Anda di halaman 1dari 6

1. A.

Ekspor dan impor memiliki dampak yang signifikan terhadap penciptaan lapangan
kerja di Indonesia. Ekspor yang meningkat dapat meningkatkan permintaan atas produk-
produk Indonesia, yang pada gilirannya akan membantu mendorong produksi dan
meningkatkan jumlah lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri. Di sisi lain, impor
yang meningkat dapat berdampak negatif pada produksi lokal dan menurunkan lapangan
kerja di sektor yang terdampak.
Dampak positif ekspor pada penciptaan lapangan kerja dapat dilihat dari
meningkatnya permintaan atas produk-produk Indonesia di pasar global. Permintaan yang
meningkat akan mendorong produksi dalam negeri dan meningkatkan penggunaan tenaga
kerja. Selain itu, ekspor juga dapat membuka kesempatan bagi para pelaku usaha untuk
melakukan ekspansi dan investasi di dalam negeri, yang pada gilirannya dapat
menciptakan lapangan kerja baru.
Namun, ada juga hambatan yang dapat mempengaruhi dampak positif dari ekspor.
Salah satu hambatan utama adalah adanya persaingan global yang semakin ketat,
terutama dari negara-negara yang memiliki produksi lebih efisien dan biaya produksi
yang lebih rendah. Hal ini dapat membuat produk Indonesia sulit bersaing di pasar
internasional, yang pada gilirannya dapat menurunkan permintaan dan dampak positifnya
pada penciptaan lapangan kerja.
Di sisi lain, impor yang meningkat dapat memiliki dampak negatif pada
penciptaan lapangan kerja di sektor yang terdampak. Impor yang meningkat dapat
menekan harga produk lokal dan mengurangi permintaan, yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi produksi dan lapangan kerja yang tersedia. Terutama pada sektor yang
kurang efisien dan rentan terhadap persaingan global.
Di bawah terdapat dua grafik dalam satu gambar. Grafik pertama menunjukkan
perkembangan ekspor dan impor Indonesia dalam miliar USD dari tahun 2010 hingga
2020, sedangkan grafik kedua menunjukkan jumlah lapangan kerja di sektor industri
dalam juta orang pada periode yang sama.
Grafik pertama menunjukkan bahwa ekspor Indonesia dan impor Indonesia
mengalami fluktuasi selama periode yang diamati. Ekspor mencapai puncaknya pada
tahun 2012 dengan nilai sekitar 223 miliar USD, tetapi kemudian menurun drastis pada
tahun 2013 dan mencapai titik terendah pada tahun 2015 dengan nilai sekitar 150 miliar
USD. Kemudian, ekspor Indonesia mulai naik kembali, mencapai nilai sekitar 180 miliar
USD pada tahun 2018 dan 2019, tetapi kemudian turun kembali pada tahun 2020.
Sementara itu, impor Indonesia juga mengalami fluktuasi selama periode yang
diamati. Nilai impor tertinggi dicapai pada tahun 2018 dengan nilai sekitar 188 miliar
USD, tetapi kemudian turun pada tahun 2019 dan 2020.
Grafik kedua menunjukkan bahwa jumlah lapangan kerja di sektor industri di
Indonesia terus meningkat dari tahun 2010 hingga 2020. Jumlah lapangan kerja di sektor
industri mencapai sekitar 12,2 juta pada tahun 2010 dan meningkat menjadi sekitar 15
juta pada tahun 2020. Jumlah lapangan kerja ini naik setiap tahun, meskipun laju
pertumbuhan tampaknya melambat pada beberapa tahun terakhir.
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara
jumlah lapangan kerja di sektor industri dengan perkembangan ekspor dan impor
Indonesia. Namun, hubungan ini kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
ekonomi dan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, kesimpulan tentang dampak dan
hambatan ekspor dan impor terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia memerlukan
analisis yang lebih mendalam.

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, "Jumlah Pekerja pada Industri Pariwisata dalam
Proporsi terhadap Total Pekerja", diakses pada 7 April 2023, dari
https://www.bps.go.id/indicator/6/1190/1/jumlah-pekerja-pada-industri-pariwisata-dalam-
proporsi-terhadap-total-pekerja.html
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. (2021). Ekspor-Impor. Diakses pada 7 April 2023, dari
https://www.bps.go.id/subject/8/ekspor-impor.html#subjekViewTab3
B. Pengaruh ekspor dan impor komoditas tertentu terhadap masuknya arus perdagangan
dan investasi di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti sifat
komoditas tersebut, kondisi pasar global, serta kebijakan perdagangan dan investasi yang
diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia. Namun, secara umum, ekspor dan impor
komoditas dapat memiliki dampak positif dan negatif terhadap masuknya arus
perdagangan dan investasi di Indonesia, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Dampak positif ekspor komoditas:
 Meningkatkan penerimaan devisa bagi Indonesia karena peningkatan ekspor dapat
meningkatkan nilai tukar mata uang nasional terhadap mata uang asing.
 Meningkatkan kegiatan ekonomi di sektor yang berkaitan dengan produksi dan ekspor
komoditas tersebut, seperti transportasi, logistik, dan sektor lainnya.
 Memperluas pasar dan memperbaiki citra Indonesia di kancah internasional, sehingga
dapat menarik minat investor asing untuk melakukan investasi di Indonesia.
Dampak negatif ekspor komoditas:
 Terjadinya ketergantungan pada ekspor komoditas tertentu dapat membuat ekonomi
Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar global, yang dapat
mempengaruhi keseimbangan neraca perdagangan dan nilai tukar mata uang
nasional.
 Dampak negatif lainnya adalah degradasi lingkungan dan kerusakan alam karena
pembukaan lahan untuk menanam komoditas dan proses produksinya yang
cenderung merusak lingkungan.
Dampak positif impor komoditas:
 Meningkatkan pasokan dan kualitas barang atau bahan mentah tertentu yang tidak
tersedia atau terbatas di Indonesia, sehingga dapat memperbaiki kualitas produksi dan
produk lokal.
 Memberikan peluang bagi industri Indonesia untuk melakukan pengolahan lebih
lanjut atau pemanfaatan produk impor sebagai bahan baku.
Dampak negatif impor komoditas:
 Menimbulkan dampak negatif terhadap industri lokal karena impor barang atau bahan
mentah dapat mengancam daya saing produk lokal.
 Mengakibatkan defisit neraca perdagangan jika nilai impor lebih besar daripada nilai
ekspor.
Beberapa hambatan yang mungkin terkait dengan ekspor dan impor komoditas di
Indonesia adalah sebagai berikut:
 Regulasi perdagangan yang kompleks: Regulasi perdagangan yang kompleks dan
birokrasi yang rumit dapat menjadi hambatan bagi pengusaha dalam melakukan ekspor
dan impor. Hal ini dapat menyulitkan pengusaha dalam memenuhi persyaratan ekspor
dan impor dan mengakibatkan penundaan dan biaya tambahan yang tinggi.
 Infrastruktur yang belum memadai: Infrastruktur yang kurang memadai seperti jalan,
pelabuhan, dan bandara dapat menjadi hambatan dalam memperlancar arus perdagangan
dan investasi di Indonesia. Pengusaha mungkin kesulitan mengirim barang ke pasar
internasional atau memasukkan barang ke pasar domestik jika infrastruktur yang
dibutuhkan tidak tersedia atau kurang memadai.
 Masalah kualitas dan standar: Standar kualitas dan regulasi produk yang berbeda di pasar
internasional dapat menjadi hambatan dalam ekspor komoditas dari Indonesia. Misalnya,
jika kualitas produk Indonesia tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara
tujuan ekspor, maka produk tersebut mungkin tidak dapat diekspor.
 Persaingan dari negara lain: Persaingan dari negara lain yang juga mengekspor komoditas
yang sama dapat menjadi hambatan dalam memasarkan produk Indonesia di pasar
internasional. Hal ini dapat mengurangi daya saing produk Indonesia dan membuat
pengusaha Indonesia kesulitan dalam memasuki pasar internasional.
Diagram batang di bawah yang menunjukkan nilai ekspor dan impor dari beberapa komoditas
utama di Indonesia. Komoditas yang ditampilkan di sini adalah minyak sawit, kopi, karet,
tembaga, dan emas. Ekspor ditampilkan dalam warna hijau dan impor ditampilkan dalam warna
merah. Komoditas dan nilai-nilai ekspor dan impor diambil hanya sebagai contoh dan dapat
disesuaikan dengan data yang relevan.
Sumber: Bushindo Training Center. (2021). Ekspor Impor Indonesia di ASEAN.
Diakses pada 7 April 2023, dari https://www.bushindotrainingcenter.co.id/artikel-ekspor-
impor/ekspor-impor-indonesia-di-asean/
Daftar Pustaka
Anissa Miranti, D. (2021). DIPLOMASI AUSTRALIA KE INDONESIA DALAM
PENURUNAN BEA MASUK GULA MENTAH (RAW SUGAR) PERIODE 2017-
2018. In MJIR) MOESTOPO JOURNAL INTERNATIONAL RELATIONS (Vol. 1, Issue
1).
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, "Jumlah Pekerja pada Industri Pariwisata
dalam Proporsi terhadap Total Pekerja", diakses pada 7 April 2023, dari
https://www.bps.go.id/indicator/6/1190/1/jumlah-pekerja-pada-industri-pariwisata-
dalam-proporsi-terhadap-total-pekerja.html

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. (2021). Ekspor-Impor. Diakses pada 7 April 2023, dari
https://www.bps.go.id/subject/8/ekspor-impor.html#subjekViewTab3

Bushindo Training Center. (2021). Ekspor Impor Indonesia di ASEAN. Diakses pada 7 April
2023, dari https://www.bushindotrainingcenter.co.id/artikel-ekspor-impor/ekspor-impor-
indonesia-di-asean/

Anda mungkin juga menyukai