan tersebut

BAB III PENUTUP 3.3. Kesimpulan Proses pembelajaran harus berlangsung dengan baik dan kondusif sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas/ruang kuliah yang membutuhkan pendidik (guru/dosen) yang profesional. Salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peningkatan mutu proses pembelajaran di kelas, adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya atau usaha bagi guru atau dosen menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas.

6. MERANCANG PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian yang paling sesuai untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru. Seorang guru yang melaksanakan PTK akan memperoleh manfaat ganda, baik bagi dirinya, para siswanya, maupun bagi institusi pendidikan. Sayangnya, tidak semua guru mau dan mampu mempraktikkan PTK.Zubaidi, 2000 (dalam Sukidin, 2008) mengemukakan lima kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan PTK: (1) lemahnya pemahaman konsep dan prinsip-prinsip PTK, (2) kurang adanya program dan anggaran dari pihak-pihak yang terkait untuk melaksanakan PTK bagi para guru, (3) belum membudayanya reflecting thinking melalui portfolio (catatan seseorang tentang kinerjanya dari waktu ke waktu yang dibuatnya sendiri dengan sejujur-jujurnya), (4) tidak adanya pembimbing penelitian di sekolah, dan (5) mentalitas suka pada kemapanan dari pada mengikuti perkembangan (keluhan tidak memiliki waktu, menambah beban, lingkungan tidak mendukung, tidak ada dana, dsb.) 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Penelitian Tindakan Kelas itu?; 2. Bagaimana merancang PTK ?

1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini 1. Mengetahui apa yang di maksud dengan PTK. 2. Mengetahui bagaimana cara merancang PTK.

BAB II PEMBAHASAN 1. Refleksi Awal Melakukan refleksi merupakan langkah awal untuk melakukan PTK. Refleksi awal adalah kegiatan atau aktivitas untuk mengidentifikasi masalah yang dirasakan guru dalam proses pembelajaran sebagai rasa tanggung jawabnya untuk meningkatkan kinerjanya. Untuk mengidentifikasi masalah, guru harus dapat menangkap kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi pada kenyataan. Contoh identifikasi masalah: Mengapa siswa tidak termotivasi untuk belajar? Mengapa banyak siswa yang tidak bisa mengerjakan soal postes? Apakah ada yang salah dalam mengajar? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu muncul sebagai hasil dari proses identifikasi masalah. 2. Melaksanakan Studi Pendahuluan Studi pendahuluan adalah proses pengkajian dan analisis yang dilakukan peneliti untuk memperdalam dan meningkatkan wawasan tentang permasalahan hasil dari refleksi awal serta meningkatkan pemahaman peneliti tentang alternatif tindakan yang dapat dilakukan dalam rangka pemecahan masalah. Ada dua kepentingan melakukan studi pendahuluan, yaitu: a. Pertama, studi pendahuluan berhubungan dengan perumusan fokus masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan fokus masalah, yakni: 1) Masalah yang dijadikan topik penelitian diarahkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan ciri dari PTK itu sendiri sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja guru. Dengan demikian, masalah dalam PTK tidak berangkat dari keingintahuan guru atau peneliti, tapi keinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Masalah dalam PTK harus masalah yang memiliki nilai guna secara praktis. Bagaimanapun menariknya suatu masalah tetapi tanpa memiliki nilai guna, maka penelitian itu tidak akan berarti. 3) Masalah dalam PTK harus sesuai dan bahkan tidak keluar dari program pembelajaran. Artinya, PTK bukan hanya untuk kepentingan penelitian belaka, akan tetapi adanya tindakan nyata dari guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran. Dengan demikian, seting dari pelaksanaan penelitian tidak keluar atau harus ada di dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru tidak menciptakan seting bukan hanya untuk kepentingan penelitian saja. Akan tetapi pelaksanaan penelitian sesuai dengan program pembelajaran yang ada. 4) Masalah dalam PTK harus sesuai dengan kondisi nyata di sekolah. Artinya, masalah yang diangkat dalam program PTK adalah masalah yang tidak mengadaada. Sesuai dengan kriteria masalah di atas, maka ada beberapa saran dalam memfokuskan masalah PTK. 1) Pilih masalah yang memang berhubungan atau dirasakan sendiri oleh guru dan siswanya sesuai dengan proses pembelajaran. 2) Pilih masalah yang sesuai dengan kemampuan guru dan kemampuan sekolah untuk mengatasinya. 3) Fokuskan masalah dalam skala yang cukup kecil, sehingga benar-benar dapat ditindaklanjuti oleh guru. 4) Kaitkan fokus masalah dengan rencana sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas sekolah. 5) Rumuskan fokus masalah dengan kalimat pertanyaan, sehingga memudahkan guru untuk menjawabnya melalui berbagai tindakan yang dapat dilakukan. b. Kedua, studi pendahuluan juga penting untuk meningkatkan pemahaman guru secara konseptual terhadap fokus masalah, sehingga hasilnya dapat memunculkan hipotesis tindakan. Tanpa hipotesis, maka proses pengumpulan data itu merupakan suatu usaha pencarian secara membabi buta. Sebab hipotesis itu memberikan pedoman dan pengarahan pada penyelidikan dan pemecahan masalah. Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang perlu

diuji kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data. Walaupun hipotesis sifatnya hanya jawaban sementara, akan tetapi jawaban itu harus didasarkan pada studi pendahuluan. Pelaksanaan studi pendahuluan dapat dilakukan dalam beberapa cara, diantaranya: 1) Mengkaji literatur yang relevan dengan topik masalah, 2) Mengkaji hasil penelitian yang telah dilakukan orang lain, 3) Mengadakan konsultasi dan diskusi baik dengan teman sejawat yang memiliki pengalaman lebih atau peneliti dari LPTK. 3. Merancang pelaksanaan PTK Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam merancang pelaksanaan PTK diantaranya adalah sebagai berikut. a. Menentukan model PTK yang akan digunakan Tidak ada suatu pedoman model mana yang dapat kita tentukan untuk melaksanakan PTK. Semuanya sangat tergantung pada permasalahan serta pemahaman peneliti terhadap model yang dipilih. Guru atau peneliti dapat memodifikasi model tertentu yang disesuaikan dengan situasi atau keadaan sekolah tempat guru tersebut bertugas. b. Menyusun desain dan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan fokus masalah dan hipotesis penelitian. c. Mengidentifikasi berbagai komponen yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan PTK, misalnya melakukan koordinasi dengan orang-orang yang akan terlibat dalam pelaksanaan PTK, serta menyusun program kegiatan termasuk jadwal pelaksanaan tindakan kelas. d. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk tindakan yang akan dilaksanakan termasuk menyediakan alat dan bahan yang diperlukan serta menyusun instrumen penelitian seperti pedoman observasi.

PELAKSANAAN PTK Sebuah rancangan atau rencana akan memberikan petunjuk dalam

melaksanakan sesuatu. Pelaksanaan tindakan tanpa rencana maka akan mengakibatkan tindakan itu tidak akan terarah. Oleh karena itu, tindakan dalam pelaksanaan PTK akan sangat bergantung pada perencanaan yang disusun. 1. Makna siklus dalam pelaksanaan PTK Siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Dalam PTK dapat terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus mencerminkan kondisi tertentu, baik dilihat dari aspek permasalahan yang dikaji maupun hasil belajar seperti gambar berikut.

2. Kegiatan dalam setiap siklus a. Perencanaan Ada dua jenis perencanaan yang dapat disusun oleh peneliti yakni perencanaan awal dan perencanaan lanjutan. Perencanaan awal diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari kajian studi pendahuluan, sedangkan perencanaan lanjutan disusun berdasarkan hasil refleksi setelah peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki. b. Melaksanakan Tindakan Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan fokus masalah. Tindakan inilah yang menjadi inti PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran yang apa adanya dalam arti tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai program pembelajaran keseharian.

c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses

pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan

kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan untuk melakukan refleksi ketika memasuki siklus berikutnya. d. Refleksi Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Dari hasil refleksi guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Memulai kegiatan PTK harus dengan merancang yang meliputi kegiatan menemukan masalah, identifikasi dan analisis masalah, menentukan judul, merumuskan masalah, mengkaji teori, dan merencanakan tindakan. Dari kegiatan tersebut, guru menuangkan ke dalam bentuk proposal atau draf proposal PTK sesuai dengan sistematika yang ditentukan. Draf proposal PTK akan menjadi proposal PTK yang lebih mantap dengan cara diseminarkan di forum yang relevan (KKG, MGMP, dsb.). Jika seorang guru telah memiliki proposal PTK, langkah selanjutnya tinggal melaksanankan tindakan, mengobservasi, mengevaluasi, dan menyimpulkan. Dengan merancang PTK dalam wujud membuat proposal PTK dapat dikatakan guru sudah menyelesaikan kegiatan penelitian tindakan kelas sebanyak 50%.

Selamat memulai PTK.

7. MELAKSANAKAN PERBAIKAN DALAM PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Konteks ini pada dasarnya bergantung pada guru sebagai elemen penting dalam kegiatan pembelajaran. Memang saat ini sudah menjadi tidak lazim apabila seseorang guru menjadi dominator kegiatan pembelajaran di kelas, namun hal ini bukan berarti guru lepas tanggung jawab terhadap keberhasilan siswanya dalam belajar. Untuk mewujudkan tanggung jawab tersebut guru harus selalu proaktif dan responsive terhadap semua fenomena-fenomena yang dijumpai di kelas. Sejalan dengan pernyataan di atas, saat ini upaya perbaikan pendidikan dilakukan dengan pendekatan konstruktivis. Oleh karena itu guru tidak hanya sebagai penerima pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggungjawab dan berperan aktif dalam melakukan Pembaharuan pendidikan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui penelitian tindakan dalam pengelolaan pembelajaran di kelasnya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perbaikan pembelajaran ? 2. Bagaimana proses perbaikan pembelajaran ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perbaikan pembelajaran? 2. Mengetahui proses perbaikan pembelajaran?

BAB II Pengertian Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran /alat peraga,

pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN B. MELAKSANAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN TAHAP

1. Persiapan Sebelum melaksanakan perbaikan, tentunya harus membuat persiapan pelaksanaan. Persiapan tersebut merupakan persiapan akhir Last minutes checking sebelum melaksanakan perbaikan. Langkah-langkah menjelang pelaksanaan tindakan perbaikan :

a. Memeriksa kembali Rencana Perbaikan Pembelajaran b. Memeriksa semua sumber belajar, sarana dan alat peraga

c. Mencobakan alat peraga yang akan digunakan agar peragaan/simulasi dapat berjalan mulus d. Memeriksa urutan kegiatan/skenario pembelajaran yang telah dirancang e. Mengantisipasi terhadap hal-hal yang mungkin mengganggu pembelajaran

f. Memeriksa kesiapan alat pengumpul data (lembar observasi, angket) g. Kesiapan teman sejawat untuk membantu sebagai pengamat jika memang diperlukan

2. Melaksanakan Tindakan Perbaikan Tahap I Pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung di kelas guru sendiri dan berjalan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran yang telah disiapkan. Selama pelaksanaan perbaikan, disamping mengajar, guru juga mengumpulkan data yang dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan teman sejawat. Oleh karena itu, guru perlu membuat catatan peristiwa/hal-hal penting selama pembelajaran.

3. Melakukan Refleksi Refleksi dilakukan setelah data pembelajaran diolah atau setelah guru menyimpulkan/memiliki gambaran tentang keberhasilan/kegagalan atau kekuatan/kelemahan tindak perbaikan yang telah dilakukan. Ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi sangat membantu guru menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan sehingga dapat dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya.Jika hasil tindakan perbaikan belum optimal dan masih ada beberapa tujuan pembelajaran yang belum tercapai, maka pelaksana PTK melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait tujuan tang belum tercapai tersebut. Oleh karena itu, pelaksana PTK memutuskan mengadakan perbaikan kembali/perbaikan daur 2.

MELAKSANAKAN TINDAKAN PERBAIKAN TAHAP 2 1. Persiapan Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 dengan mengakomodasikan

masukan dari Rencana Perbaikan Daur 1. Tujuan Perbaikan daur 2 terfokus pada tujuan yang belum tercapai secara optimal pada tindakan perbaikan daur I. Langkah-langkah persiapan perbaikan daur 2 sebagai berikut : a. Memeriksa kualitas pertanyaan yang akan digunakan b. Memeriksa alat peraga yang akan digunakan c. Menyiapkan alat pengumpul data d. Memeriksa kembali skenario pembelajaran e. Kesiapan teman sejawat untuk membantu dalam pelaksanaan PTK. 2. Tindakan Perbaikan Daur 2 Guru pelaksana PTK mengajar sesuai dengan persiapan yang telah dirancang dan mengumpulkan data dibantu oleh teman sejawat. 3. Refleksi Setelah tindakan perbaikan daur 2 usai, guru pelaksana PTK melakukan penelaahan dan mencoba menyimpulkan hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukannya berdasarkan data yang telah terkumpul. Jika data yang telah dikumpulkan menunjukkan bahwa pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat sesuai fokus tujuan perbaikan, maka tindakan perbaikan tersebut sudah berakhir, walaupun mungkin masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Keberhasilan tindakan perbaikan banyak tergantung dari : - Keyakinan guru akan langkah-langkah yang disiapkan - Komitmen dan kerja keras guru pelaksana PTK

D. ULASAN Dari potret tindakan perbaikan dalam dua daur di atas, dapat diketahui bahwa : 1. Tindakan perbaikan sangat tergantung dari rencana perbaikan yang telah dirancang sebelumnya. 2. Sebelum melaksanakan tindakan, guru harus melakukan persiapan akhir 3. Kesungguhan, komitmen dan kerja keras juga sangat menentukan keberhasilan tindakan perbaikan. 4. Pada waktu pelaksanaan, tidak jarang terjadi bagian-bagian tertentu terlupakan

5. Peran kolega/teman sejawat sangat penting dalam membuat guru lebih percaya diri 6. kejujuran guru dalam melakukan refleksi sangat menentukan kualitas perbaikan pembelajaran yang telah diupayakan 7. Kemampuan guru menyimpulkan hasil perbaikan sangat ditentukan oleh data yang terkumpul 8. Hasil pengolahan data serta refleksi akan menjadi masukan bagi rencana perbaikan daur berikutnya.

BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran /alat peraga,

pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar.

8. MENGANALISIS DAN MENGINTERPRESTASIKAN DATA SERTA MENINDAK LANJUTI HASIL PTK


BAB I PENDAHULUAN Pada suatu penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti, akan didapatkan beberapa data yang merupakan hasil dari pengukuran ataupun pengamatan obyek penelitian di lapangan. Obyek penelitian dapat berupa orang, tanaman, hewan dan fenomena-fenomena baik itu dalam bidang ilmiah maupun sosial. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisa. Analisa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu analisa yang kualitatif dan yang kuantitatif. Analisis data merupakan tahapan yang sangat penting sebelum diperoleh kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Sehingga tahap analisis data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan penelitian. Untuk mendapatkan hasil kesimpulan penelitian yang baik dan memiliki akurasi yang tinggi maka kegiatan analisis data harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian analisis data dan tahapan-tahapan dalam analisis data serta menindak lanjuti hasil PTK yang baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian analisis data dalam suatu penelitian?. 2. Bagaiman tahapan-tahapan dan jenis-jenis analisis data serta menindak lanjuti hasil PTK ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian analisis data dalam suatu penelitian. 2. Memahami tahapan-tahapan dan jenis-jenis analisis data serta menindak lanjuti hasil PTK.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Analisis Data Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan. Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu analisis dan data. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki..

Konsep Dasar Analisis Data. analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.

Pekerjaan

analisis

data

dalam

hal

ini

ialah

mengatur,

mengurutkan,

mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang kemungkinan ditemukan.

Penelitian diadakan dengan satu tujuan pokok, yaitu menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena social atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data membuat analisa dan interpretasi. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data biasanya menggunakan statistik yang dapat

menyederhanakan data penelitian yang sangat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Setelah data dianalisa dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Secara umum penelitian dibagi menjadi 2 macam, Bentuk-bentuk analisa data adalah sebagai berikut : a. Analisa Kuantitatif Analisa yang menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana alat yang digunakan berupa model-model (ex. Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa angka-angka yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.

b. Analisa Kualitatif Analisa Kualitatif terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsira. Kegiatan analisis data dalam penelitian memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut: a. Data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalahmasalah penelitian b. Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian c. Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian d. Bahan untuk membuat keseimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya. Penyajian Data Mentah Sebelum melakukan analisis dan interpretasi data, langkah pertama yang dilakukan adalah menyajikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari lapangan. Teknik penyajian ini diperlukan untuk memberikan gambaran umum informasi yang terkandung dalam data. Di samping itu, teknik penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian. Penyajian data yang umum digunakan adalah berupa table dan grafik/diagram. Penyajian data berupa tabel dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu: a. Tabel Ringkasan Data Tabel ini merupakan ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan.

b. Tabel Frekuensi Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai kelompok. Misalkan saja penelitian tentang partisipasi masyarakat suatu kota dalam program Keluarga Berencana. Kemudian kita ingin menyajikan gambaran pengguna berbagai macam alat kontrasepsi. Dari tabel frekuensi ini kita bisa mengetahui alat kontrasepsi apa yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Seringkali tabel ini disajikan terurut berdasarkan frekuensi, dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya. b. Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih peubah. Misalnya jika kita ingin mengetahui frekuensi penduduk suatu kota berdasarkan pendidikan, Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika dibandingkan dengan grafik. Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih menarik untuk dilihat juga mempermudah seseorang dalam membandingkan.

Tahapan Pelaksanaan Analisis Data Setelah data diperoleh dari lapangan dan disajikan sedemikian rupa, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam melakukan analisis data terdiri dari beberapa tahapan, yang setiap tahap saling berkaitan satu sama lain. Tahap analisis data dalam tahapan pekerjaan analisis adalah proses mengidentifikasi, elemen demi elemen, kebutuhan data suatu fungsi. Dalam melakukan proses/olah data dengan melakukan analisis data memfokuskan kepada 2 aspek, yaitu data yang saat ini digunakan dan data yang akan atau mungkin dibutuhkan pada masa mendatang.

