Anda di halaman 1dari 51

PROPOSAL TESIS

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI GURU SEJARAH TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH

ATAS NEGERI 9 MANADO

OLEH :

Nama: Marlina Manimbage, S.Pd

NIM: 1111

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Identivifasi Masalah.............................................................................................6
C. Rumusan Masalah................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian................................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................10
A. Deskripsi Teoritik...............................................................................................10
B. Kerangka Berpikir..............................................................................................30
C. Hipotesis.............................................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................36
1. Metode Penelitian...............................................................................................36
a. Jenis dan Lokasi Penelitian..............................................................................36
b. Pendekatan Penelitian......................................................................................36
c. Populasi dan Sampel........................................................................................37
d. Metode Pengumpulan Data.............................................................................38
e. Teknik Analisis Data.......................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................47

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan

suatu negara. Hampir semua orang harus mengenyam pendidikan.Kualitas

pendidikan yang diberikan akan berpengaruh pada kemampuan sumber daya

manusia untuk bersaing di dunia global yang semakin kompleks dan kompetitif.

Pendidikan bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia di zaman modern

ini. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, selanjutnya anak-anak

yang sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya. Begitu

juga di sekolah dan di perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh

guru dan dosen. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam

pengembangan dirinya, pengembangan semua potensi, kecakapan serta

karakteristik pribadinya ke arah yang positif. Pendidikan berfungsi

mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik,

sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar (Nana,

dkk.2007).

1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Tidak ada yang akan menyangkal hakikat dari peran seorang guru. Guru

apa pun itu. Sistem pendidikan nasional di Indonesia, yang merupakan salah satu

garda terdepan pencapaian kesejahteraan bangsa, sedikit-banyak ditentukan oleh

kualitas seorang guru (Nur Illahi,2020).

Dunia pendidikan saat ini berkembang semakin pesat dan semakin

kompleksnya persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah tantangan yang

dibiarkan begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi

tercapainya kualitas yang baik. Persoalan yang dimaksud diantaranya adalah

kompetensi mengajar guru. Karena guru sebagai tenaga pendidik yang paling

banyak berhubungan dengan peserta didik diharuskan mempunyai kompetensi

yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena Guru sebagai orang

yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, baik secara

individual maupun secara klasikal baik di sekolah maupun diluar sekolah minimal

2
harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam menjalankan

tugasnya (Syarif, 1991).

Seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai materi pelajaran dan

menguasai cara mengajar sebagai kompetensinya. Tanpa ini guru akan gagal

dalam menjalankan tugasnya. Jadi kompetensi mengajar harus dimiliki oleh

seorang guru yang merupakan keterampilan dalam mengelola kegiatan

pendidikan. Dengan demikian guru yang memiliki kompetensi mengajar mampu

menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta lebih

mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada level yang

optimal.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen pasal 1

menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melati, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sehubungan dengan maksud tersebut

dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik,

3
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional melalui

pendidikan profesi (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005).

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki

keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang

pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagi guru.

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus. Apalagi sebagai guru yang

profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran

dengan berbagi ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan

melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Masalah kompetensi merupakan salah satu faktor penting dalam

pembinaan guru sebagai suatu jabatan profesi. Kompetensi merupakan perilaku

rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan dengan kondisi yang

diharapkan. Abdul Majid menyatakan bahwa Kompetensi adalah seperangkat

tindakan intelegen penuh dengan tanggung jawab yang harus dimiliki seorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang

pekerjaan tertntu (Janawi,2011). Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

tugas pokoknya sebagai seorang pendidik dan pengajar yaitu meliputi

kemampuan dalam merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil

pembelajaran.

4
Pendidikan berintikan antara pendidik (guru) dan pesertan didik (siswa)

untuk mencapai tujuantujuan pendidikan. Kualifikasi Akademik Pendidik (Guru)

SMA yaitu harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma

empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran

yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi

(Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 16 Tahun 2007).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

menyatakan Kompetensi Guru mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA,

SMK/MAK wajib :

1. Menguasai hakikat struktur keilmuan, ruang lingkup, dan objek

Sejarah.

2. Membedakan pendekatan-pendekatan Sejarah.

3. Menguasai materi Sejarah secara luas dan mendalam.

4. Menunjukkan manfaat mata pelajaran Sejarah.

Peneliti melihat kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru-guru

Sejarah di sekolah SMA Negeri 9 Manado. Guru memfasilitasi pengembangan

potensi peserta didik, menguasai karakteristik peserta didik, dan

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, serta melakukan evaluasi pada

akhir pembelajaran. Kemudian peneliti melihat pada kompetensi profesional

5
guru-guru yang diterapkan yaitu guru menguasai materi serta konsep-konsep

yang sesuai materi ajar dan menggunakan metode yang beragam. Peneliti melihat

pada kompetensi sosial guru-guru diterapkan yaitu guru mengajarkan cara

berkomunikasi yang baik dan memberikan sesuatu inspiratif sehingga mampu

membangun jiwa sosial siswanya. Dan peneliti juga melihat kompetensi

kepribadian guru di sekolah yaitu guru memperlihatkan sikap yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, berwibawa, dewasa, arif sehingga siswa dapat

mencontoh apa yang ada pada diri seorang guru. Selanjtunya peneliti melihat

peserta didik tidak merespon dengan baik mata pelajaran sejarah sehingga

menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, sehingga penulis memilih untuk mengangkat

tema penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Kompetensi Guru Sejarah Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Manado”.

B. Identivifasi Masalah

1. Keterbatasan materi dan sumber belajar yang tersedia: Guru sejarah sering

menghadapi keterbatasan dalam materi dan sumber belajar yang tersedia.

Hal ini dapat menghambat proses pembelajaran dan mengurangi kualitas

pengajaran.

2. Tantangan dalam memotivasi siswa: Materi sejarah sering dianggap

membosankan oleh siswa, sehingga memotivasi mereka untuk belajar

6
dapat menjadi tantangan bagi guru. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya

minat siswa terhadap pelajaran sejarah dan berdampak pada hasil belajar

mereka.

3. Tantangan dalam mengatasi perbedaan individu siswa: Siswa memiliki

perbedaan latar belakang, minat, dan kemampuan yang dapat

mempengaruhi cara mereka belajar dan memahami materi sejarah.

4. Kurangnya keterampilan teknologi: Perkembangan teknologi dan

informasi telah mempengaruhi cara belajar dan pengajaran, termasuk

dalam pelajaran sejarah.

5. Tantangan dalam mengevaluasi hasil belajar: Evaluasi hasil belajar

merupakan bagian penting dari proses pengajaran sejarah. Namun, guru

sering menghadapi tantangan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa

secara objektif dan akurat. Hal ini dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan dalam penentuan nilai dan meningkatkan kualitas pengajaran

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi kompetensi guru sejarah terhadap hasil

belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Manado ?

2. Apakah ada pengaruh kompetensi guru terhadap peningkatan hasil

belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Manado ?

7
D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kompetensi guru sejarah terhadap hasil belajar siswa

kelas X SMA Negeri 9 Manado.

2. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi guru sejarah terhadap

peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 9 Manado.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini ialah:

1. Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya bagi guru dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran sejarah di SMA

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi sekolah : Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan yang

berharga bagi pihak sekolah dalam upaya sosialisasi mengenai

perlunya kemampuan guru sejarah dalam memanfaatkan sumber dan

media belajar yang ada sebagai upaya peningkatan kualitas

pembelajaran.

b. Bagi guru : Penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi guru

terhadap pengatahuan sumber belajar dan media belajar. Selain itu

8
memberikan masukan pada guru bahwa jenis-jenis sumber belajar

dan media pembelajaran dapat digunakan pada setiap pokok bahasan

pelajaran.

c. Bagi peneliti : Sebagai acuan apabila kelak melaksanakan tugas

sebagai seorang guru bahwa kemampuan dalam memanfaatkan

sumber dan media belajar sangat diperlukan karena dengan

kemampuan tersebut diharapkan dapat memberi variasi dalam

pembelajaran sejarah sehingga siswa tidak lagi jenuh dalam belajar.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1.Pendidik (Guru)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 angka 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru merupakan salah

satu bagian dari pendidik berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan Mujtahid

dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Profesi Guru”,definisi guru adalah

orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profesinya mengajar

(Mujtahid,2011). Sementara dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang

10
berarti guru, misalnya teacher yang berarti guru atau pengajar, educator yang

berarti pendidik atau ahli mendidik, dan tutor yang berarti guru pribadi, guru yang

mengajar di rumah, atau guru yang memberi les (Minarti,2013).

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

para peserta didik, dan lingkungannya (Danim & Sudarwan, 2011). Menurut

Supardi dalam bukunya yang berjudul “Kinerja Guru” menjelaskan pengertian

guru menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

yaitu Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (Supardi,2014).

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan

masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat

tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di

surau atau mushola, di rumah dan sebagainya (Sayful,2010).

Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain

berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut

memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi

anak didiknya.

11
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan

sertifikat pendidik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik diperoleh melalui

pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan

bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar

12
dan melatih (Maulana,2020). Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan

nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan

jaminan kesejahteraan sosial;

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan

prestasi kerja;

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual;

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran

untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut

menentukan kelulusan, penghargaan, dan/ atau sanksi kepada peserta

didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan

perundang--undangan;

g. Memperoleh rasa aman clan jaminan keselarnatan dalam

melaksanakan tugas;

13
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan

pendidikan;

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualifikasi akademik dan kompetensi; dan / atau

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan. profesi dalam bidangnya.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akadernik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni;

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan

jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar

belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

pembelajaran;

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

14
Dari beberapa kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa Guru

sebagai pendidik adalah pribadi yang paling banyak bergaul dan berinteraksi

dengan para murid dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah. Guru

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan

pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat, menggerakkan dan

mendorong peserta didik agar semangat dalam belajar, sehingga semangat belajar

peserta didik benar-benar dapat menguasai bidang ilmu yang dipelajari.

2. Peserta Didik (Siswa)

Peserta didik menurut Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional yaitu: “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia

pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”. Sedangkan menurut pasal 1

ayat 4 UU RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, dimana

siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka

melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Peserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan

dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan

bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal

kemampuan fitrahnya (Eka,2011).

15
Peserta didik adalah individu yang memiliki kepribadian, tujuan, cita- cita

hidup dan potensi diri, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan semena- mena.

Peserta didik merupakan orang yang memilki pilihan untuk menuntut ilmu sesuai

dengan cita-cita dan harapan masa depannya. Peserta didik adalah sosok manusia

sebagai individu/pribadi manusia seutuhnya atau orang yang tidak bergantung

dari orang lain dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri

sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat dan keinginan sendiri. Siswa

atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi

sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajar- mengajar, siswa

sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan kemudian ingin

mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat

mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian siswa berarti orang, anak yang

sedang berguru (belajar, bersekolah).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa adalah anak

yang bersekolah untuk mengembangkan diri mereka. Jadi, peserta didik dalah

orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,

minat, dan kemampuanya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta

memiliki kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya.

16
3. Kompetensi Guru

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat (10)

dinyatakan tegas bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas dan keprofesionalan”. Wujud profesional

atau tidak tenaga pendidik diwujudkan dengan sertifikat pendidik.Dalam pasal 1

ayat (12) ditegaskan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan

yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.

Pemberdayaan seluruh potensi anak didik hanya dapat dilakukan bila guru

memiliki kemampuan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam bidang ilmu

yang dilakoninya.Suatu hal yang menggambarkankualifikasi disebut kompetensi.

Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam

dua konteks, yaitu sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada

perbuatanyang diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif,

17
afektif, dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh

(Kunandar,2018).

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat merangsang

aktivitas belajar anak didik.Karena itu, guru dituntut untuk memiliki sejumlah

kompetensi agar dapat menyelenggarakan pembelajaran yang efektif. Kompetensi

guru yang dimaksud mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang didapat melalui pendidikan

profesi (Kunandar,2018). Dengan demikian, maka kompetensi dasar

profesionalisme guru ditunjukkan dengan kompetensi pedagogiknya, kempetensi

kepribadiannya, kompetensi sosialnya, dan kompetensi profesionalismenya.

Kompetensi guru merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru mulai

dari tingkat pra sekolah, tingkat dasar, dan tingkat menengah dapat dikategorikan

pada dua kategori; kompetensi umum dan kompetensi khusus.Kompetensi umum

adalah kemampuan dan keahlian yang harus dimiliki oleh setiap guru pada setiap

jenjang pendidikan.Sedangkan kompetensi khusus adalah kemampuan dan

keahlian yang harus dimiliki secara khusus oleh tenaga pendidik tertentu sesuai

dengan jenjang dan jenis pendidikan yang ditekuni.

Macam-Macam Kompetensi Guru yaitu :

18
a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan keterampilan atau kemampuan yang

harus dikuasai oleh seorang guru dalam melihat karakteristik siswa dari berbagai

aspek kehidupan, baik itu moral, emosional, maupun intelektualnya.Implikasi dari

kemampuan ini tentunya dapat terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai

prinsip-prinsi belajar, mulai dari teori belajar hingga penguasaan bahan ajar

(Tanzil & Assoclates. 2014). Kompetensi pedagogik berkaitan langsung dengan

penguasaan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu yang lain berkaitan dengan

tugasnya sebagai guru. jadi, seorang calon guru harus memiliki latar belakang

pendidikan keguruan yang relevan dengan ilmu keilmuannya.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan

penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam proses pembelajaran.

Kompetensi ini paling tidak berhubungan dengan, yaitu :

1) Menguasai karakteristik peserta didik

2) Menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran

3) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,

memanfaatkan tujuan intruksional khusus untuk

kepentingan pembelajaran

5) Memfasilitasi pengembangan kompetensi peserta didik

19
6) Berkomunikasi secara efektif empatik dan santun dengan

peserta didik

7) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil

belajar

8) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk

kepentingan pembelajaran

9) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Kemampuan ini sangat menentukan keberhasilan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Adapun kompensi pendagogik khusus untuk guru SD/MI dapat dirincikan

sebagai berikut:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teoritis belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu

4) Mengembangkan pembelajaran yang mendidik

20
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran

6) Memfasilitasi pengembangan kompetensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran (Ika,2014).

b. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.28Jadi

dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik mengedepankan sentuhan sosial.

Artinya kemampuan sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk

sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru

berprilaku santun, mampu berkomunikasi dengan berinteraksi dengan lingkungan

21
secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.

kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik

dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua atau

wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah dimana pendidik itu tinggal, dan

dengan pihak-pihak berkepentingan dengan sekolah. Kondisi objektif ini

menggambarkan bahwa kompetensi sosial guru tampak ketika bergaul dan

melakukan interaksi sebagai profesi maupun sebagai masyarakat, dan kemampuan

mengimplementsikan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, berwibawa, dewasa, arif, menjadi teladan bagi

peserta didik, serta berakhlak mulia.Kompetensi kepribadian ini menjadikan guru

sebagai teladan bagi siswa, serta memiliki akhlak yang mulia. Jadi seorang guru

diharuskan memiliki kepribadian matang dan profesional sehingga siswa

mencontoh apa yang ada pada diri seorang guru.

Menurut Syaiful kepribadian adalah sebagai sesuatu yang abstark sukar

dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan

ucapan ketika menghadapi suatu persoalan (Sayful,2009). Sedangkan menurut

Zuyina bahwa kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib dan

22
keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan

oleh individu (Zuyina,2010).

Kepribadian adalah suatu ciri yang dapat dilihat pada seseorang melalui

tingkah laku yang dilakukan oleh individu. Menurut Chaeruddin dalam bukunya

mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan seorang guru

yang berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian (Chaeruddin,2009). Sedangkan

menurut Mappanganro dalam bukunya mengemukakan bahwa kompetensi

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, serta mnejadi

tauladan peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian guru adalah

kemampuan seorang guru yang berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian berupa

kompetensi kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan bijaksana serta

menjadi teladan terhadap peserta didik.

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan

dasar pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.Ia

akan disebut profesional jika ia mampu menguasai keterampilan teoritik dan

praktik proses pembelajaran serta mengaplikasikannya secara nyata.

23
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa, masalah kompetensi profesional guru

merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam

jenjang pendidik (Syahrudin,2011). Profesional menjadi kemutlakan yang harus

dipenuhi oleh tenaga pendidik. Karena dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005, “profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar umum atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi”. Kemudian pada pasal 7 ayat (1) profesi

guru merupakan bidang pekerja yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai

berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesi.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan menganut prinsip belajar sepanjang hayat.

24
8. Memiliki jaminan perlindugan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan, dan

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas profesional guru.

Sehubungan dengan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah.

Oleh karena itu menjadi seorang guru hendaknya berusahaan meningkatkan

kualitas kompetensi yang dimilikinya, karena kebutuhan akan pendidikan terus

meningkat serta kesadaran dari guru tersebut dengan tugasnya dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik sehingga tujuan dari pendidikan bisa

tercapai.

Sebagai guru yang profesional guru harus memiliki kompetensi keguruan

yang dimana tampak pada kemampuannya menerapkan sejumlah konsep, asas

kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah strategi maupun

pendekatan pengajaran yang menarik, interaktif, disiplin, dan jujur. Guru yang

bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan

yang efektif dan efisien.Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa

untuk mengoptimalkan prestasinya dalam rangkai pencapaian standar pendidikan

yang ditetapkan. Kompetensi profesional menurut Usman (2004) meliputi :

25
1) penguasaan terhadap landasan kependidikan, didalam

kompetensi ini termasuk :

a) memahami tujuan pendidikan,

b) mengetahui fungsi sekilah dimasyarakat,

c) mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan;

2) menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami

dengan baik materi pelajaran yang diajarkan. Penguasaan

terhadap materi pokok yang ada pada kurikulum maupun

bahan pengayaan;

3) kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup

kemampuan menetapkan kompetensi belajar,

mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan

strategi pembelajaran; dan

4) kemampuan menyusu perangkat penilaian hasil belajar dan

proses pembelajaran.

Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi profesional

kependidikan.Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan (performance)

yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan

tugas-tugas kependidikan.Mengenai prangkat kompetensi profesional biasanya

dibedakan profil kompetensi yaitu mengacu kepada berbagai aspek kompetensi

26
yang dimiliki seorang tenaga profesional pendidik dan spektrum kompetensi yaitu

mengacu kepada variasi kualitatif dan kuantitatif.

Pengertian kompetensi diatas, merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh setiap guru.Kompetensi tersebut dikembangkan berdasarkan analisis

tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru. Keempat kompetensi

tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan guru dalam

memberikan pengajaran kepada siswa melalui pengembangan kompetensi profesi.

Pada dasarnya, kompetensi merupakan kemampuan atau kecakapan

seorang guru dalam menjalankan tugas profesinya. Selain dari kompetensi dasar

guru yang harus dimiliki oleh seorang guru, maka guru juga harus memiliki

kompetensi intelektual, merupakan seperangkat pengetahuan yang ada dalam diri

individu yang sangat diperlukan dalam menunjang berbagai aspek kinerja guru.

Kompetensi fisik, merupakan suatu kempetensi yang diperlukan untuk menunjang

pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai macam situasi. Kemampuan

pribadi, merupakan kemampuan individu dalam berprilaku untuk mewujudkan

dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas

dan pemahaman diri.Kompetensi sosial, merupakan perangkat prilaku tertentu

yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan

dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif, yang

meliputi kemampuan interaktif dan pemecahan social dan Kompetensi spiritual

27
yang merupakan suatu penghayatan, pemahaman, serta pengalaman mengenai

kaidah-kaidah keagamaan.

Dengan demikian dapat diyakini bahwa kompetensi guru harus mengikuti

unsur-unsur kompetensi yang telah dijelaskan sebelumnya jika ingin memperoleh

hasil belajar yang memuaskan terhadap siswa atau peserta didik, dimana seorang

guru harus mengembangkan profesinya sebagai pendidik dan tenaga pengajar.

Keberadaan guru dalam pembelajaran sangat penting artinya, guru merupakan

seperangkat penguasaan kemampuan yang ada dalam dirinya agar dapat

menunjukkan kinerja secara tepat dan efektif.

Menjadi seorang guru minimal harus mempunyai keahlian khusus yang

distandarkan secara kode etik keprofesian karena guru adalah tombak pengentas

kebodohan.Bahkan guru adalah mata rantai dan pilar pradaban yang mampu

menterjemahkan pengalaman siswa sehingga mampu membawa perubahan dari

generasi yang pada gilirannya menuju kemajuan suatu masyarakat ataupun

bangsa. Generasi yang diharapkan adalah generasi yang memiliki akhlak yang

baik dan kepribadian yang matang dalam menyongsong masa depan di masa yang

akan datang, sehingga tidak menjadikan generasi yang hanya dapat meresahkan

masyarakat yang ada di sekitarnya.

28
4. Eksistensi Pendidikan Sejarah

Pendidikan sejarah adalah proses pembelajaran tentang peristiwa masa

lalu dan pengaruhnya terhadap perkembangan manusia dan masyarakat.

Pendidikan sejarah bertujuan untuk memberikan pemahaman dan apresiasi

terhadap sejarah, serta mempromosikan nilai-nilai kritis dan kewarganegaraan

yang penting untuk keberhasilan di masa depan.

Pendidikan sejarah dapat diberikan pada berbagai tingkat pendidikan,

mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pada tingkat dasar, siswa

belajar tentang sejarah nasional dan dunia, sementara pada tingkat yang lebih

tinggi, siswa mempelajari topik-topik yang lebih mendalam dan kompleks.

Pendidikan sejarah juga melibatkan pengembangan keterampilan kritis,

seperti kemampuan untuk menganalisis sumber sejarah, menafsirkan peristiwa

masa lalu, dan mengevaluasi argumen dan bukti-bukti yang terkait dengan

sejarah. Hal ini penting untuk membantu siswa memahami sejarah secara lebih

holistik dan kritis, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis

yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pendidikan sejarah juga dapat membantu siswa membangun

identitas dan rasa bangga terhadap warisan budaya dan sejarah mereka sendiri.

Pendidikan sejarah yang baik dapat membantu siswa memahami bahwa sejarah

adalah bagian dari kehidupan mereka dan dapat memberikan wawasan yang

29
bermanfaat tentang masa depan. Pendidikan sejarah memiliki eksistensi yang

sangat penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam pembentukan

karakter dan identitas bangsa.

B. Kerangka Berpikir

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat (10)

dinyatakan tegas bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas dan keprofesionalan”. Wujud profesional

atau tidak tenaga pendidik diwujudkan dengan sertifikat pendidik. Dalam pasal 1

ayat (12) ditegaskan “sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan

yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.

Kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru akan sangat membantu para

peserta didik untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal. Tanpa adanya

kompetensi yang baik dari seorang guru, akan menghambat semangat peserta

didik dalam belajar karena gurunya tidak mampu memahami keadaan dan kondisi

peserta didik sehingga terkadang peserta didiknya kurang semangat dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan

penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam proses pembelajaran. Dalam

kompetensi pedagogik, guru tidak hanya menguasai materi, konsep, dan pola

30
piker keilmuan yang sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai. Namun hal yang

paling penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam kompetensi

pedagogik adalah pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan,

motivasi dan dorongan. Jadi seorang guru harus mempu memahami keadaan dan

kondisi peserta didik dalm proses pembelajaran, sehingga yang disampaikan

bukan hanya materi pembelajaran saja, namun yang paling penting adalah

memberikan dorongan dan semangat terhadap peserta didik untuk pembentukan

karakter yang baik.

Kompetensi sosial sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.Jadi

dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik mengedepankan sentuhan sosial.

Artinya kemampuan sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk

sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru

berprilaku santun, mampu berkomunikasi dengan berinteraksi dengan lingkungan

secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, berwibawa, dewasa, arif, menjadi teladan bagi

peserta didik, serta berakhlak mulia.

31
Kompetensi kepribadian ini menjadikan guru sebagai teladan bagi siswa,

serta memiliki akhlak yang mulia. Jadi seorang guru diharuskan memiliki

kepribadian matang dan profesional sehingga siswa mencontoh apa yang ada pada

diri seorang guru.

Kopetensi profesional merupakan kemampuan, keahlian, kecakapan dasar

pendidik yang harus dikuasai dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

Seornag guru yang profesional harus menguasai keahlian dan keterampilan

teoritik dan praktik dalam proses pembelajaran serta mengaplikasikannya secara

nyata ketika proses pembelajaran itu berlangsung. Prestasi menurut kamus pintar

bahasa Indonesia adalah hasil belajar yang telah dicapai.

Hasil belajar siswa adalah kemampuan atau keterampilan yang dimiliki

oleh siswa setelah melalui suatu proses pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat

diukur dengan berbagai cara, seperti ujian, tugas, presentasi, observasi, dan

penilaian kinerja. Hasil belajar siswa dapat diukur secara kuantitatif maupun

kualitatif.

Hasil belajar siswa adalah tujuan akhir dari proses pendidikan. Tujuan

pendidikan adalah untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi individu yang produktif, memiliki

pemikiran kritis dan kreatif, serta memiliki nilai-nilai yang baik. Oleh karena itu,

32
hasil belajar siswa harus mencerminkan kemampuan siswa dalam memahami dan

menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Penting untuk dicatat bahwa hasil belajar siswa bukan hanya tentang nilai

atau angka yang diperoleh siswa di dalam kelas. Hasil belajar siswa juga

mencakup kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah

dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan siswa dalam

mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang berguna dalam

kehidupan mereka di masa depan.

Guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang

sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah. Tujuan lembaga

sekolah dapat dicapai secara maksimal apabila tenaga guru memiliki kompetensi

yang dapat menunjang prestasi belajar siswa. Keberhasilan belajar peserta didik

merupakan bagian dari kompetensi yang dimiliki seorang guru yang diaplikasikan

dalam proses belajar mengajar, sehingga kompetensi-kompetensi guru memiliki

hubungan dengan peningkatan peserta belajar peserta didik.

33
Proses Belajar

Kompetensi Guru Siswa

Hasil Belajar

34
C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka jawaban sementara (hipotesis) terhadap permasalahan di atas adalah:

Hₒ : Berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh

Kompetensi Guru Sejarah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X

Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Manado.

Hₐ : Berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Kompetensi

Guru Sejarah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Atas Negeri 9 Manado.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

35
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

a. Jenis dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penulis

mengambil penelitian asosiatif kuantitatif karena mempertanyakan hubungan atau

pengaruh antar 2 variabel atau lebih. Hubungan 2 variabel atau lebih dalam

penelitian ini yaitu pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa.

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 9 Manado di Kota Manado Provinsi

Sulawesi Utara.Peneliti mengambil lokasi di sekolah ini karena tempatnya sangat

strategis.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pendekatan pedagogik, yaitu ilmu yang mempelajari masalah

membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia

mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya.

b. Pendekatan psikologis, yaitu pendekatan yang berdasarkan pada

tingkah laku peserta didik.

36
c. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian (Suharsini,2002). sedangkan menurut Sugiono, populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan (Sugiono,2008). Sedangkan menurut Sukardi dalam bukunya

menyatakan bahwa populasi pada prinsipnya semua anggota kelompok manusia,

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan

secara menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian (Sukardi,2003).

Berdasarkan defenisi populasi di atas maka penulis dapat memahami

bahwa populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang akan diteliti dengan

segala karakteristik tertentu yang dimilikinya. Populasi dalam penelitian ini

adalah guru sejarah SMA Negeri 9 Manado yang berjumlah 8 orang dan siswa

kelas X SMA Negeri 9 Manado yang berjumlah 32 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari unit- unit yang ada dalam populasi yang ciri-

cirinya benar-benar diselidiki. Menurut Suharsini arikunto, bahwa sampel adalah

bagian atau wakil populasi yang diteliti dan dinamakan sampel apa bila kita

bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian (Suharsini,2002). Begitu juga

37
dengan yang dikemukakan oleh Sugiono bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2008).

Berdasarkan jumlah populasi siswa yang besar dan berdasarkan pada

tujuan penelitian yaitu melihat prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 9

Manado, maka cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (purposif sampling)

(Sugiono,2013). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah guru

Sejarah SMA Negeri 9 Manado yang berjumlah 8 orang dan siswa kelas X SMA

Negeri 9 Manado yang berjumlah 32 orang dijadikan sampel jenuh artinya semua

populasi dijadikan sampel.

d. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan sebuah data. Untuk mendapatkan data yang akurat dan ilmiah,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Tahap persiapan : Tahap ini penulis menyiapkan segala hal yang

dibutuhkan dalam penelitian, misalnya penulis membuat persiapan

dalam hal adminitrasi seperti surat izin penelitian mulai dari tingkat

fakultas, Gubernur, Bupati, diknas dan selanjutnya kelembaga yang

menjadi lokasi penelitian yaitu SMA Negeri 9 Manado.

38
b. Tahap pengumpulan data : Dalam pelakanaan pengumpulan data, yang

lazim dipakai dalam penulian ilmiah yaitu field Research (penelitian

lapangan). Penelitian lapangan yaitu metode yang di gunakan dalam

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan penelitian langsung

dilapangan terhadap masalah penelitian, dalam hal ini digunakan

tehnik sebagai berikut ;

1) Observasi, yaitu peneliti mengadakan studi awal sebelum

penelitian di lakukan secara resmi, artinya penelitian

mengadakan pengamatan terlebih dahulu dengan hal- hal yang

akan di angkat dalam penyajian Kompetensi Guru Sejarah dan

Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA

Negeri 9 Manado.

2) Wawancara, yaitu cara mengumpulkan data melalui tanya

jawab sepihak yang dilaksankan secara sistemtais dan

berlandaskan pada tujuan penyelidikan (Damopoli,2012).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga jika

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

39
3) Angket yang berupa pertanyaan kepada seluruh responden

yang menjadi objek penelitian, adapun yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Negeri 9

Manado.

4) Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data–data yang

telah ada seperti dokumen-dokumen tertulis dalam hubunganya

dengan data yang di butuhkan dalam penelitian ini

e. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1. Analisis Statistik Deskriptif :

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiono,2013). Tujuan penelitian deskriptif adalah

untuk membuat penjelasan sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat sampel tertentu.

Penggunaan statistik deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk menjawab

permasalahan pertama dan kedua. Pada data statistik deskriptif ini, disajikan

dengan tabel distribusi frekuensi melalui penjelasan sebagai berikut :

40
a. Rentang (RT) adalah nilai terbesar dikurangi nilai terkecil.

RT = NT – NR

Keterangan :

RT = Rentang

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Rendah (Sugiono,2016)

b. Banyak kelas interval

Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log n

n = Banyaknya data

c. Panjang kelas interval

Rentang 1
Panjang kelas (P) =
banyak kelas

d. Menghitung rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus :

∑f i x
X = i

∑f i

Dengan :

X : Rata-rata variabel

1
Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistik, h. 99.

41
fi : Frekuensi untuk variable

xi : Tanda kelas interval variable. (Sugiono,2016)

e. Menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus :

SD
√ ∑ f i (x i−x)
n−1

Keterangan :

SD : Standar Deviasi

fi : Frekuensi untuk variable

xi : Tanda kelas interval kelas

X : Rata-rata

n : Jumlah Populasi (Sugiono,2016)

42
f. Mengkategorikan

Tabel 1 Pedoman kategorisasi

Tingkat Pencapaian Kategori

0-45 Rendah

46-60 Kurang

60-80 Sedang

81-95 Tinggi

96-100 Sangat Tinggi

2. Analisis Statistik inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

(Sugiyono,2013). Statistik inferensial dipergunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan analisis Korelasi Pearson Product Moment (r).

a. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara pengaruh kompetensi guru

terhadap prestasi belajar siswa digunakan analisis korelasi product moment.

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

43
Untuk keperluan tersebut digunakan analisis korelasi Product Moment ( r xy

).

n ∑ x i y i−( ∑ x i ) ( ∑ y i )
Rumus : r xy.
√ {n ∑ x −( ∑ x ) 2 }{n ∑ x −( ∑ y ) 2 }
i i i i

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi variabel x dengan variabel y

Xy : jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y

x : jumlah nilai setiap item

y : jumlah nilai konstan

n : jumlah subyek penelitian (Sugiyono,2013)

Nilai dari koefisien korelasi (r) terletak antara -1 dan +1 (-1≤ r ≤ +1)

§ Jika r = +1, terjadi korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y.

§ Jika r = -1, terjadi korelasi negative sempurna antara variabel X dan Y.

§ Jika r = 0, tidak terjadi korelasi antara variabel X dan Y.

§ Jika 0<r < + 1, terjadi korelasi positif antara variabel X dan Y.

§ Jika -1<r <0, terjadi korelasi negatif antara variabel X dan Y.

(Hasan ,2010)

44
Ho : r xy = 0

Ha : r xy ≠ 0

Hipotesis bentuk kalimat

Ho : berlaku jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh

kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 9

Manado.

Ha : berlaku jika ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh

kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 9

Manado.

Kaidah keputusan :

1. Jika nilai a 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau [0,05 ≤ ,sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada

korelasi.

2. Jika nilai a 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau [0,05 ≥ sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

ada korelasi.

Cara kedua : dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel . Jika

diketahui nilai r hitung ditunjukkan pada tabel correlations sedangkan r tabel (95%)

(dk = n-2).

45
Pedoman untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat

digunakan pedoman dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80-1000 Sangat Kuat (Sugiyono,2013)

46
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Chaeruddin, Profesi Keguruan (Cet. ,2009).

Danim, sudarwan. 2011. Pengantar Pendidikan. Bandung : ALFABETA.

Depdiknas, Pedoman umum sistem Pengujian hasil Kegiatan Belajar.

Diakses dari internet Tanggal 26/November/2014. www. Google. Com.

Eka Prihatin, Manajemen Peserta didik, (Bandung: Alfabeta, 2011).

J. Tanzil & Assoclates. “Kompetensi Pedagogik Khusus untuk Guru”.

http://www.jtanzilco.com. (18 Oktober 2014).

Ika Hardiyana Aksari. “Kompetensi Pedagogik Guru,” http/www.ika

Hardiyana Aksari Kompetensi Pedagogi Guru.htm.(18 oktober 2014).

Janawi, Kompetensi Guru Citra Guru Profesional (Cet. II; Bandung:

Alfabeta, 2011).

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum tingkat satuan

pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2018

Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN Maliki Press, 2011).

47
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Cet. VI; Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2010).

Maulana Akbar Sanjani, Tugas Dan Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan

Belajar Mengajar, Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan Vol.6, No.1, Juni

2020, 35-42

Muhammad Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistik.

Muljiono Damopoli, Idealisasi atau Politisasi Program Pendidikan Gratis

(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012 ).

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Cet, IV;

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)

Nur Illahi, Peranan Guru Profesional Dalam Peningkatan Prestasi Siswa Dan

Mutu Pendidikan Di Era Milenial, Jurnal Asy- Syukriyyah, Vol. 21 |

Nomor 1 | Februari 2020, 1-20

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-

Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013)

Suharsini Arikunto,Prosedur penelitian :suatu pendekatan praktek.

(cet.XIII;Jakarta:Rineka Cipta,2002)

48
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta ,2016.

Sugiyono, metodologi penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013).

Sugiono,metode penelitian pendidikan:pendekatan kuantitatif,kualitatif,dan R

dan D.(Cet. IV ;Bandung: Alfabeta,2008 ).

Sukardi, metode penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya,(Cet.

I;Yogyakarta:Bumi Aksara, 2003).

Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014)

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif:

Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Syahrudin Usman, Menuju Guru Profesional Suatu Tantangan (Cet. I;

Makassar: 2011).

Syaiful Sagala, kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan

(Cet. II; Bandung:alpabeta, 2009).

Syarif Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar

(Surabaya: Usaha Nasional, 1991).

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen

Zuyina Luk Lukaningsih, Perkembangan Kepribadian (Yogyakarta: Nuha

Medika, 2010)

49

Anda mungkin juga menyukai