Anda di halaman 1dari 30

DAMPAK KETERBUKAAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA DI INDONESIA

PROPOSAL

Disusun Oleh:

SAHRUL
(1369421001)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PASCASARJANA

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Berbagai upaya ditempuh oleh suatu negara-negara di seluruh dunia untuk


bisa meningkatkan kondisi perekonomian rumah tangganya, yang pada akhirnya
dari perjalanan panjang tersebut semata-mata untuk dapat mensejahterakan
seluruh kehidupan masyarakatnya. Berbagai mashab dan aliran pun bermunculan
seiring perkembangan zaman sebagai reaksi atas permasalahan tersebut.

Paham liberalis melalui keterbukaan ekonomi juga mengiming-imingi


keuntungan besar bagi semua negara yang terlibat. Beberapa keuntungan yang
ditawarkan antara lain berupa pembukaan akses pasar yang lebih luas, pencapaian
tingkat efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi, serta peluang
penyerapan tenaga kerja yang lebih besar. Sementara itu, keterbukaan di sektor
finansial dapat mendorong masuknya modal asing (capital inflow), serta
mempercepat terjadinya akumulasi modal dan transfer teknologi (Salvatore,
1997).

Keterbukaan ekonomi adalah faktor yang mempengaruhi daya saing di


Indonesia. Selain itu dengan adanya keterbukaan ekonomi maka aliran modal
asing akan semakin mudah memasuki Indonesia. Kerjasama antar negara dalam
hal perdagangan mampu memicu daya saing industri tersebut. Dengan terciptanya
daya saing maka domestik akan terus menciptakan inovasi. Terciptanya inovasi
akan memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan angka
pengangguran. Karena masalah yang dihadapi Indonesia sebagai negara
berkembang adalah kemiskinan, pengangguran dan juga inflasi. Indonesia
merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk keempat terbesar
di dunia.

Keterbukaan ekonomi dari sisi perdagangan di Indonesia terwujud pada


bergabungnya Indonesia dengan organisasi perdagangan internasional, antara lain
Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) pada 1989, dan World Trade
Organization (WTO) pada 1994. Selain itu, Indonesia juga telah melaksanakan
cukup banyak kerjasama perdagangan bebas, antara lain ASEAN Free Trade Area
(AFTA) pada 2002, ASEAN-China Free Trade Area (ACTFA) pada 2004,
ASEAN Korea Trade Area (AKFTA) pada 2007, Indonesia-Japan Economic
Partnership pada 2007, ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) pada 2010, dan
ASEAN Australia-New Zealand Free Trade Area (AANFTA) pada 2012 (Pusat
Kebijakan Regional dan Bilateral, 2013). Kerjasama-kerjasama itu diharapkan
mampu membuat keterbukaan perdagangan berkontribusi baik terhadap
penyerpana tenaga kerja di indonesia. Berikut dapat dilihat perkembangan
perdagangan internasional dan realisasi penanaman mdal asing di indonesia:

Perkembangan ekonomi indonesia dewasa ini menunjukan semakin


terintegrasi dengan perekonomian dunia. Hal ini merupakan konsekuensi dari
dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya selalu
beruhungan dan tidak lepas dari fenomena hubungan internasional. Dan adanya
keterbukaan perekonomian tersebut memiliki dampak pada perekmbangan neraca
pembayaran suatu negara yang meliputi arus perdaganagan dan lalulintas modal
terhadap suatu negara lain. Perdagangan internasional akan terjadi suatu
perbandingan harga tertentu yaitu antara harga ekspor dan harga impor yang
sering disebut nilai tukar perdagangan (Terms of trade). Nilai tukar besar skali
pengaruhnya terhadap kesejahteraan suatu bangsa dan juga sebagai pengukur
posisi perdagangan luar negeri suatu bangsa.

Kemudian dalam upaya penyerapan tenaga kerja juga perlu dilakukan


adanya investasi. Diungkapkan oleh Harrod dan Domar bahwa investasi memiliki
peran kunci di dalam proses ekonomi, khususnya pada dua hal yang dimiliki oleh
investasi yaitu menciptakan pendapatan dan memperbesar kapasitas produksi
perekonomian. Dengan terjadinya peningkatan kapasitas produksi membuat
terbentuknya lapangan pekerjaan baru sehingga dapat membuka kempatan kerja
dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Adanya aktivitas investasi akan mendorong terciptanya barang modal yang


baru, sehingga akan menyerap banyak faktor produksi baru yaitu menciptakan
lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap, yang pada
gilirannya akan mengurangi penganguran. Dengan demikian bisa terjadi
penambahan output nasional sehingga akan terjadi peningkatan pertumbuhan
ekonomi (Hellen dkk, 2018).

Tabel 1.1.
Perkembangan Perdagangan Internasional Dan Realisasi PMA Di Indonesia
Tahun 2012-2021 (Juta US$)
Kurs Rupiah
Tahun Ekspor (Juta US$) Import (Juta US$) Terhadap PMA (Juta US$)
Dollar Amerika
2012 190.020.3 191.691.0 9.670.00 24564.7
2013 182.551.8 186.628.7 12.189.00 28617.5
2014 175.980.0 178.178.8 12.440.00 28529.7
2015 150.366.3 142.694.5 13.795.00 29275.9
2016 145.134,0 135.652,8 13.436.00 28964.1
2017 168.828,2 156.985,5 13.548.00 32239.8
2018 180.012,7 188.711,2 14.481.00 29307.9
2019 167.683,0 170.727,4 14.102.00 28208.8
2020 163.191,8 141.568,8 14.105.00 28666.3
2021 231.609,5 196.190,0 14.311.96 31093.1
Sumber: BPS diolah (2022).

Tabel 1.1. diatas menunjukan bahwa ekspor indonesia mengalami


fluktuasi terlihat pada tahun 2012 nilai ekspor sebesar 190.020,3 US$ kemudian
menurun drastis dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 sebesar 145.134,0 dan
pada tahun 2017-2018 nilai ekspor secara bertahap kembali pulih akan tetapi
pemulihan tersebut tidak bertahan lama karena pada tahun 2019-2020 nilai ekspor
kemabli menurun. Sebagian penurunan ekspor dikarenakan adanya krisis finansial
global yang dialami oleh negara-neraga tujua ekspor indonesia, seperti
menurunnya permintaan dari negara tujuan. Selain adanya krisis global,
penurunan ekspor indonesia pada beberapa tahun terakhir juga diakibatkan karena
kanaikan dolar terhadap rupiah pada tahun 2013-2015. Kurs rupiah terhadap
dollar AS pada tahun 2013 mencapai Rp.12.189,00 dan melambung tinggi
mencapi Rp.13.795,00 pada tahun 2015.
Nilai impor indonesia juga mengalami fluktuasi selama 10 tahun terakhir.
Kenaikan drastris nilai impor pasca menurunya dalam beberapa tahun sebelumnya
tahun 2021 sebesar 196.190,0 US$ dan sebelumnya juga peningkatan nilai ekspor
terjadi pada tahun 2018 sebesar 188.711,2 US$ kemudian di tahun 2019-2020
kembali menurun drastis dikarenakan pada tahun tersebut terjadi krissis global
akibat bencana wabah Covid-19 sehingga kebijakan pemerintah menghambat dan
membatasi hubungan aktivitas perekonomian indonesia dengan negara lain.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Dewi dan Ketut, 2015)


mengatakan bahwa ekspor berpengaruh tidak signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja melalui pertumbuha ekonomi. Akan tetapi tidak serupa dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Anjani dkk, 2021). Menunjukan bahwa hasil
ekspor berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di indonesia selama
tiga puluh dua tahun 1988-2020.

Kemudian keterbukaan investasi asing juga dapat dikatakan mengalami


fluktuasi pada setiap tahunnya, peningkatan investasi asing yang tertinggi terjadi
pada tahun 2017 sebesar 32239.8 Juta US$ akan tetapi pada tahun 2018-2019 nilai
investasi asing kembali mengalami penurunan tapi kemudian indonesia pelan-
pelan memulihkan kembali walaupun masih dalam kondisi tidak stabil akibat
wabah covid-19 yang membatasi aktivitas ekonomi tapi di tahun 2021 investasi
asing mengalami peningkatan sebesar 31093.1 juta US$.

Penelitian yang dilakukan (Akbar dan Gunadi, 2018) Terkait pengaruh


penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing terhadap penyerapan
tenaga kerja di samarinda menunjukan hasil bahwa investasi melalui penanaman
modal dalam negeri dan penanaman modal asing memiliki pengaruh yang positif
dan berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja khususnya kota
samarinda. Dan didikung dengan penelitian yang dilakukan oleh (Annisa, 2019).
Bahwa penanaman modal asing menunjukan hasil positif dan signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja antar wilayah di indonesia tahun 2008-2017.

Keseimbangan perekonomian merupakan kunci dasar yang menjadi tujuan


esensial setiap negara termasuk Indonesia. indonesia merupakan negara yang
sedang berkembang dan masih dalam tahap membangun. tujuan utama dari
pembangunan Ekonomi dinegara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Keberhasilan dan pencapaian kesejahteraan dapat diukur dengan
sejauh mana suatu negara dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan
yang sedang dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh
daerah di Indonesia adalah tinginya tingkat pengangguran. Oleh karena itu
penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara–negara yang sedang
berkembang guna menciptakan pembangunan ekonomi yang merata.

Disamping sebagai faktor utama dan faktor penting bagi suatu


pembangunan ekonomi. Disisi lain tenaga kerja bisa menimbulkan berbagai
masalah, antara lain jumlah penganggurann yang tinggi, jumlah angkatan kerja
yang semakin meningkat, atau tenaga kerja yang rendah, kemiskinan dan lain
sebagainya. Apabila masalah tersebut terjadi disuatu negara maka proses
pembangunan yang ada pada negara tersebut akan terhambat. Oleh karena itu
perlu adanya peran pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. Semakin
banyak jumlah tenaga kerja yang tersedia maka akan meningkatkan pengangguran
apabila hal tersebut tidak diimbangi dengan kesempatan kerja untuk menyerap
tenaga kerja sehingga akan meningkatkan kemiskinan, kriminalitas, dan
fenomena-fenomena social ekonomi di masyarakat.

Dimana besarnya kesemmpatan kerja tergantung beberapa faktor


diantaranya pertumbuhan output, tingkat upah dan harga-haga dari faktor produki
lainnya. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa hubungan antara pertumbuhan output
dengan peningkatan jumlah kesempatan kerja dapat digambarkan lewat hubungan
antara pasar barang dengan pasar tenaga kerja, dimana melalui mekaanissme pasar
terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran di pasar tenaga kerja, rumah
tangga menawarkan jasanya dan mendapatkan harga (gaji). Apabila permintaan
konsumsi rumah tangga dipasar barang meningkat dan terjadilah pertumbuhan
output, apabila disemua pasar terjadi peningkatan output, maka secara agregat
terjadi pertumbuan ekonomi (Nurhayani, 2014).
Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mulyadi, teori klasik
menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan
kemakmuran masyarakat. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya jika tidak ada
sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi
kehidupan (Mulyadi, 2014).

