Anda di halaman 1dari 8

Nama : Discha Fitri Novia Risa

NIM : 220431605356

Perkembangan Investasi

Latar Belakang

Perkembangan kegiatan ekonomi yang meningkatkan output masyarakat dan


meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat disebut pertumbuhan ekonomi.
Output masyarakat terdiri dari barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak
terpengaruh oleh penanaman modal. Tujuan dari penanaman modal sendiri adalah untuk
mempercepat proses produksi dan infrastruktur, terutama bagi negara berkembang. Di mana
peningkatan produksi dan infrastruktur diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penanaman modal asing ini biasanya dilakukan dengan investasi yaitu FDI. Para
ekonom dunia berpendapat bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pendanaan asing
langsung (FDI) dapat membantu pertumbuhan ekonomi suatu Negara, terutama untuk
Negara-Negara yang memiliki sistem perekonomian terbuka. Di seluruh dunia, kebijakan
tentang investasi dan penanaman modal berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
hukum. Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
adalah peraturan perundang-undangan terkait investasi. Dengan meningkatkan daya saing,
meningkatkan keterampilan buruh, meningkatkan lapangan kerja, dan meningkatkan
pendapatan sebagai akibat dari peningkatan ekspor Indonesia, FDI memberikan berbagai
manfaat.

Hilangnya sekat-sekat batas antar Negara menciptakan pertumbuhan pesat dalam


iklim investasi di dunia, khususnya investasi yang bersifat investasi asing langsung atau
Foreign Direct Investment (FDI). Sering disebut sebagai kegiatan penanaman modal, FDI
mencakup hal-hal berikut: 1. Pengalihan dana (transfer of funds); 2. Proyek jangka panjang
(long-term project); 3. Tujuan memperoleh pendapatan reguler (the purpose of regular
income); 4. Partisipasi pihak yang melakukan pengalihan dana (the participation of the
person who transfers the funds); dan 6. Risiko bisnis (business risk).
Masalah Investasi

Akademisi dan pemerintah negara berkembang telah berfokus pada hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan investasi langsung asing (FDI). Karena prioritas utama mereka
adalah pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang berkaitan dengan atraksi FDI telah
diprioritaskan selama proses pertumbuhan dan perkembangan ekonomi negara-negara
tersebut. Hal ini secara luas diamati bahwa FDI mengurangi ketidakseimbangan investasi
tabungan dan menyediakan teknologi yang digunakan untuk produksi barang dan jasa. Selain
itu, FDI juga meningkatkan penerimaan pajak serta modal manusia. Karena meningkatkan
hubungan dan keuntungan jangka panjang antara negara-negara, investasi langsung (FDI)
jelas merupakan salah satu komponen penting dalam proses integrasi ekonomi. Di satu sisi,
cendekiawan telah berbicara tentang berbagai manfaat ekonomi yang diberikan FDI.

Menurut teori pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Robert Solow dengan
pendekatan Neo-Klasik, pertumbuhan penduduk dan pembentukan modal merupakan dua
faktor penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam hal
pembentukan modal, investasi asing langsung (FDI) baik domestik maupun asing memberi
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. FDI, modal, dan tenaga kerja merupakan komponen
penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Di era globalisasi di mana tantangan ekonomi, komersial, dan teknologi berkurang,


negara-negara berkembang berkonsentrasi pada FDI karena manfaatnya. Meskipun setiap
negara memiliki karakteristik dan kekuatan unik yang dapat mereka manfaatkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonominya, FDI tetap merupakan salah satu faktor utama yang
secara langsung mempengaruhi pertumbuhan. FDI menstabilkan keuangan, mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan sosial, serta memainkan peran
penting dalam integrasi ekonomi global.

Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) telah dibentuk di Asia, dan Perjanjian


Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) telah ditandatangani di
wilayah tersebut. Tidak seperti sebelumnya, ada lebih banyak peluang dan hambatan untuk
pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ini, FDI membawa tantangan tetapi juga peluang yang
berharga. Penulis ingin memahami, menilai, dan mengukur peran FDI dalam pertumbuhan
ekonomi jangka pendek dan jangka panjang daripada menyelidiki hubungan volatilitas
keluaran FDI. Ini adalah bagian lain dari literatur tentang pertumbuhan FDI di negara-negara
berkembang untuk kelompok berpenghasilan menengah bawah dari tahun 2000 hingga 2014.
Tujuan ini disebabkan oleh pentingnya dan sifat kontemporer dari subjek. Penelitian ini akan
menambah penelitian tentang hubungan kontroversial antara investasi luar negeri dan
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan yang tepat disarankan untuk mengimbangi efek positif FDI
dengan efek negatifnya, terutama di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah.

Dalam menggantikan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan, Indonesia


menggunakan penanaman modal asing sebagai sumber dana untuk mendukung pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Karena suku bunga utang luar negeri menjadi semakin tidak
terkendali dan nilai rupiah terhadap mata uang asing menurun, Indonesia akan mengalami
kesulitan untuk melunasi utang tersebut.

Strategi Investasi

Para akademisi di seluruh dunia sangat memperhatikan hubungan antara FDI dan
pertumbuhan ekonomi. Menggunakan data dari satu negara atau sampel dari banyak negara,
hubungan ini telah diselidiki secara menyeluruh. Sayangnya, tidak ada konsensus pada
temuan empiris yang dicapai di antara para sarjana. Mengenai penelitian satu negara,
Koojaroenprasit (2012) menyelidiki bagaimana pertumbuhan ekonomi Korea dipengaruhi
oleh foreign direct investment (FDI) antara tahun 1980 dan 2009. Penulis menemukan bahwa
FDI memiliki dampak yang sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi Korea, sementara
ekspor, pekerjaan, dan modal manusia juga memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan
selanjutnya. Pakistan juga mengalami hal yang sama mengenai dampak positif arus modal
asing terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, hubungan antara FDI dan pertumbuhan menunjukkan bukti yang
mendukung gagasan bahwa FDI memiliki efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebagai contoh, Konings (2001) menemukan bahwa FDI tidak mempengaruhi pertumbuhan
yang relevan di Poland dari tahun 1993 hingga 1997. Selain itu, penulis menyatakan bahwa
growth di Romania dan Bulgaria telah dihambat oleh FDI karena adanya monopoli, trade
imbalances, dan reverse transfers of technology dan pengetahuan.

Banyak penelitian dilakukan dengan data lintas negara, selain studi yang berpusat
pada data satu negara. Dari tahun 1986 hingga 2008, pertumbuhan ekonomi tiga puluh tiga
negara Asia didorong oleh pendanaan asing dan bisnis internasional. Sangat penting, mereka
menemukan bahwa pendanaan internasional (FDI) memiliki dampak yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi saat suatu negara telah berkembang, dan bahwa FDI
berfungsi sebagai mediator antara teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, mereka
menemukan bahwa peran FDI lebih efektif pada suatu economy jika negara tersebut memiliki
banyak sumber daya manusia. Mereka menemukan korelasi antara FDI dan pertumbuhan
ekonomi Arab melalui analisis Causality Test dan OLS regression, respectively. Selain itu,
mereka sampai pada kesimpulan bahwa kondisi ekonomi dan politik lokal, serta undang-
undang yang berfokus pada menarik investasi asing, memainkan peran yang signifikan dalam
pengambilan investasi asing.

Untuk dua puluh negara anggota Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD), foreign direct investment (FDI) adalah salah satu faktor penting yang
mendorong pertumbuhan ekonomi mereka. Selain itu, penelitian empiris mereka
menunjukkan bahwa dalam 23 developing countries, tingkat kemajuan financial market
memainkan peran penting dalam hubungan antara FDI dan pertumbuhan ekonomi. Dari 1978
hingga 1996, mereka menemukan bahwa hubungan antara FDI dan pertumbuhan ekonomi
berkembang secara bertahap. Selain itu, hasil empiriknya menunjukkan bahwa, untuk
ekonomi yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih terbuka, ada bidirectional hubungan
antara 2 variabel, tetapi untuk ekonomi yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih tertutup,
ada hubungan yang unidirectional antara GDP dan foreign direct investment.

Dapat dikatakan bahwa investasi langsung asing (FDI) memainkan peran besar dalam
pertumbuhan ekonomi jangka panjang, terutama bagi ekonomi yang berkembang. Upaya
untuk menarik FDI untuk melengkapi investasi domestik di ekonomi berkembang menengah
ke bawah harus didorong, tetapi perlu diingat bahwa kebijakan untuk menarik FDI perlu
dibuat dengan pandangan jangka panjang untuk memaksimalkan efek positif FDI pada
ekonomi suatu negara. Karena FDI selalu menggunakan teknologi, perlu ada tenaga kerja
yang terampil untuk memanfaatkan teknologi baru dan menciptakan posisi, dampak FDI
terhadap pertumbuhan ekonomi tidak selalu positif, karena tergantung pada karakteristik
investasi yang dihasilkan FDI, seperti jenis, sektor, ruang lingkup, durasi, dan proporsi usaha
domestikes di sektor, dan sebagainya.

Contoh dalam penggunaan atau Strategi untuk menarik FDI di Indonesia dilakukan
pada saat berlangsungnya pandemi di Indonesia. Di tengah penurunan ekonomi global yang
berdampak pada ekonomi Indonesia, pemerintah Indonesia harus membuat rencana untuk
menangani dampak pandemi dan mempercepat pemulihan ekonominya. Salah satu cara untuk
melakukan ini adalah dengan melakukan diplomasi ekonomi dengan mendorong investasi
asing dan meminta FDI untuk membantu pemulihan ekonomi nasional. Pemerintah Indonesia
beralasan bahwa faktanya sebelum pandemi. Menurut laporan Badan Pusat Statistika (BPS)
Indonesia, dari tahun 2016 hingga 2019, investasi mempengaruhi sekitar 32% pertumbuhan
PDB, menunjukkan bahwa investasi memainkan peran penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Indonesia mengoptimalkan diplomasi ekonomi untuk
mendapatkan investasi asing selama pandemi, karena selain komsumsi masyarakat dan
komsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang ekonomi, FDI merupakan salah
satu penyumbang persentase pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tumbuh rata-rata 5%
sebelum pandemi.

Selama pandemi, pemerintah Indonesia melakukan diplomasi dengan berbagai cara,


seperti memperbaiki iklim investasi, memberikan intensif, dan menggunakan berbagai
strategi diplomasi ekonomi. Tujuan diplomasi ini adalah untuk mengoptimalkan percepatan
datangnya FDI ke Indonesia. sesuai dengan fokus penelitian dan data yang dikumpulkan
melalui berbagai platform layanan publik dan informasi yang dirilis oleh beberapa
Kementerian yang menangani masalah strategi investasi Indonesia selama pandemi. Peneliti
menemukan beberapa langkah upaya pemerintah untuk mendatangkan penanaman modal
asing, dan peneliti mencoba menggabungkan teori mereka dengan ide-ide penelitian yang
dirancang dalam kerangka penelitian. Hasil analisis dan identifikasi data menunjukkan bahwa
strategi diplomasi komersil untuk mendorong investasi pemerintah Indonesia terdiri dari
empat kegiatan utama: branding citra, penggalian investasi, mendorong investasi, dan
advokasi kebijakan. Kegiatan ini dibagi sesuai dengan kegiatan lembaga pemerintah
Indonesia.

Adanya hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi Indonesia dan investasi asing,
yaitu masuknya modal asing dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap
tahunnya. Pemerintah Indonesia melakukan ini untuk mengatasi penurunan ekonomi selama
pandemi COVID-19. Selain itu, menunjukkan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara
berkembang di dunia, sangat membutuhkan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk
mengolah Sumber Daya Alam (SDA) yang dimilikinya, terutama dalam sektor industri
komoditas, yang masih membutuhkan pengembangan produk yang memiliki nilai jual tinggi
di pasar internasional. Kesuksesan Indonesia dalam membangun infrastruktur untuk
investasi, terutama jalan tol, tol Laut, pelabuhan, jembatan, dan sarana investasi lainnya,
ditunjukkan oleh strategi pemerintah untuk menarik investasi dengan memperbaiki
infrastruktur tersebut.
Memaksimalkan Investasi

Pemerintah harus mempertimbangkan kebijakan mengenai modal SDM, suplai uang,


total investasi domestik, dan kredit sektor swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dan menuai keuntungan FDI yang maksimal. Pasokan uang selalu mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, formulasi dan
penggunaan kebijakan moneter yang fleksibel untuk mendukung pertumbuhan harus
dilakukan.

Investor asing tidak akan melakukan investasi di negara atau tempat yang tidak
memiliki kepastian hukum atau risiko hukum. Mereka harus membuat iklim investasi yang
aman. Mendasari dari segalanya ialah apakah peraturan perundangundangan yang ada
berlaku secara efektif dan penerapannya berlangsung secara konsisten.

Dengan masuknya investasi langsung asing ke suatu negara, produksi melalui transfer
teknologi akan meningkat, meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi. Semakin
tinggi teknologi yang digunakan, semakin banyak sumber daya manusia yang ahli di bidang
tersebut, yang akan membantu meningkatkan tingkat pendidikan di negara tersebut. Karena
permintaan tenaga kerja semakin tinggi maka akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi
tenaga kerja yang mempunyai keahlian dibidangnya.

Investasi langsung asing akan meningkatkan infrastruktur. Ini dilakukan untuk


membuat proses pendistribusian lebih mudah bagi bisnis asing yang memiliki modal. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir perbedaan harga yang dialami oleh beberapa wilayah di
Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi akan
meningkat jika masalah ini dapat diselesaikan. Selain itu, ekspor suatu negara akan
dipengaruhi oleh masuknya investasi langsung asing. Di sini, transfer teknologi akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dibuat. Produk yang dibuat ini akan
diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia setelah memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Oleh karena itu, dengan adanya investasi langsung asing, ekonomi negara akan berkembang
melalui peningkatan sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut, yang diperoleh
melalui tingkat pendidikan tinggi, peningkatan infrastruktur yang membantu distribusi hasil
produksi, dan peningkatan ekspor.
Simpulan

Dalam era globalisasi dan masa setelah pandemi ini banyak terjadi pemrosotan pada
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia. Oleh kaena itu diperlukan
investasi asing dalam bentuk FDI untuk pembangunan yang dilakukan dalam upaya
mencegah menimbulkan hutang baru. FDI dapat dilakukan melalui adanya diplomasi yang
dilakukan oleh Presiden Indonesia supaya negara lain mau untuk menanamkan modalnya ke
Indonesia, Jika investasi langsung asing masuk ke Indonesia, pertumbuhan ekonominya akan
meningkat melalui peningkatan sumber daya manusia yang kompeten di bidang tersebut,
peningkatan infrastruktur jalan yang memudahkan distribusi produk, dan peningkatan ekspor.
Daftar Pustaka

Alfan, M., Pusvitasary, V., & Gaol, D. F. L. (2022). Strategi Diplomasi Indonesia Untuk
Mendatangkan Foreign Direct Investment (FDI) di Tengah Penurunan Kondisi Ekonomi
Akibat Pandemi Global Covid-19 Periode …. Balcony.
https://jom.fisip.budiluhur.ac.id/index.php/balcony/article/view/283

Anugrah, A. (2011). Implementasi Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia (Sebelum


dan Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal). Pandecta Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, 6(2).

Choe, J. Il. (2003). Do foreign direct investment and gross domestic investment promote
economic growth? Review of Development Economics, 7(1), 44–57.
https://doi.org/10.1111/1467-9361.00174

Dinh, T. T.-H., Vo, D. H., The Vo, A., & Nguyen, T. C. (2019). Foreign Direct Investment
and Economic Growth in the Short Run and Long Run: Empirical Evidence from
Developing Countries. Journal of Risk and Financial Management, 12(4), 176.
https://doi.org/10.3390/jrfm12040176

Prameswari, R. A. F., & Sulistiyono, A. (2021). Penguatan Regulasi Foreign Direct


Investment Terhadap Sektor Perindustrian Di Bidang Industri Kreatif. Jurnal Privat
Law, 9(2), 368–378.

Younsi, M., Bechtini, M., & Khemili, H. (2021). The effects of foreign aid, foreign direct
investment and domestic investment on economic growth in African countries:
Nonlinearities and complementarities. African Development Review, 33(1), 55–66.
https://doi.org/10.1111/1467-8268.12490

Anda mungkin juga menyukai