a. Pemerosotan Data

1) Tipelogi satuan Satuan atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Pada dasarnya satuan ini merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Lexy (2002), satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan di mana seseorang mengajukan pertanyaan. Linciln dan Guba (1985) menamakan satuan itu sebagai satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori. Sehubungan dengan itu, Patton, (1987) membedakan dua jenis tipe satuan yaitu (1) tipe asli dan (2) tipe hasil konstruk analisis. Patton menyatakan bahwa tipe asli inilah yang menggunakan prespektif emik dan antropologi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa prilaku sosial dan kebudayaan hendaknya dipelajari dari segi pandangan dari dalam dan definisi prilaku manusia. Jadi, konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan

menganalisis proses kognitif orang-orang yang diteliti, bukan dari segi entosentrisme peneliti. 2) Penyusunan satuan Langkah pertama dalam pemerosotan satuan ialah analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu, usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi. Peneliti memasukan ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan dan pemasukan ke dalam kartu indeks hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini analisis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap tidak relevan. 3) Kategorisasi a) Fungsi dan prinsip kategorisasi Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Selanjutnya Linclon dan Guba menguraikan

kategorisasi adalah (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan b) Langkah-langkah kategorisasi Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif yang langkah-langkahnya dijabarkan atas sepuluh langka, yang mana langkah yang terakhir adalah analisis harus menelah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis, sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan datanya, pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data. c. Keabsahan data Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (crebility) dengan teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat (Moleong, 2004). Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada (Moleong,200). Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil obserfasi, hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat pada efektif membaca . Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan teman yang lain megikuti prinsip taat asas.

sejawat/kolega dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodelogi maupun pelaksanaan tindakan. Untuk menganalisis data kita dapat memperoleh dari: 1. Analisis Event Suatu event data adalah sesuatu yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang dibutuhkan perusahaan untuk mengetahui tentang dan mana yang harus dicatat dalam catatan perusahaan, yaitu arsip (file) perusahaan. Suatu event dapat secara ekstrenal atau internal dihasilkan dan mungkin terjadi melalui beberapa tindakan yang diambil atau sebagai hanya hasil dari bagian waktu. Keberadaan event data dicatat dengan berbagai cara. Analisis event data menentukan apakah informasi harus disimpan apa adanya sehingga event dapat dipanggil kembali atau ditindaklanjuti. Harus juga menetukan bagaimana event tersebut dapat diketahui oleh perusahaan, sehingga dapat memicu kesadaran perusahaan atas event tersebut. 1. Analisis Transaksi Analisis transaksi berpasangan dengan analisis event data. Analisis transaksi melihat pembawa data yang menggerakan data dan informasi di dalam perusahaan. Beberapa transaksi dapat dihasilkan oleh eksternal, dan sebagian lagi oleh internal. 2. Analisis Dokumen dan Formulir Analisis dokumen dan formulir adalah bagian dari analisis event dan transaksi, dengan melihat ke dalam formulir dan dokumen yang membawa data perusahaan. Tujuannya adalah untuk menentukan seluruh asal data dan apakah perusahaan menyimpan dan menggunakan data dari formulir-formulir dan dokumen-dokumen dengan cara yang paling efisien.

Analisis Data Kualitatif Secara sederhana, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. Jika Anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Namun jika, ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif. Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang

menggunakan model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika adalah untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50 kursi dengan ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semuanya tergantung ukuran ruangan yang ada. Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan keputusan. a. Proses Analisis Kuantitatif Secara umum, semua metode kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari:

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan

1. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dengan cara mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Penyajian data dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum informasi yang terkandung dalam data. Di samping itu, teknik penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian. 2. Terdapat dua jenis analisis data yaitu analisi data kualitatif dan analisis data kuantitatif, secara umum tahapan pelaksanaan analisis data adalah data-data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah kemudian mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi atau membuat rangkuman yang inti, selanjutnya menyusunnya dalam satuan-satuan. dan kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

9. LAPORAN PTK
BAB I PENDAHULUAN Manfaat PTK Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasilhasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut

mendukung professionalisme dan karir guru. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Laporan PTK itu? 2. Bagaimana Format laporan PTK ?

1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini 1. Mengetahui apa yang di maksud Laporan PTK. 2. Mengetahui bagaimana Format laporan PTK.

