Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338103461

Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di


Indonesia Periode 2010-2018

Article · December 2019

CITATION READS

1 6,982

1 author:

Adlan Ramadhan
Universitas Padjadjaran
1 PUBLICATION   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2010-2018 View project

All content following this page was uploaded by Adlan Ramadhan on 21 December 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEREKONOMIAN INDONESIA

Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode
2010-2018

Disusun oleh :

Adlan Ramadhan - 120210170114

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
JATINANGOR

2019
Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Periode 2010-2018

Indonesia tercatat sebagai negara yang menduduki peringkat 16 dunia berdasarkan Produk
Domestik Bruto nya berdasarkan data dari World Bank (Katadata, 2019). Sebagai negara
yang sedang berkembang, Indonesia sudah semestinya harus memperhatikan pertumbuhan
ekonomi nya. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sangat diperlukan
untuk perbaikan ekonomi sebuah negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.
Hal yang mungkin selalu menjadi perhatian publik adalah adanya masalah ketimpangan
ataupun pemerataan. Upaya ataupun kebijakan-kebijakan seharusnya mengatasi masalah hal
tersebut. Karena kebijakan ekonomi yang baik menurut (Case, Fair, & Oster, 2012) meliputi
4 aspek, yaitu efficiency, equity, growth, stability, dan sustainability. Aspek equity (keadilan)
ataupun pemerataan dirasa belum sepenuhnya dipenuhi oleh pemerintah (Kominfo, 2019).
Kemudian, hal yang selalu menjadi perhatian publik adalah aspek growth (pertumbuhan).
Pertumbuhan ekonomi merupakan adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Hal tersebut direpresentasikan oleh kenaikan dari total output di perekonomian suatu negara
(Case, Fair, & Oster, 2012). Lalu, menurut (Mankiw, 2016a), para ekonom menghitung
pertumbuhan ekonomi menggunakan data dari PDB yang mengukur total income dari
keseluruhan penduduk yang ada di suatu negara.

Produk Domestik Bruto merupakan suatu nilai pasar (market value) dari seluruh barang dan
jasa akhir dalam suatu negara yang dihitung dalam satu periode waktu (Mankiw, 2016b).
Dapat disimpulkan pula bahwa growth dari Produk Domestik Bruto merepresntasikan suatu
pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Berikut merupakan data Produk Domestik Bruto 5
tahun terakhir.

Tahun Produk Domestik Bruto (triliun rupiah)


2014 10.569,70
2015 11.526,30
2016 12.401,70
2017 13.587,20
2018 14.837,30

Data diambil dari Statistik Indonesia 2019 yang dikelola BPS. Berdasarkan data tersebut,
terlihat bahwa Produk Domestik Bruto di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan di setiap
tahunnya. Hal tersebut dapat dikatakan baik, karena adanya aspek yang terpenuhi dalam
kebijakan yang diambil menurut (Case, Fair, & Oster, 2012), yaitu adanya growth atau
pertumbuhan.

Dalam rangka pencapaian hal tersebut, maka dirasa perlu adanya program-program ataupun
kebijakan-kebijakan dari pemerintah untuk perekonomian Indonesia. Salah satu syarat utama
yang harus dipenuhi untuk menerapkan kebijakan atau program yang baik yaitu adalah input
yang baik. Dimana input tersebut berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Hal tersebut
berimbas kepada pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
membengkak, sehingga mengakibatkan keaadan defisit. Keadaan defisit inilah yang membuat
Indonesia dirasa perlu mengadakan tambahan dana untuk menutupi pembengkakan
pengeluaran APBN. Utang merupakan salah satu sumber tambahan dana untuk mengatasi
masalah tersebut, terutama utang luar negeri (Daryanto, 2004). Sebagai negara yang sedang
berkembang, Indonesia biasanya melakukan utang melalui pemerintah, namun seiring
berjalannya waktu dan pesatnya pembangunan, peran swasta pun ikut berpengaruh dalam
rangka utang luar negeri. Bank Indonesia pun melakukan hal yang sama untuk utang luar
negeri, yaitu dengan tujuan mendukung neraca pembayaran dengan meningkatkan cadangan
devisa (Rudi & Rotinsulu, 2016).

Menurut SKB Menteri Keuangan Menurut SKB Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas
(No. 185/KMK.03/1995 dan Nomor KEP.031/ KET/5/1995) Pinjaman Luar Negeri adalah
penerimaan negara baik dalam bentuk devisa, dan atau devisa yang dirupiahkan maupun
dalam bentuk barang dan atau jasa yang diperoleh dari pemberian pinjaman luar negeri yang
harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Kamus Besar Bahasa Indonesia juga
Pinjaman Luar Negeri adalah sejumlah dana yang diperoleh dari negara lain (bilateral) atau
multilateral yang tercermin dalam neraca pembayaran untuk kegiatan investasi, menutup
saving-investment gap dan foreign exchange gap yang dilakukan baik oleh pemerintah
maupun swasta (Junaedi, 2018). Berikut merupakan data utang luar negeri Indonesia 5 tahun
terakhir.

Tahun Utang Luar Negeri Indonesia (juta USD)


2014 293.328,00
2015 310.730,00
2016 320.006,00
2017 352.469,00
2018 375.491,00

Data diambil dari Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dikelola oleh Bank
Indonesia dan Kementerian Keuangan. Dapat dilihat dari data di atas, sama halnya seperti
Produk Domestik Bruto, utang luar negeri Indonesia pun mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Hal ini disebabkan semakin besar jumlah dana yang dipinjam oleh pemerintah,
swasta, dan Bank Sentral atau Bank Indonesia. Terutama pemerintah dalam menunjang
sektor kesehatan, pendidikan, dan juga infrastruktur. Ketiga sektor tesebut merupakan yang
tertinggi dibandingkan sektor lain. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pembangunan
juga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Banyak beberapa paham mengenai keterkaitan atau hubungan antara utang luar negeri
terhadap pertumbuha ekonomi. Terdapat pandangan ekonom mengenai hubungan antara
utang dan pertumbuhan ekonomi dijelaskan melalui 3 aliran, yaitu Klasik/Neo Klasik,
Keynesian dan Ricardian. Ekonom Klasik/Neo Klasik melihat indikator dari kenaikan utang
luar negeri untuk membiayai pengeluaran pemerintah hanya untuk menaikkan pertumbuhan
ekonomi dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang tidak akan mempunyai dampak
yang signifikan akibat adanya crowding-out, yaitu keadaan di mana terjadi overheated dalam
perekonomian yang menyebabkan investasi swasta berkurang yang pada akhirnya akan
menurunkan Produk Domestik Bruto. Kelompok Neo Klasik berpendapat bahwa setiap
individu mempunyai informasi yang cukup, sehingga mereka dapat merencanakan tingkat
konsumsi sepanjang waktu hidupnya. Defisit anggaran pemerintah yang dibiayai oleh utang
luar negeri akan meningkatkan konsumsi individu. Sedangkan pembayaran pokok utang dan
cicilannya dalam jangka panjang akan membebankan kenaikan pajak untuk generasi
berikutnya. Dengan asumsi bahwa seluruh sumber daya secara penuh dapat digunakan, maka
peningkatan konsumsi akan menurunkan tingkat tabungan dan suku bunga akan meningkat.
Peningkatan suku bunga akan mendorong permintaan swasta menurun, sehingga kaum Neo
Klasik menyimpulkan bahwa dalam kondisi full employment, defisit anggaran pemerintah
yang permanen dan penyelesaiannya dengan utang luar negeri akan menyebabkan peran
investasi swasta terkurangi. Sedangkan Keynes mengatakan hal yang sedikit berbeda. Paham
keynesian melihat kebijakan peningkatan anggaran belanja yang dibiayai oleh utang luar
negeri akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat
naiknya permintaan agregat sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal.
Kelompok keynesian memiliki pandangan bahwa defisit anggaran pemerintah yang ditutup
dengan utang luar negeri akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sehingga
kenaikan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Hal ini mengakibatkan beban pajak pada
masa sekarang relatif menjadi lebih ringan, hal ini kemudian akan menyebabkan peningkatan
pendapatan yang siap dibelanjakan. Peningkatan pendapatan nasional akan mendorong
perekonomian. Secara singkat, kebijakan menutup defisit anggaran dengan utang luar negeri
dalam jangka pendek akan menguntungkan perekonomian dengan adanya pertumbuhan
ekonomi. Lalu pendapat yang berbeda juga dikemukakan oleh Ricardian. Paham Ricardian
lebih mengacu kepada kebijakan utang luar negeri untuk membiyai defisit anggaran tidak
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut terjadi karena terjadinya efek
pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang akan dibayarkan di masa depan dengan adanya
kenaikan pajak. Sebab itu, masyarakat justru mengurangi konsumsi nya di waktu sekarang
untuk mengantisipasi pajak yang akan naik di masa depan (Rachmadi, 2013)

Keterkaitan antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi pun menjadi sorotan
diberbagai macam negara khususnya di negara berkembang, Indonesia contoh nya. Berbagai
studi dan penelitian untuk melihat hubungan antar utang luar negeri dan pertumbuhan
ekonomi, studi yang berjudul “Analisis Kausalitas anatara Utang Luar Negeri dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1990-2013” dari (Ayu, 2015) salah satunya.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis kausalitas antara utang luar negeri dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1990-2013. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, dengan menggunakan uji kausalitas Granger menunjukkan adanya hubungan satu
arah antara utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yakni utang luar
negeri mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil yang sama
terjadi pada studi dari (Rachmadi, 2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Utang Luar
Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2001-2011”. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Penelitian ini dilakukan pada
periode 2001 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel independen,
yaitu Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Debt Service Ratio dan Tabungan
Domestik memilikipengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diwakili oleh variabel PDB. Variabel Utang Luar Negeri dan Tabungan Domestik memiliki
pengaruh yang signifikan positif terhadap PDB, sedangkan variabel Penanaman Modal Asing
dan Debt Service ratio memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap PDB. Kemudian
dalam jurnal ilmiah yang disusun oleh (Khairin, 2013) tentang “Analisis Pengaruh Utang
Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun
1986-2011” juga menunjukan hasil yang sama dengan perhitungan kuadrat terkecil sederhana
OLS. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh dari Utang Luar Negeri dan Penanaman
Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yang berlangsung antara tahun
1986 hingga tahun 2011 yang mana pada tahun tersebut banyak terjadi dinamika kondisi
ekonomi Indonesia, termasuk di dalamnya krisis ekonomi yang berlangsung pada akhir
dekade 1990-an.

Hasil yang kontradiktif terjadi pada salah satu negara di bagian Asia Barat Daya dan Selatan.
Jurnal dari (Abdelhafidh, 2014) di Negara Iran yang berjudul “External debt and economic
growth in Iran” salah satu contohnya. Dengan menggunakan data time series periode 1974-
2007 dan metode vector autoregressive, hasil penelitian ini menunjukan bahwa utang luar
negeri menunjukan hasil yang negatif terhadap pertumbuhan PDB. Selanjutnya penelitian di
Negara Pakistan yang berjudul “External Debt and Economic Growth: Empirical Evidence
from Pakistan” oleh (Hayat, Hayat, & Malik, 2010) yang bertujuan meneliti hubungan antar
utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Pakistan periode 1972-2005. Dengan
menggunakan data time series, ternyata utang luar negeri berhubungan negatif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Pakistan. Kemudian penelitian di beberapa negara bagian
Afrika juga menunjukan hasil yang serupa seperti Iran dan Pakistan (Iyoha, 1999). Hampir
semua penelitian di negara bagian Afrika menunjukan hubungan negatif antara utang luar
negeri dan pertumbuhan ekonomi (Fosu Kwasi, 1996). Jurnal dari (Boboye & Ojo, 2012)
salah satu contohnya yang berjudul “Effect of External Debt on Economic Growth and
Development of Nigeria”. Studi tersebut meneliti bagaimana pengaruh beban utang luar
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Negria. Dengan menggunakan regresi sederhana
OLS dengan data sekunder dari Central Bank of Nigeria. Hasil penelitian menunjukan
adanya efek buruk untuk pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh utang luar negeri.
Tingkat utang luar negeri yang tinggi menyebabkan devaluasi mata uang Nigeria, pemogokan
industri, dan sistem pendidikan yang memburuk. Hal ini menyebabkan ekonomi Nigeria
semakin tertekan. Hasil yang sama terjadi pada penelitian (Maureen, 2001) di Negara Kenya
yang berjudul “The impact of external debt on economic growth in Kenya: An empirical
assessment”. Penelitian tersebut menggunakan data time series peride 1970-1995. Hasil
empiris menunjukan akumulasi utang luar negeri memiliki hubungan yang negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena adanya efek crowding-out pada investasi-
investasi swasta. Hasil yang sedikit berbeda dan serupa seperti Indonesia terjadi di Negara
Tanzania pada penelitian (Kasidi & Said, 2013) yang berjudul “Impact of External Debt on
Economic Growth: A Case Study of Tanzania”. Jurnal tersebut meneliti dampak utang luar
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Tanzania periode 1990-2010. Dengan menggunaka
data time series utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi yang diambil dari Bank of
Tanzania, berbeda dari negara bagian Afrika lainnya utang luar negeri Tanzania ternyata
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nya, dalam
hal ini pada pertumbuhan PDB nya.

Data jumlah total utang luar negeri Indonesia menurut (Bank Indonesia, 2019) dan data total
Produk Domestik Bruto menurut (BPS, 2019) pun juga mengindikasikan bahwa utang luar
negeri dan pertumbuhan ekonomi melalui Produk Domestik Bruto berhubungan positif di
Indonesia. Berikut merupakan data utang luar negeri dan Produk Domestik Bruto Indonesia
dalam 9 tahun terakhir.

Utang Luar Negeri Indonesia (juta Produk Domestik Bruto (triliun


Tahun USD) Tahun rupiah)
2010 202.413 2010 6864,1
2011 225.375 2011 7831,7
2012 252.364 2012 8651,7
2013 266.109 2013 9546,1
2014 293.328,00 2014 10.569,70
2015 310.730,00 2015 11.526,30
2016 320.006,00 2016 12.401,70
2017 352.469,00 2017 13.587,20
2018 375.491,00 2018 14.837,30

Sumber : BI & BPS

16000

14000

12000

10000

8000 Utang Luar Negeri


Produk Domestik Bruto
6000

4000

2000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Dalam bentuk grafik diatas yang menunjukan hubungan variabel utang luar negeri dan
Produk Domestik Bruto Indonesia dalam triliun rupiah, terlihat bahwa utang luar negeri dan
Produk Domestik Bruto Indonesia berhubungan positif dan berbanding lurus. Hal tersebut
ditunjukan pada trend kedua variabel tersebut yang positif di 9 tahun terakhir (2010-2018).
Hasil dari analisis grafik tersebut relevan dengan penelitian-penelitiansebelumnya yang
dilakukan di Indonesia. Kemudian, data lain yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi
relevan dengan hubungan kedua variabel tersebut. Pengangguran dan pendapatan per kapita
contohnya. Pendapatan per kapita Indonesia tercatat selalu memilki trend positif
pertumbuhannya, pada tahun 2018 mencapai angka 4.091.600 rupiah. Sedangkan
pengangguran pada tahun 2018 tercatat sebesar 5,3% dan selalu menurun di setiap tahunnya
(BPS, 2019).

Berdasarkan data dan analisis grafik utang luar negeri dan PDB Indonesia serta didukung
oleh variabel-variabel lain seperti pengangguran dan pendapatan per kapita Indonesia yang
mengindikasikan pertumbuhan ekonomi, dapat disimpulkan bahwa hubungan utang luar
negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki hubungan yang positif. Pada proses dan
perjalanannya, utang luar negeri Indonesia dan pertumbuhan ekonomi sudah berjalan dengan
cukup baik. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan PDB, pengurangan pengangguran, dan
peningkatan pendapat per kapita setiap tahunnya. Lalu rasio utang luar negeri Indonesia
terhadap PDB tercatat sebesar 36,30% yang masih jauh lebih kecil dari batas aman
berdasarkan UU Keuangan nomor 17 tahun 2003 yaitu 60% (CNBC Indonesia, 2019).
Namun penulis memberikan saran yang bisa dijadikan perhatian penuh oleh pemerintah, yaitu
mengenai masalah ketimpangan dan pemerataan ekonomi di Indonesia. Mengingat kembali
juga salah satu kriteria untuk menentukan kebijakan ekonomi menurut (Case, Fair, & Oster,
2012), yaitu equity atau keadilan. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah mengenai
pemerataan ini untuk mengimplementasikan utang luar negeri melaui pertumbuhan ekonomi
di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali.
DAFTAR PUSTAKA

Abdelhafidh, S. (2014). External debt and economic growth in Iran. Panoeconomicus, 61(6),
669–689. https://doi.org/10.2298/pan1406669a
Ayu, A. (2015). Analisis Kausalitas Antara Utang Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia Tahun 1990-2013 (Vol. 151). https://doi.org/10.1145/3132847.3132886
Bank Indonesia. (2019). Statistik Utang Luar Negeri Indonesia. Jakarta.
Boboye, A. L., & Ojo, M. O. (2012). Effect of External Debt on Economic Growth and
Development of Nigeria. International Journal of Business and Social Science, 3(12),
297–304.
BPS. (2019). Statistik Indonesia 2019. Jakarta.
Case, Fair, & Oster. (2012). Principles of Economics 10th Edition. (D. Battista, Ed.) (10th
ed.). Pearson Education.
CNBC Indonesia. (2019). Rasio Utang Pemerintah 30% dari PDB, Masih Aman_. Retrieved
from https://www.cnbcindonesia.com/news/20191219160729-4-124479/rasio-utang-
pemerintah-30-dari-pdb-masih-aman
Daryanto. (2004). Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Fosu Kwasi, A. (1996). The Impact of Extrernal Debt on Economic Growth in Sub-Saharan
Africa. Journal of Economic Development, 21, 26.
Hayat, M. K., Hayat, M. U., & Malik, S. (2010). External debt and economic growth:
Empirical evidence from Pakistan. International Research Journal of Finance and
Economics, 44(July), 95–104. https://doi.org/10.1108/jeas-12-2014-0035
Iyoha, M. A. (1999). External Debt and Economic Growth Sub-Saharian African Countries:
An Econometric Study.
junaedi, dedi. (2018). Hubungan Antara Utang Luar Negeri Dengan Perekonomian Dan
Kemiskinan: Komparasi Antarezim Pemerintahan. Simposium Nasional Keuangan
Negara, 1, 563–587. Retrieved from
https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/snkn/article/view/154
Kasidi, F., & Said, A. M. (2013). Impact of external debt on economic growth : a case study
of Tanzania. Advances in Management & Applied Economics, 3(4), 59–82.
Katadata. (2019). Indonesia Masuk dalam Daftar Negara dengan PDB US$ 1 Triliun.
Retrieved from https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/22/indonesia-masuk-
dalam-daftar-negara-dengan-pdb-us-1-triliun
Khairin, M. (2013). ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI (ULN) DAN
PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA TAHUN 1986-2011.
Kominfo. (2019). Kebijakan Pemerataan Ekonomi Untuk Atasi Ketimpangan. Retrieved from
https://kominfo.go.id/content/detail/9566/presiden-kebijakan-pemerataan-ekonomi-
untuk-atasi-ketimpangan/0/artikel_gpr
Mankiw, G. (2016a). Macroeconomics 9th by Mankiw (9th ed.). New York: 41 Madison
Avanue.
Mankiw, G. (2016b). Principles of Economics, 8th ed. (8th ed.). New York: Cengage
Learning.
Maureen, W. (2001). The impact of external debt on economic growth in Kenya: An
empirical assessment.
Rachmadi, A. L. (2013). Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia (Studi Kasus Tahun 2001-2011). Analisis Pengaruh Utang Luar
Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 18.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rudi, M. I., & Rotinsulu, T. O. (2016). Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal
Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2009.3-2014.4. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(2), 325–333.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai