Disusun Oleh :
FEBRIYANTI RASJAD
(1610632010025)
Karawang 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkepanjangan disebabkan beberapa faktor, antara lain; ketiadaan kepastian hukum, situasi
politik yang belum sepenuhnya stabil, keamanan yang belum kondusif, masih adanya
pandangan negatif investor terhadap citra hukum Indonesia, kurangnya regulasi yang
pemerintahan, kurangnya dukungan dari birokrat, kurangnya political will dari pemerintah
dan elit politik untuk menegakkan hukum khususnya di bidang investasi serta moral hazard
ekonominya dapat melakukan berbagai cara, diantaranya menarik atau mendorong para
investor baik asing maupun lokal untuk berinvestasi di Indonesia. Sementara upaya yang
dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk dapat mendorong para investor berinvestasi
khususnya di bidang investasi, sehingga dapat menciptakan iklim invenstasi yang kondusif.
Hal ini penting bagi Indonesia yang sedang dilanda krisis multidimensi (ekonomi, politik,
sosial dan keamanan). Sudah merupakan hal yang umum bahwa, semakin kondusif keadaan
hukum, politik, ekonomi dan sosial dalam suatu negara maka akan semakin tinggi pula
Di samping upaya yang telah disebutkan di atas, menurut Bismar Nasution, pemerintah
dalam menarik minat para investor untuk berinvestasi diperlukan beberapa kebijakan seperti;
melakukan pembenahan undang-undang investasi, penyederhanaan prosedur investasi,
disentralisasi beberapa kewenangan investasi dan peninjauan daftar negatif secara berkala
Apa yang telah disebutkan di atas sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia beberapa waktu yang lalu, yaitu telah meregulasi kembali Undang-
Undang No. 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6
Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi Undang-Undang No. 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Penyatuan kedua undang-undang ini menjadi
undang-undang penanaman modal adalah suatu langkah yang salah satunya ditujukan untuk
menghindari adanya diskriminasi diantara investor lokal dengan asing. Kesemua upaya
tersebut diarahkan untuk meningkatkan nilai investasi yang pada akhirnya dapat
meratifikasi Konvensi New York 1958 tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan
Arbitrase Asing (Convention on the Recognation and Enforcement of the Foreign Arbitral
Award) dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 34 Tahun 1981. Mengeluarkan Peraturan
Mahkamah Agung (PERMA) No. 1 tahun 1990 tanggal 1 Maret 1990 tentang Tata Cara
and National of Other States) Lembaran Negara No. 32 Tahun 1958 dengan Undang-Undang
No. 5 Tahun 1958 tentang Persetujuan Indonesia atas Penyelesaian Perselisihan Antara
Negara Indonesia dan Warga Negara Asing serta Multilateral Investment Guarantee Agency
(MIGA) sebagai perjanjian multilateral negara Indonesia dengan beberapa negara asing
venture agreement). Dalam perkembangannya Joint venture Agreement baik yang dilakukan
oleh pemerintah atau pengusaha Indonesia serta perusahaan yang berdomisili di Indonesia
tidak hanya terbatas dengan perusahaan atau pengusaha Indonesia saja melainkan banyak
perjanjian kerjasama yang dibuat oleh pemerintah maupun pengusaha atau perusahaan
Indonesia baik dengan negara asing maupun perusahaan atau investor asing.
Dari keseluruhan uraian pada pragraf terdahulu, dapat disimpulkan bahwa kesemua
faktor penyebab runtuhnya perekonomian Indonesia yang ditandai dengan turunnya nilai
investasi dikarenakan beberapa hal yaitu, stabilitas ekonomi, politik, sosial dan keamanan.
Melihat keadaan ekonomi Indonesia saat ini sebagaimana diuraikan pada pragraf-
pragraf terdahulu khususnya mengenai investasi, maka sangat relevan apabila pembahasan
makalah singkat ini hanya difokuskan pada pembahasan bagaimana peranan ekonomi, politik
dan keamanan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh sebab itu makalah
singkat ini diberi judul “Peranan Politik, Hukum dan Ekonomi Dalam Peningkatan Nilai
Investasi di Indonesia”.
Dari paparan di atas, maka pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah, bagaimanan peranan politik, hukum dan ekonomi dalam peningkatan nilai investasi di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Kondisi politik suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi dan cita-cita negara yang
bersangkutan. Dengan kata lain, kebijakan dan keputusan politik pemerintah suatu negara
sangat tergantung pada kondisi dan cita-cita negara yang bersangkutan. Pemerintah
Indonesia, pada masa sebelum merdeka sering melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan
perkebunan asing yang berada di Indonesia. Hal ini sengaja dilakukan pemerintah untuk
Seiring dengan berjalannya waktu, yaitu pada masa tahun 1997 sampai dengan akhir
2006, politik hukum pemerintah Indonesia mulai berubah. Pada masa ini, pemerintah
Indonesia mulai mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, sekalipun dalam
masa ini masih ada pembedaan (diskriminasi) antara investor lokal dengan asing. Kondisi
ekonomi pada masa tahun-tahun di atas, mengharuskan pemerintah Indonesia mencari kiat
agar pertumbuhan ekonomi dapat berkembang dan maju. Oleh karena itu, pada masa ini
Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1968 Tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri. Kedua undang-undang ini diharapkan dapat memberikan jaminan bagi
para investor terhadap investasi yang ditanamkannya di Indonesia, walau hal ini belum
sepenuhnya berhasil.
diskriminatif mengharuskan pemerintah Indonesia untuk ikut serta dalam pergolakan ini.
Oleh sebab itu, pemerintah meregulasi kembali Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 Tentang
Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1968 Tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri menjadi Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 menjadi Undang-Undang
Penanaman Modal. Penyatuan kedua undang ini, salah satunya ditujukan agar investor lebih
undang-undang penanaman modal ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para investor
Dari keseluruhan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa antara politik dan investasi
saling berhubungan. Kemudian, arah dan kebijakan politik suatu negara sangat tergantung
pada kondisi dan cita-cita negara yang bersangkutan. Berangkat dari pemahaman ini, sudah
merupakan suatu keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya kalangan eksekutif,
legislatif dan yudikatif untuk bersama-sama menyatukan visi misi yaitu membangun ekonomi
bangsa. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat ini harus merapatkan barisan
menciptakan iklim yang kondusif bagi para investor agar nilai investasi dapat meningkat,
sehingga pertumbuhan ekonomi semakin berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat
indikator yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu tinggi rendahnya nilai
investasi dalam suatu negara sangat tergantung dari kondisi hukum dan perundang-undangan
Di Indonesia, hingga saat ini, hukum ini masih merupakan persoalan yang cukup
kronis. Lemahnya enegakan hukum di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain;
bobroknya moral aparat hukum, birokrasi yang rumit, moral hazard rakyat Indonesia, regulasi
yang tidak akomodatif dan komprehensif, kurangnya political will dari pemerintah, dan lain-
lain sebagainya.
Sebagaimana telah diutarakan bab sebelumnya, bahwa penegakan hukum sangat
berpengaruh nilai investasi suatu bangsa, dalam hal ini Indonesia. Oleh karena itu, sebaik
apapun suatu regulasi tanpa dukungan yang konkrit dari para aparaturnya, hal ini tidak akan
membuahkan hasil. Dengan kata lain, penegakan hukum selain didukung oleh regulasi yang
komprehensip juga harus didukung oleh seluruh aparatur negara juga rakyatnya. Hal ini
penting dan harus segera dilakukan agar cita-cita bangsa dapat terwujud.
Dari keseluruhan uraian di atas, terlihat jelas bahwa hukum khusus law enforcement
sangat menentukan nilai investasi dalam suatu negara. Dengan perkataan lain, semakin baik
dan kondusif kondisi hukum dan peraturan perundang-undangan dalam suatu negara maka
Ekonomi dan investasi merupakan dua variabel yang saling berkaitan erat.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat nilai investasi nagara yang
besangkutan. Jadi, kedua variabel ini saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu,
salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam memajukan
perumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan nilai investasi melalui penciptaan iklim
Faisal Basri mengatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah
Indonesia antara lberikan ain, memprioritaskan industri yang sedang booming, membangun
ditujukan untuk memberikan dorongan kepada para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
James Van Zorge, dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa investor asing yang
benar-benar akan menanamkan modalnya akan menunggu sampai iklim usaha dimaksud
jelas. Dalam kaitannya dengan pendapat James Van Zorge ini, Ahmad Hidayat mengatakan
bahwa para investor sebelum berinvestasi di negara Indonesia akan lebih dahulu mengetahui
program-program ekonomi dari negara Indonesia, khususnya dalam ekonomi mikro. Oleh
sebab itu, carut marut ekonomi suatu negara sangat menentukan carut marut investasi negara
bersangkutan
Dari keseluruhan uraian di atas, terlihat jelas hubungan antara investasi dengan
pertumbuhan ekonomi. Dimana, kedua variabel tersebut selain saling mendukung juga saling
berkaitan erat. Oleh karena itu, Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya
harus mampu meningkatkan nilai investasinya, dengan cara penciptaan iklim usaha yang
KESIMPULAN
Dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa antara politik,
hukum dan ekonomi adalah suatu rangkaian yang satu sama lain saling berkaitan dalam
meningkatkan nilai investasi pada suatu negara. Ketiga variabel tersebut harus saling
bersinergi, agar iklim investasi yang kondusif dapat terwujud, sehingga para investor asing
maupun lokal terdorong untuk berinvestasi pada negara yang bersangkutan. Dalam hal ini
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Menlu: Elit Politik Jangan Bikin Takut Investor”, Bisnis Indonesia, Selasa, 25 April
2000
dikarenakan beberapa hal, yang antara lain lemahnya peranti lunak dan peranti keras yang
mendukung penegakan hokum pada perkara korupsi. “Pemberantasan Korupsi Tak Jalan,
Memulihkan Ekonomi, dan Memperluas Kesejahteraan Sosial”, Jurnal Hukum Bisnis, vol. 5
(2003) : 22.
47.
http://www.republika.co.id;
http://www.bantenlink.com/.