Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana ISSN 26866404

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang http://pps.unnes.ac.id/prodi/prosiding-pascasarjana-unnes/

Kualitas Guru di Indonesia


Audi Hifi Veirissa
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Corresponding Author: audihifi@gmail.com

Abstrak. Bangsa Indonesia perlu berbenah dari segi sumber daya manusia (SDM). Untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut,
diperlukan pendidikan. Guru sebagai bagian dari sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam membimbing kualitas roda
pendidikan. Oakes (dalam Slamet, 1991:16) menegaskan bahwa mutu sekolah dan mutu pengajaran bergantung pada mutu guru. Karena
sekolah yang baik adalah guru yang baik. Jika sekolah di Indonesia memiliki guru yang berkualitas, pendidikan nasional juga akan berkualitas.
Guru memiliki posisi yang strategis untuk menentukan arah pendidikan nasional.Karena guru merupakan tulang punggung pendidikan, maka
kualitas guru harus selalu ditingkatkan. Guru dianggap sebagai figur sentral dalam pendidikan, karena perannya dalam menggerakkan dan
memfasilitasi pembelajaran. Kualitas guru di Indonesia dapat ditinjau dari 2 aspek, yaitu berkaitan dengan kesejahteraan guru di Indonesia
dan kompetensi guru di Indonesia. Dilihat dari kesejahteraan guru di Indonesia masih jauh dari kata cukup. Banyak guru yang sudah sejahtera
namun masih jauh lebih banyak guru yang belum mendapatkan kesejahteraan mereka. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang kompetensi
guru, di Indonesia masih terdapat banyak guru yang kompetensinya kurang memadai. Inkompetensi pengajar pada antaranya terjadi lantaran
rendahnya minat belajar, membaca, menulis & membuat karya media pembelajaran. Dua aspek ini saling berkaitan, kompetensi guru masih
kurang karena diantaranya tingkat kesejahteraannya yang masih dibawah cukup.
Kata kunci: pendidikan, guru, kualitas.

Abstract. We need to improve our human resources. To improve human resources, education is needed. Teachers as part of the education
system play a very important role in guiding the quality of education. Oakes (in Slamet, 1991:16) asserts that the quality of schools and the
quality of teaching depend on the quality of teachers. The good schools are the good teachers. If schools in Indonesia have quality teachers,
The quality of national education will also be great. Teachers have a strategic position to determine the direction of national education.
Because teachers are the backbone of education, the quality of teachers must always be improved. Teachers are considered as central figures
in education, because of their role in mobilizing and facilitating learning. The quality of teachers in Indonesia can be viewed from two aspects,
related to the welfare of teachers in Indonesia and teacher competence in Indonesia. If we see from the welfare of teachers in Indonesia, it is
still far from sufficient. Many teachers are already prosperous but there are still many more teachers who have not received their welfare.
Meanwhile, if we look from the teachers’ competence, in Indonesia there are still many teachers whose competence is inadequate. The
incompetence of teachers, among others, occurs due to low interest in learning, reading, writing & making learning media works. These two
aspects are interrelated, the competence of teachers is still lacking because among them the level of welfare is still below sufficient.
Key words: education, teachers, quality.

How to Cite: Veirissa, A. H. (2021). Kualitas Guru di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana, 2021, 267-272.

PENDAHULUAN merancang bagaimana proses pembelajaran menerapkan


Pendidikan merupakan proses yang sangat strategis strategi yang fleksibel, metode penilaian yang
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga transparan, dan kegiatan yang dapat memotivasi siswa
harus dilakukan secara profesional. Oleh karena itu, untuk terlibat secara aktif. Selain itu, kepala sekolah juga
guru sebagai salah satu pelaku pendidikan harus menerima umpan balik dari siswa atas proses
profesional. Oleh karena itu, keberadaan guru dalam pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga
proses pendidikan dapat bermakna bagi masyarakat memungkinkan berkembangnya suasana berpikir kritis,
dan bangsa. beretika, berakhlak mulia dan kolaborasi, komunikasi dan kreativitas sesuai dengan
berkepribadian.Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa karakter yang dibutuhkan di era 4.0.
masa depan masyarakat, bangsa dan negara sangat Bangsa Indonesia perlu berbenah dari segi sumber
ditentukan oleh guru. daya manusia (SDM). Untuk meningkatkan sumber daya
Guru dianggap sebagai figur sentral dalam manusia tersebut, diperlukan pendidikan. Seperti yang
pendidikan, karena perannya dalam menggerakkan tertuang dalam UU no. 20/2003 (UU, 2003) tentang
dan memfasilitasi pembelajaran. Guru juga harus sistem pendidikan nasional dan ditegaskan bahwa tujuan
memiliki peran sebagai akademisi, peneliti dan siswa pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan kualitas
seumur hidup. Hal ini mendukung perannya dalam manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
pengawasan yang efektif terhadap proses belajar bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mengajar. Saat ini, guru tidak lagi bertindak seperti mulia, berkepribadian. , mandiri, maju, tangguh, cerdas,
“tahap uji coba”, seperti memahami pembelajaran kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional,
yang berpusat pada guru. Guru adalah fasilitator yang bertanggung jawab, sehat jasmani dan rohani. Dengan
merumuskan tujuan tersebut, selain pendidikan di
267
Audi Hifi Veirissa | Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021): 267-272
Indonesia, peningkatan kualitas sumber daya manusia Karena sekolah yang baik adalah guru yang baik. Jika
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sekolah di Indonesia memiliki guru yang berkualitas,
(IPTEKS) juga membentuk karakter bangsa Indonesia. pendidikan nasional juga akan berkualitas. Guru
Pada akhirnya, manusia Indonesia yang berkualitas memiliki posisi yang strategis untuk menentukan arah
dan berkepribadian dapat terbentuk.Kepribadian ini pendidikan nasional. Karena guru merupakan tulang
akan memberikan warna khas pada bangsa Indonesia. punggung pendidikan, maka kualitas guru harus selalu
Beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk ditingkatkan, menurut Sudarno dkk. (1998) guru yang
memastikan tujuan pendidikan dapat segera tercapai, berkualitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
antara lain reformasi sektor pendidikan, pembaharuan 1. Mengembangkan sumber belajar.
kurikulum, reformasi guru sebagaimana disyaratkan Guru mampu mengembangkan sumber belajar
oleh Peraturan Menteri Negara yang membidangi dengan menggunakan potensi diri, siswa, sekolah
reformasi administrasi dan reformasi birokrasi nomor dan lingkungan. Potensi diri, siswa dan sekolah,
16 tahun 2009 tentang fungsional. jabatan guru dan misalnya dengan menciptakan sumber belajar
nilai kredit (Permenpan, 2009). Dimana terdapat secara individu atau kelompok, menggunakan
Pedoman Kegiatan PKB. Yang dimaksud dengan PKB lingkungan sebagai sumber belajar.
(Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) adalah 2. Menciptakan kelas kondusif.
pengembangan keterampilan guru yang dilakukan Menciptakan dan memelihara suasana kelas agar
sesuai kebutuhan, secara bertahap dan kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
berkesinambungan untuk meningkatkan secara efektif dan efisien. Kelas dirancang
profesionalismenya. sedemikian rupa sehingga siswa bersemangat
Peningkatan kesejahteraan guru tidak serta merta untuk belajar.
meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, 3. Menciptakan kelas interaktif.
tingkat kesejahteraan guru harus memiliki efek Menciptakan kelas interaktif dengan berbagai
domino pada mentalitas mengajar mereka. Aspek teknik interaksi, yaitu:
mentalitas dan moralitas ini erat kaitannya dengan etos a. interaksi satu arah, misalnya ketika guru
kerja. Hasilnya adalah pola pikir yang rendah dengan memberikan pelajaran atau memberikan informasi,
etos kerja yang tidak bisa dibanggakan. Peningkatan b. interaksi dua arah (two-way interaction),
mutu pendidikan juga harus dimulai dengan misalnya ketika ada tanya jawab antara guru dan
peningkatan etos kerja penyelenggara terkait di murid atau sebaliknya,
lembaga pendidikan.Tegasnya, jika tingkat c. Interaksi kompleks misalnya terjadi antara guru
kesejahteraan tenaga kependidikan yang tinggi dengan siswa atau sebaliknya, dan interaksi antara
ditingkatkan, penerapan disiplin yang ketat juga siswa berlanjut dengan guru atau sebaliknya.
menjadi barometer yang harus selalu digunakan. Ini 4. Melaksanakan teknik kuis.
juga merupakan tantangan yang sulit bagi semua Waktu pemberian kuis dilakukan pada tahap
pihak, terutama bagi guru untuk berubah. perilaku tertentu. Kuis ini dapat digunakan sebagai alat
mereka dari etos kerja biasa menjadi etos kerja yang evaluasi sekaligus alat pemantau daya serap siswa.
sangat tinggi. Selain itu, dapat digunakan untuk memotivasi
Sejak awal mentalitas guru melihat lahirnya UU belajar siswa, agar siap setiap saat. Dengan ini
Guru dan Dosen hanya sebagai tumpuan harapan dan diharapkan penguasaan materi oleh pembelajar
janji peningkatan pendapatan di masa depan tanpa semakin baik. Pemberian kuis dilakukan secara
memperhatikan implikasinya. tidak akan berubah, insidental. Artinya kuis diberikan secara tiba-tiba
bahkan jika guru sudah sejahtera. Pola pikir guru yang tanpa pemberitahuan kepada siswa.
semata-mata didasarkan pada orientasi kesehatan 5. Memanfaatkan media belajar.
termasuk pola pikir yang salah dan dapat Pemanfaatan ini mengacu pada penggunaan atau
membawanya pada sikap yang salah juga. penciptaan. Jika sekolah telah ada media, guru
Kesejahteraan yang akan dicapai hanyalah tinggal menggunakan. Jika belum ada, guru dapat
konsekuensi logis dari kemampuannya menjalankan membuat media sederhana.
tugasnya secara profesional, yaitu semangat guru 6. Pengembangan media belajar.
untuk mengabdi secara penuh. Karena setelah bekerja Apabila di sekolah itu belum ada media belajar
secara profesional, kesejahteraan akan datang dengan yang dikehendaki guru, guru secara kreatif
sendirinya, dan bukan sebaliknya. membuat media belajar sendiri atau memanfaatkan
potensi lingkungan sekolah. Guru dapat membuat
HASIL DAN PEMBAHASAN media berupa: papan panel, kartu kantong, kartu
Guru sebagai bagian dari sistem pendidikan bergambar, dsb.
memegang peranan yang sangat penting dalam 7. Pemanfaatan sumber belajar
membimbing kualitas roda pendidikan. Oakes (dalam Sumber belajar yang dimaksud bersifat wajib
Slamet, 1991:16) menegaskan bahwa mutu sekolah (misalnya buku MGMP, Paket, dsb.), buku
dan mutu pengajaran bergantung pada mutu guru. penunjang, narasumber, dsb.
268
Audi Hifi Veirissa | Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021): 267-272
8. Memanfaatkan potensi lingkungan sekolah sama atau guru mata pelajaran serumpun, misalnya
sebagai sumber belajar. guru-guru matematika, guru-guru bahasa Inggris
Hal ini sejalan dengan Semiawan (1992:96-98) dan bahasa Indonesia, guru-guru IPA (fisika,
bahwa sekolah mempunyai empat jenis sumber kimia, biologi), guru muatan lokal dsb. Jika ada
belajar yang terdapat di lingkungannya. Keempat persaingan dan pergaulan yang tidak sehat.
sumber belajar itu adalah: Hubungan antara guru menjadi tidak harmonis.
a. lingkungan fisik sekitar sekolah, misalnya 13. Melakukan diskusi dan kolaborasi dalam
halaman, kebun, perikanan, lapangan olah raga, organisasi profesi.
taman, bentuk gedung, ruang, dsb. Wadah yang tepat untuk kegiatan ini disebut KKG
b. Barang-barang ini dapat dimodifikasi sebagai untuk jenjang SD dan MGMP untuk jenjang SMP.
sumber belajar. Tentu saja ini membutuhkan Tujuan organisasi ini untuk meningkatkan kualitas
daya kreativitas guru, misalnya karton-karton pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran
dibuat alat peraga berupa, wayang, susuna ini dengan berbagai cara antara lain:
gambar terpotong, dsb. Botol untuk tempat a. Di KKG atau MGMP akan dibahas berbagai hal
tumbuhan atau ikan, dsb. yang dialami guru dalam pembelajaran atau
c. masyarakat di sekeliling sekolah, misalnya di pembuatan perangkat pembelajaran.
masyarakat itu berkembang industri kecil, b. Pengayaan atau pengembangan bahan ajar.
kerajinan, dapat untuk belajar ekonomi, c. Peningkatan dan pengembangan media
pelajaran kerajinan. pembelajaran.
d. Peristiwa peristiwa yang terjadi di masyarakat. d. KKG atau MGMP merupakan wahana diskusi
Contoh lain guru IPS (ekonomi) menyuruh siswa untuk memecahkan masalah bidang studi.
untuk mengamati kegiatan di pasar yang e. Melalui KKG atau MGMP, kompetensi guru
berdekatan dengan sekolah. Kemudian hasil dapat ditingkatkan.
amatan itu didiskusikan bersama di dalam kelas. 14. Aktif dan produktif.
9. Memilih strategi motivasi Aktif ini mengacu pada keikutsertaan dalam
Motivasi siswa perlu senantiasa dibangun oleh berbagai peristiwa yang berkaitan dengan tugasnya
guru agar prestasi belajar dapat ditingkatkan, sebagai guru (seminar, lokakarya, LKG, dsb.).
baik pemberian motivasi intrinsik maupun Produktif mengacu pada pembuatan karya nyata
ekstrinsik seperti karya ilmiah, buku pegangan, diktat,
10. Membimbing siswa untuk berkarya. penelitian, karya ilmiah populer, dsb.
Pada pendidikan masyarakat madani, siswa 15. Mengembangkan materi.
harus aktif, kreatif, produktif. Aktif Guru mampu mengembangkan dirinya dan
memperhatikan materi yang diajarkan dan menyesuaikan dengan perkembangan IPTEKS.
bertanya, menjawab, diskusi, dsb. Kreatif artinya Guru harus mau dan mampu mengikuti
tidak tergantung yang diberikan guru. Produktif perkembangan ilmu jika ingin maju dari segi
yaitu siswa dapat menghasilkan karya yang keilmuan dan ketrampilan demi keberhasilan siswa.
berarti bagi diri sendiri, sekolah, atau masyarakat 16. Melakukan penelitian.
yang membutuhkan karya itu. Depdiknas banyak memberikan stimulus kepada
11. Menciptakan suasana kelas yang kompetitif. guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
Konsentrasi, motivasi, kepekaan terhadap gejala diri, pengembangan publikasi ilmiah, dan/atau
yang terjadi di lingkungan bagi siswa, dapat karya inovatif, hasil penilaian kinerja guru
ditingkatkan dengan cara menciptakan suasana dikonversikan menjadi angka kredit yang
yang kompetitif. Di dalam kelas itu terdapat diperlukan, untuk kenaikan jabatan fungsional
persaingan bebas untuk berlomba meraih guru sebagaimana ditetapkan dalam Permenneg
prestasi terbaik. PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
a. menjalin interaksi edukatif antara guru dengan 2009 (Wahyu, 1997). Melalui penetapan angka
siswa atau siswa dengan siswa, kredit yang objektif, transparan, dan akuntabel
b. memberi penghargaan kepada siswa yang terhadap unsur-unsur tersebut akan dapat
berhasil atau berprestasi mencerminkan korelasi yang signifikan antara
12. Melakukan diskusi dan kolaborasi antar teman kenaikan jabatan fungsional guru dengan
sejawat meningkatkan profesionalitasnya. Dengan kata
Untuk meningkatkan kompetensi guru, guru lain semakin tinggi jabatan fungsional seorang
perlu melakukan diskusi antar teman sejawat. guru, seharusnya semakin meningkat
Diskusi adalah kegiatan untuk saling bertukar profesionalitas guru tersebut. Guru dapat
pikiran, pengalaman, dan di dalamnya memanfaatkan proyek atau kegiatan yang
diperbolehkan beradu argumentasi untuk dilaksanakan pihak terkait
mengambil keputusan. Teman sejawat adalah
sekelompok orang yang memiliki profesi yang
269
Audi Hifi Veirissa | Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021): 267-272
Kesejahteraan Guru di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, maka
Salah satu hal yang menjadi persoalan klasik yang guru menjadi tidak bisa maksimal dalam memberikan
selama ini belum terpecahkan terkait kualitas guru pengajaran kepada para siswa-siswanya karena mereka
adalah kesejahteraan guru. Sebagai pembanding saja bisa jadi juga mencari pekerjaan sampingan untuk
bahwa kita tahu jika di Indonesia gaji guru tertinggi itu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
adalah guru yang sudah berstatus Pegawai Negeri
Sipil. Jika dibandingkan dengan guru Non-PNS atau Kompetensi Guru di Indonesia
guru Honorer maka akan sangat jauh sekali. Guru Guru merupakan komponen terpenting dalam sistem
Honorer di Indonesia saat ini masih ada yang pendidikan secara keseluruhan yang perlu mendapat
mendapat gaji sebesar Rp 150.000. perhatian yang sebesar-besarnya, dan sosok ini akan
Di Indonesia guru PNS dibagi menjadi empat mendapat sorotan strategis dalam masalah pendidikan,
golongan, masing-masing golongan akan dibagi-bagi karena guru selalu dikaitkan dengan n komponen
lagi. Saat ini untuk golongan I dibayar 480 ribu sampai pendidikan. sistem Pendidikan. mempunyai peran yang
dengan 2,5 juta per bulan. Sedangkan untuk golongan sangat strategis dalam upaya pencapaian tujuan
tertinggi atau golongan IV dibayar 2,8 juta sampai pembangunan di tingkat nasional khususnya di bidang
dengan 5,6 juta per bulan. Disini saya akan pendidikan, sehingga harus dikembangkan sebagai
membandingkan gaji guru PNS golongan III/a untuk praktisi yang layak dan profesional.
lulusan S1/DIV. Gaji guru PNS di Indonesia golongan Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator
III/a saat ini mendapat bayaran sebesar Rp 2.456.700 yang dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang
per bulan. Ini baru gaji pokoknya saja, berarti jika dinilai kompeten secara profesional. Kompetensi guru
ditambah dengan tunjangan-tunjangan lainnya maka merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
akan lebih besar. Tunjangan yang dapat diterima guru keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
PNS di Indonesia ada banyak sekali, seperti : menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi
tunjangan pangan, tunjangan jabatan umum, tunjangan guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman
jabatan fungsional, dan sebagainya. Jika dijumlahkan terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
gaji pokok PNS golongan III/a beserta dengan gaji pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
tunjangannya adalah sekitar Rp 3.000.000 sampai Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus
dengan Rp 3.500.000 per bulan. Kemudian jika guru memiliki empat kompetensi yaitu:
yang bersangkutan mendapatkan tunjangan Sertifikasi 1. Kompetensi profesional, yaitu kecakapan
maka akan ditambah lagi gajinya menjadi 5.500.000 seorang guru dalam mengimplementasikan hal-
sampai dengan Rp 6.000.000 per bulan. Jika dilihat hal yang terkait dengan profesionalisme yang
sekilas memang lumayan besar kalau memang terlihat dalam kemampuannya mengembangkan
memperoleh gaji Rp 6.000.000. Dan perlu Anda tahu tanggung jawab, melaksanakan peran dengan
gaji tersebut untuk golongan III/a saja dan beda lagi baik, berusaha mencapai tujuan pendidikan, dan
jika golongannya sudah naik. melaksanakan perannya dalam pembelajaran di
Malaysia kelas.
Di Malaysia, profesi guru sangat dihormati dan 2. Kompetensi pedagogik yaitu menguasai dan
kesejahteraannya diperhatikan oleh pemerintah. Gaji memahami karakter serta mengidentifikasi
minimal guru di Malaysia adalah RM 1.200 per bulan potensi dan kesulitan belajar siswa. Guru juga
atau Rp 3.860.220, sedangkan gaji rata-rata guru di harus mampu mengembangkan kurikulum
Malaysia bisa mencapai RM 6.982 per bulan atau Rp sehingga mampu membuat rancangan
22.460.047 per bulan. pembelajaran yang menarik dan memanfaatkan
Thailand teknologi dan informasi untuk kepentingan
Sama seperti di negara ASEAN lainnya yang pendidikan.
sangat menghargai jasa guru, di Thailand guru digaji 3. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam
dengan tarif yang menarik, upah minimum THB berinteraksi dengan siswa, orang tua siswa, rekan
21.950 per bulan atau Rp 8.402.241 dan rata-rata gaji seprofesi dan lingkungan, baik secara langsung
guru. di Thailand bisa mencapai sekitar Rp 31.988 maupun tidak langsung.
THB per bulan atau setara dengan Rp 12.244.687. 4. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan
Hal ini sangat berbeda dengan guru di Indonesia, menjadi teladan akan sikap sikap positif.
walaupun sekarang ada tunjangan sertifikasi guru.
Belum semua guru merasakan kesejahteraan tersebut. Siswa memiliki keinginan agar mereka lebih mudah
Sekarangpun masih ada guru honorer yang telah dalam memahami pelajaran. Hal ini bisa terlaksana
mengabdi selama 34 tahun belum juga diangkat apabila guru memiliki kemampuan berikut ini:
menjadi pegawai negeri. Ironis memang 1. Mampu melibatkan peserta didik dalam proses
kedengarannya tapi semua itu fakta yang terjadi dan pembelajaran, mampu memperlakukan mereka
dirasakan oleh Pahlawan Tanpa Tanda Jasa kita. Jika secara adil dan mampu membedakan perbedaan
gaji guru di Indonesia masih banyak yang belum cukup setiap peserta didik
270
Audi Hifi Veirissa | Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021): 267-272
2. Mampu menguasai bidang ilmu yang mengevaluasi pengajaran dengan cermat, juga dapat
diajarkan, dan mengaitkannya dengan melaksanakan pengembangan diri secara kreatif dan
pelajaran lain serta menghubungkannya produktif. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya
dengan dunia nyata pendidikan mulai tampak. Walaupun sekolah itu
3. Mampu menciptakan, memperkaya dan biayanya mahal atau tidak harus sekolah negeri jika
menyesuaikan metode mengajar yang menarik hasilnya outputnya memuaskan, tetap akan menjadi
minat siswa pilihan. Namun, sayang sekali sekolah yang demikian itu
sedikit jumlahnya dan hanya orang-orang cukup biaya
Dalam banyak analisis tentang kompetensi saja yang mampu menyekolahkan putra-putrinya ke
keguruan, aspek kompetensi kepribadian dan sana. Etos kerja guru sangat menentukan dalam mutu
kompetensi sosial umumnya disatukan. Rincian pendidikan di sekolah seperti telah dikatakan oleh
kompetensi personal sosial yang disarankan dalam Oakes. Otonomi sebagian manajemen sekolah akan
uraian ini adalah: memberikan peluang ke arah kebijakan kenaikan mutu
a. Mampu menghayati serta mengamalkan nilai sekolah. Sangat dimungkinkan tahun-tahun pertama
hidup (nilai moral dan keimanan) guru harus penuh perjuangan, tetapi apabila mutu
b. Jujur dan bertanggung jawab membaik calon siswa yang baik akan datang dengan
c. Mampu berperan menjadi pemimpin sendirinya.
d. Bersikap bersahabat, terampil berkomunikasi Guru yang memiliki kompetensi di atas rata-rata atau
e. Mampu berperan aktif dalam pelestarian dan lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) dengan nilai minimal
pengembangan budaya 80 tak lebih dari 30 persen. Kondisi tersebut sangat
f. Mampu bersahabat dengan siapapun tanpa memprihatinkan mengingat peran guru dalam upaya
menghilangkan prinsip dan nilai hidup yang diyakini membangun mutu sumber daya manusia sangat strategis.
g. Mampu berperan dalam kegiatan sosial tak hanya guru, 70 persen dari total kepala sekolah juga
h. Bermental sehat dan stabil belum memiliki kompetensi standar. Penilaian tersebut
i. Mampu tampil secara pantas dan rapi didasarkan pada data hasil UKG. Yakni, pada 2015 nilai
j. Kreatif dan penuh perhitungan rata-rata guru secara nasional untuk guru TK sebesar
k. Mampu bertindak tepat tepat waktu dalam relasi 43,74 poin. Guru SD 40,14 poin, guru SMP 44,14 poin
sosial dan profesionalnya dan guru SMA 45,38 poin. Ia menyatakan, sampai pada
l. Mampu menggunakan waktu luang secara UKG 2017, nilai rata-rata belum mencapai 70
bijaksana dan produktif poin. Guru-guru yang kompeten memang banyak.
Menurut Samana (1994:61-68), 10 kemampuan Namun jauh lebih dominan adalah guru- guru yang
dasar guru adalah sebagai berikut: tak kompeten.
1. Guru dituntut menguasai bahan ajar Inkompetensi pengajar pada antaranya terjadi
2. Guru mampu mengelola program belajar lantaran rendahnya minat belajar, membaca, menulis &
mengajar membuat karya media pembelajaran. Pengajar malas
3. Guru mampu mengelola kelas buat mengikuti organisasi profesi sebagai akibatnya
4. Guru mampu menggunakan media dan sumber tidak mempunyai motivasi buat menaikkan
pembelajaran kemampuannya. Meningkatkan kompetensi pengajar
5. Guru menguasai landasan landasan pendidikan sebagai tugas akbar pemerintah. Pasalnya, pengajar-
(Ilmu Pendidikan, Psikologi Pendidikan, pengajar pada wilayah masih poly yg belum tersentuh
Administrasi Pendidikan dan Filsafat sang training secara berkala. Kesejahteraannya pun
Pendidikan) masih kurang berdasarkan cukup. Pengajar akan
6. Guru mampu mengelola interaksi belajar bertransformasi berdasarkan inkompeten sebagai
mengajar kompeten tatkala nasib & kesejahteraan pengajar secara
7. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa holistik telah sangat baik. Jika profesi pengajar sebagai
untuk kepentingan pengajaran profesi yg menjanjikan, terhormat & sejahtera maka
8. Guru mengenal fungsi dan program pelayanan sejumlah generasi terbaik akan menentukan sebagai
bimbingan dan penyuluhan pengajar. Dari sinilah UKG & kompetensi pengajar akan
9. Guru mengenal dan mampu ikut serta dalam mulai sinkron harapan.
penyelenggaraan administrasi sekolah
10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian KESIMPULAN
pendidikan dan mampu menafsirkan hasil Kualitas guru di Indonesia dapat ditinjau dari 2 aspek,
penelitian pendidikan demi kepentingan yaitu berkaitan dengan kesejahteraan guru di Indonesia
pengajaran. dan kompetensi guru di Indonesia. Dilihat dari
Jika unsur-unsur pendidikan memadai serta kesejahteraan guru di Indonesia masih jauh dari kata
didukung oleh guru yang sejahtera, mutu pendidikan cukup. Banyak guru yang sudah sejahtera namun masih
dapat ditingkatkan. Guru seharusnya dapat membuat jauh lebih banyak guru yang belum mendapatkan
persiapan yang rinci, melaksanakan dengan tertib, dan kesejahteraan mereka. Sedangkan jika dilihat dari sudut
271
Audi Hifi Veirissa | Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (2021): 267-272
pandang kompetensi guru, di Indonesia masih terdapat
banyak guru yang kompetensinya kurang memadai.
Inkompetensi pengajar pada antaranya terjadi lantaran
rendahnya minat belajar, membaca, menulis &
membuat karya media pembelajaran. Dua aspek ini
saling berkaitan, kompetensi guru masih kurang
karena diantaranya tingkat kesejahteraannya yang
masih dibawah cukup.

REFERENSI
Andriani, D. E. (2010). Mengembangkan
Profesionalitas Guru Abad 21 Melalui Program
Pembimbingan Yang Efektif. Manaj. Pendidik,
6(02), 78-92,.
Chatib, M. (2014). Gurunya Manusia. Mizan
Pustaka.
Hull, G. A. (1989). Research on Writing:Building a
Cognitive and Social Understanding of
Composing (L. B. Resnick, Ed.).
Ismail, M. I. (2010). Kinerja dan Kompetensi Guru
dalam Pembelajaran. J. Lentera Pendidik, 13(1),
44-63,.
Krishna, A. (2007). Self Empowerment- Seni
Memberdaya Diri bagi Para Pendidik dan
Pemimpin. Penebar Swadaya.
Kunandar. (2010). Guru Profesional, Cetakan ke-6.
Raja Grafindo Persada.
Masrukin, M. (2009). Upaya Pembaharuan
Pendidikan Menuju Masyarakat Madani dalam
Warta IKIP.Yogyakarta: IKIP.
Selvi, K. (2010). Teachers’ competencies. Cultura-
International Journal of Philosophy of Culture
and Axiology, 7(1), 167–175.
Slavin, R. (2017). Educational Psychology: Theory
and Practice (12th ed., Vol. 34, Issue 7).
Pearsons.
Suhana, C. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran.
Refika Aditama.
Tirtarahardja, U. (1996). Pengantar Pendidikan.
Rineka cipta.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Departemen
Pendidikan Republik Indonesia.
Usman, M. U. (2003). Menjadi Guru Profesional.

272

Anda mungkin juga menyukai