Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017

TUGAS, PERAN KOMPETENSI DAN TANGGUNGJAWAB


MENJADI GURU PROFESIONAL

Nuri Ramadhan
MIS Ad Dakwah Kabanjahe
Corresponding author: nuri_ramadhan@yahoo.co.id

Abstrak
Guru merupakan salah satu faktor utama bagi keberhasilan pendidikan. Karena itu tidak mengherankan jika setiap adanya inovasi
pendidikan, khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia selalu bermuara pada faktor guru. Dalam
upaya membelajarkan siswa guru dituntut memiliki multi peran, tugas, kompetensi dan tanggungjawab agar menciptakan kondisi
Pembelajaran yang Aktif,Kreatif,Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Dalam hal pembelajaran, guru dituntut mampu meningkatkan
kesempatan belajar bagi siswanya dan meningkatkan mutu mengajarnya secara signifikan. Guru profesional adalah seseorang yang
profesinya mengajar dan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang tugasnya sebagai pendidk-pengajar. Guru Profesional
memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas keprofesionalannya secara tepat guna dan berhasil guna dengan menjalankan tugas
utamanya sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Guru profesional dituntut memiliki kompetensi guru seperti yang dituangkan
dalam UUGD Nomor 14 Tahun 2005 yaitu: Kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional dan Kompetensi Sosial. Sikap profesional
guru terwujud dalam bentuk berperilaku, bertindak terpuji dan teruji dalam melaksanakan tugas keprofesiannya, serta mampu
mengendalikan dirinya yang terekspresi melalui sikap mental spiritual, sehingga selalu berbuat berdasarkan nilai-nilai moral, prinsip-
prinsip hidup, dan berperilaku religius sesuai agama dan kepecayaan yang dianutnya. Guru dituntut mampu menjalankan tugas-tugas
utamanya yaitu: Tugas Profesi/Professional, Tugas Kemanusiaan dan Tugas Kemasyarakatan. Guru harus dapat menjalankan peran
utamanya yaitu: Peran guru sebagai pendidik-pengajar, sebagai Admimnistrator sekolah, Sebagai Pribadi, dan Peran Guru Sebagai
Psikologis. Guru professional dituntut memiliki tanggungjawab intelektual, profesi, sosial, moral-spiritual,dan tanggung jawab pribadi. Guru
harus selalu mawas diri, meningkatkan kemampuan dengan belajar dan terus belajar, memgikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui pelatihan, seminar,lokakarya dan workshop guna menigkatkan pengetahuan dan terus mengasah kemampuan professi,
menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan sebaik-baiknya hingga menjadi “guru professional”.

Kata kunci : peran, tugas, kompetensi, tanggungjawab, guru profesional

PENDAHULUAN
Berbicara mengenai guru merupakan suatu tofik yang sangat menarik diperbincangkan, karena guru merupakan
sumber kunci keberhasilan pendidikan. Disebut menarik karena jika guru sukses mengajar, maka kemungkinan besar anak
didiknya akan sukses pula. Kemendiknas (2001);Tilaar (2002;) mengindikasikan bahwa guru adalah figur inspirator dan
motivator dalam mengukir masa depan suatu bangsa. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak
didiknya, maka guru akan menjadi kekuatan pesertadidik dalam mengejar cita-cita hidupnya di masa depan. Thondike
(1989) mengatakan :“Not any one Country can be build the Nation never investment of Education”. Tidak satu bangsapun
dapat membangun bangsanya tanpa membangun/ menginvestasikan pendidikan terlebih dahulu.
Sebagai pendidik, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen penting pendidikan lainnya. Tanpa
keterlibatan aktif guru, pendidikan tidak akan bearti apa-apa dan kosong dari materi, esensi, dan substansinya. Sehebat dan
secanggih apapun suatu metode, kurikulum, visi misi, dan financial yang disediakan bagi suatu lembaga pendidikan, jika
guru/dosennya pasif dan tidak kreatif, maka kualitas lembaga pendidikan itu akan merosot, yang berujung pada
kehancuran. Sebaliknya, selemah dan sejelek apa pun sebuah kurikulum, visi misi,dan kekuatan financial, jika gurunya
inovatif, progresif, dan produktif,maka kualitas lembaga pendidikan itu akan maju pesat, mutu pendidikanpun akan
meningkat serta kualitas suatu lembaga pendidikan itu akan meningkat.
Secara hirarkis, guru memiliki; “Tugas, Peranan, Kompetensi dan Tanggungjawab” terhadap peserta didiknya.
Peran guru tidak akan bisa tergantikan oleh elemen apapun walaupun dengan mesin canggih sekalipun. Karena tugas guru
menyangkut pembinaan sifat, mental, spiritual manusia sebagai peserta didik yang menyangkut berbagai asfek kehidupan
manusiawi yang unik dalam arti pribadi peserta didik itu berbeda antar satu dengan yang lainnya.

PEMBAHASAN
Tugas Guru
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kontek ini
guru dimaknai sebagai figur seorang pemimpin, sosok arsitektur yang dapat membentuk keperibadian dan watak peserta
didik, mempunyai kekuasaan fundamental untuk membentuk dan membangun keperibadian peserta didik menjadi manusia
yang berguna bagi agama, nusa, bangsa dan kehidupan sosial. (John Dewy) menyebutkan ”Education is the fundamental
method of social progress and reform” Pendidikan adalah metode yang fondamental bagi kemajuan sosial dan reformasi.
http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
369
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017

Sebagai pendidik-pengajar, guru bertugas mempersiapkan generasi muda bangsa yang dapat membangun diri dan
Bangsanya demi kelestarian dan keberlanjutan hidup suatu bangsa dan Negara.Artinya guru berperan sebagai arsitektur
untuk membentuk pola manusia seperti apa yang akan dibangun dimasa depan (The future of the world is the hand of
educated people).Secara umum tugas guru adalah mendidik. Mendidik merupakan rangkaian dari proses belajar-mengajar,
memberikan dorongan, memuji, memberi contoh dan membisakan peserta didik. Kemendiknas (2000) mengindikasikan
bahwa: Tugas utama guru antara lain adalah: (a) Tugas guru sebagai pengajar (Intruksional). Sebagai pengajar
(intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun dan
melaksanakan penilaian setelah progam/proses belajar mengajar dilaksanakan; (b) Tugas guru sebagai pendidik
(Edukator). Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas membimbing, mengarahkan peserta didik untuk mencapai tingkat
kedewasaan dan berkepribadian sempurna; dan (c) Tugas guru sebagai pemimpin (Managerial). Sebagai pemimpin, guru
bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang menyangkut upaya perencanaan,
pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, dan pengontrolan, atas progam yang dilakukan.

Peran Guru
Dalam menjalankan tugas ke-profesiannya guru memiliki multi peran. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar,
secara singkat dapat dipaparkan sebagai berikut; (1) Peran Guru Sebagai Organisator. Dalam konteks sebagai
organisator ini guru memiliki peran pengelolaan kegiatan akdemik, menyusun tata tertib sekolah,menyusun kalender
pendidikan/ akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasi kan, agar dapat mencapai efektifitas dan efisiensi belajar
mengajar yang signifikan. (2) Peran Guru Sebagai Demonstrator. Sebagai demonstrator, lecturer/pengajar,guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan,materi ajar dan senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
yang dimilikinya. Salah satu yang harus diperhatikan guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus
belajar dan terus belajar. Seorang guru hendaknya terampil merumuskan Perangkat pembelajaran sesuai dengan rambu-
rambu kurikulum yang berlaku. Guru juga hendaknya memahami dirinya sebagai sumber belajar serta terampil
menyampaikan “informasi” kepada peserta didik. Sebagai pengajar guru juga harus membantu perkembangan peserta didik
agar dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan kepadanya. (3) Peran Guru
Sebagai Pembimbing. Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah
adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap,terampil, berbudi pekerti luhur dan
berakhlak mulia. Tanpa bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru.Tetapi semakin dewasa,
pererta didik semakin berkurang ketergantungannya kepada guru. Bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat
diperlukan pada saat peserta didik belum mampu mandiri. (4) Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas. Peran guru sebagai
pengelola kelas (learning manager), hendaknya diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar.
Lingkungan belajar diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar turut menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut
dapat menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat menantang dan
merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan
kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas amat tergantung pada banyak faktor, antara lain faktor guru, hubungan pribadi
antara peserta didik di dalam kelas, serta suasana di dalam kelas. (5) Peran Guru Sebagai Fasilitator. Sebagai fasilitator
guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar bagi peserta didik. Lingkungan
belajar yang tidak menyenangkan, suasana rung kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang tersedia, menyebabkan peserta didik ngantuk dan malas beraktivitas/belajar.Oleh karena itu menjadi tugas guru
sebagai fasilitator menyediakan fasilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan Pembelajaran, yang Aktif, Kreratif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM) peserta didik. (6) Peran Guru Sebagai Mediator. Peran guru sbagai mediator, dimana guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pembelajaran merupakan sarana
yang sangat urgen dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru
tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan dan pembelajaran, tetapi juga harus memiliki keterampilan
memilih,menggunakan serta mengusahakan media pembelajaran yang baik. Ada tiga macam kegiatan yang dapat
dilakukan oleh peran guru sbagai mediator, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik,
mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan dan antar peserta didik. (7) Peran
Guru Sebagai Inspirator. Peran guru sebagai inspirator, menuntut kemampuan guru memberikan inspirasi bagi kemajuan
belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. sebagai inspirator guru hendaknya dapat
memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik
bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk belajar tersebut tidak selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori
belajar, dari pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tetapi
bagaimana mengeliminir kalaupuntidak menghilangkan sama sekali masalah yang dihadapi oleh Peserta didik. (8) Peran
Guru Sebagai Informator. Peran guru sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi peserta didik. Untuk
menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan masalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan
http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
370
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017

yang akan diberikan kepada peserta didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan peserta didik
dan mengabdi untuk anak didik. (9) Peran Guru Sebagai Motivator. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong
anak didik agar semangat dan aktif belajar. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi
anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator dapat memberikan motivasi
pada peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam
interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran social, menyangkut
performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri. (10) Peran Guru Sebagai Korektor. Peran guru sebagai korektor
menuntut guru bisa membedakan mana nilai yang baik, dan mana nilai yang buruk, mana nilai positif dan mana nilai negatif.
Kedua nilai yang berbeda ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah dimiliki peserta
didik dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum peserta didik masuk sekolah. Latar belakang kehidupan peserta
didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural masyarakat di mana peserta didik tinggal cepat atau lambat akan
mewarnai kehidupan peserta didik. Semua Nilai yang baik harus dipertahankan dan semua nilai yang buruk harus
disingkirkan dalam jiwa dan watak peserta didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan perannya
sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan peserta didik. (11)
Peran Guru Sebagai Inisiator. Peran guru sebagai inisiator, artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan
pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki susuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki,keterampilan penggunaan media
pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi. Guru hendaknya
menjadikan dunia pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari sebelumnya. (12) Guru Sebagai Evaluator.
Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang guru dituntut untuk menjadi seorang penilaian yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyentuh asfek ekstrinsik dan intrinsik, penilaian pada asfek intrinsik lebih diarahkanpada
asfek kepribadian peserta didik,yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini guru harus bisa memberikan penilaian dalam
dimensi yang luas. Penilaian terhadap kepribadian peserta didik harus diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban
siswa ketika mengerjakan ulangan atau diberikan tes. Siswa yang berprestasi belum tentu memiliki kepribadian yang baik.
Penilaian pada hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian siswa agar menjadi manusia susila yang cakap,
demokratis dan bertanggungjawab. Peran guru sebagai evaluator, hendaknya tidak hanya menilai produk (hasil
pembelajaran), tetapi menilai proses (jalannya pembelajaran). (13) Peran Guru Sebagai Supervisor. Sebagai supervisor,
guru hendaknya dapat membentu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Teknik-teknik
supervisi harus dikuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi pembelajaran menjadi lebih baik.
Untuk itu kelebihan yang dimiliki seorang supervisor bukan karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, melainkan
karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, atau karena
memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya. (14) Peran Guru Sebagai
Kulminator. Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga
akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan
setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
(15) Peran Guru Sebagai Administrator Sekolah. Dalam hubungannya dengan administrator, seorang guru perlu
berperan sebagai berilkut: (a) Guru sebagai pengambil inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal
ini berarti bahwa guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya; (b) Guru
Mewakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota suatu masyarakat. guru harus
mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik; (c) Guru sebagai orang yang ahli dalam mata
pelajaran tertentu. Guru bertanggungjawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda berupa ilmu
pengetahuan; (d) Guru sebagai penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. Bertugas dan bertindak
tepat waktu serta tidak menyiakan waktu; (e) Guru sebagai pelaksana administrasi pendidikan. Disamping menjadi
pengajar, guru bertang-gungjawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-
kegiatan administrasi; (f) Guru sebagai pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru. Guru
berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat yang dewasa; dan (g) Guru
sebagai penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan
dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya masalah-masalaha pendidikan. (16) Peran Guru Sebagai Pribadi. Peran
Guru Sebagai Pribadi diilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), bearti guru perlu berperan sebagai berikut: (a) Guru
sebagai petugas sosial, yaitu harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan kemasyarakatan guru
senantiasa sebagai petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya; (b) Guru sebagai pelajar dan ilmuwan,
yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara guru senantiasa belajar untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan; (c) Guru sebagai orang tua, yaitu mewakili orang tua siswa di sekolah dalam pendidikan
anaknya. Sekolah merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga,
guru berperan sebagai orang tua bagi peserta didiknya; (d) Guru sebagai contoh-teladan, yaitu yang senantiasa menjadi
teladan yang baik bagi peserta didik dan masyarakat; (e) Sebagai pencipta keamanan, yaitu senantiasa mencarikan rasa
aman bagi peserta didik. Guru sebagai tempat berlindung bagi peserta didik untuk memperoleh rasa aman. (17) Peran
Guru Sebagai Psikologis. Peran guru secara psikologis adalah sebagi berikut: (a) Guru sebagai Ahli psikologi pendidikan,
yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi; (b) Guru
http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
371
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017

sebagai Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), yaitu orang yang mampu membuat hubungan
antar manusia untuk tujuan tertentu dengan menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan; (c) Guru
sebagai Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan; (d) Guru sebagai Cattalytic agent, yaitu orang yang
mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai innovator; (e) Guru
sebagai Petugas kesehatan mental (mental hugiene worker) yang bertang-gungjawab terhadappembinaan kesehatan
mental khusunya kesehatan mental peserta didik (Moh.Surya, Rochman Natawidjaya, 1994 : 6-7).
Sejatinya tugas guru tidak hanya sebatas yang telah disebutkan di atas, tetapi masih banyak yang menjadi tugas
guru lainnya. Berkenan dengan tugas guru, Roestiyah (2005) menyebutkan bahwa guru dalam mendidik bertugas : (a)
Guru sebagai pewaris kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian kecakapan dan pengalaman-pengalaman; (b)
Guru sebagai Pembentuk kepribadian peserta didik yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara Pancasila; (c) Guru
sebagai penyiapan peserta didik menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang Pendidikan yang merupakan
Keputusan MPR No. II tahun 1983; (d) Guru sebagai Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru
sebagai perantara atau medium, peserta didik harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga
timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap; (e) Guru sebagai guru adalah sebagai pembimbing, untuk
membawa peserta didik kearah kedewasaan, guru bukan maha kuasa, guru tidak dapat membentuk anak menurut
sekehendaknya, tetapi peserta didik dituntut mampu mengembangkan sendiri ilmu pengetahuan yang didapatnya sesuai
dengan prinsip-prinsip CBSA; (f) Guru sebagai berperan sebagai penghubung. Peserta didik nantinya akan hidup dan
bekerja, serta mengabdikan dirinya dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di
bawah pengawasan guru; (g) Guru sebagai penegak disiplin guru menjadi contoh dalam segala hal tata tertib dapat berjalan
bila guru dapat menjalani lebih dahulu; (h) Guru sebagai administrator dan manajer. Disamping mendidik, seorang guru
hendaknya dapat mengerjakan urusan tata usaha sekolah sdsuai dengan bidang ke-profesiannya serta dapat
mengkordinasi segala pekerjaannya secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan; (i)
Guru sebagai pekerja suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, karena itu
guru hendaknya menyadari benar-benar pekerjaanya sebagai suatu profesi yang dipikulkan kepadanya; (j) Guru sebagai
perencana kurikulum. Guru menghadapi peserta didik setiap hari, gurulah yang paling tau kebutuhan peserta didik dan
masyarakat sekitar, karena itu dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh ditinggalkan; (k) Guru sebagai
pemimpin (guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing
peserta didik kearah pemecahan masalah, mengambil keputusan, dan menghadapkan peserta didik pada problem; dan (l)
Guru sebagai sponsor dalam kegiatan peserta didik. Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam
ekstrakurikuler membentuk kelompok belajar dan sebagainya.

Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab guru dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya sekedar dalam hal mengajar atau memajukan
dunia pendidikan di sekolah di tempatnya bertugas, tetapi juga bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat di
sekitarnya untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di daerah
tergantung pada kinerja guru, pengawas sekolah dan komite sekolah, karenanya diharapkan semuanya biasa menjalankan
tugas dengan sebaik-baiknya yang disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah yang diberikan. Guru yang
profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi
maupun metode. Tanggung jawab guru profesional ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh
pengabdiannya. Guru yang professional hendaknya mampu memikul dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai guru
kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Tanggungjawab professional antara lain: (1)
Tanggungjawab Intelektual. Tanggungjawab intelektual diwujudkan dalam bentuk penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya; (2) Tanggungjawab
Profesi/Pendidikan. Tanggungjawab profesi diwujudkan melalui pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan,pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; (3) Tanggungjawab Sosial. Tanggungjawab social: Diwujudkan
melalui kemampuan guru berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama kolega pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar; (4) Tanggungjawab Moral dan Spiritual. Tanggung
jawab spiritual dan moral: Diwujudkan melalui penampilan guru sebagai insan beragama yang perilakunya senantiasa
berpedoman pada ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya serta tidak menyimpang dari norma agama dan moral;
(5) Tanggungjawab Pribadi. Tanggung jawab pribadi : Diwujudkan melalui kemampuan guru memahami dirinya,
mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta mengembangkan dirinya dalam bentuk moral spritual.

Menjadi Guru Profesional


Menjadi Guru Profesional berarti kemampuan guru melaksanakan tugas-tugas pokoknya sebagai seorang pendidik
dan pengajar seperti yang tertuang dalam Pancasila, Pembukaan UUD 2945, UUSPN Nomor 20 Tahun 2003, dan UUGD
Nomor 14 Tahun 2005 : Disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah.
http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
372
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017

Profesional merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dijalankan oleh seseorang serta menjadi sumber pendapatan
untuk kehidupan yang membutuhkan keahlian atau kecakapan khusus yang memenuhi standar mutu pendidikan
profesi. Guru profesional harus mempunyai empat kompetensi guru yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang.
Keempat kompetensi guru tersebut dimaksudkan agar guru yang profesional mempunyai kemampuan dalam menguasai
materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Penguasaan ini meliputi konsep dan struktur, serta metode keilmuan atau
teknologi dan seni yang sesuai dengan materi ajar.
Menjadi Profesional bearti guru harus mempunyai kompetensi kepribadian dimana hal tersebut adalah kemampuan
kepribadian yang stabil dan dewasa, arif, bijaksana, berakhlak mulia dan berwibawa. Seorang guru juga harus mempunyai
kompetensi profesional yang merupakan kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran yang luas dan mendalam.
Kemampuan menguasai materi antara lain tentang konsep dan struktur materi ajar, materi ajar yang ada di dalam
kurikulum, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait. Guru profesional juga harus mempunyai kompetensi sosial yang
merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat.
Profesionalisme guru adalah guru yang memiliki kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud
dalam hal ini merupakan kemampuan guru mengusai materi pelajaran secara luas dan mendalam, termasuk pengusaan
kemampuan akademik lainnya yang berperan sebagai pendukung profesionalisme guru. Kemampuan akademik tersebut
antara lain, memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jenjang dan jenis pendidikan yang sesuai dengan bidangnya.

SIMPULAN
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan menengah. Sikap profesional guru diwujudkan dalam bentuk perilaku dan bertindak serta mengendalikan emosi dan
bersikap rasional. berdasarkan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip hidup, yang religious sesuai agama dan kepecayaan yang
dianutnya.
Tugas utama guru meliputi: Tugas Professional, Tugas Kemanusiaan dan Tugas Kemasyarakatan. Peran guru
meliputi: Peran guru dalam proses belajar mengajar, guru sebagai Administrator, guru Sebagai Pribadi, dan Peran Guru
Sebagai Psikologis.Kompetensi Guru meliputi:Kompetensi Kepribadian,Paedagogik,Profersional, dan Kompetensi Sosial.
Sedangkan Tanggung Jawab Guru meliputi: tanggung jawab intelektual, profesi, sosial, moral-spiritual, dan tanggung jawab
pribadi.
Agar dapat menjalankan tugas, peran dan tanggungjawabnya sebagai pendidik professional guru dituntut
memahami meningkatkan mutu pendidikan, menciptakan pendidikan yang berkualitas, menguasai kompetensi guru,
melaksanakan tanggungjawab, meningkatkan mutu pendidikan melalui; pelatihan, penataran, seminar lokakarya dan
workshop secara berkelanjutan.Semoga bermanfaat.

REFERENSI
Ahmad Tafsir. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Burhanuddin, Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Djamarah dan Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta
Fransiska Agung. 2000. Uraian tentang urgensinya kerja sama antara keluarga, masyarakat dan sekolah Jakarta
Hamalik. 2004. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Cet. III. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Jamal Ma’mur Asmani. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovati,, cetakan VII. Diva Press. Jogjakarta. 2010.
Nana Sudjana. 1999. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194,
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Purwanto M.Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar. 1989. Jakarta: Bina Aksara,dalam Syaiful Bahri Djamalah.
Sadirman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sutari Imam Barnadib. 1993. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Ofset.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.E. Eriadi, Peranan Guru dalam
Pendidikan
Soetjipto, Kosasi Raflis. 2009. Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta
Sudarwan Danim dan H.Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: CV.Alfabeta,
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: PB PGRI, 2006
UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003
Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Rosdakarya.

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976


p-ISSN: 2549-435X
373

Anda mungkin juga menyukai