BAB II PEMBAHASAN

A. Laporan penelitian tindakan kelas (PTK) Penulisan laporan PTK dilakukan setelah proses penelitian selesai. Pembuatan laporan tindakan kelas bertujuan untuk: 1) Dimanfaatkan oleh guru untuk bahan kenaikan pangkat 2) Sebagai sumber bagi peneliti lain atau peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melekukan penelitina lanjutan. 3) Sebagai bahan agar orang atau penelitian lain dapat memberikan saran dan kritik konstruktif untuk perbaikan penelitian tersebut. 4) Sebagai acuan atau perbandingan bagi peneliti untuk engambil tindakan dalam menangani masalah yang serupa atau sama engan modifikasimodifikasi tertentu. Pada hakikatnya laporan PTK merupakan upaya menceritakan kembali seluruh kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan, mulai dari perencanaan, tindakan (pelaksanaan), pengamatan (observasi) dan refleksi. Setiap aktivitas PTK dilaporkan oleh peneliti secara jelas dan terperinci dar masalah yang dirasakan, tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut, cara mengobservasi, cara menganalisis dan merefleksikan serta bagaima hasilnya. Seperti penelitian formal, penelitian tindakan kelas dalam melaporkan hasil penelitian juga mengikuti aturan pelaporan kegiatan ilmiah. Format laporan PTK secara umum terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : praktik praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. PTK tersebut dilakukan oleh guru yang bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya sehingga berfokus pada proses dan hasil belajar yang terjadi di kelas. Sebagai upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran di kelas, dalam PTK terdapat tindakan nyata guru dalam proses pembelajaran yang diyakini lebih baik dari biasa dilakukan. Guru

yang profesional akan segera melakukan sesuatu tindakan bila di kelasnya terjadi persoalan atau permasalahan yang mengurangi mutu proses dan hasil pembelajaran. Format laporan PTK secara umum terdiri dari komponenkomponen sebagai berikut : A. Judul; singkat, spesifik, menggambaran masalah, tindakan, hasil, dan lokasi B. Kata Pengantar; berisi proses pelaksanaan PTK dan perlunya dilakukan PTK C. Daftar isi D. Abstak; berisi uraian umum dan lengkap yang disajikan secara singkat (lebih kurang 1-2 halaman, ditulis dengan spasi tunggal. E. Bab I Pendahuluan Latar belakang; berisi tentang kondisi nyata berbagai hal yang terjadi di sekolah, bersifat penting dan mendesak untuk dipecahkan, upaya dan alasan pemecahan masalah, alasan mengapa maslah tersebut penting untuk dipecahkan. Rumusan masalah; kalimat tanya yang berisi tentang: indikator masalah yang akan dipecahkan, tindakan yang akan dilakukan, dan subyek yang akan dikenai tindakan. Tujuan: berisi tujuan umum, tujuan khusus atau cukup tujuan berisi tentang tujuan yang dapat diukur ketercapaiannya. Hipotesis: berisi dugaan sementara tentang hasil yang akan dicapai jika masalah tersebut digarap. Manfaat: berupa manfaat bagi siswa, guru, sekolah, atau komponen yang terkait. lebih baik kemukakan hal yang berupa inovasi. F. Bab II Kajian Teori Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni berkaitan dengan kondisi

pembelajaran. Masalah yang akan dipecahkan, strategi yang akan digunakan, dan prestasi belajar siswa yang diidealkan. Kajian teori tersebut paling tidak dapat mengungkapkan tentang: What (apa) berupa definisi atau pengertian, Who (siapa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa, Why (mengapa) mengapa teori itu ada, How(bagaimana) teori itu digunakan atau hasil penelitian terdahulu (yang dilakukan orang lain). G. Bab III Metode Penelitian Rancangan penelitian berisi jenis penelitian, rancangan yang digunakan, siklus yangdirencanakan, cara pengumpulan dan analisis data. Lokasi dan waktu penelitian berisi tentang lokasi sekolah, kelas berapa, jumlah siswa, komposisi siswa, situasi lingkungan siswa, berapa lama penelitian dilakukan (sebutkan antara waktu). Indikator keberhasilan; berisi berupa indikator keberhasilan yang menjadi acuankeberhasilan dalam setiap tindakan, berupa gradasi seperti (80-100: sangat berhasil, 60-79: berhasil, 40-59: cukup berhasil, 20-39: kurang berhasil, 0-19 : tidak berhasil, Kalu kemampuan kognitif yang diukur angka Kriteria Ketuntasan Minimal bisa dijadikan sebagai acuan. Prosedur penelitian (siklus tindakan); berisi tindakan tiap siklusnya, yang dalam setiap siklus berupa: kegiatan perencanaan, kegiatan pengamatan serta kegiatan refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya. Instrumen yang digunakan; berisi paparan tentang alat pengumpulan data yang digunakan dan alasan penggunaannya, yang meliputi pedoman observasi, alat perekam, dll. Teknik pengumpulan data; berisi paparan tentang langkah-langkah dalam elaksanaan pengamatan, wawancara, pemberian evaluasi, dll.

Teknik analisis data; berisi paparan tentang proses pengolahan data, yang meliputi reduksi data, pembuatan tabel, pembuatan diagram, dll.

H. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi hasil pengamatan dan observer, analisis data dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus. Hasil refleksi merupakan rencana tindakan dalam tiap siklusnya. Hasilpengamatan berupa tindakan guru dan kegiatan siswa. I. Bab V Simpulan dan Saran Berisi simpulan dari penelitian dan saran tindakan perbaikan atas hasil penelitian (bisa berupa rekomendasi)

BAB III KESIMPULAN

Penulisan laporan PTK dilakukan setelah proses penelitian selesai. Pembuatan laporan tindakan kelas bertujuan untuk: 1) Dimanfaatkan oleh guru untuk bahan kenaikan pangkat 2) Sebagai sumber bagi peneliti lain atau peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi untuk melekukan penelitina lanjutan. 3) Sebagai bahan agar orang atau penelitian lain dapat memberikan saran dan kritik konstruktif untuk perbaikan penelitian tersebut. 4) Sebagai acuan atau perbandingan bagi peneliti untuk engambil tindakan dalam menangani masalah yang serupa atau sama engan modifikasi-modifikasi tertentu.

10. DAMPAK PTK TERHADAP KINERJA PENDIDIK, SEKOLAH/PTK DAN PENDIDIKAN


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada banyak persoalan yang dihadapi tenaga pendidik guru dan dosen pada waktu ia berdiri didepan kelas. Berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah juga sudah banyak dibahas dalam berbagai telaah penelitian akademik, baik dalam laporan penelitian berbentuk artikel, skripsi, tesis, bahkan desertasi, namun penelitian tersebut sulit dipahami oleh seorang tenaga pendidik, apalagi megaplikasikannya dalam pembelajaran sehari- hari, terutama karena berbagai kendala. Misalnya tenaga pendidik tidak terlalu memahami teori teori yang dijadikan landasan atau alat analisis penelitian tersebut serta ranah penilitian yang berbeda dengan aplikasi dilapangan. Apa yang mereka butuhkan adalah penelitian pendidikan yang membatasi kegunaannya kepada kebutuhan sehari- hari, agar dapat dimafaatkan pendidik yang ingin memperbaiki kinerjanya. Maka untuk memenuhi tuntutan tersebut, penelitian tindakan kelas merupakan instrument yang cocok bagi seorang tenaga pendidik untuk memahami persoalan dalam pembelajaran, sebagaimana subtansi pokok inti dari penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan dengan melakukan tindakan tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi hasil dari tindakan tersebut. Dari latar belakang inilah kami ingin sedikit menjabarkan dampak penelitian tindakan kelas terhadap kinerja pendidik, sekolah/ perguruan tinggi dan pendidikan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah dampak PTK tehadap kinerja pendidik ? 2. bagaimanakah dampak PTK terhadap sekolah/ perguruan tinggi ? 3. Bagaimanakah dampak PTK terhadap pendidikan ?

C. Tujuan Makalah 1. untuk mengetahui Bagaimanakah dampak PTK tehadap kinerja pendidik ? 2. untuk mengetahui bagaimanakah dampak PTK terhadap Sekolah/ Perguruan Tinggi ? 3. Bagaimanakah dampak PTK terhadap pendidikan ?

D. Manfaat Makalah 1. Bahan refrensi PTK 2. Bahan motivasi tenaga pendidik untuk melakukan PTK

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari classroom

action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Berikut definisi penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli : 1. BerikHasley (dalam Kusnandar,2008:43) mendefinisikan bahwa

penelitian tindakan (action research) adalah sebagai intervensi skala kecil terhadap tindakan dalam dunia nyata dan pemeriksaan secara cermat terhadap efek dari intervensi tindakan tersebut. 2. Elliot (dalam Kusnandar,2008:43) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan penelitian tindakan. 3. Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusnandar,2008:42-43)penelitian tindakan diartikan sebagai bentuk refleksi diri secara kolektif yang melibatkan partisipan dalam suatu situasi sosial untuk mengembangkan rasionalisasi dan justifikasi dari praktik pendidikan.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat

B. Dampak PTK Terhadap Kinerja Pendidik 1. Dampak PTK bagi Guru Guru berada pada situasi unik, yakni pada posisi untuk mengobservasi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang dan di berbagai situasi, karenanya memiliki pengetahuan dari dalam mengenai pikiran dan tindakan peserta didik, budaya kelas, sekolah, komunitas, yang kemudian dihubungkan dengan peran dan

tanggung jawab guru. Dari pengalaman melakukan penelitian, guru menyadari kekurangannya dan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilannya. Guru sadar akan perlunya upaya- upaya pembaharuan atau inovasi, untuk mendukung kegiatan- kegiatan perbaikan melalui pengalaman melakukan penelitian, guru memahami hubungan antara gagasan atau teori dengan praktek mengajar guru dan belajar siswa dalam kesehariannya, dan kesadaran ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada guru, yang apabila terus dikembangkan menjadi rasa harga diri.

Secara umum dampak PTK bagi guru sebagai berikut : a. PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. b. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain, guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional. c. PTK membuat guru lebih percaya diri. Jika PTK mampu membuat guru berkembang sebagai pekerja profesional, maka sebagai konsekuensinya, PTK juga mampu membuat guru lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan serta kelemahan dan kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi

kelemahannya. d. Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengatahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menrima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut. 2. Dampak PTK bagi Dosen

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan para Dosen di Perguruan Tinggi akan sangat berguna bagi penyesuaian belajar bagi para mahasiswa pemula, yang harus mengubah pola belajar dan budaya akademik mereka yang pernah didapatnya disekolah menengah umum dengan tuntutan baru di Perguruan Tinggi apabila diteliti latarbelakang para mahasiswa baru ini, maka akan terlihat bahwa mereka berasal dari awal yang sangat heterogen, baik asal sekolah, latar belakang sosialekonomi- budaya, dan kebiasaan belajar. Perbaikan system rekrutmen, prosedur untuk mempertahankan mutu, bimbingan kesulitan belajar tidak menghilangkan persoalan- persoalan disekitar penyesuaian belajar mereka di Perguruan Tinggi, yang memiliki pola dan budaya yang berbeda. Secara umum dampak PTK bagi Dosen sebagai berikut 1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan propesional para dosen. 2. Menyumbangkan pengetahuan dengan menumbuhkan dari bawah atau generating atau grounded teoori ilmu pengetahuan ( Glazer dan Strauss, 1971) penelitian, dan publikasi. 3. Mendokumentasikan model pembelajaran yang baik ( Zuber- Skerrit, 1992: 1). C. Dampak PTK terhadap Sekolah/ Perguruan Tinggi Kegiatan pendidikan tindakan kelas yang dilakukan para guru di sekolah, tidak hanya meningkatkan kualitas profesional pendidik secara individual, akan tetapi akan berdampak juga terhadap sejawat di sekolah tersebut, karena penelitian tindakan kelas dilakukan tidak hanya oleh seorang guru melainkan secara partisipatorik membawa sejawat atau yang lainnya dalam peran sebagai mitra peneliti.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru, dengan demikian memberikan sumbangan dalam menjembatani kesenjangan antara apa yang secara teoritik diajarkan di universitas dengan apa yang diajarkan di kelas/sekolah, antara

penelitian yang dilakukan para peneliti tradisional dari universitas dengan yang dilakukan guru di kelasnya sendiri, dan kekurangan informasi secara umum mengenai kehidupan di dalam kelas. Karena peran penelitian guru dapat mengisi kesenjangan komunikasi antar universitas-sekolah, maka relasi inter lembaga yang lebih baik akan mendukung upaya-upaya perbaikan sekolah atau school imporovement.

Dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru bersama-sama dengan sejawat secara kolaboratif dan partisipatif, para guru di sekolah berbicara satu sama lain,berdiskusi mengenai apa yang mereka alami dalam pratik pembelajaran dan penelitian, serta dalam inkuiri reflektif mereka, dan dengan cara demikian dalam konteks sekolah secara keseluruhan menciptakan focus yang koheren yang diperlukan bagi perkembangan dan perbaikan sekolah (Hopkins, 1993:213).

D. Dampak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Pendidikan Manfaat bagi teori pendidikan yaitu dapat menjadi jembatan teori dan praktik, dengan artian seorang praktisi ataupun guru akan berkolaborasi dengan seorang akademikus sehingga berpotensi menerjemahkan teori yang bersifat konseptual menjadi hal-hal yang bersifat riil dan praktis.

Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu : 1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. 2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru.

3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.

5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.

6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menghasilkan informasi dan pengetahuan yang valid dan memiliki penerapan segera, melalui refleksi kritis (critical reflection). posisi penelitian tindakan kelas diantara personal reflection dengan empirical research. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

merupakan perpaduan positif di antara keduanya. Hal tersebut membuat penelitian tindakan kelas Secara garis besar memberi pengaruh positif bagi perkembangan dunia pendidikan baik bagi tenaga pendidik (Guru/Dosen), bagi sekolah/ Perguruan Tinggi, dan ilmu pengetahuan. B. Saran

Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah. Kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terlewatkan oleh penulis. Kemanfaatan semoga tertuang dalam tulisan singkat ini bagi yang ingin mengambil manfaat darinya. Amin.

Daftar Pustaka Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia PT Remaja Rosdakarya

http://baskoro1.blogspot.com/2008/06/konsep-dasar-ptk-penelitian-tindakan.html http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/07/manfaat-penelitian-tindakankelas-ptk.html http://fran0789.blogspot.com/2013/05/mata-kuliah-penelitian-tindakan-kelas.html

Anda mungkin juga menyukai