Email: ario_sn@iuj.ac.jp
INFORMASI ARTIKEL
ABSTRAK:
Tanggal masuk
[19-03-2020] Salah satu terobosan untuk mengurangi
Revisi defisit neraca perdagangan dan
[2020-05-03 meningkatkan nilai neto devisa ekspor
Tanggal terima adalah dengan substitusi impor bahan baku
[2020-07-02] yang digunakan untuk memproduksi barang
ekspor. Paper ini mengusulkan kajian
ABSTRACT: substitusi impor pada produk alas kaki yang
mempunyai ketergantungan bahan baku
An alternative strategy to reduce the impornya sebesar 70 persen, dengan
trade balance deficit simultaneously to komposisi terbesar adalah bahan baku kulit
increase the net foreign exchange is the sebesar 67 persen. Tujuan penelitian ini
import-substitution for raw materials used adalah untuk mengetahui dampak stimulus
to produce an export goods. This paper subsidi pada industri kulit terhadap subtitusi
proposes an import substitution study on impor kulit, dukungan multiplier sektor kulit
footwear products that have a dependency terhadap sektor alas kaki, serta terhadap
on imported raw materials by 70 percent, devisa ekspor Indonesia. Penelitian ini
with the largest composition being leather menggunakan simulasi model Computable
raw materials by 67 percent. This paper General Equilibrium (CGE). Hasil simulasi
analyzes the relationship between subsidies menunjukkan stimulus subsidi sebesar 100
on the leather industry to leather import- milyar rupiah pada sektor kulit memberikan
substitution, multiplier effect to footwear substitusi bahan baku kulit sebesar 7,94 juta
sector, and Indonesia trade balance. Author rupiah, menaikkan devisa ekspor sektor alas
make use of simulation the on Input-Output kaki sebesar 1.1 miliar rupiah, serta secara
2010 table and Computable General keseluruhan menambah defisit neraca
Equilibrium (CGE) Model. The simulation berjalan Indonesia sebesar 68 miliar rupiah.
shows 100 billion subsidies on the leather
sector, lead for the substitution-import of Kata kunci: alas kaki, Computable General
leather by 7,94 million rupiah, increase the Equilibrium (CGE), devisa ekspor, kulit,
net export foreign exchange by 1.1 billion subsidi.
rupiah of the footwear sector, and for
overall, increase Indonesia trade balance
deficit by 68 billion rupiah.
1
Free on Board: nilai barang pada saat sampai di dari Harga Barang (FOB), Asuransi, dan Biaya
pelabuhan pemuatan Transportasi
2
Cost Insurance Freight:Nilai barang pada saat
sampai di pelabuhan pembongkaran, yang terdiri
diberikan secara eksogen atau dapat juta rupiah, 936 juta rupiah, dan 121 miliar
dinyatakan sebagai 𝑃𝑖𝑒 dan 𝑃𝑖𝑚 . 𝑃𝑖𝑒 adalah rupiah. Hal Ini menunjukkan stimulus
ekspor dan 𝑃𝑖𝑚 adalah harga impor untuk yang diberikan kepada sektor 83, memacu
barang i yang dinilai dalam mata uang kenaikan impor di sektor-sektor lain.
domestik. Asumsi ini menghasilkan: Namun disayangkan, kenaikan impor
𝑃𝑖𝑒 = 𝜀𝑃𝑖𝑤,𝑒 ,, sektor-sektor lain melebihi nilai
pengurangan impor yang terjadi di sektor
𝑃𝑖𝑚 = 𝜀𝑃𝑖𝑤,𝑚 , 𝑖 = 1,2,3 83.
𝜀 adalah nilai tukar. Karena harga dunia Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa
diasumsikan diberikan secara eksogen, nilai ekspor sektor 83 juga mengalami
nilai tukar dihitung secara endogen dalam penurunan sebesar 18 miliar rupiah.
model. Situasi yang lebih baik ditunjukkan oleh
Analisis tabel Input-Output 2010 ekspor sektor-sektor lainnya. Sektor 85,
digunakan untuk simulasi hubungan antar pembiayaan, dan sektor lainnya
sektor 85 alas kaki; sektor 83 kulit; sektor menunjukkan kenaikan sebesar Rp1,3
pembiayaan merupakan gabungan atas miliar, 64 juta rupiah, 70 miliar rupiah.
sektor 170 jasa keuangan, sektor 171 Apabila diperhatikan secara keseluruhan,
asuransi, sektor 173 jasa keuangan untuk transaksi perdagangan luar negeri,
lainnya; dan sektor 175 R & D /jasa nilai total kenaikan impor (seluruh sektor)
profesi. yang diakibatkan stimulus 100 miliar
rupiah terhadap sektor 83 adalah 122
4. HASIL DAN PEMBAHASAN miliar rupiah, dan total kenaikan ekspor
Ketersediaan bahan baku alas kaki (seluruh sektor) adalah 54 milyar rupiah.
berupa kulit samak di Indonesia belum Secara total, terjadi kenaikan defisit
bisa memenuhi kebutuhan domestik transaksi berjalan sebesar 68 milyar
maupun ekspor. Dari tabel Input-Output rupiah.
(I-O) 2010 diperoleh output sektor 85 (alas Dari hasil simulasi dengan
kaki) adalah 4,983 miliar rupiah dengan menggunakan model CGE berdasarkan
input dari sektor 83 (kulit) sebesar 4,624 tabel IO dan SAM Indonesia 2010, dapat
miliar rupiah (93%), sedangkan impor disimpulkan bahwa pemberian stimulus
kulit tercatat sebesar 3,046 milyar rupiah, 100 miliar rupiah pada sektor 83,
atau 67% dari total kebutuhan kulit untuk menimbulkan implikasi berupa: 1)
produksi alas kaki. penurunan impor sektor 83 (industri hasil
Dari tabel 1 dan 2 (lampiran I dan II), pengawetan dan penyamakan kulit)
terlihat bahwa stimulus sebesar 100 miliar sebesar 7,9 juta rupiah dan kenaikan devisa
rupiah yang diberikan pada sektor 83 ekspor sektor 85 (alas kaki) sebesar 1,1
(industri hasil pengawetan dan miliar rupiah; dan 2) kenaikan nilai defisit
penyamakan kulit), memberikan hasil transaksi berjalan sebesar 68 miliar rupiah.
pengurangan impor untuk sektor 83 Mengapa stimulus subsidi pada
sebesar 7,9 juta rupiah, relatif kecil bila industri kulit tidak mampu menjelaskan
dibandingkan dengan nilai stimulus yang dampak yang signifikan pada industri alas
diberikan. Di sisi lain, simulasi pemberian kaki Indonesia? Pertanyaan ini dapat
stimulus terhadap sektor 83 justru dijelaskan melalui pendekatan dari aspek
meningkatkan nilai impor pada sektor 85 produksi dan pasar industri kulit. 1) Dari
(sektor alas kaki), pembiayaan (jasa aspek produksi, permintaan antara industri
keuangan, asuransi, jasa keuangan lainnya, kulit samak adalah kulit mentah yang
jasa profesi), serta sektor lainnya, dengan diproduksi oleh sektor 26 (hasil peternakan
kenaikan impor diprediksikan sebesar 388 daging dan produk lainnya) dan sektor 29
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I