Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA IT DAARUL


RAHMAN III

Proposal Skripsi

Disusun dan Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan
manusia, menandakan bahwa setiap individu di Indonesia berhak mendapatkannya
dan diharapkan terus berkembang melalui proses ini. Pendidikan memiliki makna
sebagai suatu perjalanan kehidupan yang memungkinkan pengembangan diri individu
untuk kehidupan yang produktif. Sebagai hasil pendidikan, seseorang menjadi
individu yang bermanfaat bagi Negara, Nusa, dan Bangsa. Lingkungan pendidikan
awal terdiri dari keluarga (Pendidikan Informal), sekolah (Pendidikan Formal), dan
masyarakat (Pendidikan Nonformal). Pendidikan Informal adalah hasil pembelajaran
sehari-hari yang diperoleh secara sadar atau tidak sadar sejak lahir hingga mati,
menjadikannya proses seumur hidup.1
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan suatu
bangsa. Pendidikan menjadi unsur krusial dalam kehidupan manusia, menunjukkan
bahwa setiap warga Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan terus
mengalami pertumbuhan di dalamnya. Pendidikan dianggap sebagai suatu perjalanan
tak terbatas, mewakili proses kehidupan yang memungkinkan setiap individu untuk
mengembangkan diri dan mampu menjalani kehidupan dengan baik.2 Sekolah
bertugas mendidik sebagai institusi formal dengan peran penting sebagai tempat
interaksi dan pertukaran pikiran peserta didik. Kepala sekolah memiliki peran sentral
dalam mencapai tujuan pendidikan, khususnya meningkatkan profesionalisme guru.
Guru merupakan komponen krusial dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam sejarah pembangunan bangsa dan perjuangan revolusi Indonesia, guru telah
memainkan peran yang sangat signifikan.3 Oleh karena itu, peran kepala sekolah
dalam mengawasi dan meningkatkan profesionalisme guru menjadi sangat penting.

1
Yayan Alpian, Sri Wulan Anggraeni, Unika Wiharti, & Nizmah Maratos Soleha. (2019). PENTINGNYA
PENDIDIKAN BAGI MANUSIA. JURNAL BUANA PENGABDIAN, 1(1), 66–72.
https://doi.org/10.36805/jurnalbuanapengabdian.v1i1.581
2
Ibid
3
Sutiono, Dr. (2021). Profesionalisme Guru. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 16–25.
https://doi.org/10.34005/tahdzib.v4i2.1569
Seorang guru yang bersifat profesional diharapkan memiliki keempat
kompetensi dasar, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Keempat kompetensi ini saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kompetensi dasar merujuk pada kemampuan, pengetahuan, sifat, sikap, pemahaman,
apresiasi, dan harapan yang menjadi ciri khas seseorang dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai standar kualitas pekerjaan.4
Guru memegang peranan penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan juga berarti peningkatan kualitas
guru. Peningkatan tersebut tidak hanya mencakup aspek kesejahteraan, melainkan
juga melibatkan profesionalisme. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru merupakan tenaga pendidik profesional
dengan tugas utama melibatkan pendidikan, pengajaran, bimbingan, arahan, pelatihan,
penilaian, dan evaluasi peserta didik di berbagai tingkatan pendidikan. Sebagai
profesional, seorang guru harus memenuhi kompetensi keguruan yang memadai,
tercermin dalam kemampuannya untuk menerapkan konsep dan prinsip-prinsip kerja
sebagai guru, serta kemampuan mendemonstrasikan strategi pengajaran yang menarik
dan interaktif, disiplin, jujur, dan konsisten.5
Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki peran penting dalam
menyampaikan ilmu agar dapat diterima oleh siswa. Selain sebagai pendidik dan
pengajar, peran guru juga melibatkan sumber belajar, fasilitator, pembimbing,
demonstrator, pengelola suasana kelas, penasehat, inovator, motivator, pelatih, dan
evaluator. Guru berperan sebagai panutan dan identifikasi bagi siswa, dengan standar
kualitas tertentu seperti tanggung jawab, mandiri, wibawa, dan kedisiplinan. Perannya
juga mencakup kemampuan dalam berkomunikasi, menjelaskan materi dengan jelas,
memberikan pelayanan agar pembelajaran efektif, serta sebagai penasehat yang
memahami psikologi kepribadian siswa. Guru diharapkan dapat menerjemahkan
pengalaman masa lalu ke dalam kehidupan yang bermakna untuk siswa, memberikan
motivasi, melatih keterampilan, dan melakukan evaluasi hasil pembelajaran. 6

4
Alvishah, L. N., Anas, & Hasan, H. (2021). Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Profesionalisme Guru
Di Mi Daarunnajah Nyamplungsari. Jurnal Al-Miskawaih, 2(1), 1–15.
https://journal.stitpemalang.ac.id/index.php/al-miskawaih/article/view/338
5
Berliani, T. (2017). IMPLEMENTASI SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU. Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 1(3), 218–226.
https://doi.org/10.17977/um025v1i32017p218
6
Yestiani, D. K., & Zahwa, N. (2020). Peran Guru dalam Pembelajaran pada Siswa Sekolah Dasar. FONDATIA,
4(1), 41–47. https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.515
Peran guru dalam proses pendidikan memiliki signifikansi yang sangat penting
dalam membimbing peserta didik menuju kedewasaan dan kemandirian. Guru tidak
hanya berfungsi sebagai pengajar yang bertanggung jawab menyampaikan materi
pelajaran, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Konsep ini sejalan dengan
pandangan Sagala, yang menyatakan bahwa guru tidak hanya perlu menguasai bahan
ajar dan memiliki keterampilan teknik edukatif, melainkan juga harus memiliki
kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan. Dengan demikian, guru
menjadi teladan yang dihormati oleh peserta didik, keluarga, dan masyarakat.7
Salah satu metode pengawasan yang diterapkan oleh kepala sekolah adalah
supervisi akademik. Fungsi dari supervisi akademik adalah sebagai usaha untuk
melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Supervisi
akademik ini mengedepankan praktik perbaikan mutu secara terus-menerus
(continuous quality improvement) sebagai prinsip dasar dan elemen manajemen
terpadu.8
Supervisi pengajaran di lingkungan sekolah umumnya dilakukan oleh kepala
sekolah, sebagaimana dinyatakan dalam berbagai literatur supervisi pengajaran.
Kepala sekolah dianggap sebagai supervisor pengajaran yang bertanggung jawab
mengkoordinasikan program pengajaran di sekolah yang dipimpinnya. Kepala
sekolah perlu secara berkala melakukan kegiatan supervisi untuk mengevaluasi
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Metode ini dapat melibatkan
kunjungan kelas guna mengamati proses pembelajaran secara langsung, termasuk
dalam hal pemilihan dan penggunaan metode serta media, serta keterlibatan peserta
didik dalam Pembelajaran. Hasil supervisi ini memberikan informasi mengenai
kelemahan dan keunggulan guru, tingkat penguasaan kompetensi, dan memberikan
dasar untuk menyusun solusi, pembinaan, serta tindak lanjut yang diperlukan. Hal ini
bertujuan agar guru dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan
keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.9
Kepala sekolah, sebagai supervisor, memiliki tanggung jawab dalam
menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan, termasuk supervisi kelas,
program ekstra kurikuler, perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Dalam peranannya,
7
Suwartini, E. A. (2017). SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, PROFESIONALISME GURU DAN MUTU
PENDIDIKAN. Jurnal Administrasi Pendidikan, 14(2), 62–70. https://doi.org/10.17509/jap.v24i2.8294
8
Ibid
9
Azmi, U. (2022). Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Mengembangkan Kompetensi Profesional
Guru. Nizamul’ Ilmi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (JMPI), 7(1), 18–40.
https://ejournal.staisyamsululum.ac.id/index.php/nizamulilmi/article/view/125
kepala sekolah bertugas membina guru, baik yang sudah baik maupun yang perlu
pengembangan, untuk menjaga kualitasnya. Kepala sekolah dituntut memiliki
berbagai cara dan teknik supervisi, terutama terkait tugas guru dan pertumbuhan
jabatan, karena perannya sebagai pemimpin utama dalam pendidikan. Dalam
melaksanakan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah hendaknya bersikap
demokratis, menghargai pendapat guru, dan mengambil keputusan melalui
musyawarah. Aspek kepribadian, peningkatan profesi, proses pembelajaran,
penguasaan materi pelajaran, keragaman kemampuan guru, keragaman daerah, dan
kemampuan berkolaborasi dengan masyarakat perlu diperhatikan dan dikembangkan
oleh kepala sekolah. Sebagai supervisor yang ditugaskan oleh lembaga Depag
maupun Diknas, kepala sekolah harus memahami kebutuhan guru dalam
meningkatkan kualitas profesionalisme mereka, dengan fokus pada perubahan visi
berorientasi pada mutu, kecerdasan siswa, dan paradigma baru pendidikan. Seorang
pengawas, yang memiliki tanggung jawab akademik dan manajerial di satuan
pendidikan, perlu memahami bantuan yang dibutuhkan oleh guru untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Supervisi berfungsi membantu, memberi dukungan, dan
melibatkan guru dalam meningkatkan kinerja mereka. Peranan supervisi melibatkan
koordinasi, konsultasi, kepemimpinan kelompok, dan evaluasi.10
Peran supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
profesionalisme guru di sekolah memiliki dampak besar, karena supervisi yang
dilakukan secara terus menerus dan kontinu oleh kepala sekolah dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Hal ini pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia. Supervisi akademik menjadi fondasi untuk kegiatan
pengawasan profesional, dengan fokus pada sistem bantuan yang diberikan oleh
kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Ini melibatkan
program dan prosedur di sekolah yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
Pada SMA IT Daarul Rahman III, implementasi supervisi kepala sekolah
merupakan aspek yang esensial dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
pendidikan. Supervisi menjadi alat utama untuk memastikan bahwa proses
pembelajaran di sekolah berjalan optimal, dan para guru memiliki kesempatan untuk
terus berkembang profesional.

10
Astuti. (2019). PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.
Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 435–449. https://doi.org/10.35673/ajmpi.v5i1.79
Meskipun peran supervisi kepala sekolah telah diakui sebagai faktor penentu
keberhasilan pembelajaran, namun masih terdapat sejumlah tantangan dan kendala
dalam pelaksanaannya. Beberapa kendala tersebut melibatkan ketersediaan waktu,
pemahaman konsep supervisi, dan implementasi strategi pengembangan
profesionalisme guru yang efektif. Meskipun supervisi di sekolah memiliki peran
yang penting, terdapat beberapa tantangan dalam pengimplementasiannya, seperti: (1)
adanya ketakutan guru terhadap supervisi; (2) kurangnya pemahaman guru yang
menganggap supervisi sebagai kegiatan evaluasi kinerja; (3) persepsi bahwa supervisi
adalah upaya mencari kesalahan guru di kelas; (4) supervisi sejawat oleh guru senior
terkadang bersifat memaksakan kehendak; (5) kurangnya konsistensi dalam tindak
lanjut supervisi oleh supervisor; dan (6) kurangnya ketegasan kepala sekolah dalam
memberikan supervisi kepada guru. Meskipun demikian, pentingnya supervisi dalam
membantu peningkatan kualitas pengajaran di kelas sangat bertentangan dengan
kendala-kendala tersebut. Pelaksanaan supervisi memberikan manfaat, seperti
membantu guru mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran,
mendorong kreativitas dan inovasi guru dalam pengembangan metode pembelajaran,
meningkatkan pemahaman guru terhadap peralatan dan perlengkapan pembelajaran,
memotivasi guru untuk mengikuti perkembangan zaman dan mengeksplorasi sumber-
sumber belajar yang relevan, serta mendorong kolaborasi antara guru junior dan
senior dalam meningkatkan pelaksanaan pembelajaran. Sehingga, supervisi diarahkan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan mengembangkan profesionalisme guru.11
Dalam konteks SMA IT Daarul Rahman III, perlu dilakukan analisis
mendalam terkait dengan bagaimana supervisi kepala sekolah diintegrasikan secara
optimal guna meningkatkan profesionalisme guru.
Berdasarkan uraian konteks permasalahan tersebut, penulis ingin melakukan
analisis mendalam terkait dengan bagaimana supervisi kepala sekolah diintegrasikan
secara optimal guna meningkatkan profesionalisme guru, dengan melakukan
penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA
IT DAARUL RAHMAN III”.

11
Berliani, T. (2017). IMPLEMENTASI SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU. Jurnal Manajemen Dan Supervisi Pendidikan, 1(3), 218–226.
https://doi.org/10.17977/um025v1i32017p218
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang di atas, terdapat beberapa identifikasi masalah terkait
dengan implementasi supervisi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
profesionalisme guru di SMA IT Daarul Rahman III. Beberapa masalah yang muncul
antara lain:
1. Banyak guru di SMA IT Daarul Rahman III yang masih merasa takut untuk
disupervisi. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan supervisi yang
efektif.
2. Beberapa guru mungkin masih memiliki pemahaman yang kurang mengenai
konsep supervisi. Mereka mungkin menganggap supervisi hanya sebagai kegiatan
evaluasi kinerja, sehingga mempersempit pemahaman terhadap tujuan sebenarnya
dari supervisi.
3. Adanya persepsi bahwa supervisi hanya sebagai upaya mencari kesalahan guru di
kelas (inspeksi) dapat memengaruhi pandangan guru terhadap proses supervisi,
sehingga menghambat keterlibatan positif mereka.
4. Pelaksanaan supervisi sejawat oleh guru senior terkadang dapat bersifat
memaksakan kehendak, yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
guru junior.
5. Terdapat kendala terkait kurangnya konsistensi dalam tindak lanjut hasil supervisi
oleh supervisor. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas implementasi supervisi.
6. Adanya kurangnya ketegasan dari kepala sekolah dalam memberikan supervisi
kepada para guru dapat menjadi kendala utama dalam mendukung implementasi
supervisi yang efektif.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini membatasi ruang lingkup pada implementasi supervisi kepala
sekolah terhadap guru di SMA IT Daarul Rahman III, dengan fokus pada aspek
kepala sekolah dan guru, tingkat pendidikan menengah, dan menggunakan
pendekatan kualitatif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana implementasi supervisi kepala sekolah di
SMA IT Daarul Rahman III saat ini? Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam
implementasi supervisi tersebut? Bagaimana dampak implementasi supervisi kepala
sekolah terhadap peningkatan profesionalisme guru di sekolah ini?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk
menggali dan menganalisis implementasi supervisi kepala sekolah di SMA IT Daarul
Rahman III, mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya,
serta mengevaluasi dampak implementasi supervisi terhadap peningkatan
profesionalisme guru di sekolah tersebut.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada pengembangan teori tentang implementasi supervisi kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru di konteks pendidikan menengah,
khususnya di SMA IT Daarul Rahman III. Hasil penelitian dapat memberikan
wawasan baru, pemahaman mendalam, dan konsep teoritis yang dapat menjadi
landasan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang ini.
2. Manfaat Praktis
a) Untuk Penulis
 Memberikan pengalaman riset dan kontribusi nyata terhadap
pemahaman tentang implementasi supervisi kepala sekolah dan
profesionalisme guru.
 Memperkaya pengetahuan dan keterampilan penelitian penulis
dalam konteks pendidikan.
b) Untuk Lembaga
 Memberikan gambaran komprehensif tentang implementasi
supervisi kepala sekolah yang dapat digunakan sebagai dasar
evaluasi dan perbaikan kebijakan sekolah.
 Memberikan wawasan terhadap kendala-kendala yang dihadapi,
sehingga dapat diidentifikasi solusi dan strategi perbaikan yang
lebih efektif.
c) Untuk Penelitian Berikutnya
 Menyediakan kerangka kerja dan temuan yang dapat menjadi dasar
bagi penelitian lebih lanjut terkait dengan implementasi supervisi
kepala sekolah dan profesionalisme guru di berbagai konteks
pendidikan.
 Merangsang penelitian lanjutan terkait strategi atau model yang
lebih efektif untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui
supervisi kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Alvishah, L. N., Anas, & Hasan, H. (2021). Peran Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Profesionalisme Guru Di Mi Daarunnajah Nyamplungsari. Jurnal Al-Miskawaih, 2(1),
1–15.

Astuti. (2019). PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM


MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 5(1), 435–449. https://doi.org/10.35673/ajmpi.v5i1.79

Azmi, U. (2022). Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Mengembangkan


Kompetensi Profesional Guru. Nizamul’ Ilmi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
(JMPI), 7(1), 18–40.

Berliani, T. (2017). IMPLEMENTASI SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU. Jurnal Manajemen Dan
Supervisi Pendidikan, 1(3), 218–226. https://doi.org/10.17977/um025v1i32017p218

Sutiono, Dr. (2021). Profesionalisme Guru. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam,
4(2), 16–25. https://doi.org/10.34005/tahdzib.v4i2.1569

Suwartini, E. A. (2017). SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH,


PROFESIONALISME GURU DAN MUTU PENDIDIKAN. Jurnal Administrasi
Pendidikan, 14(2), 62–70. https://doi.org/10.17509/jap.v24i2.8294

Yayan Alpian, Sri Wulan Anggraeni, Unika Wiharti, & Nizmah Maratos Soleha. (2019).
PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA. JURNAL BUANA
PENGABDIAN, 1(1), 66–72.
https://doi.org/10.36805/jurnalbuanapengabdian.v1i1.581

Yestiani, D. K., & Zahwa, N. (2020). Peran Guru dalam Pembelajaran pada Siswa Sekolah
Dasar. FONDATIA, 4(1), 41–47. https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.515

Anda mungkin juga menyukai