Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

“GURU SEBAGAI PENDIDIK”


DOSEN PENGAMPUH
Juri, M.Pd

Disusun Oleh
Sarah Anjenie
Nim: 181402659

PERKUMPULAN BADAN KARYA BANGSA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
POGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah- Nya, kami dapat menyelesaikannya Makalah “Guru
Sebagai Pendidik” ini dengan sesuai. Penulisan makalah ini disusun guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Pedagogika. Oleh karena itu, penulisan Makalah
ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif panduan dan menambah
wawasan kita semua.
Tidak lupa pula kami berterima kasih kepada bapak Juri,M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Profesi Kependidikan, yang telah memberikan tugas ini
kepada kami. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan. Kami juga menyadari sepenuhnya di dalam tugas
ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang. Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sintang, 1 Oktober 2020

Sarah Anjenie

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam mempelajari keguruan maka kita tidak akan terlepas dari
pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan
merupakan komponen yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya
terutama pendidik sangat mempunyai peran penting di dalamnya. Dengan
pendidik tersebut, dunia kependidikan dapat menciptakan generasi-generasi
yang intelektual. Ketika kita berbicara tentang pendidik, maka kita tidak akan
terlepas dengan kompetensi dan kualifikasi yang harus ada dalam pendidik
tersebut.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Seseorang dikatakan sebagai guru
atau pendidik tidak cukup “tahu” akan materi yang diajarkan, tetapi pertama
kali ia harus memiliki “ kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat
kedewasaannya. Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban
hubungan guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercermin dalam
sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.
Kepribadian sesungguhnya adalah suatu masalah yang abstrak, sukar dilihat
atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau
bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya,
ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau
masalah, baik yang ringan maupun yang bera.
Oleh karena itu masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat
menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan
anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain, baik tidaknya citra sesorang
ditentukan oleh kepribadian. Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus
menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik”
dan “pengajar” seringkali akan melakukan pekerjaan bimbingan, misalnya
bimbingan belajar, bimbingan tentang sesuatu keterampilan dan sebagainya.

1
Jadi jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan
“membimbing” itu tidak dapat dipisahkan lagi. Sebagai pendidik, guru harus
berlaku membimbing, dalam arti menentukan sesuai dengan kaidah yang baik
dan mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan dengan tujuan yang
dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, ikut memecahkan persoalan-persoalan
atau kesulitan yang dihadapi anak didik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru
Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena
guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan. Menurut Nawawi
(2015: 280) Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya berkewajiban
memberikan pendidikan kepada anak didik. Orang tersebut mungkin
berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz, dosen, ulama dan sebagainya
Guru merupakan unsur penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut
Djamarah (2015: 280) Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat menjadikan
murid-muridnya untuk merencanakan,menganalisis dan menyimpulkan
masalah yang dihadapi.

Guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profesinya


mengajar. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-
tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di
masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya. Guru memang
menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang
menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figure
guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka
agar menjadi orang yang berkepribadian yang mulia. Masyarakat menempatkan
guru pada tempat yang lebih terhormat, karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu
terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu
kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak
semata-mata sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai
“pendidik” yang transfer of values dan sekaligus sebagai “ pembimbing” yang
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan

3
dengan ini guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam
proses belajar-mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak
didik ketaraf yang dicita-citakan. Jadi setiap rencana kegiatan guru harus dapat
didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai
dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Dan tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi
juga diluar sekolah. Pembinaan yang harus guru berikan pun tidak hanya secara
kelompok (klasikal), tetapi juga secara individual. Hal ini menuntut guru agar
selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya. Karena
guru merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-
muridnya, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun
diluar sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang
yang berwewenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina
anak didik, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun
diluar sekolah.
Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan. Menurut Nawawi
(2015: 280) Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya Berkewajiban
memberikan pendidikan kepada anak didik. Orang tersebut Mungkin
berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz, dosen, ulama dan Sebagainya.
Guru merupakan unsur penting dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keilmuan
yang dimilikinya, dia dapat Menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Menyatakan Bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran,melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat di tarik kesimpulan
bahwa pengertian guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik
dan memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain,
sehingga dia dapat menjadikan orang lain menjadi orang yang cerdas. Pendidik

4
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan
B. KODE ETIK GURU
Sudah jelas dijelaskan di atas bahwa guru adalah tenaga profesional di
bidang kependidikan yang memiliki tugas “mengajar”, “mendidik”, dan
“membimbing” anak didik agar menjadi manusia yang berpribadi. Dengan
demikian guru memiliki kedudukan yang sangat penting dang tanggung jawab
yang sangat besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program
pendidikan. Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atau buruknya
suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tangan guru.Sehubung
dengan itu maka guru sebagai tenaga profesional memerlukan pedoman atau
kode etik agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi
pedoman baginya untuk tetap profesional. Setiap guru yang memegang
keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu berpegang pada kode etik
guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah satu ciri yang harus ada pada
profesi itu sendiri.
Kode etik yang mempedomi setiap tingkah laku guru senantiasa sangat
diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah dengan baik,
bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus-menerus memperhatikan dan
mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode etik yang merupakan
pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti akan kehilangan pola
umum sebagai guru. Kode etik berarti sumber etik. Etik artinya tata-susila
(etika) atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan
suatu pekerjaan. Jadi “kode etik guru” diartikan: aturan tata susilakeguruan.
Maksudnya aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-
pekerjaan guru) dilihat dari segi susila. Dalam hal ini kesusilaan diartikan
sebagai kesopanan, sopan, santun, dan keadaban. Adapun rumusan kode etik
yang merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya:
a. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-pancasila. Maksud dari rumusan ini, guru harus

5
mengabdikan dirinya secara ikhlas untuk menuntun dan mengantarkan anak
didik seutuhnya, baik jasmani amupun rohani, baik fisik maupun mental agar
menjadi insan pembangunan yang menghayati dan mengamalkan serta
melaksanakan berbagai aktivitasnya dengan mendasarkan pada sila-sila dalam
pancasila. Guru harus membimbing anak didiknya kea rah hidup yang selaras,
serasi dan seimbang.
b. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing. Berkaitan dengan ini, maka guru
harus mendesain program pengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
setiap diri anak didik. Yang lebih penting lagi guru harus menerapkan
kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan anak didik.
c. Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam memperoleh informasi tentang
anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
Dalam kaitan belajar-mengajar, guru perlu mengadakan komunikasi dan
hubungan baik dengan anak didik. Hal ini terutama agar guru mendapatkan
informasi secara lengkap mengenai diri anak didik. Dengan mengetahui
keadaan dan karakteristik anak didik ini, maka akan sangat membantu bagi
guru dan siswa dalam upaya menciptakan proses belajar-mengajar yang
optimal.
d. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
Guru menciptakan suasana keidupan sekolah, maksudnya bagaimana guru itu
dapat menciptakan kondisi-kondisi optimal, sehingga anak itu merasa perlu
belajar, harus belajar, perlu dididik, dan perlu bimbingan. Usaha menciptakan
suasana keidupan sekolah sebagaimana dimaksud di atas, akan menyangkut
dua hal:
Pertama, yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar di kelas secara
langsung: Pengaturan tata ruang kelas yang lebih kondusif untuk kepentingan
pengajaran. Menciptakan iklim atau suasana belajar-mengajar yang lebih serasi
dan menyenangkan, misalnya pembinaan situasi keakraban di dalam kelas.
Memberi penghargaan dan pemeliharaan semangat kerja. Kedua, menciptakan
kehidupan sekolah dalam arti luas, yakni meliputi sekolah secara keseluruhan.

6
Dalam hubungan ini dituntut adanya hubungan baik dan interaksi antara guru
dengan guru, guru dengan anak didik, guru dengan pegawai, pegawai dengan
anak didik. Dengan demikian memang dituntut adanya ketarlibatan semua
pihak di dalam lembaga kependidikan, sehingga dapat menunjang berhasilnya
proses belajar-mengajar.
e. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolah maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan Masyarakat juga
bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu guru harus
juga membina hubungan baik dengan masyarakat, agar dapat menjalankan
tugasnya sebagai pelaksana proses belajar-mengajar. Dalam hal ini mengandung
dua dimensi penglihatan, yakni masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat
yang lebih luas. Dilihat dari segi masyarakat di sekitar sekolah, bagi guru sangat
penting selalu memelihara hubungan baik, karena guru akan mendapat
masukan, pengalaman serta memahami berbagai kejadian atau perkembangan
masyarakat itu. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai usaha pengembangan
sumber belajar yang lebih mengena demi kelancaran proses belajar-mengajar.
Sebagai contoh guru yang sedang menerangkan sesuatu pelajaran,
kemudian untuk memperjelas dapat diberikan ilustrasi dengan beberapa
perkembangan yang terjadi di masyarakat sekitar. Di samping itu kalau sekolah
mengadakan berbagai kegiatan, sangat memerlukan kemudahan dari
masyarakat sekitar. Selanjutnya kalau dilihat dari masyrakat luas, maka
keterkaitan dan hubungan baik guru dengan masyarakat luas itu akan
mengembangkan pengetahuan guru tentang persepsi kemasyarakatan yang
lebih luas. Misalnya tentang budaya masyarakat dan bagaimana masyrakat
sebagai pemakai lulusan.

C. PERAN GURU
Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Menurut Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti
halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di

7
dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar,
karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk
membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru
mustahil jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara
optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang
selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua
kebutuhannya.Guru, memiliki beberapa peran yang harus di munculkan pada
saat kegiatan belajar mengajar. Menurut Sofan Amri, (2013: 30) Guru memiliki
peran dalam aktivitas pembelajaran, yaitu sebagai :
1. Korektor
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan
Perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah evaluator.
2. Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang
baik.
3. Informator
Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang
Telah di programkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan Teknologi
4. Organisator
Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik
intrakurikuler Maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan
efisiensi anak Didik.
5. Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa
Memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
6. Inisiator
Guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
Pengajaran
7. 7. Fasilitator

8
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak
didik dapat belajar secara optimal
8. Pembimbing
Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi
tantangan maupun kesulitan belajar.

Setiap guru pasti memiliki tugas untuk mengembangkan sebuah materi


pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20,
diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi
pembelajaran,yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah
sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan
bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 40 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidik
dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk :
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Peran seorang guru salah satunya adalah, guru harus menjadi suri tauladan
yang baik bagi anak didiknya. Peranan seorang pendidik menurut Ki Hajar
Dewantara adalah pendidik memiliki peranan seperti berikut ini, Ing ngarso
sung tuladha (jika di depan menjadi contoh), ing madya mangun karsa (Jika
ditengah membangkitkan hasrat untuk belajar), tut wuri handayani (Jika ada
dibelakang memberi dorongan). Selain peranan pendidik seperti di atas,
pendidik di tuntut pula dengan beberapa persyaratan, yaitu : menguasai bahan

9
yang akan diajarkan, memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat
merencanakan dan mengevaluasi suatu program atau unit pelajaran dan
mempunyai minat untuk mengerjakan ilmunya.
Dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah membantu siswa dalam proses
perkembangan diri dan juga pengoptimalan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya selain itu guru berperan penting dalam pengelolaan kelas, salah
satunya guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam
belajar agar kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Guru juga diharapkan
mampu untuk mengembangkan RPP, salah satu elemen penting dalam RPP
adalah sumber belajar, dengan demikian seorang guru di wajibkan untuk dapat
mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Seorang guru
juga harus menjadi suri tauladan yang baik bagi siswanya, memberikan
dorongan untuk belajar dan bisa membangkitkan minat belajar siswanya.
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi
kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya
proses belajar-mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal. Beberapa peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru Sebagai Organisator.
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat
dan menugaskannya) maupun secara moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan
yang menciptakannya).
2. Guru sebagai Demonstrator.
Sebagai demonstrator dan pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Salah satu
yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti
bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan
memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator serta mampu

10
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga apa yang
disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK
serta memahami kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya
sebagai sumber belajar dan terampil dalam memberikan informasi kepada
peserta didik. Sebagai pengajar ia pun harus membantu perkembangan peserta
didik untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan.
Dengan demikian seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai
pengajar dengan baik.
3. Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas, hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta mengorganisasikan
lingkungan sekolah. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan
belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan.Pengawasan terhadap
lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut
menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat
menantang dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa
aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas dan kuantitas belajar
peserta didik di dalam kelas bergantung pada banyak faktor, antara lain ialah
guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam kelas, serta kondisi umum
dan suasana di dalam kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan
dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
5. Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media

11
pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi
dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Guru tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media
pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
serta mengusahakan media itu dengan baik. Untuk menjadi guru perlu
mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis, baik melalui
pre-service maupun inservice training. Pemilihan dan penggunaan media
pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, kemampuan
guru serta minat dan kemampuan peserta didik.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antar
manusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan
tentang bagaiman orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru
dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam
hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu
mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan
gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan positif dengan para
peserta didik.
6. Guru Sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar semangat
dan aktif belajar.
7. Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar
peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus
dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
8. Guru Sebagai Klimator
Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
dan menyenangkan.
9. Guru Sebagai Informator
Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum
10. Guru Sebagai Inisiator

12
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran.
11. Guru sebagai Kulminator
Sebagai kulminator, Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta
didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap
peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya.
12. Guru Sebagai Evaluator
Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu
selama satu periode pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun
oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses belajar-mengajar, guru hendaknya
menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan
apakah materi yang diajarkan selalu cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut
akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan peserta didik terhadap pelajaran, serta ketepatan atau
keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah
untuk mengetahui kedudukan peserta didik di dalam kelas atau kelompoknya.
Dengan penilaian, guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang peserta didik
termasuk kelompok peserta didik yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik
di kelasnya jika dibandingkan dengan teman-temannya.

E. PENGERTIAN PENDIDIK
Kata pendidik berasal dari kata didik yang artinya orang yang mendidik.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan adalah merupsksn salah satu dari tiang
utama untuk bisa terlaksananya pendidikan. Sehingga, kita tidak bisa dipungkiri
lagi bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang
mendidik atau tanpa seorang pendidik. Dalam agama Islam, pendidik adalah
orang-orang yang mempunyai tanggung jawab dalam perkembangan peserta

13
didikdengan upaya mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki oleh
peserta didiknya, seperti potensi afektif, kognitif, dan psikomotorik. Dalam
KamusBesar Bahasa Indonesia, pendidik adalah orang yang mendidik.
Sedangkan secara umum pendidik adalah seseorang yang bertanggung jawab
dalam memberikan pertolongan kepada peserta didiknya untuk hal
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan dan
mampu untuk mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT dan tugasnya sebagai makhluk sosial maupun mahkluk individu.
Sedangkan, dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 39
Ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidik tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan mengabdi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Perlu kita ketahui bahwa antara pendidik dan guru
sebenarnya dua hal yang mempunyai makna berbeda, karena kata pendidik itu
mempunyai makna arti yang lebih luas sedangkan guru mempunyai makna atau
arti yang lebih sempit lagi. Seperti, kata pendidik itu bisa diartikan sebagai
orang yang ahli dalam pendidikan seperti guru, dosen, dan guru besar atau
konselor. Sedangkan kata guru memiliki makna sebagai seseorang yang
mengajar, khususnya disekolah. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar. Membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Pendidik yang pertama dan utama adalah orangtua kita sendiri, dimana
mereka bertanggung jawab terkait kemajuan dan perkembangan anak-anaknya
karena kesuksesan anak sangat tergantung dengan bagaimana cara
pengasuhan , perhatian, dan pendidikan yang diberikan oleh orangtuannya. Di
dalam Al-Qur’an surah At-Tahrim ayat 6 menjelaskan tentang kesuksesan anak
merupakan cerminan dengan kesuksesan orangtuannya juga: artinya
“peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”

14
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkan, membina,
mengembangkan bakat, minat, kecerdasan, akhlak, moral, pengalaman,
wawasan, dan keterampilan peserta didik dan seorang pendidik adalah orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan dan mempunyai wawasan yang luas,
memiliki keterampilan, pengalaman, kepribadian mulia, memahami yang
tersurat dan tersirat, dan menjadi contoh atau model bagi peserta didiknya, dan
tentunya seorang pendidik juga senantiasa untuk membaca dan meneliti,
memiliki keahlian yang dapat diandalkan dan seorang pendidik bisa menjadi
penasehat.
Secara kamus pengertian pendidik adalah orang yang mendidik. Yakni
orang yang memberikan ilmu, pengetahuan baru bagi orang lain secara
kontinyu dan berkesinambungan. Pendidik adalah orang dewasa yang
membimbing anak agar anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan.
Pendidik juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan
sasarannya adalah anak didik. Sedangkan mendidik isyarat pikiran dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengelolaan dan pelatihan. Pendidikan juga berarti proses, cara,
perbuatan mendidik. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tenaga pendidik adalah
orang yang mengatur dalam pendidikan. Contoh tenaga pendidik menurut UU
tersebut adalah:
1. Guru
2. Dosen
3. Konselor
4. Pamong belajar
5. Widyaswara
6. Guru instruktur
7. Fasilitator dan istilah lainnya.
Sedangkan pendidik profesional menurut UU Guru dan Dosen No.14 tahun
2005 adalah orang dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

15
melatih, melatih, menilai dan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Jenis Pendidik
1. Orangtua
Pendidikan pertama anak adalah dari rumah. Sedangkan pendidik
pertama adalah orangtua.Setelah anak lahir, orang tua (ayah dan ibu), secara
wajar dan kodrati mereka menjadi pendidik. Orangtua secara wajar menjadi
pendidik karena pada kenyataannya anak lahir dalam keadaan tidak
berdaya.Ketidakberdayaan anak terutama sekali, yaitu tidak berdaya untuk
dirinya sendiri, dan tidak berdaya untuk mengembangkan diri sendiri. Karena
itu memerlukan bantuan orang lain, dan tentunya harus orang dewasa.

2. Guru
a. Guru adalah mereka yang diberi tugas dan berprofesi menjadi pendidik,
misalnya guru di sekolah. Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa
hal yang harus dimiliki seorang guru: Memiliki kedewasaan.
b. Mampu menjadi teladan bagi murid.
c. Mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya.
d. Mampu mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.
e. Mampu mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.
f. Memiliki pribadi yang terpuji.
g. Dalam UU No 14 tahun 2005 guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Yang dipilih adalah
pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
h. Guru besar atau profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah
jabatan tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan
pendidikan tinggi.
3. Ciri Pendidik

16
1. Berwibawa. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin
mendidik) menggunakan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-
mata didasarkan kepada otoritas yang berwenang.
2. Mengenal anak didik seperti misalnya sifat anak pada umumnya, anak
kelas rendah sifatnya dengan anak usia kelas tinggi, begitu pula secara
khusus setiap anak walau dalam satu kelas dan usia yang tidak jauh
berbeda, sifatnya secara khusus berbeda pula.Untuk itu seorang
pendidik harus mengenal anak didik secara khusus.
3. Menguasai Bidang Lebih dari Anak Didik Mengajarkan orang lain yaitu
Anda harus punya poin dalam segi apapun dibandingkan orang yang
Anda didik.
4. Memperoleh tahap di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial;
5. Dapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
6. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
7. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
8. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk mendukung kelancaran tugas keprofesionalan;
9. Memiliki kebebasan dalam memberikan pelayanan dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan / atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-
undangan;
10. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas;
11. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
12. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam kebijakan pendidikan.
13. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi; dan / atau
14. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

17
F. HAK PENDIDIK
Pendidik dalam hal ini guru dan dosen merupakan profesi yang
dilindungi negara. Dalam pasal 14 UU No 14 Tahun 2005 fakta hal pendidik
antara lain. Sementara kewajiban pendidik menurut UU Guru dan Dosen adalah
sebagai berikut.
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mempelajari hasil pembelajaran;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
pertimbangan jenis kelamin, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan peraturan-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah Guru profesional hendaknya
Mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada
peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tugas dan
tanggung jawab guru adalah mengajar atau menyampaikan kewajiban kepada
peserta didik.

Selain itu juga membimbing mereka secara keseluruhan sehingga


terbentuk kepribadian muslim. Dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, guru mempunyai ha-hak berupa penghasilan, promosi, kesempatan
meningkatkan kompetensi, memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran,
kebebasan memberikan penilaian, memperoleh rasa aman, kebebasan
berserikat, kesempatan berpe-ran dalam penentuan kebijakan pendidikan,
mengembangkan kualifikasi dan kompetensi, dan pelatihan serta
pengembangan profesi.

Dengan hak-hak tersebut, guru berkewajiban merencanakan pembelaja-


ran secara baik, mengembangkan kualifikasi dan kompetensinya secara
berkesinambungan, bertindak objektif, menjunjung tinggi peraturan,
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai guru yang profesional, ia
harus memiliki keahlian khusus yang disebut kompetensi dalam menjalankan
tugas-tugas profesionalnya. Keahlian tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Keempat kompetensi tersebut saling menjalin secara terpadu dalam diri
seorang guru.

19
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi (2015: 280) Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya
berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak didik.

Djamarah (2015: 280)

Menurut Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan
atau status.

___________Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20,


___________Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41
tahun 2007 tentang Standar Proses
____________Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 39 Ayat 2 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),
____________UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005
____________Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39

20

Anda mungkin juga menyukai