Tabel 1.2
Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Di Indonesia

Tahun Tenaga Kerja (Juta Jiwa)


2012 112.504.868
2013 112.761.072
2014 114.628.026
2015 114.819.199
2016 118.411.973
2017 121.022.423
2018 126.282.186
2019 128.755.271
2020 128.454.184
2021 131.050.523
Sumber: BPS diolah (2022).

Tabel 1.2. menunjukan bahwa jumlah penduduk yang bekerja pada setiap
tahunnya mengalami fluktuaasi dan mengalami peningkatan terus menerus pada
tahun 2017-2019. Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja mengalami
peningkatan paling tinggi pada tahun 2021 sebesar 131.050,523 juta jiwa.

Maka dari itu, perbaikan kondisi dari ketenagakerjaan di suatu daerah


diharapkan mampu menjadi penunjang terhadap kondisi perekonomian daerah
tersebut. Dengan adanya penyerapan tenaga kerja baru yang terjadi maka akan
menciptakan pendapatan masyarakat yang mampu mendorong daya beli
masyarakat sehingga pada akahirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi
(Gravitiani, 2006).
Karena ketenagakerjaan merupakan sebuah jembatan utama yang
menghubungkan indikator ekonomi dan peningkatan kemampuan manusia.
Dengan kata lain, perlu dicapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tinggi
dalam arti memberikan manfaat bagi tenaga kerja. Peranan sumber daya manusia
sangatlah penting sehingga suatu daerah yang kaya akan sumber daya alam tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat apabila di wilayah
tersebut minim tenaga kerja yang dapat menggali dan mengolah alam tersebut
dengan baik. Sebaliknya jika di suatu daerah yang memiliki sumber daya modal
yang minim, namun memiliki banyak tenaga kerja dengan keterampilan yang
tinggi, maka sumber daya alam yang kecil ini dapat diolah secara maksimal
sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut upaya
perluasan kesempatan kerja bertujuan untuk menumbuhkan pasar tenaga kerja
yang fleksibel, termasuk upaya untuk mengurangi biaya ekonomi yang tinggi
untuk menciptakan sebanyak mungkin kesempatan kerja formal, tanpa merugikan
pekerja informal, sekaligus mempromosikan pekerja pada pekerjaan dengan
produktivitas rendah ke pekerjaan yang lebih produktif (Rusniati dkk dalam
Firdayanti, 2022).

Dengan demikian dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan proses penelitian lebih mendalam serta mengkaji
sejauh mana Dampak keterbukaan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka permasalahan yang akan


diteliti dibatasi serta diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja di


indonesia?
2. Bagaimana pengaruh impor terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia?
3. Bagaimana pengaruh Penanaman modal asing terhadap penyerapan tenaga
kerja di indonesia?
4. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang serta rumusan masalah di atas maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia!
2. Mengetahui pengaruh impor terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia!
3. Mengetahui pengaruh Penanaman modal asing terhadap penyerapan
tenaga kerja di indonesia!
4. Mengetahui pengaruh nilai tukar terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia!
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja memiliki peran yang begitu penting dalam pengmbangan


ekonomi karena menjadi pelaksana dalam proses produksi. Dan tenaga kerja di
istilahkan sebagai penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang memiliki potensi
dalam memproduksi barang dan jasa. Dalam Uundang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan disebutkan bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.

Simanjuntak dalam (Fauzan, 2021) mendefinisikan tenaga kerja itu


mencangkup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, penduduk yang sedang
mencari pekerjaan, bahkan yang sedang melakukan kegiatan lain seperti sekolah
maupun pengurus rumah tanggga, karena diangggap sewaktu-waktu dapat ikut
bekerja. Dengan demikian tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja meliputi golongan yang
bekerja, golongan yang sedsng menganggur dan sedang mencari pekerjaan.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja meliputi golongan yang sedang menempuh
pendidikan atau bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan
golongan penerima pendapatan.

Dalam menjalankan roda perekonomian suatu daerah, tentunya akan ada


permintaan terhadap tenaga kerja yang diharapkan mampu mengembangkan
perekonomian dari daerah tersebut

2.2. Ekspor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ekspor diartikan sebgai


pengiriman barang dagangan keluar negeri. Ekspor juga merupakan kegiatan
perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna membutuhkan
permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industry-industri pabrik
besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga social yang
fleksibel.

Ekspor merupakan suatu aktivitas perdagangan luar negeri yang


melakukan pengiriman serta penjualan barang ataupun jasa kepasar luar negeri.
Aktivitas ekspor tersebut menimbulkan aliran barang masuk ke luar negeri,
sehingga memberikan imbalan berupa pendapatan serta devisa yang masuk ke
dalam negeri. Dengan demikian, bahwa aktivitas ekspor tersebut akan menambah
pendapatan nasional.

Kegiatan ekspor merupakan salah satu penggerak perekonomian, apabila


ekspor suatu wilayah meningkat, maka pengeluaran pemerintah akan meningkat
pula dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional. Akan tetapi
sebaliknya, pendapatan nasional tidak akan mempengaruhi besar kecilnya ekspor,
maka Negara tersebut haruslah memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah
produksi yang diperlukan didalam negeri. Dengan meningkatnya jumlah produksi
yang dihasilkan oleh suatu Negara, maka akan meningkatkan pendapatan nasional
dinegara tersebut. Sebab ekspor adalah salah satu jenis dari pengeluaran agregat
yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional maupun regional yang
ingin dicapai suatu Negara atau wilayah.

Menurut Ibnu Khaldun bahwa melalui kegiatan perdagangan luar negeri,


kepuasan masyarakat, keuntungan pedagang dan kekayaan Negara secara
keseluruhan meningkat. Dan barang-barang dagangan menjadi lebih bernilai
ketika para pedagang membawanya dari suatu Negara Negara lain. Perdagangan
luar negeri dapat menyumbang secara positif kepada tingkat pendapatan Negara,
tingkat pertumbuhan serta tingkat kemakmuran. Jika barang-barang luar negeri
mempunyai kualitas barang yang lebih baik dari dalam negeri, tentunya hal
tersebut akan memicu impor. Pada saat yang bersamaan produsen didalam negeri
harus berhadapan dengan produk berkualitas tinggi dan kompetitif sehingga
mereka harus berusaha untuk meningkatkan produksi mereka (Agustin, 2021).
2.3. Impor

Impor merupakan suatu proses pembelian barang atau jasa asing dari suatu
Negara kenegara lain. Impor dapat juga diartikan sebagai pembelian barang dan
jasa dari Negara lain ke dalam negeri dengan perjanjian kerjasama antar dua negar
atau lebih. Impor juga bisa dikatakan sebagai kegiatan perdagangan dengan proses
cara memasukan barang dari luar ke wilayah Indonesia dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku.

Impor adalah proses transformasi barang atau komoditas dari suatu Negara
kenegara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari Negara lain kedalam negeri. Impor barang
secara besar membutuhkan campur tangan pemerintah dari bea cukai di Negara
pengirim maupun penerima.

Impor merupakan bagian penting dari perdagangan internasional. Kegiatan


impor tersebut dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Dan
produk impor juga merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau
Negara yang sudah dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
rakyat.

Menurut Ibnu Khaldun bahwa melalui kegiatan perdagangan luar negeri,


kepuasan masyarakat, keuntungan pedagang dan kekayaan Negara secara
keseluruhan meningkat. Dan barang-barang dagangan menjadi lebih bernilai
ketika para pedagang membawanya dari suatu Negara Negara lain. Perdagangan
luar negeri dapat menyumbang secara positif kepada tingkat pendapatan Negara,
tingkat pertumbuhan serta tingkat kemakmuran. Jika barang-barang luar negeri
mempunyai kualitas barang yang lebih baik dari dalam negeri, tentunya hal
tersebut akan memicu impor. Pada saat yang bersamaan produsen didalam negeri
harus berhadapan dengan produk berkualitas tinggi dan kompetitif sehingga
mereka harus berusaha untuk meningkatkan produksi mereka (Agustin, 2021).
2.4. Investasi

Investasi adalah semua media dana yang di investasikan dengan harapan


dapat mempertahankan atau meningkatkan nilai dan hasil yang positif. Jenis
investasi dapat di klasifikasikan pada kekuatan dari beberapa faktor seperti
obligasi dan investasi asset, jaminan atau keamanan resiko yang rendah ataupun
tinggi, jangka panjang atau jangka pendek, investasi langsung maupun tidak
langsung. Investasi langsung adalah investasi dimna investor bisa mendapatkan
keuntungan dari obligasi atau asset, misalnya membeli obligasi, kewajiban, asset
riil, atau kurs mata uang asing untuk mempertahankan nilai atau pendapatan
keuntungan. Sedangkan investasi tidak langsung merupakan investasi dimana
suatu dana atau asset kolektif, misalnya membeli obligasi dari reksa dana
(portofolio) dari beberapa perusahaan, dengan hasil bahwa investor memiliki
kebebasan otoritas portofolio, dan bukan dari obligasi dari perusahaan tertentu
(Ulfah dkk, 2014).

Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sector


produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang di
gunakan atau untuk perluasan pabrik.

Dombusch dan Fischer berpendapat bahwa investasi merupakan


permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi
atau pendapatan di masa mendatang.

Menurut Todaro (1981) persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu


Negar adalah sebagai berikut:
1. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah,
peralatan fisik dan sumber daya manusia.
2. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga
kerja dan keahliannya.
3. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi


pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk
(output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya
mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi hingga kemudian
mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk capital formation untuk mencapai
tingkat produksi yang lebih baik.

Investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia akan


meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya serta skil yang dimilikinya,
sehingga tenaga ahli yang terampil akan dapat memperlancar kegiatan produktif.

Demikian pula dengan proposisi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak
konstan, harga selalu berubah dan suku bunga dapat berubah kemudian akan
mempengaruhi investasi. Dengan model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa
hasil investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu Negara semakin
besar.

Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan public dibidang sumber


daya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal dan memacu
produktivitas yang mampu mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala
hasil. Meskipun teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting,
namun model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak
perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang (Diharwan, 2012).

2.4.1. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman modal asing merupakan investasi tersebut menurut Fitzgeral


(dalam Salim dan Sutrisno, 2008: 31) adalah suatu aktivitas yang berkaitan
dengan usaha penarikan sumbersumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan
barang modal pada saat sekarang dan dengan barang modal tersebut akan
dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang. Sementara menurut
Kamaruddin Ahmad (dalam Salim dan Sutrisno, 2008: 32), investasi adalah
menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Berdasarkan kedua definisi
tersebut, Salim dan Budi Sutrisno (2008:33) kemudian memberikan definisi yang
lebih menyeluruh dimana investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh
investor, baik investor asing maupun domestik, dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Dengan demikian dapatPenanaman modal asing yang juga
merupakan investasi ini menurut Fitzgeral (dalam Salim dan Sutrisno, 2008: 31)
adalah suatu aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumbersumber
(dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan
dengan barang modal tersebut akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang
akan datang. Sementara menurut Kamaruddin Ahmad (dalam Salim dan Sutrisno,
2008: 32), investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.
Berdasarkan kedua definisi tersebut, Salim dan Budi Sutrisno (2008:33) kemudian
memberikan definisi yang lebih menyeluruh dimana investasi adalah penanaman
modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik,
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian dapat

2.5. Nilai Tukar/Kurs

Menurut Salvatore (1997: 9) nilai tukar atau kurs adalah haraga nilai mata
uang yang diukur terhadap mata uang laiinya. Apabila kondisi ekonomi suatu
negara mengalami perubahan, maka biasanya akan diikuti oleh perubahan nilai
tukar secara substansional. Masalah maata uang muncul saat suatu negara
mengadakan transaksi dengan negara lain, dimana masing-masing negara
menggunakan mata uang yang berbeda. Nilai tukar tersebut sama dengan barang,
akan selalu berubah mengikuti hukum permintaan dan penawaran. Sehingga mata
uang akan cenderung lebih berharga bila permintaan me jadi lebih besar dari
pasokan yang tersedia.

Para ekonom membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs
rill.

1. Nilai Tukar Nomila/Kurs Nominal

Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) suatu nilai dimana seseorang
dapat memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain.
2. Nilai Tukar Riil Atau Kurs Riil

Nilai tukar riil (riil exchange rate) adalah nilai dimana seseorang dapat
memperdagangkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan
jasa dari negara lain. Maka demikian dapat dikatakan bahwa nilai tukar riil
membandingkan unit-unit barang, buakan mata uang (Afriyanti, 2020).

2.6. Penelitian Terdahulu

Berikut penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:

No Nama Judul Alat Analisis Hasil

Hendra Eka Putra, Pengaruh harga minyak Metode ECM Hasil dari penelitian tersebut menunjukan
1.
(2016). dunia, nilai tukar (Error bahwa semua variabel berpengaruh
rupiah, pengeluaran Correction signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
pemerintah dan ekspor Model) dengan ekonomi di indonesia.
netto terhadap program
pertumbuhan ekonomi E.Views 7.1.
di indonesia Tahun
1985-2014

Ni ade Sintya Dewi Pengaruh Investasi Dan Model Analisis Hasil menunjukan bahwa investasi
2.
dan I Ketut Sutrisna, Ekspor Terhadap Data Panel berpengaruh positif dan signifikan terhadap
(2015) Penyerapan Tenaga penyerapan tenaga kerja melalui
Kerja Melalui pertumbuhan ekonomi dan ekspor
Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja melalui
pertumbuhan ekonomi.

Yunita Aida Ismaya Pengaruh Penanaman Model Analisi Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa
3.
Sari, (2022) Modal Asing, Regresi Data penanaman modal asing dan penanaman
Penanaman Modal Panel modal dalam negeri secara parsial
Dalam Negeri Dan berpengaruh positih dan signifikan terhadap
Upah Minimum penyerapan tenaga kerja provinsi-provinsi di
Provinsi Terhadap pulau jawa tahun 2005-2020. Sedangkan
Penyerapan Tenaga variabel upah minimum provinsi tidak
Kerja Provinsi-provinsi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan
No Nama Judul Alat Analisis Hasil

Di Pulau Jawa. tenaga kerja provinsi-provinsi di pulau jawa


tahun 2005-2020.

4. Robi Agustin, Pengaruh Ekspor, Anlisis Regresi Hasil menunjukan bahwa ekspor mempunyai
(2021) Impor Dan Investasi Linier Berganda pengaruh positif dan signifikan terhadap
PMTB Terhadap dan Analisi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi,
Pertumbuhan Ekonomi Komponen dengan nilai signifikan (0,00< 0,05) serta
Di Provinsi Jambi Utama nilai koefisien sebesar 0,59479222. Impor
Tahun 2012-2019 Di (principle menujukan hasil bahwa mempunyai
tinjau Dalam Prespektif component pengaruh positif dan signifikan terhadap
ekonomi Islam analisis). pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi,
dengan nilai signifikan (0,00< 0,05) serta
nilai koefisien sebesar 0,6527192. Dan hasil
dari investasi menunjukan bahwa
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Jambi, dengan nilai signifikan (0,00< 0,05)
serta nilai koefisien sebesar 0,4692333.

5. Errami Abdelhak, Analisis Pengaruh Analisis Hasil menunjukan ekspor-impor yang diukur
(2019). Ekspor Impor Dan Deskriptif Dan dengan selisi ekspor dan impor memiliki
Investasi Asing Analisis pengaruh positif dan signifikan terhadap
Terhadap Pertumbuhan Regresi Linier pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan
Ekonomi Indinesia Berganda investasi menunjukan pengaruh negative dan
Dengan Nilai Tukar tidak signifikan terhadap pertumbuhan
Sebagai Variable ekonomi Indonesia.
Moderasi Periode 2010-
2017.
2.7. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang telah di paparkan, maka dapat digambarkan


kerangka pemikiran dari penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut:

Ekspor (X1)

Impor (X2)
Penyerapan Tenaga Kerja (Y)
PMA (X3)

Nilai Tukar (X4)

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
2.8. Hipotesis

Hipotesis merupakan sebuah jawaban sementara terhadap suatu


permasalahan yang ada. Dengan demikian hipotesis yang ada bukan berarti jawan
akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang akan diuji kebenarannya
dengan menggunakan data-data yang mempunyai hubungan, ataupun dengan
melihat fakta yang terjadi di lapangan. Adapun yang menjadi hipotesis dalam
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Terdapat Pengaruh positif ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja di


indonesia tahun 2012-2021
2. Terdapat pengaruh positif impor terhadap penyerapan tenaga kerja di
indonesia tahun 2012-2021
3. Terdapat pengaruh positif Penanaman modal asing terhadap
penyerapan tenaga kerja di indonesia tahun 2012-2021.
4. Terdapat pengaruh positif nilai tukar terhadap penyerapan tenaga kerja
di indonesia tahun 2012-2021.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan untuk


memecahkan sebuah permasalahan serta menguji suatu hipotesis penelitian
melalui proses pengolahan data empiris atau informasi yang digunakan. Metode
penelitian digunakan untuk memahami objek yang menjadi tujuan penelitian,
maka dari itu metode harus sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga tujuan
tersebut dapat di capai.

3.1. Jenis Data Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh
data penelitian didapat dari buku statistik indonesia yang diterbitkan oleh BPS
dari tahun 2012-2021.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan


observasi secara tidak langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang bersumber dari BPS dengan mengunduh data yang
diperlukan melalui website. Metode lain yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah studi pustaka yang dimana dengan mengumpulkan informasi melalui
catatan, jurnal, artikel, maupun penelitian terdahulu serta berbagai teknik lain
yang relevan dengan penelitian tersebut.

3.2. Definisi Varibel Oprasional

3.2.1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variable dependen atau disebut juga sebagai variable terikat dan


merupakan jenis variable yang dijelaskan atau di pengaruhi oleh variable
independen. Dalam penelitian ini variable dependen yang digunakan adalah
penyerapan tenaga di Indonesia. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
angkatan kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Data penyerapan tenaga
kerja diperoleh dari data penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja di
indonesia tahun 2012-2021.

3.2.2. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel independen adalah jenis variable yang menjelaskan dan


yang mempengaruhi variable lain atau yang disebut variable bebas. Variable
yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ekspor (X1)
Ekspor merupakan suatu sistem perdagangan dengan cara
mengeluarkan sebuah barang-barang yang berasal dari dalam negeri
yang kemudian di kirim keluar negeri dengan memenuhi ketentuan
berlaku. Ekspor juga merupakan jumlah total barang dan jasa yang
dijual oleh suatu Negara ke Negara lain, termasuk diantara barang-
barang, asuransi, dan jasa-jasa lainnya pada suatu tahun tertentu, dan
penelitian tersebut dalam kurun waktu 2012-2021.
b. Impor (X2)
Impor merupakan proses pembelian barang dan jasa asing dari
satu Negara ke Negara lain. Impor juga dapat di artikan sebagai
pembelian suatu barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri
dengan suatu perjanjian kerjasama antara dua Negara atau lebih di
Indonesia dalam kurun waktu 2012-2021.
c. Penanaman Modal Asing (X3)
Penanaman modal asing asing adalah nilai ralisasi dari
penanaman modal asing menurut nilai investasi berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik dan LKPM di indonesia dari tahun 2012-2021
yang dinyatakan dalam Dollar.
d. Nilai Tukar (X4)
Menurut Salvator (1997), nilai tukar didefinisikan sebagai
harga satuan mata uang dalam negeri (domestic currency) terhadap
mata uang luar negeri. Dalam penelitian ini mata uang rupiah
ditetapkan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Data nilai tukar
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tahunan yang
diperoleh melalui situs BPS.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Uji Stasioneritas Data

Sebelum melakukan analisis regresi dengan menggunakan data time series,


perlu dilakukan uji stasioneritas terhadap seluruh variabel untuk mengetahui
apakah variabel-variabel tersebut stasioner atau tidak. Suatu data dikatakan
stasioner apabila data tersebut tidak mengandung akar-akar unit atau unit root
dimana mean, varians dan kovarians adalah konstan disepanjang wakttu (Gujarati,
2005). Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka
data tersebut perlu dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena
hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkan
spurius regression. spurius regression adalah regresi yang secra statistik
signifikan dan miliki R2 yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti
diantara keduanya. Bila spurius regression diinterpretasikan maka hasil
analisisnya akan salah sehingga berakibat pada salahnya pengambilan kebijakan.

Dalam penelitian ini, uji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan


pengujian root memakai metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) unit root test.
Jika suatu data time series tidak stasioner pada orde nol, I(0) maka stasioneritas
data tersebut bisa dicari melalui orde berikutnya sehingga diperoleh tingkat
stasioneritas pada ke-n (first difference atau I(1), atau second difference atau I(2),
dan seterunya.

3.5.2. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui ekuilibrium jangka panjang


diantara variabel-variabel yang diobservasi. Uji ini dikembangkan berdasarkan
presepsi bahwa model data meskipun secara individual tidak stasioner tapi
kombinasi linear antara dua atau lebih data time series akan menjadi stasioner
(Gujarati, 2005). Uji tersebut merupakan suatu kelanjutan dari Augmented
Dickey-Fuller (ADF) test.
Uji tersebut didalam penelitian ini menggunakan metode Engle Granger
dengan pendekatan Augmented Dickey-Fuller test. Jika variabel-variabel dalam
model terkointegrasi maka dapat diartikan kombinasi dari dua atau lebih data
time series adalah stasioner dan dalam keadaan seimbang jangla panjang (long
run eguilibrium).

3.5.3. Pemilihan Model Koreksi Kesalahan/ECM (Error Correction


Model)

Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data Time


Series/runtut waktu, maka dalam hal ini peneliti memilih menggunakan model
ECM (Error Correction Model) karena penelitian ini menganalisis pengaruh
jangka pendek dan jangka panjang.

ECM (Error Correction Model) adalah model yang digunakan untuk


mengoreksi persamaan regresi antara variabel-variabel yang secara individual
tidak stasioner agar kembali ke nilai ejuilibriumnya dalam jangka panjang, dengan
syarat utama berupa keberadaan hubungan kointegrasi diantara variabel-variabel
penyusunnya. Kointegrasi dapat diartikan suatu hubungan jangka panjang antara
variable-variabel yang tidak stasioner. Keberadaan hubungan kointegrasi
memberikan peluang bagi data-data yang secara individual tidak stasioner untuk
menghasilkan sebuah kombinasi linier diantara mereka sehingga tercipta kondisi
yang stasioner. Secara sederhana, dua variabel disebut terkointegrasi jika
hubungan kedua variabel tersebut dalam jangka panjang akan mendekati atau
mencapai kondisi ekuilibriumnya.

Menurut Gujarati dalam insukindro (1999:2), ECM sebagai salah satu


model dinamik dikatakan relatif unggul bila di bandingkan dengan PAM (Partial
Adjustment Model) karena kemampuan ECM dalam meliput lebih banyak variabel
dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang serta
mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan teori ekonometrika. Selain
itu, ECM juga dapat mencari pemecahan terhadap variabel runtut waktu yang
tidak stasoner dan spurious regresion dalam analisi ekonometrika. Dalam jangka
panjang persamaan untuk ECM dapat ditulis sebagai berikt:
Y=α0+α1X1+α2X2+ α3X3+ α4X4…+ αnXn+µ……………………….(3.2)

Sedangkan persamaan jangka pendek dari ECM adalah

Y=α0+α1ΔX1+α2ΔX2+ α3ΔX3+ α4ΔX4…+ αnΔXn+αn+1U(-1)+v……(3.3)

Seperti yang telah dikemukakan diatas, konsep kointegrasi adalah untuk


mengetahui ekuilibrium jangka panjang dari variabel-variabel yang diobservasi.
Jika suatu sistem mempunyai ekuilibrium jangka panjang, maka pergerakan dalam
jangka pendek dari variabel-variabelnya harus menanggapi besar dari ketidak
seimbangan jangka panjangnya. Hal ini berarti pergerakan dalam jangka pendek
harus dipengaruhi oleh deviasi dari hubungan jangka panjangnya. Pada dasarnya
ECM mengandung suatu bentuk koreksi kesalahan (Error Correction Term, ECT)
yang menjamin hubungan jangka panjang terpenuhi (Endry, 2008). ECT ini
diperoleh dari residual estimasi persamaan kointegrasi dan dalam persamaan 3.3
dilambangkan dengan U(-1).

Dari persamaan ECM tersebut, dapat diketahui konsisten tidaknya hasil


estimasi ECM dengan model teoritis yang dibuat dengan cara melihat signifikansi
dari ECT. Error Corection Term (ECT) signifikan bila nilai mutlak koefisien ECT
berkisar antara nol hingga satu dan P-value ECT kuang α = 1%, 5%, 10%. Jika
ECT signifikan maka spesifikasi penentuan dependent variabel yang digunakan
dalam penelitian tersebut valid dan model ECM dapat digunakan untuk
mengestimasi hubungan jangka panjang nilai dependent variabel selama periode
studi (Aisjah, ddk, 2005). Jika ECT tidak signifikan, maka hubungan
keseimbangan seperti yang telah diinginkan oleh teori tidak dapat ditaksir dan
dapat diduga adanya kemungkinan kesalahan spesifikasi yang terjadi karena
kesalahan memilih variabel yang relevan, kesalhan bentuk fungsi, kesalahan
membuat definisi oprasional dan cara mengukurnya serta kesalahan pemilihan
atau pengambilan sampel (insukindro, 1999 dalam Putra…..)

3.6. Uji Asumsi Klasik

3.6.1. Uji Normalititas

Uji Normalitas bertujuan ntuk menguji apakah dalam regresi, variabel


dependent dan independent keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan menggunakan uji Jarque-Bera
(J-B).

Adapun dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai J B hitung> 0,05 maka distribusi normal, dan

b. Jika nilai J B hitung< 0,05 maka distribusi tidak normal

3.6.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih


variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen
lainnya dalam model regresi (Gujarti : 1995). Jika dalam model terdapat
multikolinearitas, maka koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai
standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Salah satu cara
mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode.

Metode Klein ini dilakukan dengan cara membandingkan R 2 (koefisien


determinasi) regresi awal dengan r2 parsial (koefisien korelasi antar variabel
independen). Jika nilai r2 ¿ R 2 , maka dalam model tersebut tidak terdapat masalah
multikolinearitas, dan sebaliknya jika r2 ¿ R2 , maka model tersebut terdapat
multikolinearitas.

3.6.3. Uji Heterokedastisitas

Dalam persamaan regresi linier berganda, perlu dilakukan uji mengenai


sama atau tidanya varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain.
Apabila residualnya mempunya varians yang sama maka disebut
homoskedastisitas, namun variansnya berbeda maka disebut teeroskedastisitas.

Apabila nilai probabilitas dari Obs*R-Squared lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data tersebut tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

3.6.4. Uji Autokorelasi

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antar serangkaian anggota observasi


yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deretan waktu. Autokorelasi
dapat didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu seperti dalam data time series.

Alat atau metode untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah


menggunakan metode uji LM (Lanrange Multiplier) oleh Breusch godfrey LM
test.

a. Apabila nilai Obs R-Square signifikan secara statistic maka terdapat


masalah autokelasi, dan apabila tidak siqnifikan maka tidak terdapat
masalah autokorelasi.

b. Apabila nilai probabilitas ¿ 0,05 maka signifikan, dan apabila nilai


probabilitas ¿ 0,05 maka tidak signifikan.

3.7. Metode Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat signifikan dari masing-masing koefisien regresi


variable independen terhadap variable dependen maka penelitian ini
menggunakan uji statistic diantaranya:

3.7.1. Uji F

Uji F, yaitu menguji tingkat signifikan secara bersama-sama parameter


dari vartiabel independen terhadap variabel dependen, apakah dapat diterima
secara statistik, dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistik.

a. Jika nilai probabilitas F-statistik < 0,05 maka koefisien regresi itu
secara bersama-sama signifikan pada tingkat 5%.

b. Jika nilai probabilitas F- statistik > 0,05 maka koefisien regresi itu
secara bersama-sama tidak signifikan pada tingkat 5%.

3.7.2. Uji T

Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel


independent secara Parsial terhadap variabel dependen. Uji T dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai probability dengan taraf signifikansinya. Apbila
nilai Prob > α maka koefisien variabel tersebut signifikan mempengaruhi variabel
terikat dan sebaliknya. Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan
menggunakan uji t pada derajat keyakinan 95% atau α = 5% dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Jika nilai probability t-statistik < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh antara variable bebas terhadap variable terikat
secara parsial.

2. Jika nilai probability t-statistik > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara paesial.

3.7.3. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi (R2) adalah uji yang bertujuan untuk menjelaskan


seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas.
Apabila R2 = 0, artinya dari variasi dari variabel terikat tidak dapat diterangkan
oleh variabel bebas sama skali. Sementara apabila R 2 = 1, artinya vriabel-variabel
independen dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi varibael dependen. Dengan demikian model regresi akan ditentukan
oleh R2 yang nilainya antara 0 dan 1.
DAFTAR PUSTAKA

Abdelhak, Errami. (2019). Pengaruh Ekspor-Impor Dan Investasi Asing Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dengan Mengguanakan Nilai Tukar Sebagai
Variable Moderasi Periode 2010-2017. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas
Ekonomi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Agustin, Robi. (2021). Pengaruh Ekspor, Impor, Dan Investasi PMTB Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2012-2019 Di Tinjau Dalam
Prespektif Islam Ekonomi. Skripsi. Program Studi Ekonomi Syari’ah. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin.
Jambi.

Astuti, Puspasari Windy. (2018). Analisis Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi (Studi Kasus 33 Provinsi Di Indonesia). Jurnal Ilmiah. Jurusan Ilmu
Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.

Badan Pusat Statistik. (2022). Ekspor Dan Impor

Dewi, Ni Made Sintya dan I Ketut Sutrisna. (2015). Pengaruh Investasi Dan Ekspor
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Melalui Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal EP
Unud. Vol. 4, No. 6, Hal. 621-636.

Diharwan. (2012). Analisis Penagruh Investasi, Tenaga Kerja Dan Pengeluaran


Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Tesis.
Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Diputra, Tito Briyan. (2016). Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap Indeks


Pembangunan Manusia Di Indonesia Tahun 2000-2015. Skripsi. Departemen
Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Makassar.

Fauzan, Ahmad. (2021). Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

Haiqal, Muhammad. (2020). Pengaruh Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh. Skripsi. Program studi ilmu ekonomi.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Banda
Aceh.

Herwati, Wahyuni. (2016). Analisis Pengaruh Keterbukaan Ekonomi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Di indonesia Tahun 1980-2012. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

https://www.bps.go.id/indicator/13/1840/6/realisasi-investasi-penanaman-modal-luar-
negeri-menurut-provinsi.html

https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-
domestik-bruto-indonesia/item253?

Khodijah, Siti Dan Angelina, Grace Patricia. (2021). Analisis Pengaruh Ekspor Dan
Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Manajemen Terapan
Dan Keuangan (Mankeu). Vol. 10. No. 01.

Komariyah, Siti dkk. (2019). Dampak Investasi, Kinerja Ekspor dan Inflasi Dalam
Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan. Volume 3,
No. 4, Hal. 464-483. Fakultas Ekoniomi Dan Bisnis Universitas Jember Dan
Politeknik Negeri Jember.

Pamungkas, Muktio Rizky Putra, (2018). Penyerapan Tenaga Kerja Di ASEAN


Countries Tahun 2006-2015. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.

Syaifullah, S. dan Emmalian, S. (2018). Pengaruh Tenaga Kerja Sector Pertanian Dan
Pengeluaran Pemerintah Sector Pertanian Terhadap Produk Domestic Bruto
Sector Pertanian Di Indonesia. Jurnal Ekonom.
Taufik, Muhammad, Eny Rochaida Dan Fitriadi. (2014). Pengaruh Investasi Dan Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi
Kalimantan Timur. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. Vol. 7. No. 2.

Utami, Ayudya. (2019). Pengaruh Konsumsi, Ekspor Dan Impor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Regional Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.

Wahyudi. (2020). Pengeluaran Pemerintah Dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Dan Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Prosiding Seminar Akademik
Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
Universitas Tanjungpura. Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai