Anda di halaman 1dari 13

TES FORMATIF I

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi Guru
dengan Dosen Bapak Prof. Dr. H. M. Surya

dibuat oleh :
Faisal Noor Zain

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


KONSENTRASI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM PASCA SARJANA MEGISTER PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
(STKIP GARUT)
2017
Mata Kuliah : Etika Propesi Guru
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Surya
Nama Mahasiswa : FAISAL NOOR ZAIN
N.I.M : 15868009

JAWABAN TES FORMATIF I

1. Martabat seorang guru amat tergantung dari nilai keguruan yang ternanam
dalam diri guru professional. Berikan penjelasan dari pernyataan tersebut ?
2. Buatlah suatu program untuk mensosialisaikan nilai keguruan dalam rangka
memantafkan etika profesi keguruan dikalangan guru.
3. Berikan penjelasan, bahwa simbo diri memiliki kaitan yang erat dengan etika
profesi guru.
4. Dalam kaitan dengan etika, propfesi guru diharapkan mampu memahami dan
mampu menampilkan symbol diri guru yang bernuansa pedagogik. Jelaskan
apa maksudnya dan apa realisasinya.
5. Jelaskan mengapa kepribadian sehat itu sangat penting dan mendasar bagi
penampilan etika propesi guru
6. Baimana kepribadian sehat itu dapat disosialisaikan kepada para guru
sehingga para guru memiliki kualitas kepribadian sehat untuk mewujudkan
etika profesi.

Jawaban :

1. Profesi guru merupakan profesi yang mempunyai peranan penting dalam


menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Dari gurulah seorang
individu mampu tumbuh dan berkembang baik intelektualnya maupun
moralitasnya. Perilaku guru merupakan perilaku professional yang
memenuhi syarat tertentu, bukan perilaku peribadi yang dipengaruhi oleh
sifat-sifat atau kebiasaan peribadi.
Guru merupakan figur pembaharu bangsa. Ketulusan guru mampu
merubah tatanan kehidupan di segala bidang, baik politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, dan lain-lainnya ke arah yang lebih baik. Guru sebagai
tenaga profesional merupakan tekad pemerintah dan semua pihak dalam
upaya menigkatkan mutu pendidikan di Indonesia, agar nantinya mutu
SDM Indoensia mampu berdiri sejajar dengan lain di dunia.
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa sebagai pendidikan
profesional guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik. Sementara itu profesional dimaknai sebagai pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi
untuk menghadapi tantangan sesui dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, da global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan. Sehingga martabat seorang guru ditentukan dari niali
niali keguruan sebagai jatidiri seorang guru, di mulai dari diri guru itu
sendiri sebagai hamba Alloh Swt, sebagai pendidik, sebagai unsur
keluarga, sebagai unsur satuan Negara dan sebagai warga dunia.
Profesi guru sangat identik dengan peran mendidik seperti membimbing,
membina, mengasuh ataupun mengajar. Ibarat sebuah contoh lukisan
yang akan ditiru oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut
tergantung dari contonya. Guru (digugu dan ditiru) otomatis menjadi
teladan. Melihat peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru
harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan benar. Hal ini
sangat mendasar, karena tugas guru bukan hanya tetapi juga
menanamkan nilai nilai dasar dari bangun karakter atau akhlak anak.
Kedudukan guru dan sebagai tenaga profesional dalam suatu undang-
undang. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan sebagai
seorang guru. Keberhasilan guru dapat ditinjau dari dua segi proses dan
dari segi hasil. Dari segi proses, guru berhasil bila mampu melibatkan
sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental maupun sosial
dalam proses pembelajaran, juga dari semangat mengajarnya serta
adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru berhasil bila
pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku pada
sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik. Sebaliknya dari sisi
siswa, belajar akan berhasil bila memenuhi dua persyaratan: (1) belajar
merupakan sebuah kebutuhan siswa, dan (2) ada kesiapan untuk belajar,
yakni kesiapan memperoleh pengalaman-pengalaman baru baik
pengetahuan maupun keterampilan. Hal ini merupakan gerakan dua arah,
yaitu gerakan profesional dari guru dan gerakan emosional dari siswa.
Apabila yang bergerak hanya satu pihak tentu tidak akan berhasil, yang
dalam istilah sehari-hari disebut bertepuk sebelah tangan. Sehebat-
hebatnya potensi guru selagi tidak direspons positif oleh siswa, pasti tidak
berarti apa-apa. Jadi gerakan dua arah dalam mensukseskan
pembelajaran antara guru dan siswa itu sebagai gerakan sinergis
Nilai keguruan itulah yang menjadi haluan dan rujukan Guru sehingga
dihormati karena ada tiga nilai yang sangat agung diantanya : ilmunya,
karakternya, dan cita citanya. Pendidik profesional dengan sendirinya
akan mempunyai nilai nilai dan karakteristik didalam dirinya serta
memahami mengenai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevalusi, dalam pelaksaanaan
dan mengaflikasikan etika propesi keguruan dalam pendidikan.
2. Dalam mensosialisaikan nilai keguruan dengan memantafkan etika
profesi keguruan dikalangan guru, diperlukan Beberapa hal yang
penting dilakukan dalam pendidikan dalam upaya membudayakan
nilai-nilai keguruan tersebut adalah membut program diantaranya
akan dilakukan IHT ( in house trining ) terhadap guru disekolah
tempat saya mengajar SMK PGRI BUNGBULANG

IHT SOSIALISASI NILAI NILAI KEGURUAN ETIKA PROFESI GURU

A. LATAR PEMIKIRAN
Kata guru berasal dari bahasa sansekerta yang dalam keyakinan
agama Hindu merupakan nama tempat suci simbolik Hindu tempat
Vidya disimpan. Gu artinya gelap, dan Ru artinya mengusir, Vidya
artinya pengetahuan. Jadi secara etimologis dapat dikatakan jika
guru artinya mengusir gelap dengan pengetahuan atau wawasan,
dalam perkembangan selanjutnya, sebutan guru tidak hanya
merujuk pada sebuah tempat akan tetapi ditunjukan kepada pihak
yang memberikan pengetahuan untuk meninggalkan kegelepan dan
memasuki dunia yang terang. Menurut keyakinan Hindu, guru
digolongkan ke dalam jajaran Brahmana yaitu derajat kasta teringgi
dalam ajaran agama Hindu. Dalam budaya Jawa ada ungkapan guru
ratu wong atua karo yang mengandung makna sebagai wujud
penghormatan kepada guru yaitu guru ditempatkan pada posisi
tertinggi di atas ratu atau raja. Bercermin pada rangkaian panjang
pengalaman penulis sebagai guru, nilai-nilai keguruan merupakan
sumber daya yang menjadi hauan keseluruhan prilaku seseorang
sebagai guru sejak bermimpi, bercita-cita, memasuki pendidikan guru
dan selanjutnya berkembang secara konsekuen dan konsisten.
Dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri guru sejak dini hingga
selanjutnya, guru akan mendapatkan banyak hal yang membuat guru
terus berkembang baik pribadi maupun profesi guru. Nilai keguruan
yang tertanam sejak dini (masa kanak-kanak) akan menjadi nilai
keguruan yang kokoh dan menjadi sumber kekuatan dinamika dalam
penampilan profesi keguruan, sehingga menjadi guru yang sejati
paripurna. Dalam metafora hal bijinya akan muncul laksana pohon
yang ditanam dari bijinya akan tumbuh kuat dan mantap dengan
akarnya yang kuat tertanam ke dalam tanah dan batangnya tumbuh
kuat dengan dahan dan daun yang rimbun serta berbuah terus-
terusan sepanjang tahun dalam usia yang lebih panjang. Dengan
demikian banyak memberikan manfaat bagi dunia sekelilingnya. Hal
itu berbeda dengan tanaman cangkokan yang beakar pendek dan
mudah rontok berbuah jarang serta berumur pendek.

B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan utama Sosialisasi Nilai Keguruan adalah untuk
mensosialisasikan tentang nilai-nilai keguruan sebagai landasan etika
profesi guru.
Adapun tujuan khusus kegiatan tersebut adalah agar peserta
sosialisasi dapat:
1. Mendapatkan informasi mengenai pengertian nilai
2. Memahami fungsi nilai
3. Mengetahui pembentukan dan pemahaman nilai
C. TARGET DAN OUTPUT
Setelah mengikuti IHT sosialisasi tentang nilai-nilai keguruan,
diharapkan peserta mampu:
a. Mengetahui Pengertian nilai
b. Memahami fungsi nilai
c. Mengetahui pembentukan dan pemahaman nilai
D. KISI-KISI MATERI SOSIALISASI
1. Pengertian nilai
2. Fungsi nilai
3. Pembentukan dan pemahaman nilai
4. Nilai keguruan
5. Proses perjalanan menjadi guru
Pertama : Penanaman Nilai-Nilai Keguruan
Kedua : Berkhidmat Sebagai Guru
Ketiga : Mejadi Guru, Selamanya Guru.
E. BENTUK KEGIATAN
Bentuk Kegiatan dari sosialisasi tersebut adalah seminar dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi.

F. JADWAL KEGIATAN
Seminar Sosialisasi Nilai Keguruan
Hari : SABTU
Tanggal : 13 April 201
Tempat : GOR PGRI BUNGBULANG
Waktu : 08.00 s/d 12.00 WIB

G. SASARAN PESERTA SOSIALISASI


Peserta seminar sosialisasi ini adalah selurug Guru SMK PGRI
BUNGBULANG Garut dengan jumlah undangan untuk peserta sekitar
30 orang.

H. KEPANITIAAN
Panitia Pengarah
Prof. Dr. H. Mohamad Surya
Panitia Pelaksana
Ketua : Dicky M. ichwan, S.Pd
Sekretaris : Nina Nurwahidah, S.Pd
Bendahara : Susi Rahayu, S.Pd
Seksi Acara : Dede SE
Seksi Publikasi : Wawan, S.Pd
Seksi Perlengkapan : Dian, S.Pd
Gun gun Gunawan, S.Pd
Seksi Konsumsi Ima Nuruhyani, S.Pd
Nur dewi, S.Pd
Humas : Dian Abdilah, S.Pd
Abdul Wahab, S.Pd
Fasilitator : Gingin hakim, S.Pd
Firaman , S.Pd
I. PROSEDUR PELAKSANAAN

PEMBICARA/
WAKTU KEGIATAN NO TEMPAT
PENANGGUNGJAWAB
1 Halaman Gedung SMK
07.00-07.30 Registrasi Peserta Panitia
PGRI BUNGBULANG
2 Pembukaan dan 1. Ketua Pelaksana GOR SMK PGRI
07.30-08.00
sambutan 2. Ketua Program Studi BUNGBULANG Garut
3 Prof. Dr. H. M. Surya GOR SMK PGRI
08.00-09.00 IHT
Mooderator: novi, S.Pd BUNGBULANG Garut
4 09.00-12.30 diskusi Seluruh peserta GOR SMK PGRI
BUNGBULANG Garut
5 12.03-14.00 Istirahat, sholat dan GOR SMK PGRI
panitia
coffe break BUNGBULANG Garut
6 14.00-14.30 penutupan Panitia GOR SMK PGRI
BUNGBULANG Garut
3. Berikan penjelasan, bahwa simbol diri memiliki kaitan yang erat
dengan etika profesi guru.
Jawab:

Penilaian terhadap orang sebagian besar dipengaruhi oleh isyarat-


isyarat tertentu atau symbol yang ditampilkan sebagai gambaran
dirinya dan memiliki makna tertentu dalam suatu lingkungan kelompok
budaya. Sesuai dengan pengertian symbol pada umumnya, symbol
diri adalah tanda-tanda yang dapat diamati dari sesuatu yang tidak
dapat diamati. Kita dapat memperkirakan kualitas seseorang yang
berada di dalam dirinya melalui apa yang dapat kita amati yang
disebut symbol diri. Melalui symbol diri ini, seorang individu akan
mengkomunikasikan keadaan dirinya kepada orang lain, agar orang
lain memberikan penilaian sesuai dengan apa yang diharapkan dari
dengan kualitas dirinya.
Contohnya bahwa seseorang itu sebagai orang kaya dengan
melihat pakaian beserta asesorisnya, merk jam tangan yang
dipakainya, perhiasan yang dikenakan, merk tas yang digunakan ,
mobil yang dimiliki dan dikendarainya, rumah yang dimiliki, alamat
dan lingkungan tempat tinggalnya, makanan dan cara makan, dan
sebaginya. Demikian pula status seseorang dapat diperkirakan
melalui nama beserta asesorisnya seperti gelar bangsawan, pangkat,
gelar akademik, cara bertutur, pemilikian kekayaan, jabatan atau
pekerjaan. Dalam kehidupan social, secara psikologis individu ingin
mengkomunikasikan keadaan kualitas dirinya, namun tentu secara
etika social tidak akan mengkomunikasikannya secara verbal melalui
ucapan kata-kata, akan tetapi melalui apa yang disebut symbol diri.
Misalnya orang yang ingin mengemukakan bahwa dirinya sebagai
orang kaya, orang yang ingin memiliki status social tertentu, memiliki
pengalaman luas, memiliki jabatan atau kedudukan tertentu, memiliki
tingkat perkembangan diri. Tidak akan mengemukakannya dengan
cara verbal atau ucapan kata-kata tetapi akan menampilkannya
melalui symbol-simbol diri seperti berbusana, cara berbicara, gelar
yang disandang, jabatan atau kedudukan, sekolah tempat belajar dan
sebagainya.
Symbol diri merupakan isyarat bagaimana orang lain memberikan
timbangan terhadap dirinya, yang kemudian menjadi sumber identitas
kepribadian. Symbol diri meminkan dua peran penting terhadap
kepribadian, yaitu pertama, symbol diri mempengaruhi timbangan
seseorang terhadap orang lain, dan kedua symbol diri mempengaruhi
konsep diri. Symbol diri dapat bersumber dari busana, nama dan
nama panggilan, wicara, usia, sukses dan reputasi yang akan di
bahas pada makalah ini serta membahas terkait dengan symbol diri
guru professional.
Symbol diri adalah tanda-tanda yang dapat diamati dari sesuatu
yang tidak dapat diamati. Busana memiliki beragam makna eksplisit
dan implisit. Busana adalah wujud imitasi dari tubuh sosial seseorang,
sehingga batasan kenyamanan setiap personal menjadi berbeda-
beda. Sehelai busana mampu menggambarkan suatu struktur
kehidupan sosial, ideologi, sejarah, golongan, komunitas, dan juga
identitas. Ideologi agama pada busana, mengenai permasalahan
moral dan etika, merupakan aturan atau hukum mengenai bagaimana
berbusana sesuai dengan kondisi ruang, tempat, dan waktu, yang
perlu dipahami dan dilaksanakan. Seharusnya, kebebasan dalam
berkreasi busana, tidak melupakan hubungan busana dengan
lingkungan sosial disekitarnya. Karena busana sebagai kebutuhan
pokok, masuk pada wilayah publik, sehingga pertimbangan kelayakan
sosial masih diperlukan. Pada akhirnya, busana tetaplah bagian
benda mati, konstruksi sosial didalamnya, yang menjadikan busana
sebagai produk seni yang bermakna ganda.

Nama diri sendiri adalah simbol petama dan utama bagi seseorang.
Nama juga dapat melambangkan status, cita rasa budaya, untuk
memperoleh citra tertentu (pengelolaan kesan) atau sebagai nama
hoki
Bicara merupakan cara untuk mengungkapkan kepada orang lain
bagaimana penutur berfikir mengenai dirinya sendiri, apa yang paling
dominan dalam minatnya, bagaimana dia merasa tentang orang lain
dan apa hubungannya dengan mereka
4. Dalam kaitan dengan etika profesi, guru diharapkan memahami
dan mampu menampilkan simbol diri guru yang bernuansa
pedagogik. Jelaskan apa maksudnya dan bagaimana
merealisasikannya.
Jawab:
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa seorang guru harus
menguasai kompetensi pedagogig selain memiliki simbol yang telah
dijelaskan pada jawaban nomor 3 di atas. Pengertian Kompetensi
pedagogik dalam Standar Nasional Pendidikan seperti yang dikutip
oleh Mukhlis (2009: 75) adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi Pedagogik merupakan salah
satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi
Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi
lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi ini tidak diperoleh secara
tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan
sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)
maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan
potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh para siswa
adalah guru-guru yang mempunyai karakter:
a) Demokratis, yakni guru tidak bersifat otoriter dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam
berbagai kegiatan.
b) Suka bekerja sama (kooperatif), guru bersikap saling memberi
dan menerima yang dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi
tinggi.
c) Baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk anak didiknya.
d) Sabar, yakni guru yang tidak suka marah dan bisa menahan diri.
e) Adil, yakni guru tidak membeda-bedakan anak didik.
f) Konsisten, yakni selalu berkata dan bertindak sama sesuai dengan
ucapannya.
g) Bersifat terbuka, yakni bersedia menerima kritik dan saran serta
mengakui kekurangan dan kelebihannya.
h) Suka menolong, yakni selalu membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan atau masalah tertentu.

5. Jelaskan mengapa kepribadian sehat itu sangat penting dan


mendasar bagi penampilan etika profesi guru.
Jawab:

Dalam etika profesi guru berkepribadian sehat adalah mereka yang


dipandang sebagai orang yang berpenyesuaian diri baik karena
mampu berfungsi secara efisien dalam kehidupan manusia. Guru
sebagai pendidik dan pengajar harus memiliki kepribadian yang
sehat, karena kondisi sehat pembelajaran bisa disajikan dengan baik.
Guru yang sehat saja tanpa ada persiapan mengajar dapat
menyulitkan terciptanya pembelajaran dengan baik. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan guru dalam kaitannya dengan pembelajaran, yang
pertama yaitu stabilitas pembelajaran dan yang kedua kualitas
pembelajaran. Pertama yaitu Stabilitas Pembelajaran, Pembelajaran
akan stabil bila guru berada dalam pembelajaran baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.

Guru yang berkepribadian sehat memiliki pengalaman inner harmony


yang berupa suasana kedamaian bersama orang lain dan dengan
dirinya sendiri. Inti kepribadian sehat berupa satu gambaran diri yang
dapat diterima oleh dirinya sendiri dan hidup dengan tanpa rasa
bersalah, rasa cemas, atau permusuhan, tanpa mengorbankan diri,
atau merusak orang lain.

Dengan demikian keprbadian yang sehat dalam etika propesi guru,


berdampak sanagat besar dalam membentuk pibadi seorang guru
dalam menyampaikan segala gagasan yang dat diterima masyarakat.
6. Bagaimana kepribadian sehat itu dapat disosialisasikan kepada
para guru sehingga para guru memiliki kualitas kepribadian sehat
untuk mewujudkan etika profesi.
Jawab:
Bagaimana cara mensosialisasikan kepada para guru untuk memiliki
kualitas kepribadan sehat adalah melakukan penanaman tentang
bagaimana cara berpikir yang sehat dan baik. Penanaman cara
berpikir yang sehat terhadap peserta didik. Dalam melakukan
penanaman pikiran yang sehat kepada eserta didik , sebagai seorang
guru saya akan memberikan materi tentang menjadi seorang individu
yang sehat. Isi materi yang akan saya berikan kepada guru agar
menjadi pribadi yang sehat , yaitu :

kepribadian yang sehat mempengaruhi penampilan dan kehidupan


pribadi seorang individu dan juga mempengaruhi cara individu
tersebut berinteraksi dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan di
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan pribadi dan sosial sebagai
guru saya akan berusaha membentuk kesepuluh sifat tersebut ke
dalam diri saya dan juga teman-teman sesama guru yang lainnya
yang sedang saya bimbing.

7.

Anda mungkin juga menyukai