Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi Guru
dengan Dosen Bapak Prof. Dr. H. M. Surya
dibuat oleh :
Faisal Noor Zain
1. Martabat seorang guru amat tergantung dari nilai keguruan yang ternanam
dalam diri guru professional. Berikan penjelasan dari pernyataan tersebut ?
2. Buatlah suatu program untuk mensosialisaikan nilai keguruan dalam rangka
memantafkan etika profesi keguruan dikalangan guru.
3. Berikan penjelasan, bahwa simbo diri memiliki kaitan yang erat dengan etika
profesi guru.
4. Dalam kaitan dengan etika, propfesi guru diharapkan mampu memahami dan
mampu menampilkan symbol diri guru yang bernuansa pedagogik. Jelaskan
apa maksudnya dan apa realisasinya.
5. Jelaskan mengapa kepribadian sehat itu sangat penting dan mendasar bagi
penampilan etika propesi guru
6. Baimana kepribadian sehat itu dapat disosialisaikan kepada para guru
sehingga para guru memiliki kualitas kepribadian sehat untuk mewujudkan
etika profesi.
Jawaban :
A. LATAR PEMIKIRAN
Kata guru berasal dari bahasa sansekerta yang dalam keyakinan
agama Hindu merupakan nama tempat suci simbolik Hindu tempat
Vidya disimpan. Gu artinya gelap, dan Ru artinya mengusir, Vidya
artinya pengetahuan. Jadi secara etimologis dapat dikatakan jika
guru artinya mengusir gelap dengan pengetahuan atau wawasan,
dalam perkembangan selanjutnya, sebutan guru tidak hanya
merujuk pada sebuah tempat akan tetapi ditunjukan kepada pihak
yang memberikan pengetahuan untuk meninggalkan kegelepan dan
memasuki dunia yang terang. Menurut keyakinan Hindu, guru
digolongkan ke dalam jajaran Brahmana yaitu derajat kasta teringgi
dalam ajaran agama Hindu. Dalam budaya Jawa ada ungkapan guru
ratu wong atua karo yang mengandung makna sebagai wujud
penghormatan kepada guru yaitu guru ditempatkan pada posisi
tertinggi di atas ratu atau raja. Bercermin pada rangkaian panjang
pengalaman penulis sebagai guru, nilai-nilai keguruan merupakan
sumber daya yang menjadi hauan keseluruhan prilaku seseorang
sebagai guru sejak bermimpi, bercita-cita, memasuki pendidikan guru
dan selanjutnya berkembang secara konsekuen dan konsisten.
Dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri guru sejak dini hingga
selanjutnya, guru akan mendapatkan banyak hal yang membuat guru
terus berkembang baik pribadi maupun profesi guru. Nilai keguruan
yang tertanam sejak dini (masa kanak-kanak) akan menjadi nilai
keguruan yang kokoh dan menjadi sumber kekuatan dinamika dalam
penampilan profesi keguruan, sehingga menjadi guru yang sejati
paripurna. Dalam metafora hal bijinya akan muncul laksana pohon
yang ditanam dari bijinya akan tumbuh kuat dan mantap dengan
akarnya yang kuat tertanam ke dalam tanah dan batangnya tumbuh
kuat dengan dahan dan daun yang rimbun serta berbuah terus-
terusan sepanjang tahun dalam usia yang lebih panjang. Dengan
demikian banyak memberikan manfaat bagi dunia sekelilingnya. Hal
itu berbeda dengan tanaman cangkokan yang beakar pendek dan
mudah rontok berbuah jarang serta berumur pendek.
B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan utama Sosialisasi Nilai Keguruan adalah untuk
mensosialisasikan tentang nilai-nilai keguruan sebagai landasan etika
profesi guru.
Adapun tujuan khusus kegiatan tersebut adalah agar peserta
sosialisasi dapat:
1. Mendapatkan informasi mengenai pengertian nilai
2. Memahami fungsi nilai
3. Mengetahui pembentukan dan pemahaman nilai
C. TARGET DAN OUTPUT
Setelah mengikuti IHT sosialisasi tentang nilai-nilai keguruan,
diharapkan peserta mampu:
a. Mengetahui Pengertian nilai
b. Memahami fungsi nilai
c. Mengetahui pembentukan dan pemahaman nilai
D. KISI-KISI MATERI SOSIALISASI
1. Pengertian nilai
2. Fungsi nilai
3. Pembentukan dan pemahaman nilai
4. Nilai keguruan
5. Proses perjalanan menjadi guru
Pertama : Penanaman Nilai-Nilai Keguruan
Kedua : Berkhidmat Sebagai Guru
Ketiga : Mejadi Guru, Selamanya Guru.
E. BENTUK KEGIATAN
Bentuk Kegiatan dari sosialisasi tersebut adalah seminar dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi.
F. JADWAL KEGIATAN
Seminar Sosialisasi Nilai Keguruan
Hari : SABTU
Tanggal : 13 April 201
Tempat : GOR PGRI BUNGBULANG
Waktu : 08.00 s/d 12.00 WIB
H. KEPANITIAAN
Panitia Pengarah
Prof. Dr. H. Mohamad Surya
Panitia Pelaksana
Ketua : Dicky M. ichwan, S.Pd
Sekretaris : Nina Nurwahidah, S.Pd
Bendahara : Susi Rahayu, S.Pd
Seksi Acara : Dede SE
Seksi Publikasi : Wawan, S.Pd
Seksi Perlengkapan : Dian, S.Pd
Gun gun Gunawan, S.Pd
Seksi Konsumsi Ima Nuruhyani, S.Pd
Nur dewi, S.Pd
Humas : Dian Abdilah, S.Pd
Abdul Wahab, S.Pd
Fasilitator : Gingin hakim, S.Pd
Firaman , S.Pd
I. PROSEDUR PELAKSANAAN
PEMBICARA/
WAKTU KEGIATAN NO TEMPAT
PENANGGUNGJAWAB
1 Halaman Gedung SMK
07.00-07.30 Registrasi Peserta Panitia
PGRI BUNGBULANG
2 Pembukaan dan 1. Ketua Pelaksana GOR SMK PGRI
07.30-08.00
sambutan 2. Ketua Program Studi BUNGBULANG Garut
3 Prof. Dr. H. M. Surya GOR SMK PGRI
08.00-09.00 IHT
Mooderator: novi, S.Pd BUNGBULANG Garut
4 09.00-12.30 diskusi Seluruh peserta GOR SMK PGRI
BUNGBULANG Garut
5 12.03-14.00 Istirahat, sholat dan GOR SMK PGRI
panitia
coffe break BUNGBULANG Garut
6 14.00-14.30 penutupan Panitia GOR SMK PGRI
BUNGBULANG Garut
3. Berikan penjelasan, bahwa simbol diri memiliki kaitan yang erat
dengan etika profesi guru.
Jawab:
Nama diri sendiri adalah simbol petama dan utama bagi seseorang.
Nama juga dapat melambangkan status, cita rasa budaya, untuk
memperoleh citra tertentu (pengelolaan kesan) atau sebagai nama
hoki
Bicara merupakan cara untuk mengungkapkan kepada orang lain
bagaimana penutur berfikir mengenai dirinya sendiri, apa yang paling
dominan dalam minatnya, bagaimana dia merasa tentang orang lain
dan apa hubungannya dengan mereka
4. Dalam kaitan dengan etika profesi, guru diharapkan memahami
dan mampu menampilkan simbol diri guru yang bernuansa
pedagogik. Jelaskan apa maksudnya dan bagaimana
merealisasikannya.
Jawab:
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa seorang guru harus
menguasai kompetensi pedagogig selain memiliki simbol yang telah
dijelaskan pada jawaban nomor 3 di atas. Pengertian Kompetensi
pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan seperti yang dikutip
oleh Mukhlis (2009: 75) adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi Pedagogik merupakan salah
satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi
Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi
lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara
tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan
sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)
maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan
potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa
adalah guru-guru yang mempunyai karakter:
a) Demokratis, yakni guru tidak bersifat otoriter dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam
berbagai kegiatan.
b) Suka bekerja sama (kooperatif), guru bersikap saling memberi
dan menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi
tinggi.
c) Baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya.
d) Sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan bisa menahan diri.
e) Adil, yakni guru tidak membeda-bedakan anak didik.
f) Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan
ucapannya.
g) Bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta
mengakui kekurangan dan kelebihannya.
h) Suka menolong, yakni selalu membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan atau masalah tertentu.
7.