Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah :

Wawasan Pendidikan Dasar dan Pengembangan Profesi

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Mashudi
Dr. Siti Halidjah

Oleh
MARHASIB
NIM: F2211231020

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK 2023/2024
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PROFESI

Pelaksanaan tugas di seputar dunia pendidikan disebut profesi


kependidikan. Pertanyaanya, apakah semua kegiatan pengajaran dan pengelolaan
manajemen dan administrasi sekolah dikategorikan dalam profesi kependidikan?
Jawabannya tentu tidak. Sebagaimana profesi yang lainnya, profesi tenaga
pendidik dan kependidikan juga memiliki ciri-ciri dan syarat tertentu.
Menurut Soelaeman (1985) suatu pekerjaan yang disebut profesi jika
memiliki ciri-ciri tertentu yakni: 1) pekerjaan itu memiliki memiliki fungsi dan
signifikansi sosial karena diperlukan oleh warga masyarakat; 2) pekerjaan tersebut
menuntut adanya keterampilan atau keahlian tertentu yang didukung oleh suatu
disiplin ilmu tertentu untuk memperoleh keterampilan atau keahlian tersebut; 3)
ada kode etik yang menjadi pedoman bagi anggotanya dalam berperilaku dan
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, dan disertai dengan sanksi tertentu; 4)
sebagai konsekuensi layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka mereka
yang bertugas dalam bidang pekerjaan tersebut berhak untuk memperoleh imbalan
finansial dengan sistem penggajian yang memadai.
Menurut Wardani (2019) ruang lingkup profesi keguruan secara singkat sebagai
berikut.

1. Hakikat profesi keguruan mencakup apa, mengapa, dan bagaimana profesi


keguruan. Hakikat profesi keguruan mengandung konsep yang sangat esensial
tentangsebuah profesi, termasuk profesi sebagai guru.
2. Sebuah profesi mempersyaratkan keahlian tertentu untuk mengerjakannya.
Keahlian ini tecermin dalam standar kompetensi untuk setiap profesi. Ruang
lingkup profesi keguruan mencakup standar kompetensi guru secara utuh, baik
yang ditetapkan oleh undang-undang (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
UU Nomor 14 Tahun 2005, PP Nomor 19 Tahun 2005, dan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007.
3. tugas dan peran guru secara umum. Peran dan tugas sebagai guru sangat
berkaitan erat dengan pembelajaran, khususnya pembelajaran yang mendidik.
Hal tersebut termasuk berbagai teori belajar, prinsip- prinsip pembelajaran
yang mendidik.
4. Tugas guru dalam pembelajaran yang dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian besar, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
serta menilai proses dan hasil belajar siswa untuk tujuan perbaikan.
5. Tugas utama guru berikutnya adalah pendidik sekaligus pembimbing.
Meskipunsecara tegas tugas ini tidak dapat dipisahkan dari tugas sebagai
pengajar karena di dalam setiap tindakan mengajar juga tersirat kegiatan
mendidik dan membimbing berbagai tugas ini hanya akan diulas secara umum.
6. Ruang lingkup yang terakhir dari profesi keguruan berkaitan dengan
kompetensi meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.
Ruang lingkup terakhir ini juga mencakupberbagai organisasi profesi,
khususnya yang berkaitan dengan profesi guru, serta berbagai upaya yang
dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan profesional secara
berkelanjutan, di samping menjunjung tinggi martabat profesi guru. Meskipun
topik/subtopik ini banyak disinggung dalam berbagai mata kuliah, tidak ada
mata kuliah khusus yang terkait dengan pengembangan kemampuan
profesional secara berkelanjutan. (h.23-25).
Selanjutnya Menurut Juwita (2015) ruang lingkup profesi keguruan,
ditinjau dari tugas guru meliputi ruang lingkup professional, ruang lingkup
kemanusiaan dan ruang lingkup kemasyarakatan seperti pada gambar berikut.
menurut Juwita (2015, h.1) Ruang Lingkup professional berkaitan dengan
tugas pokok guru dalam mendidik (meneruskan dan mengembangkan nilai-
nilai hidup), mengajar (meneruskan dan mengembangkan IPTEK), melatih
(mengembangkan keterampilan dan penerapannya). Ruang lingkup
kemanusiaan meliputi pelaksanaan tugas guru sebagai orang tua di sekolah
dalam fungsi untuk memanusiakan manusia (homo ludens, homo faber, homo
sapiens). Ruang lingkup kemasyarakatan meliputi peran guru untuk mendidik
dan mengajar warga negara yang bermoral Pancasila dan mencerdaskan
bangsa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Ruang
lingkup profesi Kependidikan meliputi:
1. Kompetensi sebagai seorang guru meliputi kompetensi pedagogig,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
2. Tugas utama sebagai seorang guru adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai proses dan hasil belajar siswa untuk
tujuan perbaikan serta membimbing dan melatih peserta didik.
3. Meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan serta ikut
aktif dalam organisasi profesi gurus sebagai upaya yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan
B. PENDEKATAN METODE PENINGKATAN PROFESI

Peningkatan profesi guru harus bersifat berkesinambungan atau berkelanjutan.


Metode peningkatan profesi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru.
Disadari atau tidak tugas guru di masa depan akan semakin berat. Guru tidak
hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi saja,
melainkan juga harus mengemban tugas yang dibebankan masyarakat kepadanya.
Tugas tersebut meliputi mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan
dalam menjalani hidup (life skills), dan nilai serta beliefs (Purwanto, 2004).
Menurut Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, metode metode
peningkatan keprofesian berkelanjutan meliputi:
1. Pengembangan diri, dapat dilakukan dengan melalui diklat fungsional
dan/atau kegiatan kolektif guru meningkatkan kompetensi dan/atau
keprofesian guru, misalnya lokakarya atau kegiatan bersama, keikutsertaan
pada kegiatan ilmiah dan kegiatan kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan
kewajiban guru.
2. Publikasi Ilmiah, terdiri atas: presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah
berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal, dan
publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru,
3. Karya inovatif, misalnya penemuan teknologi tepat guna,
penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni, pembuatan atau
modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar,
pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi. Ketiga
macam pengembangan tersebut dilaksanakan guru secara berkelanjutan agar
profesionalisme guru tetap terjaga dan meningkat.
Menurut Purwanto (2004), dalam rangka meningkatkan
profesionalismenya, guru harus selalu berusaha untuk melakukan lima metode/hal
sebagai berikut :
1. Memahami tuntutan standar profesi yang ada. Hal ini harus ditempatkan pada
prioritas yang utama karena: (1) Persaingan global sekarang memungkinkan
adanya mobilitas guru lintas negara. (2) Sebagai profesional seorang guru
harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global, dan tuntutan
masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya
untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus
menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni mau mendengar dan
melihat perkembangan baru di bidangnya
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. Dengan
dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki
posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan
kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melalui in-service training dan
berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.
3. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas
dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru
harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang
sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan
bisa lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru memperoleh akses
terhadap inovasiinovasi di bidang profesinya.
4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada kostituen. Di zaman sekarang ini, semua bidang dan
profesi dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus
memberikan pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orang tua dan
sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah
termasuk pelayanan publik yang didanai, diadakan, dikontrol oleh dan untuk
kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada publik.
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak
ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Guru dapat
memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti
media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga
pendekatanpendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies).
Beberapa upaya di atas tentu saja tidak akan dapat berjalan jika tidak
dibarengi dengan upaya yang nyata untuk menjadikan guru menjadi sebuah
profesi yang menjanjikan Dengan demikian, kata kunci dari upaya peningkatan
profesionalisme guru adalah peningkatan kesejahteraan guru. Tentukan tujuan
pembelajaran yang spesifik dan terukur. Tujuan pembelajaran harus jelas dan
dapat diukur, sehingga siswa dapat mengetahui apa yang diharapkan dari proyek
tersebut. Bentuk kelompok kerja. Siswa dapat dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil untuk bekerja sama dalam menyelesaikan proyek. Setiap
kelompok harus memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas. Rencanakan
tahapan proyek. Tentukan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam
menyelesaikan proyek, seperti riset, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Setiap tahapan harus memiliki batas waktu yang ditetapkan.
C. DESKRIPSIKAN KONSEP GENERALISASI DAN TEORI KOMPETENSI
PEDAGOGIK

menurut Moore (Skeel, 1995: 30) adalah "sesuatu yang tersimpan dalam
pikiran-suatu pikiran, suatu ide atau suatu gagasan". Jadi suatu kesan mental
(mental image) dari suatu konsep yang dihadapi akan berbeda tergantung pada
latar belakang atau pengalaman orang yang melakukan konsep tualisasi.

Generalisasi sering berisi banyak konsep, Para siswa perlu memahami


konsep-konsep yang terkandung dalam generalisasi sebelum kita dapat
mengharapkan mereka menangkap makna generalisasi. Menurut John Jarolimek
(1990: 3). Generalisasi ada beberapa bentuk, yaitu :
1. Generalisasi yang bersifat deskriptif atau menggambarkan (misalnya:
"Supermarket menjual semua produk makanan yang dibutuhkan oleh
konsumen
2. Generalisasi yang bersifat sebab-akibat (misalnya: "Peng- gundulan hutan
dapat menyebabkan erosi dan banjir
3. Generalisasi yang berisi suatu prinsip nilai (misalnya "Kekuasaan yang
sewenang-wenang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial
4. Generalisasi yang berisi hukum atau prinsip universal (misalnya "Semua
manusia memiliki derajat, martabat dan hak serta kewajiban yang sama
dengan tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, ras, agama, kedudukan
sosial, dan kekayaan
Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 1, Ayat 10, disebutkan “ Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Sedang pasal 10 ayat 1
dinyatakan” Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a).
kompetensi pedagogik, (b). kompetensi kepribadian, (c). kompetensi profesional,
(d). kompetensi sosial (Mulyasa, 2008).
1. Kompetensi Pedagogik
Menurut Majmudin (2008) bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi
Pedagogik adalah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara
mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang mendidik”. Jadi kompetensi
pedagogik pedagogik merupakan kompetensi yang secara khas mencirikan dan
membedakan profesi guru dengan profesi lainnya.
Seperti yang telah disebutkan dalam Standar Nasional Pendidik, tentang
pengertian Kompetensi Pedagogik Guru, menyatakan bahwa kompetensi
Pedagogik adalah Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa, 2008).
Menurut Majmudin (2008) bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi
Pedagogik adalah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara
mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang mendidik”. Jadi kompetensi
pedagogik pedagogik merupakan kompetensi yang secara khas mencirikan dan
membedakan profesi guru dengan profesi lainnya
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Dengan menerapkan kompetensi pedagogik dalam PBL, guru dapat
menjadi fasilitator pembelajaran yang efektif, mampu mengelola pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, dan membantu peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran
D. DESKRIPSIKAN KONSEP GENERALISASI DAN TEORI KOMPETENSI
SOSIAL

Menurut Sudarwan Danim, 2011 : 111 Sedangakan kata sosial berasal


dari kata socio yang artinya menjadikan teman dan secara terminologis sosial
dapat dimengerti sebagai sesuatu yang dihubungkan, diakitkan dengan teman, atau
masyarakat (Damsar, 2011 : 96).
Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar (Farida Sarimaya, 2008 : 22). Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang
guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dalam kompetensi sosial ini terdapat sub kompetensi, diantaranya adalah:
seorang guru harus mampu bergaul secara efektif dengan peserta didik, mampu
begaul secara efektif dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang lain, dan
yang terakhir adalah mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitanya (Kunandar, 2007: 77).
Penerapan kompetensi sosial dalam PBL bertujuan untuk menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, kolaboratif, dan mendukung
perkembangan sosial-emosional peserta didik. Dengan mengembangkan
kompetensi sosial, guru dapat membantu peserta didik untuk menjadi individu
yang mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang lain, serta
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab
E. DESKRIPSIKAN KONSEP GENERALISASI DAN TEORI KOMPETENSI
KEPRIBADIAN

menurut Janawi 2011: 49-50 Kompetensi kepribadian meliputi kemampuan


personalitas, jati diri, sebagai seorang tenaga pendidik yang menjadi panutan
peserta didik. Kompetensi inilah yang selalu menggambarkan prinsip bahwa guru
adalah sosok yang patut digugu dan ditiru.
Di dalam bukunya Janawi (2011: 50) menjabarkan kompetensi
kepribadian meliputi: 1) Berjiwa pendidik dan bertindak sesuai norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2) Tampil sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat. 3) Tampil sebagai pribadi yang mantap, dewasa, stabil, dan
berwibawa. 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga sebagai
tenaga pendidik, dan rasa percaya diri. Kompetensi kepribadian menurut BNSP
dalam Musfah (2011: 42), yaitu “kemampuan kepibadian yang (a) berakhlak
mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d) teladan yang
baik; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; (g) religius”.
Menurut Maister dalam Suprihatiningrum (2014: 109) mengemukakan
bahwa profesionalisme seorang guru bukan sekadar pengetahuan teknologi dan
manajemen, melainkan lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme
lebih dari seorang teknisi, bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi,
melainkan memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan sebagai seorang guru.
Kepribadian guru adalah keseluruhan dari sikap individu yang terdiri dari unsur
psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang akan
menggambarkan suatu kepribadian apabila dilakukan secara sadar. Kepribadian
merupakan suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan
seorang guru dalam pandangan anak didik dan masyarakat.

Menurut Akmal Hawi: 2014 Dalam peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru. Standar kompetensi guru mata pelajaran di
SD/MI menurut peraturan Menteri 5 Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 16 tahun 2007 tentang kompetensi kepribadian Bertindak sesuai dengan
norma religius (iman, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus
memiliki sikap dan kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola
dalam seluruh segi kehidupannya. Memiliki kompetensi kepribadian artinya
memiliki sikap dan kepribadian yang mantap, jujur, adil, dan penuh dedikasi,
sehingga mampu menjadi sumber teladan bagi peserta didik. Guru yang memiliki
kepribadian yang patut untuk diteladani mampu melaksanakan kepemimpinan
yang baik dalam proses pembelajaran, sehingga dengan kemantapan kepribadian
yang dimiliki oleh guru secara tidak langsung akan membuat siswa memiliki
sosok yang dapat secara langsung diteladana.

Dengan menerapkan kompetensi kepribadian dalam PBL, guru dapat


menjadi panutan yang baik bagi peserta didik dan mampu melaksanakan
kepemimpinan yang baik dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membantu
menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan memotivasi peserta didik
untuk belajar dengan lebih baik.
F. DESKRIPSIKAN KONSEP GENERALISASI DAN TEORI KOMPETENSI
PRPFESIONAL
Konsep mempunyai hubungan yang erat dengan generalisasi. Generalisasi
merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna. Generalisasi
adalah pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep yang biasanya
dinyatakan dalam pernyataan deskriptif (kalimat berita). Generalisasi
mengungkapkan sejumlah besar informasi Kebenaran suatu generalisasi
ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima pada
hari ini mungkin harus diperbaiki pada masa yang akan datang. sehingga bukti-
bukti baru harus diadakan
Menurut Schuncke (1988: 15) mengemukakan beberapa karakteristik atau
ciri umum konsep, yaitu:
1. Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan umum atau gambaran
mertal yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, atau kegiatan. Ketika
orang-orang berbicara tentang pemerintah" (sebagai konsep ilmu politik),
maka kebanyakan kita mempunyai gagasan yang sama tentang apa yang
sedang dibicarakan itu.
2. Mencerminkan pengelompokkan/klasifikasi benda (kegiatan, peristiwa,
ataupun gagasan) yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang
umum. Kita mengembangan pengelompokkan ini dengan membandingkan
hal-hal khusus satu sama lain untuk melihat persamaan dan perbedaannya.
3. Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi kemungkinan bisa
agak berbeda antara satu orang dengan orang yang lain Misalnya, konsep
"kelompok" bisa difahami agak berbeda antara oleh seorang sosiolog dengan
seorang siswa kelas III SD.
4. Dipelajari melalui pengalaman Konsep dapat difahami melalui pengalaman
langsung ataupun tidak langsung (misalnya dengan membaca)
5. Bukan sekedar suatu kata-kata Kata-kata memang digunakan untuk memberi
label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa hanya karena kita tidak
mempunyai sebuah kata untuk konsep tertentu kemudian kita tidak
mengembangkan konsep.
Generalisasi sering berisi banyak konsep, Para siswa perlu memahami
konsep-konsep yang terkandung dalam generalisasi sebelum kita dapat
mengharapkan mereka menangkap makna generalisasi. Menurut John Jarolimek
(1990: 3). Generalisasi ada beberapa bentuk, yaitu :
1. Generalisasi yang bersifat deskriptif atau menggambarkan (misalnya:
"Supermarket menjual semua produk makanan yang dibutuhkan oleh
konsumen
2. Generalisasi yang bersifat sebab-akibat (misalnya: "Peng- gundulan hutan
dapat menyebabkan erosi dan banjir

3. Generalisasi yang berisi suatu prinsip nilai (misalnya "Kekuasaan yang


sewenang-wenang bertentangan dengan prinsip keadilan sosial

4. Generalisasi yang berisi hukum atau prinsip universal (misalnya "Semua


manusia memiliki derajat, martabat dan hak serta kewajiban yang sama
dengan tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, ras, agama, kedudukan
sosial, dan kekayaan")
secara jelas digambarkan oleh Schuncke (1988) 19) sebagai berikut:

Bagaimana konsep dan struktur konsep atau kerangka konseptual dalam ilmu-
ilmu ocial? Kebanyakan diskusi terpusa sekitar struktur atau kerangka konsep dari
disiplin-disiplin ilmu. Diskusi ini melibatkan suatu identifikasi tentang konsep-
konsep disiplin ilmu dan peran konsep-konsep ini dalam pengajaran hal ini juga
meliputi penentuan tentang pengalaman-pengalaman belajar apa yang
membolehkan para siswa untuk memperoleh pengetahuan tentang kerangka
konseptuai disiplin.
Pengertian profesional dikatakan sebagai sesuatu yang bersangkutan
dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankanya, dan
mengharuskan adanya pembayaran untuk menjalankanya, dan mengharuskanya
adanya pembayaran untuk melakukanya. Profesional diartikan pula sebagai usaha
untuk menjalankan salah satu profesi berdasarkan keahlian dan keterampilan yang
dimiliki seseorang dan berdasarkan profesi itulah seseorang mendapatkan suatu
imbalan pembayaran berdsarkan standart profesinya. Pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka
yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.
Oxford Dictionary menjelaskan profesional adalah orang yang melakukan
sesuatu dengan memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain tanpa pembayaran.
Seseorang akan menjadi profesional bila ia memiliki pengetahuan dan
keterampulan bekerja dalam bidangnya.
Kecakapan dan keahlian seseorang profesional bukan sekedar hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi. Tetapi perlu didasari wawasan yang
mantap, memiliki wawasan sosial yang luas, bermotivasi dan beruasaha untuk
bekarya.
Menurut Sanuni et.al profesional menunjukan pada dua hal. Pertama,
orang yang manyandang suatu profesi, misalnya “dia seorang profesional”.
Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaanya yang sesuai dengan
profesinya. Pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan “non-
profesional” atau “amatir”.
Menurut Schuncke, G. M. (1988). Penerapan generalisasi dalam PBL
(Problem-Based Learning) dapat dilakukan dengan mengaitkan konsep-konsep
yang terkandung dalam generalisasi dengan masalah atau situasi nyata yang
dihadapi oleh siswa. Dalam PBL, siswa akan diberikan sebuah masalah atau
situasi kompleks yang memerlukan pemecahan melalui penerapan konsep-konsep
yang relevan. penerapan generalisasi juga dapat membantu siswa untuk melihat
hubungan antara konsep-konsep tersebut dan memahami implikasi yang lebih luas
dari masalah yang mereka hadapi.

Anda mungkin juga menyukai