Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN TANGGAP DARURAT

BENCANA
DI WILAYAH BANDUNG BARAT
Pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kesiapsiagaan Bencana
Relawan Bantu Bencana (REBBANA) LKS Al-Hikmah
Bumi Perkemahan Curug Sawer, 1 April 2019
Disampaikan Oleh :
Drs.DICKY MAULANA, MM / KABID DARURAT-LOGISTIK
SITUASI KONDISI KEBENCANAAN SAAT INI
DI WILAYAH KAB.BANDUNG BARAT
INFORMASI GEOGRAFIS Luas Wilayah 1.305.77 Km2
16 Kecamtan – 165 Desa

Jumlah penduduk
sekitar 1.669.980
Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 – 8%, 8 – 15%
hingga diatas 45%, sehiinga kondisi fisik geografis posisi
wilayah Kabupaten Bandung Barat dinilai kurang
menguntungkan, hal ini dikarenakan terdiri dari banyak
cekungan yang berbukit-bukit dan di daerah-daerah tertentu
sangat rawan dengan
Berdasarkan bencana
hasil indeks alam.bencana (IRBI) tahun 2013
risiko
yang diterbitkan oleh BNPB potensi bencana di Kab.Bandung
Barat masuk dengan RISIKO TINGGI.
PENYEBAB BENCANA :
• MELUASNYA LAHAN TERBANGUN DAN
BERKURANGNYA RESAPAN AIR
• BERKURANGNYA KAPASITAS DAYA TAMPUNG
SUNGAI AKIBAT SEDIMENTASI
• EKSPLOITASI LAHAN YANG BERLEBIHAN DI SEKITAR
LERENG
• PEMOTONGAN LERENG YANG SEMBARANGAN YANG
MENYEBABKAN LERENG KEHILANGAN PENYANGGA
• GETARAN LERENG AKIBAT TERJADINYA GEMPA
BUMI, PENGGALIAN, GETARAN KENDARAAN
2016 2017 2018 • 2019
PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGELOLA
DATA BENCANA : DATA BENCANA : DATA BENCANA : SAMPAH DATA BENCANA :
229 Bencana 248 Bencana 290 Bencana 72 Bencana
413 Kerusakan Rumah413 Kerusakan Rumah
516 Kerusakan Rumah 109 Kerusakan Rumah
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
4 Orang Meninggal Dunia2 Orang Meninggal Dunia6 Orang Meninggal Dunia0 Orang Meninggal Dunia
11 Orang Luka-Luka 6 Orang Luka-Luka 16 Orang Luka-Luka 5 Orang Luka-Luka
1.619 Jiwa Terdampak 2.164 Jiwa Terdampak 1.976 Jiwa Terdampak 554 Jiwa Terdampak
Indeks Risiko Bencana Di Provinsi Jawa Barat
(IRBI TAHUN 2013)
NO INDEKS
NO INDEKS NASIONAL KAB/KOTA KELAS RISIKO
JAWA BARAT
1 1 KAB. CIANJUR TINGGI
2 2 KAB. GARUT TINGGI
3 3 KAB. SUKABUMI TINGGI
4 5 KAB. TASIKMALAYA TINGGI
5 16 KAB. CIAMIS TINGGI
6 108 KAB. CIREBON TINGGI
7 142 KAB. INDRAMAYU TINGGI
8 143 KAB. SUBANG TINGGI
9 144 KAB. KARAWANG TINGGI
10 152 KAB. BANDUNG TINGGI
11 200 KAB. MAJALENGKA TINGGI
12 204 KAB. BEKASI TINGGI
13 219 KAB. SUMEDANG TINGGI
14 220 KAB. BANDUNG BARAT TINGGI
15 268 KAB. KUNINGAN TINGGI
16 269 KOTA BANDUNG TINGGI
17 277 KOTA BANJAR TINGGI
18 281 KAB. BOGOR TINGGI
19 348 KAB. PURWAKARTA SEDANG
20 378 KOTA BEKASI SEDANG
21 422 KOTA CIMAHI SEDANG
22 432 KOTA TASIKMALAYA SEDANG
23 445 KOTA SUKABUMI SEDANG
24 462 KOTA BOGOR SEDANG
25 471 KOTA DEPOK SEDANG
SIAGA DARURAT BENCANA BANJIR, BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR
KAB.BANDUNG BARATTAHUN 2018/2019
1 November 2018 s/d 31 Mei 2019

UPAYA SEMUA STAKEHOLDER TERKAIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA :

1. Segera mempersiapkan langkah-langkah guna menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir,


tanah longsor, angin puting beliung dan gelombang tinggi.

2. Segera menginventarisir kesiapan dan pengerahan sumber daya manusia, peralatan dan logistik yang
ada serta yang diperlukan untuk penanganan apabila terjadi bencana.

3. Segera melaksanakan pengurangan risiko (mitigasi) bencana serta menghimbau dan mengaktifkan
peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana.
PENTAPAN STATUS KEADAAN
DARURAT BENCANA
PENGERTIAN BENCANA

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis
(UU no. 24/2007)
KONDISI UMUM BENCANA
Tingkat ketidakpastian tinggi, sulit diprediksi (kapan, di mana, berapa
besar intensitasnya)
Setiap bencana unik/spesifik, tidak pernah persis sama maka harus
ditangani dengan khusus tidak boleh sebagai kegiatan rutin
Dinamis dan kompleks, tidak pernah terjadi karena sebab tunggal ada
interaksi multi pihak (alam dan manusia serta lingkungan)
Pendekatan multi disiplin, multi pihak
Borderless, tidak mengenal batas wilayah administrasi
Berdampak pada semua pihak (supply – chain, rantai pasokan,
ekonomi global), bencana merupakan urusan bersama
Pemerintah dan SIKLUS (SISTEM) PENANGGULANGAN BENCANA
Pemerintah BERDASARKAN UU NO. 24 TAHUN 2007 PASAL 33 AYAT 2 – 4

Daerah menjadi
penanggung
jawab dalam
TANGGAP DARURAT REHABILITASI
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
(ps.5, UU 24/2007)
REKONSTRUKSI
Kesiapsiagaan
adalah serangkaian
kegiatan yang
dilakukan untuk
mengantisipasi BENCANA
bencana PENCEGAHAN &
melalui MITIGASI
pengorganisasian
serta melalui langkah KESIAPSIAGAAN
yang tepat guna dan
berdaya guna.
Keadaan Darurat
Bencana :

“Suatu keadaan yang mengancam dan mengganggu


kehidupan dan penghidupan sekelompok
orang/masyarakat dan memerlukan respon
penanggulangan segera dan memadai”.
Keadaan Darurat Bencana meliputi Siaga Darurat, Tanggap
Darurat, Transisi Darurat ke Pemulihan
DEFINISI (PENGERTIAN)
Status siaga darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sdh mengarah
pd terjadinya bencana ditandai dng adanya informasi peningkatan ancaman
berdasarkan sistem peringatan dini yg diberlakukan dan pertimbangan dampak yg
akan terjadi di masyarakat. Hanya berlaku utk jenis ancaman bencana yg “slow on
set” seperti Kekeringan, Banjir dan Letusan Gunung Api
Status Keadaan Darurat Bencana adalah Keadaan ketika ancaman bencana benar-
benar terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok
orang/masyarakat.
Status Transisi Darurat ke Pemulihan adalah Keadaan ketika ancaman bencana yang
terjadi cenderung menurun/mereda eskalasinya atau telah berakhir, sedangkan
gangguan kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat masih tetap
berlangsung. Berlaku setelah tanggap darurat selesai.
Kriteria Penetapan Status Tanggap Darurat

Penentu pokok yang harus dipenuhi adalah adanya unsur yang


mengganggu kehidupan dan penghidupan.

Gangguan • Korban Bencana

Kehidupan • Pengungsian

• Kerusakan Prasarana dan Sarana


Gangguan • Kerusakan Lingkungan
• Kerugian
Penghidupan • Dampak Psikologis
Indikator Status Keadaan Darurat
1. Ketersediaan sumberdaya yang dapat dimobilisasi untuk penanganan darurat bencana :
Personil , Logistik , Peralatan, Biaya
2. Kemampuan Pemerintah Daerah untuk mengaktivasi sistem komando penanganan
darurat bencana :
Posko PDB, Pos Lapangan PDB, Pos Pendukung PDB, Pos Pendamping PDB
3. Kemampuan melakukan penanganan awal keadaan darurat bencana :
Penyelamatan dan evakuasi, Pemenuhan kebutuhan dasar, Perlindungan kelompok
rentan, Pemulihan fungsi prasarana dan sarana vital
PRINSIP – PRINSIP DALAM PENANGANAN
DARURAT BENCANA
Cepat dan tepat
Prioritas
Koordinasi dan keterpaduan
Berdaya guna dan berhasil guna
Transparansi dan akuntabilitas
Kemitraan
Pemberdayaan
Nonproselitisi (dilarang menyebarkan agama, keyakinan/ kepentingan tertentu pd saat keadaan
darurat, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat)
KEGIATAN – KEGIATAN PADA SAAT TANGGAP DARURAT
1. PENGKAJIAN CEPAT (RAPID ASSESSMENT)
Serangkaian kegiatan pengkajian yg dilakukan
dng segera terkait keadaan darurat bencana

Penyajian dan Penyebarluasan Informasi

Analisis dan
Interpretasi Data

Pengolahan Data

Pengumpulan Data
2. PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
(Ps 52 UU No. 24/2007)

Pencarian dan penyelamatan korban


Pertolongan darurat
Evakuasi korban

 Prioritas pada korban


luka parah dan
kelompok rentan
3. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

 Air bersih : distribusi air bersih, perbaikan kualitas


sumber air bersih dan pengawasan kualitas air bersih
 Sanitasi dan Higiene : penyediaan sarana, penyuluhan
 Pangan dan Gizi : distribusi bhn makanan,
penyelenggaraan dumlap, pengawasan kualitas
makanan, surveilans gizi
 Sandang : distribusi logistik
 Pelayanan kesehatan/termasuk psikososial
 Hunian : penyediaan shelter, distribusi perkakas
4.PERLINDUNGAN KELOMPOK RENTAN

Penyelamatan dan evakuasi


Pelayanan kesehatan
Psikososial/kesehatan jiwa
Pengamanan Memberikan jaminan perlindungan dari :
Tindak kekerasan (fisik, seksual),
Eksploitasi, Penelantaran, Diskriminasi,
Perlakuan salah dll
Upaya yg dilakukan : Pengawasan,
Penindakan pelaku, Penyediaan tempat
khusus (ruang menyusui, tempat bermain
anak, dll), Pendampingan (anak yg terpisah
dr keluarga, lanjut usia, Kelompok
berkebutuhan khusus)
5.PEMULIHAN SEGERA FUNGSI PRASARANA DAN SARANA VITAL

 Pembersihan lokasi (puing-puing, sampah, bahan berbahaya dll)


 Perbaikan darurat fasilitas umum (jalan, jembatan, bandara, dll)
 Perbaikan sarana dan prasarana pendukung (utilitas) seperti; jaringan komunikasi, energi, air
bersih dll
HAL – HAL POKOK
 Pemerintah dan Pemda menjadi penanggungjawab dlm
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (ps 5 UU no. 24/2007)
 Pemerintah  BNPB (ps 10 UU no. 24/2007)
 Pemda  BPBD Provinsi dan Kab/Kota (ps 18 UU no. 24/2007)
 Pemerintah kab/kota menjadi penyelenggara utama upaya
penanganan darurat bencana, sedangkan Pemprov dan Pemerintah
bertanggung jawab melakukan pendampingan bilamana diperlukan
 Setiap org berkewajiban melakukan kegiatan penanggulangan bencana
(ps 27 UU No. 24 Th 2007)
PENETAPAN STATUS TANGGAP DARURAT BENCANA
HASIL
HASIL LAPORAN
LAPORAN KEPALA
KEPALA BPBD
BPBD
TRC
TRC SEBAGAI
SEBAGAI KAB.BANDUNG
KAB.BANDUNG
BAHAN
BAHAN BARAT
BARAT
MASUKAN
MASUKAN

FORUM
FORUM RAPAT
RAPAT BUPATI
BUPATI
MENETAPKAN
MENETAPKAN
PENUGASAN
PENUGASAN LOKAS STATUS/
INFORMASI
INFORMASI BAHAN
BAHAN STATUS/
TIM
TIM REAKSI
REAKSI I
AWAL
AWAL BENCA PERTIMBANGAN
PERTIMBANGAN BENCANA
BENCANA
CEPAT
CEPAT NA KEPALA SKALA
KEPALA BPBD
BPBD SKALA
KEPADA
KEPADA BUPATI
BUPATI KABUPATEN
KABUPATEN

KEPALA
KEPALA BPBD
BPBD
KAB.BANDUNG
KAB.BANDUNG
MASUKAN
MASUKAN BARAT
BARAT
INSTANSI/LEMBAGA
INSTANSI/LEMBAGA
TERKAIT
TERKAIT

PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN
KOMANDO
KOMANDO
TANGGAP
TANGGAP DARURAT
DARURAT
BENCANA
BENCANA
PENETAPAN STATUS DARURAT
Pelaksana : Pemerintah dan Pemerintah Daerah (PP No. 21 Thn 2008 ps 23)

Nasional PRESIDEN

Provinsi GUBERNUR

Kabupaten/Kota BUPATI/WALIKOTA

 Penetapan status keadaan darurat bencana dibuat dlm bentuk surat keputusan,
memuat penjelasan tentang status keadaan darurat bencana yg diberlakukan (siaga
darurat atau tanggap darurat atau transisi darurat ke pemulihan) dan waktu/masa
pelaksanaan penanganan darurat (berapa lama dan tanggal mulai dan berakhirnya
masa keadaan darurat)
 Penetapan status keadaan darurat bencana sebagai dasar kemudahan akses
penyelenggaraan (mobilisasi sumber daya, perizinan, komando memerintahkan
sektor/lembaga, dll)
 Penetapan status keadaan darurat bencana sebagai dasar aktivasi sistem komando
penanganan darurat bencana
TAHAPAN PEMBENTUKAN KOMANDO TANGGAP
DARURAT BENCANA

1. 2. 3.
INFORMASI KEJADIAN PENUGASAN TIM REAKSI PENETAPAN
AWAL CEPAT (TRC) STATUS/TINGKAT BENCANA

PEMBENTUKAN KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA TERSEBUT HARUS


DILAKSANAKAN SECARA KESELURUHAN MENJADI SATU RANGKAIAN SISTEM
KOMANDO YANG TERPADU.
MANAJEMEN DAN KOORDINASI TANGGAP DARURAT

Diperlukan 4 C:
- Command (komando)
- Control (pengendalian)
- Coordination (kordinasi )
- Comunication (Komunikasi)

Bentuk kegiatan: - Mendirikan POSKO PB


KOMANDO PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA

*) Peraturan Kepala Badan Nasional


Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2008
Tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat
Bencana
ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA
STRUKTUR ORGANISASI KOMANDO TANGGAP
DARURAT BENCANA TINGKAT KABUPATEN/KOTA
KENALI ANCAMANNYA
KURANGI RISIKONYA
SELALU SIAGA HADAPI BENCANA

PERAN RELAWAN DALAM


PENANGGULANGAN
BENCANA

#SIAPUNTUKSELAMAT
Prinsip Kerja
Siapakah Relawan ? Relawan
a. CEPAT DAN TEPAT
Relawan Penanggulangan Bencana, yang selanjutnya b. PRIORITAS
disebut relawan, adalah seorang atau sekelompok c. KOORDINASI
orang yang memiliki kemampuan dan kepedulian d. BERDAYA GUNA & BERHASIL
untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya GUNA
penanggulangan bencana e. TRANSPARANSI
f. AKUNTABILITAS
( Perka BNPB No. 17 tahun 2011 tentang Pedoman Relawan g. KEMITRAAN
Penanggulangan Bencana ) h. PEMBERDAYAAN
i. NON-DISKRIMINASI
j. NON-PROLETISI (TIDAK
MENYEBARKAN AGAMA ATAU
KEYAKINAN KEPADA KORBAN
BENCANA)
k. KESETARAAN GENDER
l. MENGHORMATI KEARIFAN
LOKAL

Kewajiban Relawan Hak Relawan


a. Mentaati peraturan dan prosedur kebencanaan yang a. Memperoleh pengakuan dan tanda pengenal
berlaku; relawan penanggulangan bencana;
b. Menjunjung tinggi asas, prinsip dan panca darma relawan b. Mendapatkan peningkatan kapasitas yang
penanggulangan bencana. berhubungan dengan penanggulangan bencana;
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya dalam penanggulangan bencana; c. Mendapatkan perlindungan hukum dalam
www.themegallery.com pelaksanaan
Companytugas
Logo penanggulangan bencana.
KECAKAPAN YG DIBUTUHKAN (PERKA 17 TAHUN 2011)

1 Perencanaan 14 Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan

2 Pendidikan 15 Keamanan dan Perlindungan

3 Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan 16 Gender dan Kelompok Rentan

4 Pelatihan, Geladi dan Simulasi Bencana 17 Hubungan Media dan Masyarakat

5 Kaji Cepat Bencana 18 Pertukangan dan Perekayasaan

6 Pencarian dan Penyelamatan (SAR) dan Evakuasi 19 Pertanian, Peternakan dan Penghidupan

7 Transportasi 20 Administrasi
8 Logistik 21 Pengelolaan Keuangan
9 Keamanan Pangan dan Nutrisi 22 Bahasa Asing
10 Dapur Umum 23 Informasi dan Komunikasi

11 Pengelolaan Lokasi Pengungsian dan Huntara 24 Psikososial/Konseling/Penyembuhan Trauma

12 Pengelolaan Posko Penanggulangan Bencana 25 Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

13 Kesehatan/Medis 26 Promosi dan Mobilisasi Relawan


PERAN RELAWAN DALAM SIKLUS BENCANA
1. PRA BENCANA
BANTUAN/DUKUNGAN :
a. Pada saat tidak terjadi Bencana : PASCA
PRA BENCANA
SAATBENCANA
BENCANA
- Melakukan pengurangan risiko bencana melalui :
1. Penyelenggaraan pelatihan bersama masyarakat
2. Penyuluhan kepada masyarakat
3. Penyediaan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
4. Peningkatan kewaspadaan masyarakat
- Melakukan pelatihan meliputi pelatihan dasar/lanjutan, simulasi/ gladi
kebencanaan Lihat : Perka BNPB No. 17 Th.2011 ttg Pedoman Relawan PB
b. Pada saat terdapat potensi bencana ( Kesiapsiagaan )
- Melakukan kesiapsiagaan melalui :
1. Pemantauan perkembangan ancaman dan kerentanan masyarakat
3. PASCA BENCANA
2. Penyuluhan, pelatihan dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat Pada situasi pasca bencana relawan dapat membantu :
bencana
3. Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan
dasar 1. pengumpulan dan pengolahan data kerusakan dan
4. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk kerugian dalam sektor perumahan, infrastruktur,
pemenuhan pemulihan sarpras sosial, ekonomi dan lintas sektor.
5. Penyiapan lokasi evakuasi
- Melakukan peringatan dini melalui : 2. kegiatan rehabilitasi-rekonstruksi fisik dan non-fisik
1. Pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini di tingkat dalam masa pemulihan dini.
masyakarat
PERAN RELAWAN DALAM SIKLUS BENCANA
PASCA
SAAT
PRA BENCANA
BENCANA
BENCANA
2. SAAT BENCANA
BANTUAN/DUKUNGAN :

1. Kaji cepat terhadap cakupan wilayah yang terkena, jumlah korban dan
kerusakan, kebutuhan sumber daya, ketersediaan sumber daya serta
prediksi perkembangan situasi ke depan
2. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi warga masyarakat terkena
bencana
3. Penyediaan dapur umum
4. Pemenuhan kebutuhan dasar berupa air bersih, sandang, pangan, dan
layanan kesehatan termasuk kesehatan lingkungan
5. Penyediaan tempat penampungan/hunian sementara
6. Perlindungan kepada kelompok rentan dengan memberikan prioritas
pelayanan
7. Perbaikan/pemulihan darurat untuk kelancaran pasokan kebutuhan
dasar kepada korban bencana
8. Penyediaan sistem informasi untuk penanganan kedaruratan
9. Pendampingan / dukungan psikososial korban bencana
10. Kegiatan lain terkait sosial, budaya dan keagamaan
11. Kegiatan lain terkait kedaruratan.
TERIMA KASIH
BPBD
KAB. BANDUNG BARAT
# KENALI_ANCAMANNYA_KURANGI_RISIKONYA
#SIAP_UNTUK_ SELAMAT
#TAK_PERLU_ADA_TANGISAN_ KALAU_ADA_PERSIAPAN
#BUILD_BACK_BETTER
#INDONESIA_TANGGUH
#BANDUNG_BARAT_TANGGUH
CALL CENTER PUSDALOPS PB:
0878 - 2288 - 7774
022) 827 83510
pusdalopskbb@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai