Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN GURU PENJAS SMP MUHAMMADIYAH 4


MEDAN

PROJECK

OLEH:
LORENTI BR NAINGGOLAN
NIM. 3233121063

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Tenaga pendidik dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari
dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar,
instruktur, tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan
sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi
proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang
diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi
mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar
bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan (kepala
sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.

Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik


dan kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan
mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi
komitmen pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah
: usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya
penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan
tenaga kependidikan tersebut.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan


bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan
efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian
hukum bagi tenaga kependidikan tersebut dalam melaksanakan tugas dan
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, maka diperlukan seorang guru yang
berkompeten dalam suatu pembelajaran disekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana kinerja tenaga pendidik
yaitu guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN melalui para
dewan guru, dan bantuan dari kepala sekolah?” yang meliputi:
1. Kegiatan belajar yang dilakukan guru tersebut
2. Sikap atau respons yang diberikan guru tersebut
3. Perencanaan yang dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru
tersebut
4. Tanggung jawab yang diemban oleh guru tersebut.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini melihat dari latar belakang dan rumusan
masalah diatas yaitu sebagai berikut adalah
1. Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan Bagaimana kinerja tenaga
pendidik yaitu guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN
melalui para dewan guru, dan bantuan dari kepala sekolah?”
2. Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan guru penjas di SMP
MUHAMMADIYAH 4 MEDAN.

D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Dewan guru di sekolah dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang sesuai dan tepat juga dengan keefektifan di lingkungan sekolah
2. Dewan guru mengetahui keluh kesah yang dihadapi oleh santri-santri dan
juga mengubah hal yang belum sesuai dengan lingkungan sekolah
3. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai terhadapat tugas
yang telah dibuat ini
4. Menambah wawasan dalam mengerjakan laporan ini
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. DEFINIS TENTANG TENAGA PENDIDIK/GURU


Undang-undang nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang
dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Pada bab XI tentang pendidik
dan tenaga kependidikan. Dijelaskan pada ayat 2 yakni pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Husnul Chotimah (2008) Guru dalam pegertian sederhana adalah orang
yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke
peserta didik.
Dri Atmaka (2004: 17) pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan baik
jasmani maupun rohaninya. Agar tercapai tingkat kedewasaan mampu berdiri
sendiri memenuhi tugasnya sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial dan mahluk
individu yang mandiri.
E. Mulyasa (2003: 53) pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Ahmadi (1977: 109) pendidik adalah sebagai peran pembimbing dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan siswa merasa aman dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan
prestasi yang dicapai mendapat penghargaan dan perhatian sehingga dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 288) guru adalah orang yang
pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
Drs. Moh. Uzer Usman (1996: 15) guru adalah setiap orang yang bertugas
dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan
formal. Guru sekolah dasar adalah guru yang mengajar dan mengelola
administrasi di sekolah itu. Untuk melaksanakan tugasnya prinsip-prinsip tentang
tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan dari semua situasi pendidikan adalah
berjiwa Pancasila. Berilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan
serta dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis. Sebagai
profesi, guru memenuhi ciri atau karakteristik yang melekat pada guru, yaitu:
1. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya
bagi masyarakat.
2. Menurut ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a
sytenatic body of knowledge).
4. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota
beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut.
5. Sebagai konsekwensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada
masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak
memperoleh imbalan finansial atau material.

B. PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK


Tenaga pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan
suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat
Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk
terus mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi
kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada
peningkatan kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.

1. Pengembangan profesi Pendidik/Guru

Dalam konteks Indonesia dewasa ini, nampak kecenderungan makin


menguatnya upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik
sebagai profesi yang kuat dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah
lama berkembang, hal ini terlihat dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Undang-undang ini jelas menggambarkan bagaimana
pemerintah mencoba mengembangkan profesi pendidik melalui perlindungan
hukum dengan standard tertentu yang diharapkan dapat mendorong
pengembangan profesi pendidik.

Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil


effect dari profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu
tidak serta-merta menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu,
sebab dalam konteks individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri
sendiri menjadi hal yang paling utama yang dapat memperkuat profesi pendidik.
Oleh karena itu upaya untuk terus memberdayakannya merupakan suatu
keharusan agar kemampuan pengembangan diri para pendidik makin meningkat.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa meskipun perlindungan


hukum itu penting, namun pengembangan diri sendiri lebih penting dan strategis
dalam upaya pengembangan profesi, ini didasarkan beberapa alasan yaitu :

 Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar bagi


penguatan profesi pendidik, namun tidak dapat menjadikan substansi
pengembangan profesi pendidik otomatis terjadi
 Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal power) pada
pendidik, namun akan sulit menumbuhkan profesi pendidik dalam
pelaksanaan peran dan tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan
terus memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan
berkaitan dengan peran dan tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian (expert
power) pada pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik sebagai
profesi yang kuat dan penting dalam proses pendidikan bangsa.

Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri sendiri
agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan kontribusi yang
signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi
kepentingan pembangunan bangsa yang maju dan bermoral sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK/GURU

Mengembangan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal


ini disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu
pencermatan lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting,
terutama bila faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga
pendidik. Dalam hubungan ini, faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan
sering kurang/tidak mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif untuk
pengembangan profesi tenaga pendidik.

Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang


berkaitan dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung
proses pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang
cenderung minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana
dituntun oleh peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.

Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik,
situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini,
terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang
kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu :
 Strategi perubahan paradigma. Strategi ini dimulai dengan mengubah
paradigma birokasi agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri
sebagai institusi yang berorientasi pelayanan, bukan dilayani.
 Strategi debirokratisasi. Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi
tingkatan birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan diri
pendidik

Strategi tersebut di atas memerlukan metode operasional agar dapat


dilaksanakan, strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan
guna menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek
pelayanan masyarakat, sementara strategi debirokratisasi dapa dilakukan dengan
cara mengurang dan menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi
hambatan bagi pengembangan diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan
bagi masyarakat.

D. FUNGSI TENAGA PENDIDIK/GURU

Guru adalah figur seorang pemimpin. Bila di pahami tugas Guru tidak
hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat
diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar
untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu
menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat
menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu
diberikan dasar pendidikan umum.
menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai berikut:
Ø Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan
dan pengalaman – pengalaman
Ø Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan dasar
negara kita pancasila
Ø Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang
pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun 1983
Ø Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya sebagai
perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan/ insight timbul
perubahan dalam penegtahuan, tingkah laku dan sikap.
Ø Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah kedewasaan,
pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak didik menurut
kehendaknya.
Ø Guru adalah pen dihubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya kan
hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan
demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah terlebih dahulu.
Ø Guru sebagai administrator dan menejer Diamping mendidik, seorang guru
haru dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat buku kas, daftar induk,
rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala
pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh
dengan rasa kekeluargaan.
Ø Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena
terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar- benar
pekerjaannya sebagai suatu profesi.
Ø Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak setiap hari,
gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan masyarakat sekitar, maka
dalam menyusun kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh di tinggalkan.
Ø Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab
dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan soal,
membentuk keputusan, dan menghadapkan anak- anak kepada problem
Ø Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak- anak. Guru harus turut aktif dalam
segala aktifitas anak,misalnya dalm ekstrakurikuler membentuk kelompok
belajar dan sebagainya.
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadiaan anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa dan negara. Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap dan tingkah
laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik.
Menurut Wens Tanlain dan kawan- kawan sesungguhnya guru yang
bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :
 Menerima dan mematuhi norma, nilai- nilai kemanusiaan;
 Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira ( tugas bukan
menjadi beban baginya );
 Sadar akan nilai- nilaiyang berkaitan dengan perbuatan serta akibat- akibat
yang timbul;
 Menghargai orang lain termasuk anak didik
 Bijaksana dan hati- hati
 Takwa terhadap tuhan yang maha esa
Tugas seorang guru jika di kelompokkan terbagi menjadi tiga jenis, yakni tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi / jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang
diluar pendidikan itulah sebabnya jenis profesi ini palin mudah terkena
pencemaran.tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan –
keterampilan pada siswa.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
suatu profesi. Guru hendaklah dapat membantu anaka didiknya meneruskan dan
mengembangkan nilai- nilai hidup, mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan mengembangkan serta menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan mereka.
Tugas guru dalam bidang kemanusian disekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswannya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajaranya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan
mengahadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap sehinnga
setiap lapisan masyarakat (homo ludens, homopuber, dan homo sapiens) dapat di
mengerti bila mengahadapi guru.
Menurut WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
1. Pendidik (nurturer) Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-
peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan
(supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-
tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh
terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat
2. Model, Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat,
bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia
adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-
nilai Pancasila.
3. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan
keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan
memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan
tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
4. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang
berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru
diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam
mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui
pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
6. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru
diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang
sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-
bidang dikuasainya.
7. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik

Selain memiliki tugas, guru juga memiliki fungsi yang tidak kalah
pentingnya dalam dunia pendidikan. Peran dan kompetensi guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan
oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching,
diantaranya adalah :
1. Guru sebagai demostrator
Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa
2. Guru sebagai penegelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan
3. Guru sebagai mediator atau fasilitator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki penegtahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
4. Guru sebagai evaluator
Guru hendaknya mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
tercapai atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup
tepat dan dapat di pahami oleh siswannya.

Disamping fungsi- fungsi yang telah diutarakan diatas, ada beberapa lagi
fungsi guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi
guru, yaitu :
a. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik
dan mana nilai yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami
dalam kehidupan masyarakat.
b. Informator
Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaranyang telah diprogramkan dalam
kurikilum.
c. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar.
d. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus
ide- ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
e. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah
disebutkan diatas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih
dipentingkan, karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak
didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap
f. Supervisor
Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus
dilakukan guru agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran
dengan baik. Sanjaya (2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum,
antara lain yaitu:

1. Merencanakan tujuan belajar


2. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan
belajar
3. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan
memberikan stimulus pada siswa
4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya
atau belum dalam rangka pencapaian tujuan

E. HAMBATAN DALAM PENGAJARAN


1. Fakor internal
Kurangnya motivasi, minat, perhatian, kepercayaan diri serta kebiasaan
belajar dari siswa itu sendiri, sehingga guru sulit untuk memahai satu persatu
latar belakang siswa yang berbeda dan juga cara belajar yang sesuai.
2. Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan. Faktor tersebut mempengaruhi siswa
sehingga guru kesulitan dalam proses belajar mengajar.

F. CIRI GURU PROFESIONAL


1. Guru harus selalu mempunyai tenaga untuk siswanya. Guru yang baik akan
memberi perhatian pada siswa di setiap obrolan atau diskusi yang dilakukan
dan punya kemampuan mendengar dengan seksama.
2. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas. Ciri guru profesional
adalah menetapkan tujuan setiap pelajaran secara jelas dan bekerja guna
memenuhi tujuan dalam setiap kelas.
3. Mempunyai keterampilan untuk mendidik agar murid disiplin. Guru harus
mempunyai keterampilan disiplin yang efektif. Hal ini agar bisa memberi
promosi atas perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik. Guru harus
mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik serta bisa
memastikan agar perilaku siswa menjadi baik saat siswa belajar dan bekerja
sama.
5. Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan orang tua murid. Seorang
guru harus menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua dan bisa
membuat mereka selalu mengerti tentang informasi yang sedang terjadi.
6. Guru mempunyai ekspektasi yang tinggi pada muridnya. Guru profesional
memiliki ekspektasi besar pada siswa serta memacu semua siswa untuk terus
bekerja dan mengerahkan potensi terbaik yang mereka miliki.

BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN PROJECK

A. LOKASI DAN WAKTU PROJECK


Projeck penelitian ini dilakukan di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN,
Jl. Kapten Muslim, Gang Jawa Lorong Muhammadiyah, Medan Helvetia,
Sumatera Utara. Pada tanggal 7 April 2017. Observasi kesekolah memakan waktu
selama 1 hari. Lalu minggu berikutnya kami lakukan untuk menuyusun laporan
kami.

B. POPULASI DAN SAMPEL


Dalam penelitian ini, saya mengambil data dari satu orang guru penjas di
sekolah . Dari beliau lah penulis mendapat penjelasan mengenai tenaga pendidik
yang layak dilakukan di lingkungan sekolah. Penulis menggunakan metode
wawancara dan angket agar lancarnya observasi yang dilaksanakan.

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR


Definisi tenaga pendidik Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa
guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik
potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.·
Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua
sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan
program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di
kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam
bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Pengertian-pengertian
diatas menurut Muhibbin Syah masih bersifat umum, dan oleh karenanya dapat
mengundang bermacam-macam interpretasi dan bahkan juga konotasi (arti lain).
Pertama adalah kata “seorang (A Person) bisa mengacu pada siapa saja asal
pekerjaan sehari-harinya (profesinya) mengajar. Dalam hal ini berarti bukan
hanya dia yang sehari-harinya mengajar disekolah yang dapat disebut guru,
melainkan juga dia-dia yang lainnya yang berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai di
pesantren, pendeta di gereja, instruktur di balai pendidikan dan pelatihan, kedua
adalah kata “mengajar” dapat pula ditafsirkan bermacam-macam misalnya:
 Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain
(bersifat kognitif)
 Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
 Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)

Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud dalam
pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti yang
tersebut dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3. ·
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang
dimaksud guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus
menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah.

D. INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode lapangan melalui wawancara dan
pengamatan dan melihat terjadinya konflik serta pemecahan yang dilakuka ole
guru BK itu sendiri. Adapun instrumen yang digunakan adalah :
1. Angket
2. Pertanyaan wawancara
3. Lembar-lembar observasi

E. ANALISIS DATA
Pengumpulan data yang penulis tuliskan dalam laporan bersumber dari
guru penjas yang berada di sekolah tersebut. Di mana memperoleh data mengenai
kegiatan belajar yang dilakukan, perencaan dan tanggung jawab tenaga pendidik
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik yang harus dipenuhi sebagai tenaga
pendidik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kinerja tenaga pendidik khusunya
guru penjas di dalam sekolah serta mengetahui apakah cara mengajar, sikap, serta
perencanaan sesuai dengan peraturan dan apakah yang dilakukan itu efektif
dilaksanakan di sekolah.
Dalam hal ini penulis memberikan hasil dari observasi.
Perencanaan
Langkah-langkah pada tingkat perencanaan ini adalah sebagai berikut :
 Membuat rencana pelaksanaan penelitian dengan menguunakan wawancara.
 Membuat angket yang berhubungan dengan indikator penulis mengenai cara
tenaga pendidik.
 Memberikan angket kepada guru-guru disekolah.
 Mewawancarai sebagian guru tentang bagaimana tenaga pendidik di sekolah
tersebut.

B. DESKRIPSI DATA
Isi Pentanyaan Wawancara dan Angket
 Apakah setiap mengajar guru mempersiapkan diri dalam penguasaan materi?
 Apakah guru mengoptimalkan dan mengelola proses pembelajaran di kelas
untuk menghasilkan output yang bermanfaat?
 Apakah guru membantu siswa yang kesulitan dalam belajar?
 Apakah guru mengoptimalkan penggunaan alat/sarana pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar?

Hasil wawancara
 Guru sering mempersiapkan diri dalam penguasaan materi pelajaran sebelum
pembelajaran dimulai agar siwa-siswa mampu aktif dalam proses belajar
mengajar dan dapat mengembangkan potensialnya.
 Guru kadang-kadang mengelola proses pembelajaran, dikarenakan banyaknya
kelas untuk mata pelajaran yang berada di sekolah tersebut. Mereka
melakukan itu hanya sesekali, sesuai dengan KTSP 2006 (masih
menggunakan KTSP 2006).
 Guru sering membantu siswa yang kesulitan dalam belajar, dengan melakukan
pendekatan dengan individu tersebut dan memberikan bimbingan sesuai
dengan latar belakang siswa.
 Guru kadang-kadang menggunakan sarana prasana yang berada di sekolah
tersebut, dikarenakan padatnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi di
sana. Sehingga lebih kurang, mereka melakukan hal-hal yang sesuai dengan
peraturan.

a. Hasil Angket
Hasil dari angket juga menyangkut tentang kegiatan belajar yang
dilakukan oleh dewan guru di sekolah tersebut. Angket tersebut diisi oleh guru
agar penulis mengetahui mengenai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

OBSERVASI KEPEMIMPINAN DENGAN METODE QUETIONER SMP


MUHAMMADIYAH 4 MEDAN
No Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Selalu
Pernah Kadang

1 Setiap mau mengajar saya X


mempersiapkan diri dalam
penguasaan materi pelajaran
2 Saya menjabarkan tujuan ü
pembelajaran khusus sendiri
sesuai dengan karakter siswa
3 Saya membuat perencanaan X
pembelajaran setiap mau mengajar
4 Saya berusaha optimal dalam X
mengelola proses pembelajaran di
kelas untuk menghasilkan output
yang bermanfaat
5 Saya memaksimalkan penggunaan X
alat/sarana pembelajaran di dalam
kegiatan belajar mengajar
6 Saya mendorong siswa untuk X
menggunakan sarana belajar
seoptimal mungkin
mengembangkan suasana
bersahabat?
7 Saya melakukan pretest sebelum X
memulai pengajaran
8 Saya berusaha mengembangkan X
rasa tanggung jawab siswa dalam
belajar
9 Saya membuat grafik X
perkembangan kemajuan
pendidikan siswa tiap kelas untuk
memudahkan melihat maju
mundurnya prestasi siswa
10 Saya membantu siswa yang X
mengalami kesulitan dalam belajar
11 Dalam membuat soal test/ujian X
saya memperhatikan tingkat
kesukaran soal
12 Saya melakukan post tes sesudah X
melakukan aktivitas pengajaran
13 Saya menilai kegiatan siswa X
ketika sedang menjawab soal
ulangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja tenaga pendidik di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN di atas rata-
rata dan sangat memperhatikan santri-santrinya. Menuai prinsip yang sangat
berarti untuk mendidik santri-santri di sana.
2. Tenaga pendidik di sekolah tersebut sangat membantu santri dalam
pendidikannya.
3. Tenaga pendidik melakukan cara-cara umum yang dilakukan untuk tenaga
pendidik pada umumnya.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Disarankan kepada dewan guru untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana
di sekolah untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas.
2. Disarankan kepala dewan guru agar lebih membuat grafik agar mengetahui
siswa yang sedang stabil atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR.


Ruzz Media Group

Soetjipto & Raflis Kosasi.2009.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta

Drs Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002.
Soejipto dan Raflis Kosasih, Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Bandung, 1999

http://gurukreatif.wordpress.com/

http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-guru
profesional.html

Anda mungkin juga menyukai