Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN SDGS DI INDONESIA: PENGARUH EKSPOR

DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Abdulloh

Pendahuluan

Pada bulan September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkenalkan


Sustainable Development Goods (SDGs) sebagai rencana aksi global untuk
masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. SDGs memasukkan 17 tujuan dengan 196
target terkait. Sustainable Development Goods (SDGs) menggantikan Millennium
development goods (MDGs), yang disepakati berakhir ditahun 2015. SDGs adalah
tujuan global yang hanya dapat dicapai melalui implementasi dalam agenda
pembangunan lokal dan nasional (Santika, et al 2020). Sebenarnya, tujuan dari
program SDGs adalah program lanjutan dari MDGs. Tujuan pembangunan
berkelanjutan ditargetkan akan tercapai pada tahun 2030 dengan tantangan selain
beorientasi pada hasil yang terukur secara kuantitatif juga berorientasi pada
kualitas. Pembangunan berkelanjutan adalah proses yang berprinsip “memenuhi
kebutuhan sekarangtanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa
depan” (Ferawati, 2018).

Keberlanjutan ekonomi, keberlangsungan sosial, dan keberlangsungan


lingkungan merupakan tiga pilar dasar pembangunan berkelanjutan, yang saling
terkait dan saling menguatkan. Dalam hal ini, pembangunan berkelanjutan dapat
didefinisikan sebagai kemajuan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
membahayakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan memastikan kesejahteraan manusia tanpa membebani
ekosistem di luar kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan
demikian, pembangunan berkelanjutan adalah kemajuan yang membantu populasi
saat ini berkembang tanpa mengorbankan standar hidup keturunan mereka.

Panggilan universal ditanggapi secara positif di seluruh dunia dan komitmen


terhadap SDGs telah ditunjukkan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Terbukti
sembilan prioritas nasional Presiden Joko Widodo dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) negara itu selaras dengan SDGs. Selanjutnya, setelah
memetakan tujuan dan sasaran rencana nasional dengan SDGs, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) menyarankan agar 108 dari 169 target SDG
dicocokkan dengan RPJMN (Brodjonegoro, 2018). Indonesia telah mengikuti
pedoman pembangunan jangka menengah. Secara substantif, RPJMN dan SDGs
memiliki banyak kesamaan, bukan dari segi teknis (target dan indikator) tetapi dari
segi sasaran. Terkait peluang implementasi, saya kira peluangnya sangat besar
karena kita telah menghubungkan pencapaian pembangunan nasional dengan
realisasi SDGs (Rassanjani, 2018).

Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yang saling


berhubungan, yaitu ekonomi (economic support), sosial (social support) dan
lingkungan (environmental support) yang saling bergantung dan saling menguatkan
(Ferawati, 2018). Salah satu bidang yang termasuk dalam tiga pilar tersebut adalah
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
penting pembangunan dan pembangunan ekonomi negara yang dapat
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan negara pada tingkat pendapatan per
kapita. Pertumbuhan ekonomi dapat menjelaskan kemajuan pembangunan ekonomi
di suatu negara dan pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk menjelaskan
indikator makro lainnya seperti tingkat inflasi, tingkat pengangguran, tingkat
kemiskinan, dll (Hodijah & Angelina, 2021).

Singkatnya, pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan output per


kapita melalui dalam waktu yang cukup panjang, seperti yang didefinisikan oleh
Wijono (2005). Definisi ini memberikan penekanan yang sama pada tiga istilah
kunci: proses, output per kapita, dan waktu yang panjang. Output per kapita
menghubungkan aspek output total (GDP) dengan aspek kependudukan, sehingga
dalam jangka panjang menunjukkan kecenderungan perubahan ekonomi pada
periode tertentu yang didorong oleh proses ekonomi internal; Hal ini membuat
proses pencirian pembangunan ekonomi dari waktu ke waktu menjadi lebih dinamis
(self-generating). Pertumbuhan ekonomi jangka panjang dapat didefinisikan
sebagai peningkatan PDB, baik peningkatan itu lebih besar atau lebih kecil dari laju
pertumbuhan penduduk, dan diikuti atau tidak dengan perluasan sistem ekonomi.
Menurut Tambunan (2001), sangat penting bagi pembangunan ekonomi
untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tingkat pertumbuhan
yang stabil agar dapat bertahan lama (keberlangsungan pembangunan ekonomi).
Laju ekspansi ekonomi mengungkapkan berapa banyak uang yang diharapkan
dapat dihasilkan suatu wilayah sebagai hasil pendapatan masyarakat selama jangka
waktu tertentu. Jika rata-rata kenaikan pendapatan per kapita tahunan rata-rata lebih
besar dari rata-rata penurunan tahunan, maka dapat diartikan bahwa perekonomian
negara tersebut tumbuh.

Adanya pertumbuhan ekonomi sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor,


salah satunya adalah ekspor dan impor. Kegiatan ekspor-impor atau perdagangan
internasional merupakan bagian penting dari perekonomian suatu negara. Karena
peristiwa tersebut mempengaruhi perkembangan ekonomi, khususnya produk
domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, penting adanya upaya reformasi ekonomi
yang dapat dilakukan secara terbuka agar modal dapat ditransformasikan dan
diperluas sebagai strategi pertumbuhan perdagangan internasional (Ngatikoh &
Isti'anah, 2020). Indikator ekspor dan impor merupakan indikator yang paling
sensitif yang dapat mempengaruhi berbagai faktor antara lain nilai tukar mata uang,
nilai tukar, investasi dan harga produk (Arfiani, 2019).

Kebijakan impor yang ketat adalah hal yang baik jika impor tersebut berupa
barang modal, hasil bumi, barang jadi. Karena dalam jangka panjang akan
menimbulkan perluasan kapasitas produksi dan unit cost karena harga mesin dan
peralatan yang diperoleh dari impor murah. Namun jika impor lebih tinggi dari
investasi jasa keuangan maka akan menyebabkan penurunan produksi nasional,
peningkatan pengangguran, penurunan pendapatan yang menurunkan daya beli
masyarakat (Ngatikoh & Isti’anah, 2020).

Dimana argumentasi diatas, selaras dengan penelitan yang dilakukan oleh


Ngatikoh & Isti’anah (2020) dan Hodijah & Angelina (2021) yang memiliki hasil
bahwa ekspor secara positif dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sedangkan
impor memberikan pengaruh secara negative bagi pertumbuhan ekonomi. Berikut
ini adalah data Ekspor, Impor, dan PDB Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Tabel 1.

Data Ekspor, Impor, dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2012-


2021

Tahun Ekspor Impor Ec. Growth


2012 $ 190.020,30 $ 191.691,00 6,03
2013 $ 182.551,80 $ 186.628,70 5,56
2014 $ 175.980,00 $ 178.178,80 5,01
2015 $ 150.366,30 $ 142.694,50 4,88
2016 $ 145.134,00 $ 135.652,80 5,03
2017 $ 168.828,20 $ 156.985,50 5,07
2018 $ 180.012,70 $ 188.711,30 5,17
2019 $ 167.683,00 $ 170.727,70 5,02
2020 $ 268.177,90 $ 217.584,00 2,97
2021 $ 231.609,50 $ 196.190,00 3,69
Sumber: BPS, 2022

Berdasarkan table diatas, diketahui nilai ekspor dan impor mengalami


penurunan dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Ditahun 2017, nilai ekspor di
Indonesia mulai mengalami peningkatan hingga tahun 2018, namun kembali
menurun di tahun 2019. Nilai tertinggi pda nilai ekspor terjadi di tahun 2020 yakni
mencapai $268juta dan nilai ekspor ditahun yang sama menyentuh angka $217juta.
Dalam variable pertumbuhan ekonomi, penurunan terjadi dari tahun 2012 hingga
tahun 2015 dan kembali meningkat hingga tahun 2019. Pada tahun 2020,
pertumbuhan indonesia mengalami penurunan yang signifikan hingga menyentuh
angka 2,97%.

Dengan adanya data tersebut, penulis memiliki ketertarikan untuk menguji


“Analisis Penerapan SDGs di Indonesia: Pengaruh Ekspor dan Impor
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”
Metode

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana


penggunaan metode penelitian kuantitatif harus menunjukkan arah pengaruh
kausalitas antara variabel yang ada (Sugiyono). Dalam penelitian data yang
digunakan yakni data sekunder yang berupa data ekspor, impor, serta pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir dari tahun 2012 hingga 2021. Data
yang didapatkan berasal dari website-website resmi seperti BPS, World Bank,
hingga jurnal rujukan yang memiliki topik pembahasan sama dnegan paper yang
dibuat. Uji yang dilakukan yakni Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji
Analisis regresi linear data cross section. Pengujian dilakukan dengan bantuan
software EViews 10.

Hasil dan Pembahasan

a. Uji Normalitas

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas


Berdasarkan gambar uji normalitas diatas, didapatkan nilai Probability
sebesar 0,784. Nilai tersebut masuk dalam kriteria Probability (0,784) > 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa data yang
digunakan untuk membuat model regresi dalam penelitian ini terdistribusi
normal dan dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.
b. Uji Heterokedastisitas
Tabel 2 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.547704 Prob. F(2,7) 0.2776


Obs*R-squared 3.066154 Prob. Chi-Square(2) 0.2159
Scaled explained SS 1.854977 Prob. Chi-Square(2) 0.3955

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 12/15/22 Time: 19:05
Sample: 2012 2021
Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -20021.63 15702.57 -1.275054 0.2430


EKSPOR 0.070136 0.058702 1.194788 0.2711
IMPOR 2821.112 1685.971 1.673286 0.1382

R-squared 0.306615 Mean dependent var 6020.334


Adjusted R-squared 0.108506 S.D. dependent var 4293.970
S.E. of regression 4054.323 Akaike info criterion 19.69628
Sum squared resid 1.15E+08 Schwarz criterion 19.78706
Log likelihood -95.48140 Hannan-Quinn criter. 19.59670
F-statistic 1.547704 Durbin-Watson stat 2.239968
Prob(F-statistic) 0.277594

Sumber: Eviews, 2022


Berdasarkan table diatas, diketahui nilai probabilitas yang didapatkan
oleh variable Ekspor sebesar 0,271 dan variable Impor sebsar 0,138. Dimana
nilai tersebut termasuk kedalam kriteria Prob (0,271) > 0,05 dan (0,138) > 0,05.
Berdasarkan nilai tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang
digunakan terbebas dari gejala heteroskedastisitas sehingga data yang
digunakan untuk model regresi bisa digunakan untuk pengujian selanjutnya.
c. Uji Regresi Linear data
Tabel 3 Hasil Uji regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 102915.3 33649.59 3.058440 0.0184


EKSPOR 1.012515 0.125794 8.049003 0.0001
IMPOR -19738.25 3612.926 -5.463230 0.0009

R-squared 0.957957 Mean dependent var 186036.4


Adjusted R-squared 0.945945 S.D. dependent var 37368.87
S.E. of regression 8688.151 Akaike info criterion 21.22063
Sum squared resid 5.28E+08 Schwarz criterion 21.31141
Log likelihood -103.1032 Hannan-Quinn criter. 21.12105
F-statistic 79.74877 Durbin-Watson stat 1.576170
Prob(F-statistic) 0.000015

Sumber: Eviews, 2022


Berdasarkan table diatas, dapat dibuat persamaan regresi berupa:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Y = 102,915.3 + 1,0125 – 19,738.25 + e
Dari persamaan tersebut maka dapat diinterpretasikan yakni:
a. 102,915.3: merupakan nilai konstan dari variable pertumbuhan ekonomi.
Dimana apabila tidak terjadi perubahan pada variable Ekspor dan Impor,
maka Pertumbuhan Ekonomi bernilai sebesar 102,915.3
b. 1,0125: merupakan nilai koefisien regresi dari Ekspor. Dimana apabila
terjadi penambahan sebanyak 1 pada Ekspor, maka Pertumbuhan Ekonomi
akan bertambah 1,0125
c. -19,738.25: merupakan nilai koefisien regresi dari Impor. Dimana apabila
terjadi penambahan sebanyak 1 pada Impor, maka Pertumbuhan Ekonomi
akan berkurang sebesar 19,738.25.

Selain itu, diketahui nilai signifikansi yang dimiliki oleh masing-


masing variable yakni: Ekspor 0,0001 dan Impor 0,0009. Nilai tersebut masuk
kedalam kriteria Probability (0,0001) < 0,05 dan (0,0009) < 0,05 sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ekspor dan Impor berpengaruh secara parsial
terhadap pertumbuhan Ekonomi. Pada nilai Probability F didapatkan nilai
0,000015. Dimana nilai tersebut masuk dalam kriteria 0,000015 < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ekspor dan Impor secara simultan
berpengaruh terhadap pertumbuhan Ekonomi.

Bersaran pengaruh yang diberikan oleh Ekspor dan Impor terhadap


pertumbuhan Ekonomi dapat dilihat dari nilai R Square yakni sebesar 0,958
atau 95,8%. Hal tersebut berarti kemampuan Ekspor dan Impor dalam
menjelasan varian Pertumbuhan Ekonomi sebesar 95,8% sedangkan 4,2%
lainnya dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pembahasan

a. Pengaruh Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Berdasarkan hasil analisis regresi linear didapatkan hasil bahwa Ekspor
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Dimana apabila terjadi penambahan sebanyak 1 pada Ekspor, maka
Pertumbuhan Ekonomi akan bertambah 1,0125. Selain itum nilai Probability
yang dihasilkan sebesar 0,0001 < 0,05. Dengan adnaya peningkatan pada nilai
ekspor maka produktifitas dalam negeri juga akan meningkat. Keadaan ini
berbanding terbalik dengan peningkatan impor, dimana meningkatnya ekspor
bisa mengurangi angka pengangguran yang akhirnya berdampak positif pada
kemampuan beli masyarakat sehingga neraca perdagangan akan selalu positif
(Sedyaningrum et al., 2016).

b. Pengaruh Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Berdasarkan hasil analisis regresi linear didapatkan hasil bahwa Impor
memberikan pengaruh yang negative dan signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Dimana apabila terjadi penambahan sebanyak 1 pada Impor, maka
Pertumbuhan Ekonomi akan berkurang sebesar 19,738.25. selain itu, nilai
probability yang dihasilkan sebesar 0,0009 < 0,05. Adanya nilai impor tinggi
akan memperlemah produk buatan Indonesia. Hal tersebut akan membuat
permintaan akan barang di Indonesia semakin meurun sehingga
mengabikatkan turunya produksi barang dalam negeri. Hal tersebut membuat
perusahaan local mengalam penurunan keuntungan sehingga kemungkinan
pengangguran akan meningkat, serta membuat kegiatan belanja masyarakat
juga semakin menurun (Hodijah & Angelina, 2021).

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Ekspor berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang


dibuktikan dengan nilai statistic Prob 0,0001 < 0,05.
b. Impor berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang
dibuktikan dengan nilai statistic Prob 0,0009 < 0,05
c. Ekspor dan Impor berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi yang dibuktikan dengan nilai statistic Prob F 0,000015 < 0,05.

Daftar Pustaka

Arfiani, I. S. (2019). Analisis Empiris Hubungan Antara Ekspor, impor, Nilai Tukar
Dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
17(2).

Asmalia, S., Kasri, R. A. (2018). Exploring the Potential of Zakah for Supporting
Realization of Sustainable Development Goals (SDGs) in Indonesia.
International Journal of Zakat: Special Issue on Zakat Conference 2018

BPS. (2021). Badan Pusat Statistik Retrieved From


https://www.bps.go.id/indicator/8/1754/4/nilai-impor-migas-
nonmigas.html

Ferawati, R. (2018). Sustainable Development Goalsdi Indonesia: Pengukuran dan


Agenda Mewujudkannya dalam Perspektif Ekonomi Islam.
KONTEKSTUALITA: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 33No. 2.
Hodijah, S., Angelina, G. P. (2021), Analisis Pengaruh Ekspor Dan Impor Terhadap
pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Manajemen Terapan dan
Keuangan (Mankeu) Vol. 10 No. 01.

Ngatikoh, S., Isti’anah (2020). Pengaruh Ekspor Impor Bagi Pertumbuhan ekonomi
Dalam Perspektif Islam. LABATILA: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam Vol: 3, No.
2.

Rassanjani, S. (2018). Ending Poverty: Factors That Might Influence the


Achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) in Indonesia.
Journal of Public Administration and Governance Vol 8 No 3.

Santika, W. G., Anisuzzaman, M., Simsek, Y., Bahri, P. A., Shafiullah, G. M., &
Urmee, T. (2020). Implications of the Sustainable Development Goals on
national energy demand: The case of Indonesia. Energy, 117100.

Tambunan, Tulus. (2001). Perekonomian Indonesia: Teori dan Temuan Empiris.


Ghalia Indonesia. Jakarta.

Wijono, Wiloejo, Wiryo. (2005). Mengungkap Sumber-Sumber Pertumbuhan


Ekonomi Indonesia Dalam Lima Tahun Terakhir, Jurnal Manajemen dan
Fiskal, Volume V, Nomor 2, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai