Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PERTUMBUHAN INVESTASI DALAM

SUATU NEGARA KHUSUSNYA INDONESIA

A. Latar Belakang

Krisis multidimensi (ekonomi, sosial, politik dan keamanan) yang melanda bangsa
Indoneia sejak bergulirnya era pemerintahan orde baru, di bawah pimpinan Soeharto dan
masuknya era reformasi tepatnya pada pertengahan tahun 1997 hingga sekarang, telah
memaksa seluruh rakyat Indonesia khususnya pemerintah untuk melakukan berbagai upaya
agar dapat segera keluar dari kondisi yang demikian khususnya dalam hal pemulihan ekonomi.

Runtuhnya perekonomian Indonesia yang ditandai dengan krisis moneter yang berkepanjangan
disebabkan beberapa faktor, antara lain; ketiadaan kepastian hukum, situasi politik yang belum
sepenuhnya stabil, keamanan yang belum kondusif, masih adanya pandangan negatif investor
terhadap citra hukum Indonesia, kurangnya regulasi yang mengakomodasi kepentingan
investor asing, lemahnya manajemen dan administrasi pemerintahan, kurangnya dukungan dari
birokrat, kurangnya political will dari pemerintah dan elit politik untuk menegakkan hukum
khususnya di bidang investasi.

Melihat kondisi Indonesia saat ini, Erman Rajagukguk mengatakan bahwa permasalahan yang
dihadapi Indonesia dewasa ini sama dengan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang pada umumnya yaitu; bagaimana menghindari disintegrasi bangsa, dalam waktu
yang sama dapat memulihkan keadaan ekonomi dari krisis yang berkepanjangan dan
memperluas kesejahteraan sosial sampai kepada masyarakat yang paling rendah.

Sementara itu, dalam suatu kesempatan Anwar Nasution mengatakan bahwa ada tiga aspek
yang dapat mempengaruhi kualitas kebijakan ekonomi Indonesia dalam lingkungan politik.
Adapun ketiga aspek yang dimaksud adalah;

Pertama, kecenderungan untuk mengikuti kebijakan ekonomi rakyat mempunyai potensi untuk
meremehkan segi-segi penting stabilitas ekonomi dan program perbaikan yang sangat sulit
dilaksanakan. Kedua, keterlibatan yang kuat dalam badan-badan internasional dalam program
stabilitas cenderung memperlemah pengawasan Indonesia terhadap arah kebijakan yang pada
akhirnya dapat mengacaukan proses perbaikan dan reformasi. Ketiga, ada kemungkinan bahwa
prospek ekonomi fiskal yang lebih besar bagi daerah-daerah yang ditunjang oleh proses
demokrasi akan meremehkan kesatuan Republik.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa ketiga aspek tersebut penting untuk diperhatikan karena
pemulihan ekonomi dan reformasi sangat tergantung kepada perkembangan politik, perbaikan
kelembagaan dan ikut sertanya Indonesia dalam percaturan ekonomi internasional.

Melihat kondisi tersebut pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi negara, telah melakukan
berbagai upaya antara lain; menstabilkan kondisi politik, sosial dan keamanan, melakukan
pembenahan di bidang hukum baik di bidang regulasi maupun penegakan hukumnya, menjalin
hubungan diplomasi di bidang ekonomi dengan beberapa negara dunia, memberikan
kemudahan birokrasi khususnya di bidang investasi, memberikan insentif bagi para investor
yang berminat berinvestasi di Indonesia dan ikut serta dalam era perdagangan bebas
(globalisasi).

Khusus di bidang regulasi investasi, pemerintah telah meratifikasi International Convention of


the Settlement Investment Dispute (ICSID) dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1958 Tentang
Persetujuan Indonesia Atas Penyelesaian Perselisihan Antara Negara Indonesia Dengan Warga
Negara Asing dan New York Convention melalui Keppres No. 34 Tahun 1981 pada tanggal 7 Juni
1959. Kemudian, Indonesia telah ikut serta dalam Multilateral Investment Guarantee
Agreement (MIGA), mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Tahun 1990 Tentang
Prosedur Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing di Indonesia pada tanggal 1 Maret 1990 serta
mengundangkan Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa (ADR).

Baru-baru ini pemerintah telah meregulasi kembali Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Tentang
Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal
Dalam Negeri menjadi Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal. Penyatuan kedua undang-undang ini menjadi undang-undang penanaman modal adalah
suatu langkah yang salah satunya ditujukan untuk menghindari adanya diskriminasi diantara
investor lokal dengan asing. Kesemua upaya tersebut diarahkan untuk meningkatkan nilai
investasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tersebut di atas, adalah sejalan dengan
pendapat Erman Rajagukguk yang mengatakan bahwa suatu negara berkembang untuk dapat
keluar dari krisis berkepanjangan harus melakukan tiga tahap kebijakan secara bersamaan.
Adapun kebijakan yang dimaksud beliau adalah; melakukan unifikasi hukum, memajukan
industrialisasi dan kesejahteraan sosial.

Unifikasi hukum diarahkan untuk mendukung terciptanya stabilitas politik yang kondusif serta
aman. Kemudian, stabilitas politik yang kondusif ini diharapkan dapat merangsang
berkembangnya industri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga pada
akhirnya kesemua usaha tersebut diharapkan dapat menjaga keutuhan bangsa serta
memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Selain kebijakan tersebut di atas, pemerintah dalam memajukan pertumbuhan ekonominya


telah melakukan beberapa kerjasama baik dengan negara asing maupun investor asing.
Kerjasama ini biasanya dituangkan dalam bentuk perjanjian (joint venture agreement). Dalam
perkembangannya joint venture agreement baik yang dilakukan oleh pemerintah atau
pengusaha Indonesia serta perusahaan yang berdomisili di Indonesia tidak hanya terbatas
dengan perusahaan atau pengusaha Indonesia saja, melainkan banyak perjanjian kerjasama
yang dibuat oleh pemerintah maupun pengusaha atau perusahaan Indonesia baik dengan
negara asing maupun perusahaan atau investor asing.

Dari uraian singkat di atas, paling tidak ada dua masalah yang sangat menarik untuk dikaji yaitu,
bagaimana peranan investasi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia?. Kemudian, faktor-
faktor apa sajakah yang menghambat dan mendorong pertumbuhan investasi di suatu negara
khususnya Indonesia?

B. Peranan Investasi Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Sebagaimana telah dikatakan pada bab-bab terdahulu, bahwa investasi merupakan salah
satu indikator dalam pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Melihat realita yang ada,
investasi merupakan faktor dominan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini dapat
dilihat dari statistik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai investasi dari negara yang
bersangkutan maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Uraian di atas, menunjukkan bahwa perlunya peningkatan nilai investasi bagi setiap
negara khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pentingnya investasi ini, dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjadikan pemerintah dari setiap negara berlomba-
berlomba untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam negaranya. Hal ini dilakukan
dengan berbagai upaya yang antara lain; memulihkan situasi politik, keamanan dan ketertiban.
Memberikan insentif bagi para investor, Memberikan kemudahan dalam birokrasi, menjamin
kepastian hukum serta menjalin hubungan diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral
dengan negara lain. Kesemua upaya tersebut berorientasi pada peningkatan nilai investasi yang
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuahan ekonomi sehingga cita-cita
negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya dapat tercapai.
C. Faktor-Faktor Penghambat Investasi di Suatu Negara Khususnya Indonesia

Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor-faktor penghambat masuknya investasi dalam
suatu negara adalah; Pertama, kurang kondusifnya kondisi politik dan keamanan suatu negara
yang berdampak pada ketiadaan kepastian hukum dalam negara yang bersangkutan. Kedua,
lemahnya penegakan hukum. Ketiga, karena regulasi yang ada tidak dapat mengakomodasi
kepentingan para investor yang berimplikasi pada kurangnya kepercayaan dan savety mereka
untuk berinvestasi dalam negara yang bersangkutan. Keempat, kondisi ekonomi negara yang
kurang kondusif, hal sangat berpengaruh khususnya pada negara yang bersangkutan seperti
Indonesia. Kelima, tingginya upah buruh dalam suatu negara. Pentingnya upah buruh ini dalam
kaitannya dengan peningkatan nilai investasi dan pertumbuhan ekonomi juga ditekankan oleh
Budiono. Hal-hal tersebut disebabkan oleh sikap tindak dari seluruh rakyat Indonesia, baik
kalangan birokrat, eksektif, investor dan juga masyarakat.

Melihat kompleksitas masalah tersebut, sudah barang tentu bahwa, untuk meningkatkan nilai
investasi di Indonesia adalah suatu pekerjaan yang amat susah, namun bukan berarti tidak bisa.
Menyadari keadaan ini, sudah semestinya seluruh lapisan masyarakat Indonesia, untuk bersatu
memperbaiki diri demi terciptanya iklim investasi yang kondusif agar cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu menciptakan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai.

D. Faktor-Faktor Pendorong Investasi di Suatu Negara Khususnya Indonesia

Melihat realita yang ada, faktor-faktor pendorong masuknya investasi ke dalam suatu negara
khususnya Indonesia lebih ditekankan pada situasi ekonomi, politik dan keamanan dari negara
yang bersangkutan. Dengan kata lain, lebih terjaminnya situasi ekonomi, politik dan keamanan
dalam suatu negara, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan untuk meningkatnya nilai
investasi dari negara yang bersangkutan.

Berbicara mengenai politik, ekonomi dan keamanan, berarti berbicara mengenai suatu negara
secara komperhensif. Dikatakan demikian, karena politik, ekonomi dan keamanan mencakup
seluruh aspek dari kondisi suatu negara. Berangkat dari asumsi ini, sudah barang tentu untuk
menarik investasi ke dalam suatu negara bukanlah hal mudah tapi bukan berarti susah.
Kesemua itu, sangat tergantung kepada seluruh elemen dari negara yang bersangkutan yaitu;
eksekutif, legislatif, yudikatif, investor dan masyarakat.
E. Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa ivestasi merupakan salah
satu indikator penentu tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Dengan
kata lain, semakin tinggi nilai investasi dalam suatu negara maka akan semakin tinggi pula
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari negara yang bersangkutan. Seiring dengan itu,
semakin maju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dari suatu negara, sudah barang tentu
tingkat kesejahteraan rakyatnya semakin tinggi juga.

Untuk menggapai hal-hal tersebut di atas, maka seluruh elemen negara khususnya pemerintah
(eksekutif) dan lembaga legislatis juga para investor serta masyarakat harus bersatu dan
bekerja sama menciptakan situasi politik, ekonomi dan keamanan yang kondusif. Dikatakan
demikian, karena ketiga faktor ini, merupakanpresedent condition untuk masuk dan
meningkatnya nilai investasi dalam suatu negara.

Nama : Divani Nurhalisah

Kelas : X IPA 2

Anda mungkin juga menyukai