Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HANI SARI

KELAS : MN23G

NIM : 20230080314

ARTIKEL/JURNAL

Pengaruh Konsumsi dan Investasi terhadap Pendapatan Nasional di Negara-


negara ASEAN

Jurnal ini meneliti pengaruh konsumsi dan investasi terhadap pendapatan


nasional di negara-negara ASEAN. Data panel dari 10 negara ASEAN selama
periode 1990-2020 digunakan untukmenguji hipotesis penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi dan investasimemiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap pendapatan nasional. Konsumsi
memilikipengaruh yang lebih besar daripada investasi.

Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur


kemajuanekonomi suatu negara. Konsumsi dan investasi merupakan dua
komponen utama yangmenentukan pendapatan nasional. Konsumsi adalah
pengeluaran rumah tangga untuk barangdan jasa, sedangkan investasi adalah
pengeluaran untuk menambah stok barang modal.
Teori ekonomi makro menunjukkan bahwa konsumsi dan investasi memiliki
pengaruh positifterhadap pendapatan nasional. Konsumsi meningkatkan
permintaan agregat, yang padagilirannya mendorong produksi dan
pendapatan. Investasi meningkatkan stok barang modal,yang memungkinkan
peningkatan produksi di masa depan.
Penelitian ini menggunakan data panel dari 10 negara ASEAN selama periode
1990-2020. Datadiperoleh dari World Bank dan International Monetary Fund
(IMF).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi dan investasi memiliki


pengaruh positif dansignifikan terhadap pendapatan nasional. Konsumsi
memiliki pengaruh yang lebih besardaripada investasi.

Kesimpulan

Konsumsi dan investasi merupakan dua komponen penting yang menentukan


pendapatannasional di negara-negara ASEAN. Pemerintah perlu mendorong
konsumsi dan investasi untukmeningkatkan pendapatan nasional dan
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Referensi:
Mankiw, N. Gregory. Principles of Economics. Cengage Learning, 2022.
Krugman, Paul R., and Robin Wells. Economics.Worth Publishers, 2020.

Blanchard, Olivier. Macroeconomics. Pearson, 2017.

http://jurnal.feb.unila.ac.id/index.php/jep

http://ejurnal.dpr.go.id/index.php/jurnalbudget/article/view/28

http://www.worldbank.org/en/home

http://www.imf.org/en/Home

3. Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansif terhadap Permintaan Agregat dan


Output di Indonesia

Kebijakan fiskal ekspansif merupakan instrumen penting yang digunakan


pemerintah untukmendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini melibatkan
peningkatan pengeluaranpemerintah atau penurunan pajak untuk
meningkatkan permintaan agregat dan output.Kebijakan fiskal ekspansif
meningkatkan permintaan agregat melalui beberapa mekanisme:
Meningkatkan konsumsi

Meningkatan pengeluaran pemerintah atau transfer pendapatan (seperti


subsidi)meningkatkan pendapatan disposable masyarakat, sehingga
mendorong konsumsi.

Meningkatkan investasi
Penurunan pajak atau pemberian insentif investasi dapat mendorong
perusahaan untukmeningkatkan investasi.

Meningkatkan permintaan ekspor


Depresiasi nilai tukar yang diakibatkan oleh kebijakan fiskal ekspansif
dapatmeningkatkan permintaan ekspor.
Peningkatan permintaan agregat akan mendorong peningkatan output.
Kebijakan fiskalekspansif dapat meningkatkan pertumbuhan PDB, terutama
dalam jangka pendek. peningkatanoutput dapat menurunkan tingkat
pengangguran, dalam jangka panjang, kebijakan fiskalekspansif dapat
meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan investasi.

Beberapa jurnal telah mengkaji dampak kebijakan fiskal ekspansif di


Indonesia:

Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Perekonomian Indonesia

jurnal ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal ekspansif memiliki efek positif
terhadappertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kebijakan Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Jurnal ini menemukan bahwa kebijakan fiskal ekspansif lebih efektif dalam
mendorongpertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan kebijakan moneter.

Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansif terhadap Output dan Inflasi di


Indonesia

Jurnal ini menunjukkan bahwa kebijakan fiskal ekspansif dapat meningkatkan


outputdan inflasi dalam jangka pendek.

Kesimpulan

Kebijakan fiskal ekspansif dapat menjadi instrumen yang efektif untuk


mendorongpertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa
kebijakan ini juga memilikibeberapa risiko, seperti peningkatan defisit
anggaran dan inflasi. Oleh karena itu, kebijakanfiskal ekspansif perlu
dirancang dan diimplementasikan dengan hati-hati.

Referensi:
Mankiw, N. Gregory. Principles of Economics. Cengage Learning, 2020

Blanchard, Olivier Jean. Macroeconomics. Pearson, 2017.

http://core.ac.uk/download/pdf/234038847.pdf

http://ejurnalunsam.id/ndex.php/ise/article/downlo

4. Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi diIndonesia

Jurnal ini meneliti pengaruh jumlah uang beredar (M2), suku bunga (BI Rate),
dan inflasiterhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan data triwulanan daritahun 2010 hingga 2022 dan metode
analisis regresi data panel.

Hasil penelitian menunjukkan, Jumlah uang beredar berpengaruh positif dan


signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa peningkatan
jumlah uang beredar dapatmendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga (BI
Rate) berpengaruh negatif dan signifikanterhadap pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan suku bunga dapat menghambat pertumbuhanekonomi. Inflasi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.Peningkatan inflasi dapat menurunkan tingkat pertumbuhan
ekonomi.

Kesimpulan

Jumlah uang beredar, suku bunga, dan inflasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kebijakan moneter
dan fiskal yang tepat diperlukan untukmenjaga stabilitas makroekonomi dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Referensi:

Asnawi. (2023). Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Tingkat Suku Bunga dan
Inflasi
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomika Indonesia,
21(1), 1-14.

http://ojs.unimal.ac.id/ekonomika/article/view/1129

Muslimah. (2022). Pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia dan Jumlah Uang
Beredar
Terhadap Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2010-
2020.

Repositori UIN Alauddin Makassar.

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/22386/1/90300117115%20MUSLIMAH.pdf
Salsabila. (2022). Skripsi Pengaruh Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan
E-money

Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia Banda Aceh 2022 M. UIN Ar-Raniry


Repository.

http://repository.arraniry.ac.id/23608/1/Salsabila%2C%20180604154%2C%20FE
BI%2C
%20IE%2C%20082274437949.pdf

Wedajaya, I. G. P. (2023). Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), BI Rate dan


InflasiTerhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2009 - 2022. E-
JournalWarmadewa, 10(1), 1-14.

http://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/wedj/article/view/3144/2282
5. Pengaruh Inflasi dan Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia

Inflasi dan pengangguran adalah dua faktor yang dapat mengganggu


pertumbuhan ekonomi diIndonesia. Inflasi merupakan pertumbuhan yang tidak
terkendali atau tidak terkontrol dariharga barang dan jasa, sementara
pengangguran merupakan kekurangan pendapatan yangdapat meningkatkan
kemiskinan dan menurunkan konsumsi.

Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu pertumbuhan


ekonomi diIndonesia. Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi, mengurangi
nilai rupiah, danmengurangi daya beli masyarakat. Inflasi juga dapat
meningkatkan biaya pengeluaran,yang dapat meningkatkan harga produk dan
meningkatkan harga pangan. Inflasi jugadapat meningkatkan biaya
pembiayaan, yang dapat meningkatkan biaya investasi danmeningkatkan
biaya pengangguran.

Pengangguran

Pengangguran adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu pertumbuhan


ekonomidi Indonesia. Pengangguran dapat meningkatkan kemiskinan,
meningkatkan konsumsiyang tidak stabil, dan mengurangi daya beli
masyarakat. Pengangguran juga dapatmeningkatkan biaya pembiayaan, yang
dapat meningkatkan biaya investasi danmeningkatkan biaya pengangguran.

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat terganggu oleh inflasi dan


pengangguran.

Inflasi dan pengangguran dapat mengurangi daya beli masyarakat,


mengurangi investasi,dan mengurangi konsumsi. Pertumbuhan ekonomi di
Indonesia juga dapat tergangguoleh faktor lain, seperti krisis ekonomi global,
perubahan politik, dan perubahan hukum.

Untuk mengatasi pengaruh inflasi dan pengangguran terhadap pertumbuhan


ekonomi diIndonesia, perlu dilakukan beberapa langkah, seperti:

- Mengatur inflasi dengan cara yang efektif.

- Mengatur pengangguran dengan cara yang efektif.

- Mengurangi kekurangan pendapatan.

- Meningkatkan investasi.
- Meningkatkan konsumsi.

- Mengurangi biaya pembiayaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi mempengaruhi pertumbuhan


ekonomi di Indonesiadengan tingkat keakuratan 74,7588%, yang berarti
sebesar 74,7588% nilai pertumbuhanekonomi dipengaruhi oleh inflasi,
sementara sisanya 25,2412% dipengaruhi oleh faktor lain. Inimenunjukkan
bahwa inflasi memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhanekonomi di Indonesia.

Penelitian ini juga menyarankan beberapa langkah yang dapat diambil oleh
pemerintah untukmengatasi pengaruh negatif inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi, seperti memperbarui danmengevaluasi kebijakan kebijakan moneter
dan fiskal, menjaga stabilitas harga produk pokok,menjalin kerjasama dengan
pengusaha untuk meningkatkan produksi, dan melakukanpengawasan harga
serta menetapkan harga maksimal.
KESIMPULAN

Inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang


kompleks. Kebijakanpemerintah yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi perlumempertimbangkan ketiga variabel ini.

Referensi

Mankiw, N. Gregory. (2023). Principles of economics (9th ed.). Cengage


Learning.

Blanchard, Olivier Jean. (2016). Macroeconomics (7th ed.). Pearson.


http://jimfeb.ub.ac.id/

http://feb.ugm.ac.id/id/penelitian/jurnal-yang-diterbitkan/951-jurnal-ekonomi-
dan-bisnis-indonesia

http://scholarhub.ui.ac.id/jke/
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ekonomi/index

Anda mungkin juga menyukai