Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

EKONOMI MONETER

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Ekonomi Moneter

Dosen : Dwi Hastuti, S.E., M.Sc

Dra. Emilia, M.E.

Disusun oleh :
Adinda Maharani (NIM : C1A020127)

KELAS R001

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021
Judul Jurnal :
PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA

Sumber Jurnal :
Salim, J. F., Kebijakan, P., & Salim, J. F. (2017). EKONOMI. III(2), 68–76.
http://jurnal.utu.ac.id/ekombis/article/download/435/371

Isi Jurnal Secara Singkat :


 Abstract : This study aims to analyze the influence of monetary policy on economic
growth in Indonesia. This study uses secondary data in quarterly form from 2010q1 to
2016q3. To achieve the research objectives, data analysis used multiple linear regression.
From the research results found that monetary policy is effective in improving economic
growth of Indonesia. Where the exchange rate has a positive and significant effect, while
inflation has a negative and significant effect on economic growth. This means the
government must be able to maintain the stability of the exchange rate and keep the
inflation rate so that economic growth can be in a positive trend.
 Abstrak : Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Studi ini menggunakan data sekunder dalam bentuk
triwulanan dari 2010q1 hingga 2016q3. Untuk mencapai tujuan penelitian, analisis data
menggunakan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebijakan
moneter efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di mana nilai
tukar memiliki positif dan efek yang signifikan, sementara inflasi memiliki efek negatif
dan signifikan terhadap ekonomi pertumbuhan. Artinya, pemerintah harus mampu
menjaga stabilitas nilai tukar dan menjaga tingkat inflasi sehingga pertumbuhan ekonomi
dapat berada dalam Tren positif.
 Kesimpulan : Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kurs berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, artinya semakin besar nilai tukar
nominal akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat secara signifikan.
Sedangkan inflasi berpengaruh negative dan signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
artinya semakin tinggi tingkat inflasi maka pertumbuhan ekonomi akan menurun secara
signifikan. Uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama nilai tukar dan inflasi
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indnonesia.
 Saran : Mengingat hasil penelian yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negative
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tentu saja Bank Indonesia sebagai
instansi yang bertanggung jawab dalam mengambil kebijakan moneter harus mampu
menjaga kestabilan tingkat inflasi agar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Selain itu meskipun menurunnya nilai rill mata uang rupiah mengakibatkan
meningkatya pertumbuhan ekonomi, Bak Indonesia tetap saja harus mampu menjaga
kestabilan nilai tukar rupiah pada tingkatan tertentu. Selain itu, melemahnya nilai tukar
akan menguntungkan di sektor ekspor, oleh karena itu semua lini ekonomi berorientasi
ekspor harus di tigkatkan dengan memberikan insntif dan dan berbagai dukungan baik
dari pihak perbankan maupun pemerintah agar melemahnya mata uang tersebut mampu
untuk meningkatkan cadangan devisa dari hasil ekspor tersebut.

Keseimpulan yang Saya Ambil :


Jika dilihat dari fenomena yang di ambil, kebijakan moneter itu berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Yang mana dari kesimpulan yang terdapat pada jurnal menyatakan
bahwa “kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
artinya semakin besar nilai tukar nominal akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi meningkat
secara signifikan. Sedangkan inflasi berpengaruh negative dan signfikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, artinya semakin tinggi tingkat inflasi maka pertumbuhan ekonomi akan menurun
secara signifikan. Uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama nilai tukar dan inflasi
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indnonesia.” Maka bisa disimpulkan
bahwa secara individu baik kurs maupun inflasi itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Maka dari itu kebijakan moneter yang bisa digunakan dalam hal ini adalah Kebijakan Moneter
Ekspansif, yang mana kebijakan ekspansif sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan resiko inflasi akan semakin tinggi. Kebijakan moneter ekspansif
utamanya melakukan penambahan uang yang beredar dalam masyarakat agar roda perekonomian
semakin berjalan cepat.
Kebijakan moneter ekspansif biasanya dilakukan ketika negara sedang mengalami resesi
atau depresi. Ketika sebuah negara mengalami penurunan ekonomi, masyarakat biasanya akan
cenderung membiarkan uangnya tetap berada didalam bank untuk menghindari kerugian berlebih
akibat rendahnya nilai tukar uang sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tersendat. Oleh karena
itu kebijakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral guna menambah jumlah
uang yang beredar agar perputaran ekonomi tetap berjalan. Salah satunya dengan cara
menurunkan cadangan kas yang mana ketika cadangan kas bank diturunkan maka jumlah uang
yang beredar di masyarakat akan bertambah menjadi lebih tinggi sehingga minat masyarakat
memanfaatkan uang tersebut akan menjadi lebih tinggi. Kebijakan ini mampu meningkatkan
daya beli (permintaan) masyarakat yang tentunya hal ini akan membantu pertumbuhan ekonomi.
Yang mana dapat kita artikan dari pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan yang secara
berkelanjutan menuju kondisi perekonomian suatu negara yang lebih baik. Ekonomi suatu negara
sendiri dapat dikatakan bertumbuh jika kegiatan ekonomi masyarakatnya berdampak langsung
kepada kenaikan produksi barang dan jasanya.
Judul Jurnal :
PERAN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KEMAMPUAN PERBANKAN DALAM
PENYALURAN PEMBIAYAAN

Sumber Jurnal :
Anshori, M., & Shofiyudin, M. A. (2021). Peran Kebijakan Moneter Terhadap Kemampuan
Perbankan Dalam Penyaluran Pembiayaan. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 51.
https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1758
https://www.jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/download/1758/986

Isi Jurnal Secara Singkat :


 Abstract : The purpose of this study is to see the response of Islamic banking in Indonesia
from monetary policy. This research uses quantitative methods. The data used are the
2017-2019 financial statements. The results of this study indicate that the bank is not in a
financial condition. This, coupled with liquidity in banks, monetary and monetary effects
will not affect financing. As for capital, monetary policy changes will affect finances.
 Kesimpulan : Secara parsial dari kelima variabel yaitu GDP, SBIS, Capital, Liquiditas,
dan ukuran, hanya Capital saja yang berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan. Dilihat dari interaksi antara karakteristik bank dan suku bunga kebijakan
moneter, dimana karakteristik bank dilihat dari, modal, ukuran dan liquiditas. Hanya
bank syariah dengan modal yang baik maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan
karena adanya guncangan dalam kebijakan keuangan.

Keseimpulan yang Saya Ambil :


Jika dilihat dari fenomena yang di ambil, kebijakan moneter memiliki peran terhadap
kemampuan perbankan dalam penyaluran pembiayaan. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya
interaksi antara karakteristik bank dengan suku bunga kebijakan moneter. Dalam hal ini
kebijakan moneter yang dapat digunakan adalah kebijakan kontraktif yang mana pada kebijakan
ini bank sentral memiliki peran untuk melakukan pengendalian langsung terhadap bank
komersial. Bank sentral akan menggunakan instrumen langsung untuk mempengaruhi sasaran
operasional yang diingingkannya. Pengendalian langsung terjadi karena adanya hubungan secara
langsung antara insrtumen dan sasaran operasional. Salah satu instrumen kebijakan moneter yang
bisa dilakukan oleh bank sentral adalah menaikkan suku bunga kebijakan. Suku bunga kebijakan,
atau suku bunga acuan, merupakan suku bunga yang dibebankan oleh bank sentral untuk
pinjaman jangka pendek. Hal itu menjadi alat kebijakan moneter utama di beberapa bank sentral.
Pada kondisi kemampuan perbankan dalam penyaluran pembiayaan biasanya Bank komersial
mengambil pinjaman jangka pendek dari bank sentral untuk memenuhi kekurangan likuiditas
jangka pendek. Sebagai konsekuensi, bank sentral membebankan suku bunga jangka pendek.
Maka dari itu untuk Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, bank sentral akan menaikkan
suku bunga jangka pendek tersebut. Itu akan menyebabkan meningkatnya biaya pinjaman oleh
bank komersial. Mereka harus mengeluarkan uang yang lebih banyak lagi untuk membayar
kembali pinjaman. Selanjutnya, kenaikan biaya pinjaman akan mengurangi keuntungan dari bank
komersial. Itu mendorong bank komersial untuk meneruskan kenaikan biaya tersebut ke suku
bunga pinjaman demi menjaga margin keuntungan. Rumah tangga dan bisnis akan mendapatkan
bunga yang lebih tinggi ketika mereka mengajukan pinjaman. Sehingga ketika pinjaman menjadi
lebih mahal, rumah tangga mengurangi beberapa konsumsi barang dan jasa.

Pada fenomena ekonomi ini, kebijakan moneter akan berperan sebagai transmisi
kebijakan bagi Bank Sentral. Mekanisme transmisi kebijakan moneter yang standar dimulai dari
tindakan Bank Sentral melalui perubahan instrumen kebijakan moneter. Tindakan ini kemudian
mempengaruhi sasaran operasional dan sasaran antara yang pada akhirnya mempengaruhi tujuan
akhir kebijakan moneter. Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini akan memberikan
penjelasan mengenai bagaimana terjadinya perubahan instrumen kebijakan moneter dapat
mempengaruhi variabel makroekonomi lainnya sehingga terwujudnya sasaran akhir kebijakan
moneter. Seberapa besar pengaruhnya terhadap harga dan kagiatan di sektor riil, semuanya
sangat tergantung pada perilaku atau respons perbankan dan dunia usaha lainnya terhadap
instrumen kebijakan moneter yaitu Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (rSBI). Mekanisme
bekerjanya perubahan rSBI sendiri sering digambarkan dengan tindakan Bank Indonesia sebagai
bank sentral melalui perubahan-perubahan instrumen moneter untuk mencapai target
operasional, target antara dan akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir yaitu inflasi. Terjadinya
mekanisme kebijakan tersebut melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor
keuangan, serta sektor riil. Sehingga pada akhirnya Mekanisme kebijakan moneter memiliki
peran terhadap perbankan dalam penyaluran pembayaran melalui berbagai jalur, diantaranya
jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.

Anda mungkin juga menyukai