Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS HUBUNGAN INVESTASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI

DI INDONESIA

Teori Ekonomi Terapan

(Investment)

Kelompok 3:
1. Ardelia Nanda Athaya 042011133132
2. Aullyya Riky Dwi Lestari 042011133192

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
PENDAHULUAN

Indonesia termasuk ke dalam deretan negara berkembang dengan jumlah populasi mencapai
276.639.440 jiwa. Indonesia juga merupakan salah satu negara berkembang dimana pertumbuhan ekonominya
yang meningkat secara positif. Jumlah penduduk yang besar ini membuat Indonesia menduduki peringkat
keempat di dunia. Agus Widarjono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan positif
dengan pertumbuhan ekonomi.

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2022

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat lebih
tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2021 yakni sebesar 5,31%. Sejak tahun 2014, pertumbuhan ekonomi
2022 merupakan capaian tertinggi selama beberapa tahun terakhir. Perekonomian Indonesia pada tahun 2022
dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan
PDB per kapita mencapai Rp71 juta atau US$ 4.783,9. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tahun 2022
didorong oleh adanya kenaikan persentase ekspor-impor, selain itu konsumsi rumah tangga dan investasi masih
menjadi penopang utama.

Salah satu yang menjadi penunjang utama pertumbuhan ekonomi dari sisi aggregate demand adalah
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau Investment. Investasi atau penanaman modal merupakan
kegiatan menanam modal dalam berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan di masa yang akan datang (BPS). Para ekonom makro menggunakan istilah investasi yaitu
menciptakan modal baru. Investasi bisa bersumber dari investasi pemerintah dan swasta, serta investasi
domestik dan asing. Menurut Mankiw dalam buku Macroeconomics Seventh Edition, Investasi juga dibagi
menjadi tiga subkategori: Business Fixed Investment, Residential Investment, dan Inventory Investment.
Investasi tetap bisnis meliputi pembelian pabrik dan inventaris baru oleh perusahaan. Investasi residensial ialah
pembelian properti baru oleh rumah tangga dan pemilik rumah Investasi persediaan merupakan bertambahnya
persediaan barang perusahaan ( apabila persediaan barang turun, berarti investasi persediaan bernilai negatif).
Berdasar pada Attanasio (2000), Chaudhary et al (2002), Chow et al (2002), investasi berperan besar
dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Lipsey dan Kravis (1987) menunjukkan bahwa
dalam jangka panjang yang diamati lebih berpengaruh pertumbuhan terhadap pembentukan modal daripada
pengaruh pembentukan modal terhadap pertumbuhan. Studi oleh Blomstrom dkk. (1996) dan Carroll dan Weil
(1994) menemukan bahwa pertumbuhan menyebabkan investasi, tetapi investasi tidak menyebabkan
pertumbuhan. Menurut Denison (1967) dan Abramovitz (1956) menemukan bahwa akumulasi modal hanya
menyumbang sebagian kecil dari pertumbuhan produktivitas.
TINJAUAN PUSTAKA

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk mencapai penambahan
output, yang diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dalam suatu wilayah.

Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas jangka panjang
dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas yang dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional dan
ideologi terhadap berbagai keadaan yang ada.

Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada, yaitu teori Harold Domar, Neo Klasik, dari Solow, dan
teori endogen oleh Romer, yang adanya tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:
A) Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah,
peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
B) Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.
C) Kemajuan Teknologi, Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu
mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability).

Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Prof. Rahardjo Adisasmita, dalam bukunya mengatakan
bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah, yaitu sebagai berikut:

A. Ketidakseimbangan Pendapatan
Dalam kondisi ideal di mana pendapatan didistribusikan secara absolut, 80% penduduk terbawah akan
menerima 80% dari total pendapatan, sedangkan 20% teratas akan menerima 20% dari total pendapatan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), komposisi penduduk dibagi menjadi tiga kelompok: 40%
penduduk terbawah, 40% penduduk sedang, dan 20% penduduk teratas. Indikator ketimpangan pendapatan
dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah.
B. Perubahan Struktur Perekonomian
Pembangunan ekonomi di suatu wilayah yang maju akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur
ekonomi. Sementara kontribusi sektor pertanian terhadap nilai produk domestik bruto cenderung menurun,
kontribusi sektor industri justru meningkat. Untuk itu peranan sektor industri dalam pembangunan nasional dan
daerah menjadi sangat penting dalam hal penyediaan lapangan kerja yang luas, peningkatan pendapatan
masyarakat dan penciptaan devisa negara melalui ekspor. Jadi, jika perekonomian suatu daerah berbeda arah
dengan sektor pertanian, seharusnya masih ada sektor industri.
C. Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa memiliki tingkat pengangguran yang relatif tinggi dan
cenderung meningkat akibat krisis keuangan di negara-negara di seluruh dunia. Salah satu langkah strategis
adalah pembangunan infrastruktur. Pembangunan prasarana dan sarana transportasi akan mendukung
pengembangan berbagai kegiatan di sektor lain (pertanian, perdagangan, perindustrian, pariwisata dan lain-
lain).
Setidaknya terdapat 5 penyebab yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara umum yaitu:
1) Sumber daya alam;
2) Jumlah dan mutu pendidikan penduduk;
3) Ilmu pengetahuan dan teknologi;
4) Sistem sosial;
5) Pasar.

Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ekonomi setiap periodenya, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dibawah ini:

Keterangan:
R t-1 = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto tahun yang dihitung
PDRB(t-1) = Produk Domestik Regional Bruto tahun sebelumnya

Teori Investasi

Investasi memainkan peran kunci dalam proses pertumbuhan ekonomi, terutama mengingat sifat
investasi ganda. Dalam peran gandanya, investasi tidak hanya menghasilkan pendapatan tetapi juga
meningkatkan kapasitas produk dalam perekonomian.

Jadi investasi adalah pengeluaran sekumpulan dana oleh investor untuk membiayai kegiatan produksi
guna menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dihasilkan dari investasi langsung dan
tidak langsung yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan produksi.

Menurut sumber daya yang digunakan, investasi dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis sebagai berikut:
1. Investasi Negara

Investasi ini dilakukan oleh pemerintah atau reksa dana berasal dari properti atau dana pemerintah.
Dalam prakteknya, investasi tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur dan sarana prasarana untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Investasi ini adalah bersifat nirlaba atau non-profit.
2. Investasi Swasta

Investasi ini dilakukan oleh masyarakat khususnya oleh para pengusaha dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan berupa laba. Investasi yang menunjukkan karakteristik ini dapat dilakukan secara
individu atau sebagai perusahaan.

Ada juga fungsi investasi yang menghubungkan jumlah investasi I dengan tingkat bunga riil r. Investasi
bergantung pada tingkat bunga riil karena tingkat bunga mewakili biaya pinjaman. Semakin tinggi tingkat
bunga, semakin rendah fungsi investasi, dan semakin sedikit proyek investasi yang menguntungkan.
Menurut Todaro, prasyarat umum pembangunan ekonomi suatu negara adalah akumulasi modal,
perkembangan populasi dan kemajuan teknologi, seiring dengan peningkatan tenaga kerja dan keterampilan.
Akumulasi modal berhasil ketika sebagian atau sebagian dari pendapatan diakumulasikan dan diinvestasikan
untuk meningkatkan output dan produk pendapatan di masa depan. Misalnya, investasi barang modal atau
pembentukan modal tidak hanya dapat meningkatkan produksi atau pertumbuhan ekonomi, tetapi juga
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian, ada hubungan positif antara pembentukan
investasi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Studi Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Josephine Wuri (2018) dengan judul The Role of Investment to the
Indonesian Economic Growth, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana peran
Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder yang diambil
dari Badan Pusat Statistik dan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan menggunakan teknik analisis
data Error Correction Model (ECM) memperoleh hasil penelitian bahwa variabel penanaman modal
dalam negeri (domestic investment) dan penanaman modal asing (foreign investment) memiliki
hubungan jangka panjang dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek, variabel penanaman
modal dalam negeri (domestic investment) dan penanaman modal asing (foreign investment) juga
menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Rini Sulistiawati (2012) menguji dan menganalisis pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan sosial di provinsi-provinsi di Indonesia (periode penelitian
2006-2010) dengan menggunakan data panel. Dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Investasi terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di
Indonesia” , Rini sebagai peneliti menemukan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa investasi
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia.
Koefisien jalur yang bernilai negatif dapat diartikan efek investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
berjalan tidak searah, sehingga peningkatan investasi cenderung diikuti oleh penurunan pertumbuhan
ekonomi, atau dapat berlawanan arah.
ULASAN

1. Judul : Output growth and investment dynamics in Finland: a panel data analysis
Penulis : Tahir Mahmood dan Eatzaz
Ahmad Tahun 2014
Tujuan : Menganalisis hubungan antara pertumbuhan output dan investasi menggunakan
data panel yang terdiri dari 20 wilayah di Finlandia selama periode 1975-2007.
Metode : Granger non-causality dan error-correction models
Hasil : Menemukan hubungan kausalitas yang searah dari investasi ke pertumbuhan
output. Temuan lain dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif jangka panjang antara
pertumbuhan output dan investasi di Finlandia di tingkat nasional maupun di tingkat regional.

2. Judul : Is fixed investment the key to economic growth?


Penulis : Blomstrom, Lipsey, Zejan
M Tahun 1996
Tujuan : Untuk menentukan arah pengaruh dan waktu yang tepat antara rasio
pembentukan modal dan tingkat pertumbuhan.
Metode : Multiple Regression
Hasil : Hasil uji kausalitas sederhana menunjukkan bahwa pertumbuhan mendorong
pembentukan modal berikutnya atau dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi menentukan investasi yang lebih tinggi.

3. Judul : A Sensitivity Analysis of Cross-Country Growth Regressions


Penulis : R. Leviene dan David Renelt
Tahun 2012
Tujuan : Mengidentifikasi korelasi antara pertumbuhan dan porsi investasi dalam PDB
Metode : Cross-Country Growth Regressions
Hasil : Menemukan korelasi yang positif dan kuat antara rata-rata tingkat pertumbuhan
dan rata-rata pangsa investasi dalam PDB serta menemukan korelasi yang positif dan kuat antara
pangsa investasi dalam PDB
PENUTUP

Berdasarkan analisa pertama, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan lurus antara investasi dengan
pertumbuhan output dalam jangka panjang. Sedangkan pada analisa kedua juga mendukung, bahwa adanya
pertumbuhan akan membuka permodalan atau investasi. Pada analisa ketiga, terlihat adanya korelasi positif
antara pertumbuhan dengan investasi. Berdasarkan ketiga analisa tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi adalah berbanding lurus dan saling mengadakan. Untuk dapat
terjadi pertumbuhan maka dibutuhkan adanya investasi. Begitu juga dengan adanya investasi maka
pertumbuhan ekonomi akan semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA

Abramovitz M (1956) Resource and output trends in the United States since 1870. American Economic Review
Papers and Proceedings XLVI, pp 5–23.

Acemoglu, D. (2007). Introduction to Modern Economic Growth: Parts 1-5. Department of Economics,
Massachusetts Institute of Technology.

Attanasio. Orazio P.,Lucio Picci, & Antonello E. Scorcu. (2000). Saving, Growth, and Investment: A
Macroeconomic Analysis Using a Panel of Countries. The Review of Economics and Statistics,
82(2), 18-211,The MIT Press.

Blanchard, Olivier. Macroeconomics Seventh Edition. Global Edition.

Blomstrom M, Lipsey RE, Zejan M (1996) Is fixed investment the key to economic growth? Quart J Econ
111:269–276.

Boediono. (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.4, Page 59.
Yogyakarta.

Carroll CD, Weil DN (1994) Savings and growth, a reinterpretation. Carnegie-Rochester Conference Series on
Public Policy, vol 40, pp 133–192

Chaudhary, M. Aslam & Ashfaq A. Qaisrani. (2002). Trade Instability, Investment, and Economic Growth
in Pakistan. Pakistan Economic and Social Review, 40(1), 57-73.

Chow, Gregory C. & Kui‐Wai Li. (2002). China’s Economic Growth: 1952-2010. Economic Development and
Cultural Change, 51(1),247-256.

Coulson, N. E., & Kim, M.-S. (2000). Residential Investment, Non-residential Investment and GDP. Real
Estate Economics, 28(2), 233–247. doi:10.1111/1540-6229.00800

De Long JB, Summers LH (1991) Equipment investment and economic growth. Quart J Econ 106:445–502.

Denison EF (1967) Why growth rte differ. Postwar experience in nine western countries. The Brookings
Institution, Washington.

Fitrah, A. (2001-2011). Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap
PDRB, Page 12. Sulawesi Selatan.

Henry, F. (2005). Economic Public I (Ekonomi untuk kesejahteraan rakyat) Page 49. Jakarta.

Levine R, Renelt D (1992) A sensitivity analysis of cross country growth regressions. Am Econ Rev 82:942–
963.

Lipsey, Robert, and Irving Kravis, Saving and Economic Growth: Is the United States Really Falling Behind?
(New York: The Conference Board, 1987).
Mahmood, T., & Ahmad, E. (2014). Output growth and investment dynamics in Finland: a panel data
analysis. Empirica, 41(4), 777-801.

Mankiw N, Gregory. 2009. Macroeconomics, 7th Edition. NewYork:

WorthPublishers. Mankiw N, Gregory. Macroeconomics, 9th Edition. NewYork:

WorthPublishers.

Mankiw N, Gregory. 2021. Principles of Macroeconomics, 9th Edition. US: Harvard

University. Michael, T. (2000). Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Page 44, 92.

Erlangga, Jakarta.

Rahardjo, A. (2013). Teori-Teori Pembangunan Ekonomi I, Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah
Page 4. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Samuelson, Paul A. & William D. Noedhaus. 2001. Macroeconomics 17th Edition. New York: McGraw-Hill.

Sulistiawati, Rini. (2012). Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan
2012, Vol. 3, No. 1, 29-50.

Wuri, Josephine. (2018). THE ROLE OF INVESTMENT TO THE INDONESIAN ECONOMIC GROWTH.
Journal Business and Finance in Emerging Markets.

Anda mungkin juga menyukai