Anda di halaman 1dari 7

Meningkatkan Kinerja Guru di Masa Pandemi

Desi Roswinda
Email: desi.roswinda88@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pengantar

Pendidikan berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Bagaimana


tidak, dalam dunia pendidikan peran guru sangat menentukan nasib anak bangsa kedepannya.
Dalam dunia pendidikan tidak hanya guru yang berperan, tetapi peserta didik juga memengaruhi
berlangsungnya suatu pendidikan. Guru dan peserta didik merupakan dua hal yang tidak bisa di
pisahkan dalam dunia pendidikan.

Guru juga menjadi penentu kualitas pendidikan suatu bangsa. Ada ungkapan yang
mengatakan bahwa, jika ingin melihat kualitas pendidikan maka lihatlah kualitas gurunya. Tugas
guru bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, namun guru juga harus mengajar,
mendidik, mengayomi, melatih peserta didik agar menjadi orang yang berakhlak mulia, berbudi
pekerti yang baik, dan taat aturan

Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, ia harus bekerja dengan sepenuh hati
untuk menjalani profesi sebagai seorang guru demi mencerdaskan anak bangsa. Menjadi seorang
guru harus mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal.

Guru luar biasa

Guru merupakan salah satu orang yang berjasa terhadap kecerdasan anak bangsa. Sebab,
guru merupakan profesi yang luar biasa dan berhati mulia dalam mendidik serta mencerdaskan
para peserta didik suatu bangsa. Bayangkan jika tidak ada jasa guru, pasti anak bangsa akan
mengalami yang namanya kekurangan ilmu jika tidak memiliki sosok guru yang hebat. Guru
berperan penting terhadap mutu pendidikan suatu negara. Bagaimana tidak, dari jasa gurulah
lahir orang-orang yang hebat hingga saat ini.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2014 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, bahwa guru adalah pendidik profesional, dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah jalur pendidikan formal. (Dewi Safitri,
2019:7)

Pekerjaan sebagai seorang guru merupakan pekerjaan yang luar biasa, hanya orang-orang
terpilih yang mampu menjadi seorang guru yang hebat. Guru juga memiliki hati yang mulia dan
penyabar ketika menghadapi peserta didiknya yang berbagai macam karakter. Menjadi seorang
guru atau berprofesi sebagai seorang guru merupakan suatu hal yang tidak mudah dan sekaligus
hal yang luar biasa yang harus dialami seseorang ketika menjadi guru. Mengajar, mendidik,
mengarahkan, melatih, dan banyak lagi hal lainnya yang harus dilakukan oleh seorang guru
kepada peserta didiknya membuat guru harus memiliki tenaga ekstra baik jasmani maupun
rohaninya. Berhadapan dengan ratusan murid dengan karakter yang berbeda setiap harinya butuh
kesabaran yang ekstra untuk menjadi seorang guru yang profesional.

Kompetensi guru

Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 seorang guru harus memiliki setidaknya 4
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. (Apandi dan Rosdianawati, 2017:9)

1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik dijelaskan dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas yang
membedakan profesi guru berbeda dengan profesi lainnya. Penguasaan kompetensi pedagogik
yang disertai dengan profesional akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didik. (Riswadi, 2019:23-24)
2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian erupakan kompetensi seorang guru dalam bidang kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik. Kepribadian
guru tidak hanya mencakup indikator formal kepribadian seorang guru dalam merencanakan
proses pembelajaran dan mengelola kegiatan pembelajaran, tetapi meliput semua unsur
kepribadian yang dapat dilihat dan mudah dipahami. Guru tidak hanya mengajarkan
pengetahuan kepada anak didiknya tetapi juga mentransfer nilai-nilai kehidupan. (Asrori dan
Rusman, 2020:45)

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara fektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru adalah menyangkut
kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua,
sesama teman, dan tetangga). Artinya kompetensi sosial terkait kemampuan seorang guru
sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. sebagai makhluk sosial guru
berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif
dan mempunyai rasa empati terhadap orang lain. (Asrori dan Rusman, 2020:45-46)

4. Kompetensi profesinal

Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam penguasaan bahan yang
harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab atas tugasnya dan rasa kebersamaan
dengan guru lainnya. Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajran, menilai hasil pembelajran, melakukan bimbingan dan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada pendidikan tinggi. (Asrori dan Rusman, 2020:46-47)

Kompetensi profesional bagi guru merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam meliputi:

a. Konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi materi ajar.


b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c. Hubungan konsep antara pembelajaran terkait.
d. Penerapan konsep-konsep kelimuan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai
budaya nasional. (Sagala, 2017:236)

Kinerja guru

Kinerja merupakan hasil kerja seseorang, baik secara kualitas dan kuantitas dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang ditampilkan dalam perbuatan kerja, prestasi
kerja, ataupun pameran umum keterampilan kerja. Karakteristik seseorang yang memiliki kinerja
yang tinggi yaitu:

1) Berorientasi pada prestasi.


2) Memiliki percaya diri yang tinggi.
3) Memiliki pengendalian diri yang tinggi.
4) Memiliki kompetensi yang baik.

Untuk mencapai kinerja yang tinggi ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Yang pertama faktor
kemampuan pegawai itu sendiri yang mencakup kemampuan potensi dan kemampuan realita.
Yang kedua faktor motivasi yang terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
(Ahmad Susanto, 2016:212)

Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan, dievaluasi dan ditingkatkan kualitasnya
karena guru mengemban tugas profesional, peningkatannya perlu dilakukan oleh pemerintah
maupun guru itu sendiri. (Shilphy, :46)

Menurut Wawan (2012 dalam Shilphy 2019:46-47) ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru di Indonesia antara lain:

1. Meningkatkan kesehjateraan guru.


2. Memberikan diklat dan pelatihan yang up date tentang ilmu pengetahuan agar guru bisa
berkembang kompetensinya dan bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang
saat ini terjadi.
3. Melakukan pengawasan dan penilaiab kerja guru secara menyeluruh.
4. Membentuk mental guru, dalam arti menanamkan kembali paradigma bahwa guru adalah
pekerjaan yang mulia yang dalam menjalankan tugasnya dilandasi dengan panggilan jiwa
secara ikhlas.
5. Lebih memperketat proses rekrutmen guru baru.
6. Meningkatkan kinerja guru melalui peningkatan pemanfaatan teknologi informasi yang
sedang berkembang saat ini dan mendorong guru untuk menguasainya.

Selain itu, kinerja guru dalam konteks sekarang ini memerlukan perubahan ke arah yang
inovatif. Kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi
pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. (Shilphy, 2019:47)

Apalagi kinerja guru pada saat pandemi seperti saat ini. Para guru kewalahan melakukan
proses pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Bagaimana tidak, guru yang biasanya hanya
butuh bahan ajar berupa buku, namun saat pandemi para guru tak jarang harus membuat video
materi pembelajaran agar berlangsungnya proses belajar mengajar.

Para guru atau pendidik juga harus menggunakan teknologi pada saat pembelajaran
berlangsung karena diadakannya pembelajaran jarak jauh. Misalnya menggunakan aplikasi
google clasroom, aplikasi zoom, aplikasi google meet, dan semacamnya untuk melaksanakan
pembelajaran secara daring.

Situasi saat pandemi membuat para tenaga kependidikan mau tidak mau harus melaksanakan
pembelajaran secara daring. Hal ini membuat para pendidik terutama pendidik senior atau
berusia lanjut yang kurang memahami tentang teknologi atau gagap teknologi harus bersusah
payah menyesuaikan diri agar tetap melaksanakan pembelajran secara daring. Para guru harus
meningkatkan kinerjanya pada saat pandemi seperti sekarang.

Selain peningkatan kinerja guru, sikap dan motivasi belajar pada siswa juga mempengaruhi
berlangsungnya proses pembelajaran. Sikap dan motivasi belajar yang tinggi pada siswa
diharapkan dapat membantu dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal. Para ahli psikologi
telah banyak menjelaskan bahwa sikap dan motivasi belajar yang tinggi berpengaruh pada
intensitas belajar yang tinggi.
Meningkatnya sikap dan motivasi belajar peserta didik diharapkan agar hasil belajar siswa
juga meningkat. Usaha untuk mengetahui tingkat peran sikap dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar khususnya pada pelajaran bahasa Indonesia, perlu dilakukan pengamatan dan analisis
terhadap sikap dan motivasi belajar tersebut. Diketahuinya sikap dan motivasi belajar siswa,
mempermudah para guru atau pihak sekolah dalam merumuskan berbagai strategi yang patut
direncanakan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar, terutama pelajaran bahasa
Indonesia.

Penutup

Guru merupakan profesi yang luar biasa, tidak semua orang bisa menjadi seorang guru
yang profesional. Menjadi guru haruslah didasari ilmu pengetahuan. Artinya, pekerjaan sebagai
seorang guru tidak bisa diberikan pada orang yang tidak memiliki dasar tentang ilmu keguruan.
Setidaknya guru memiliki empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogis, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Menjadi guru artinya harus sanggup menghadapi berbagai karakter manusia pada suatu
sekolah. Hal ini tentu lumayan sulit bagi orang yang tidak memiliki latar belakang tentang ilmu
keguruan.

Referensi

Apandi, Idris dan Sri Rosdianawati. 2017. Guru Profesional Bukan Guru Abal-Abal.
Yogyakarta: Deepublish

Asrori dan Rusman. 2020. Clasroom Action Research. Jawa Tengah: CV Pena Persada

Octavia, Shilphy Affriatresna. 2019. Sikap dn Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta:


Deepublish

Safitri, Dewi. 2019. Menjadi Guru Profesional. Tembilahan: PT Indonesia Dot Com

Sagala, Syaiful. 2017. Human Capital. Depok: KENCANA


Susanto, Ahmad. 2016. Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta Timur: Prenada Media

Riswadi. 2019. KOMPEENSI PROFESIONAL GURU. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia

Zulhafizh, Atmazaki, & Syahrul, R. (2013). Kontribusi Sikap dan Motivasi Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, 1(2), 14.

*Data penulis

Desi Roswinda, lahir di Pematang 03 Juli 2000. Anak kedua dari pasangan Herwin dan Rosneli.
Ia dibesarkan di Sukamaju, Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Proninsi Riau.
Ia merupakan alumni dari TK Pertiwi, SD 004 Sukamaju, SMPN 1 Batang Peranap, dan SMA
Negeri 1 Peranap. Semua jenjang pendidikan dari TK hingga SMA ia selesaikan ditempat ia
dibesarkan.
Saat ini ia sedang menempuh pendidikan strata satu disalah satu Perguruan Tinggi Negeri
dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau. Ia diterima di Universitas Riau melalui jalur PBUD (Penelusuran
Bibit Unggul Daerah). Ia telah menerbitkan 4 antologi karya sastra bersama rekannya yang
berjudul Tinta, Prasasti Usang, Panca Rona dan Dian Malam.

Kontak:
Hp/WA: Hp 0822-4603-2180 / WA 0852-6589-0315
Email: desi.roswinda88@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai