Anda di halaman 1dari 53

HUKUM ADAT

DR. DEDI PAHROJI, S.H.,M.H


DR. DAUD MUNASTO, S.H.,M.H
HANA FARIDAH, S.H.,M.H
DEFINISI ADAT
 Menurut Hazairin :
“ renapan ( endapan ) kesusilaan dalam
masyarakat, yaitu bahwa kaidah – kaidah
adat itu berupa kaidah – kaidah kesusilaan
yang telah mendapat pengakuan umum
dalam masyarakat itu “
 Menurut Kusumadi Pudjosewojo

“ Adat adalah tingkah laku yang oleh dan dalam


suatu masyarakat ( sudah , sedang , akan ) di
adatkan

Adat = kebiasaan normatif yang dipertahankan


oleh masyarakat, walaupun tidak terus terulang,
pada saat-saat tertentu akan berulang dan
harus dilaksanakan, apabila tidak dilaksanakan
maka masyrakat akan mengadakan reaksi
ADAT ISTIADAT
 ATURAN YANG BERASAL DARI
KETETAPAN LELUHUR, YAITU
KETETAPAN YANG DIBUAT OLEH
PEMUKA ADAT DI JAMAN PURBA, DIMASA
NENEK MOYANG YANG MENURUNKAN
MASYARAKAT SEKARANG
 Prof Van Dijk

“ Adat adalah istilah dari bahasa arab


yang berarti KEBIASAAN “

“ Hukum adat adalah istilah untuk


menunjukkan hukum yang tidak
dikodifikasikan dalam kalangan orang
Indonesia asli dan kalangan orang Timur
Asing “
DEFINISI HUKUM ADAT
 Menurut MR. B. TERHAAR
Hukum Adat adalah keseluruhan
peraturan yg menjelma dalam keputusan-
keputusan para fungsionaris hukum
(meliputi: eksekutif; legislatif; yudikatif) yg
mempunyai wibawa (Macth Authority) yg
berlaku dalam masyarakat dan dipatuhi
sepenuh hati.
 Menurut Soekanto

“ keseluruhan adat yang ( yang tidak


tertulis ) dan hidup didalam
masyarakat berupa kesusilaan,
kebiasaan, dan kelaziman yang
mempunyai akibat hukum”
 Menurut Prof Bushar Muhammad S.H

“ Hukum yang mengatur tingkah laku manusia


Indonesia dalam hubungannya satu sama lain, baik
berupa keseluruhan dari kebiasaan dan kesusilaan
yang benar-benar hidup karena diyakini dan dianut
serta dipertahankan oleh masyarakat adat, maupun
berupa keseluruhan peraturan yang padanya
diletakkan suruhan /larangan yang jika dilanggar akan
dikenakan hukuman oleh dan berdasarkan putusan-
putusan dari para penguasa adat, yaitu orang yang
mempunyai kewibawaan dan berkuasa memberikan
keputusan dalam masyarakat “
PENGERTIAN HUKUM ADAT
 Menurut PROF. MR. C. VAN
VOLLENHOVEN
Hukum Adat adalah hukum yg tdk
bersumber kpd peraturan-peraturan yg
dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda
dahuku atau alat-alat kekuasaan lainnya
yg menjadi sendinya dan diadakan sendiri
oleh kekuasaan Belanda dahulu.
PENGERTIAN HK ADAT
 Menurut MR. B. TERHAAR
Hukum Adat adalah keseluruhan
peraturan yg menjelma dalam keputusan-
keputusan para fungsionaris hukum
(meliputi: eksekutif; legislatif; yudikatif) yg
mempunyai wibawa (Macth Authority) yg
berlaku dalam masyarakat dan dipatuhi
sepenuh hati.
PENGERTIAN
 Menurut Prof. Dr. Supomo, SH
Hukum adat adalah hukum yg tidak tertulis
di dalam peraturan-peraturan legislatif
(unstatutory law) meliputi peraturan-
peraturan hidup yg ditaati oleh masyarakat
berdasarkan keyakinan bahwa peraturan
tsb mempunyai kekuatan hukum.
HUKUM ADAT
 Menurut Soerojo Wignjodipoero
Suatu kompleks norma-norma yg
bersumber pd perasaan keadilan rakyat yg
selalu berkembang serta meliputi
peraturan-peraturan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-sehari, sebagian
besar tdk tertulis, senantiasa ditaati dan
dihormati oleh rakyat krn mempunyai
akibat hukum (sanksi).
UNSUR HUKUM ADAT

 Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam


keadaan yg sama selalu dipatuhi oleh
masyarakat.
 Unsur psikologis, adanya keyakinan
pada rakyat bahwa adat dimaksud
mempunyai kekuatan hukum.
UNSUR KEPATUHAN HUKUM ADAT

 Unsur kenyataan, bahwa adat itu dalam


keadaan yg sama selalu dipatuhi oleh
masyarakat.
 Unsur psikologis, adanya keyakinan
pada rakyat bahwa adat dimaksud
mempunyai kekuatan hukum.
NILAI-NILAI UNIVERSAL/SIFAT
UMUM HUKUM ADAT
 Asas gotong-royong
 Fungsi sosial manusia dan milik dalam
masyarakat.
 Asas persetujuan sebagai dasar kekuasaan
umum.
 Asas perwakilan dan permusyawaratan.
CORAK/SIFAT KHUSUS HUKUM ADAT

 Komunal/kebersamaan: artinya manusia


mrpkan mahluk dlm ikatan kemasyarakatan yg
erat (kebiasaan tolong menolong,dsb.).
 Religio-magis: mempercayai dan menghormati
Kekuatan luar biasa yg ada di luar manusia
(upacara-upacara adat).
 Konkrit : pemikiran penataan serba nyata,
satunya perkataan dengan perbuatan.
 Visual : perhubungan hukum hanya terjadi dgn
adanya ikatan yg dpt dilihat tanda yg terlihat
KEGUNAAN MEMPELAJARI HK. ADAT

 Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan


bangsa.
 Kesadaran akan harga diri semakin
bertambah.
 Kesadaran terhadap kepribadian bangsa
semakin tebal.
 Memberikan dasar corak tersendiri terhadap
hukum nasional.
DASAR HUKUM
BERLAKUNYA HUKUM ADAT
1. UUD 1945 : pasal 18B(2); pasal 24;
pasal 32.

2. UU No. 14 th. 1970 : pasal 23 (1) &


pasal 27 (1) jo. UU No. 4 tahun 2004
pasal 25 (1) & 28 (1).
UU No. 14 th. 1970 : pasal 23 (1)
“ Segala putusan Pengadilan selain harus
memuat alasan-alasan dan dasar-dasar
putusan itu, juga harus memuat pasal-
pasal tertentu dari peraturan-peraturan
ybs. atau sumber hukum tak tertulis yg
dijadikan dasar untuk mengadili.”
UU No. 14 th. 1970 : pasal 27 (1)
“ Hakim sebagai penegak hukum dan
keadilan wajib menggali, mengikuti dan
memahami nilai-nilai hukum yg hidup
dalam masyarakat.”
UUD 1945 : pasal 18B(2)
“ Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip NKRI.”
UUD 1945 : pasal 32 (1) (2).

 “Negara memajukan kebudayaan


nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.”
SEJARAH PERTUMBUHAN
HUKUM ADAT
Istilah Hukum Adat ptama kali:
 Dikenalkan oleh Dr. Snouck Hurgronje dlm
bukunya “De Atjehers”.
 Dipakai sbg teknis yuridis di akademis oleh
Mr. Van Vollenhoven.
 Van Dijk : istilah adat dr bhs Arab artinya
kebiasaan.
 Unsur Hukum Adat : unsur asli dan unsur
agama.
HUB. HK ADAT DGN HK AGAMA

Menurut Van Den Berg & Solomon Keyser


 Hukum Adat = Hukum Agama
 Teori Receptio in Complexu (penerimaan
seluruhnya hukum agama yg dianut masy.
Setempat.
 Teori ini mdpat tentangan dr tokoh hk adat lainnya
Prof. Soepomo,
 Hk adat mrpk hukum non statutair yg sebagai
besar hukum kebiasaan dan sebag kecil hukum
agama.
Pendapat Prof. Soekanto
Dasar Hukum Adat di Indonesia:
1. Hukum Asli penduduk yakni hukum Melayu
Polinesia
2. Ditambah pengaruh Hukum Agama
SEJARAH HK ADAT DITINJAU DARI
PERUNDANG-UNDANGAN
Sebelum masa kemerdekaan:
 Jaman VOC
 Jaman penjajahan Belanda
 Jaman pendudukan Jepang
Setelah masa kemerdekaan:
1. UUD 1945
6. UUPA No.5/1960
2. Konstitusi RIS
7. UU No.14/1970
3. UUDS 1950
8. Amandemen UUD 1945
4. Dekrit Presiden 1959
9. UU No.4 /2004
5. Tap MPRS
No.11/MPRS/1960
Sejarah Hk Adat Dlm Perundangan
Jaman VOC
 Th. 1609 dibuat peraturan khusus terkait hk. Adat
 Th. 1757-1765 Mr. Hasselar berencana membuat
Kitab Hk Adat utk pedoman Hakim
Jaman penjajahan Belanda:
 Pasal 131 ayat 2 sub b Indische Staatsregeling (IS):
“Pedoman bagi pembentuk ordonansi utk hk perdata
materiil bagi org Indonesia dan Timur Asing dg asas
bhw hukum adat mereka dihormati…”
 Pasal 131 ayat 6 IS: “ Selama ordonansi dimaksud
psl 131 ayat 2 sub b tsb blm terbentuk bagi org
bukan Eropa berlaku hukum adatnya”
Sejarah Hk Adat Dlm Perundangan
Jaman pendudukan Jepang
Dgn Peraturan Peralihan UU No. 1 th.1942
pasal 3 : “ Semua badan pemerintah dan
kekuasaannya, hkm dan perat UU an dr
pmrth dahulu tetap diakui sah utk sementara
waktu selama tdk bertentangan dgn aturan
pmrth militer.”
Setelah masa Kemerdekaan
1. UUD 1945 : pasal 24; pasal II aturan peralihan
2. Konstitusi RIS 1949 pasal 146 ayat 1 : “Segala
keputusan kehakiman hrs berisi alasan-alasan nya
dan dlm perkara hukuman hrs menyebut aturan-
aturan perundangan dan aturan-aturan hukum adat
yg dijadikan dasar hukuman tsb.”
3. UUDS 1950 pasal 104 : “Segala keputusan
pengadilan hrs berisi alasan-alasan nya dan dlm
perkara hukuman hrs menyebut atura-aturan
perundangan dan aturan-aturan hukum adat yg
dijadikan dasar hukuman itu.”
 Dekrit Presiden
 Tap MPRS No.11/MPRS/1960 Lampiran A
paragraf 402 “ asas-asas pembinaan hukum
nasional spy sesuai dgn haluan negara dan
bdsrk pada hukum adat yg tdk menghambat
perkembangan masy. Adil makmur.”
HUKUM ADAT SEBAGAI
SUATU SISTEM HUKUM
Hk. Adat sbg suatu sistem hukum hrs memenuhi/mempunyai beberapa unsur :
1. Subyek Hukum = Hukum adat mengenal dua subyek hukum yaitu : 1. Manusia : ... Lain halnya dengan
cakap hukum atau cakap untuk melakukan perbuatan hukum (Djojo Digoeno menggunakan istilah
“kecakapan bertindak”) Menurt hukum adat cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang-orang
yang sudah dewasa.
2. Obyek Hukum = Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan
ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan
elastis.
3. Hak dan kewajiban
4. Peristiwa hukum = PERISTIWA HUKUM Yang dimaksud dengan peristiwa hukum atau
kejadian hukum atau rechtsfeit adalah peristiwa kemasyarakatan yang akibatnya diatur oleh hukum,
namun demikian tidak setiap peristiwa kemasyarakatan akibatnya diatur oleh hukum. 2 Contoh pertama
: Peristiwa transaksi jual beli barang.
5. Hubungan hukum =Kewajiban ialah suatu beban yang bersifat kontraktual. Hak dan kewajiban timbul
tatkala terjadi hubungan hukum antara dua pihak yang didasarkan pada suatu kontrak atau
perjanjian. ... Hak dan kewajiban itu timbul karena hukum. Sehingga
konkretisasi hukum menjadi hak dan kewajiban terjadi dengan peristiwa perantara hukum
Menurut Soeroso (hal. 252-253), macam-macam peristiwa hukum terdiri dari:
1.Peristiwa menurut hukum dan peristiwa melanggar hukum
Contoh:
1.Kelahiran, kematian, pendudukan tanah, pencemaran laut.
2.Lingkungan hidup, jual-beli, sewa menyewa, pemberian kredit, pembukaan rekening pada bank, perjanjian
negara, pembunuhan dan lain-lain.

Kejadian/peristiwa itu dapat terjadi karena:


1.Perbuatan manusia
2.Keadaan

Suatu peristiwa dapat menimbulkan akibat hukum.

Contoh:
Pasal 1239 KUHPerdata, yang berbunyi:

Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu apabila tidak dipenuhi kewajiban itu oleh si
berutang maka ia berkewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.

Dari contoh tersebut di atas terlihat bahwa adanya peristiwa-peristiwa tidak memenuhi kewajiban untuk berbuat atau
tidak berbuat sama sekali, akibat hukumnya mengganti biaya, rugi dan bunga.
Hubungan Hukum
Menurut Soeroso (hal. 269), hubungan hukum ialah hubungan antara dua atau lebih subjek
hukum. Dalam hubungan hukum ini hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan
hak dan kewajiban pihak yang lain.

Hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan sosial memberikan


suatu hak kepada subjek hukum untuk berbuat sesuatu atau menuntut sesuatu yang
diwajibkan oleh hak itu, dan terlaksananya kewenangan/hak dan kewajiban tersebut diijamin
oleh hukum.
BEDA SISTEM HK. BARAT DGN HK. ADAT

 Hk. Barat membedakan zakelijk rechten dan


persoonlijk rechten; Hk. Adat tdk mengenal kedua
pembagian hak tersebut.
 Hk. Barat membedakan antara hukum privat dan
hukum publik; Hk. Adat tdk mengenal perbedaan tsb.
 Hk. Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran
hukum dlm dua golongan: golongan pelanggaran
pidana dan gol. Pelanggaran perdata ; Hk. Adat tdk
menbedakan, setiap pelanggaran adat menimbulkan
reaksi adat utk memulihkan kembali hk. yg dilanggar
tsb.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
 Istilah lain: persekutuan hukum
Pengertian persekutuan hukum/masy hukum adat:
 Kesatuan manusia yg teratur (ada aturan)
 Menetap di daerah tertentu (ada unsur
komunal)
 Mempunyai penguasa (kepala adat)
 Mempunyai kekayaan (berwujud & tdk bwujud)
FAKTOR TIMBULNYA MASY HUKUM ADAT

 Faktor genealogis (keturunan/darah):


1. Patrilineal (co: Batak)
2. Matrilineal (co: Minangkabau)
3. Parental (co:Jawa,Bugis)
 Faktor teritorial (lingk./wilayah):
1. MHA dgn bentuk tunggal ( Desa di Jawa)
2. MHA dgn bentuk bertingkat (persekutuan
daerah di Minang)
3. MHA dgn bentuk berangkai
Beberapa Contoh MHA
MHA Minangkabau
 Dasarnya adalah genealogis Matrilineal
 Bentuknya MHA bertingkat: Nagari-suku
 Famili di Minangkabau : mpyi penguasa;
kewenangan bmusyawarah dgn Famili
lainnya; ada kekayaan; ada aturan
 Penguasa Famili disebut “Penghulu Andiko”
 Tdapat “rumah2/jurai2” yg dipimpin oleh
nenek scr bergantian.
MHA BALI
 Dasarnya genealogis (Patrilineal)
 Bentuknya MHA Tunggal
 Pimpinan : kepala desa / Klian & beberapa
pejabat desa
HUKUM KEKELUARGAAN
I. KETURUNAN :
 Ketunggalan leluhur
 Ada perhubungan darah antara orang
yg seorang dan orang lain.
 Dua orang atau lebih yg mempunyai
hub darah/ yg tunggal leluhur, adalah
keturunan yg seorang dari yg lain.
KETURUNAN BERSIFAT
 Keturunan Lurus : orang yg satu
merupakan keturunan langsung yg lain.

 Keturunan Menyimpang/bercabang :
antara kedua orang atau lebih terdapat
adanya ketunggalan leluhur.
 Tingkatan keturunan = derajat
keturunan
 Tiap kelahiran adalah satu tingkatan /
satu derajat.
 Silsilah adalah suatu bagan dimana
digambarkan dengan jelas garis-garis
keturunan dari seseorang (suami istri),
baik lurus keatas, ke bawah, dan
menyimpang.
GARIS KETURUNAN
 PATRILINEAL : hanya melewati garis
laki-laki
 MATRILINEAL : hanya melewati garis
perempuan
 PARENTAL : melewati garis laki dan
perempuan / bapak ibu
ARTI PENTING HUB KEKELUARGAAN

 MASALAH PERKAWINAN

 MASALAH PEWARISAN
II. HUBUNGAN ANAK DAN
ORANGTUA
PENTING DALAM HAL :
 Penerus generasi
 Harapan orang tua di kemudian hari
 Pelindung ortu
Tujuan upacara adat untuk anak

 Perhatian ortu terhadap anak


 Anak mendapat perlindungan dan berkah dari
yang maha kuasa, leluhur, segala kekuatan
gaib disekililingnya
Anak lahir diluar nikah/kawin
 Di Mentawai, Timor, minahasa, Ambon :
dianggap biasa seperti wanita melahirkan
anak dalam perkawinan yang sah.
 Jaman dulu: ibu+anak dicela; dibuang dari
persekutuan; dijadikan budak; dibunuh.
 Sumsel, Bali : pria yg menghamili dipaksa
untuk menikahi.
 Jawa, Bugis: nikah tambelan; pattongkog
sirig.
ANAK LAHIR HUB ZINAH
 Hukum adat: suami menjadi bapak dari
anak yg lahir.
 Hukum Islam : bila anak lahir lebih dari
6 bulan sejak nikah sebagai anak sah
HUB ANAK DAN ORTU
 Larangan kawin anak-bapak atau anak-
ibu
 Saling wajib memelihara dan memberi
nafkah

Anak “dibuang” oleh bapaknya di Bali


“pegat mapianak”
III. HUB ANAK DENGAN
KELUARGA
Garis Keturunan Hubungan dengan keluarga
Patrilineal Keluarga dari pihak bapak lebih
erat / penting

Matrilineal Keluarga dari pihak ibu lebih erat /


penting

Parental Keluarga dari pihak bapak dan pihak


ibu sama erat / penting
IV. MEMELIHARA ANAK PIATU
Garis Ibu Bapak Keduanya
Keturunan meninggal meninggal meninggal
Patrilineal Bapak Ibu dan Kerabat
lingkungan Bapak
keluarga
Bapak
Matrilineal Kerabat Ibu Ibu Kerabat Ibu

Parental Bapak Ibu Keluarga yg


terdekat /
mampu
KEDUDUKAN TANAH DALAM
HUKUM ADAT

Tanah memiliki kedudukan yg sangat penting dalam hukum adat,:


a. Karena sifatnya:
 Yakni merupakan satu-satunya benda kekayaan yg meskipun
mengalami keadaan yg bagaimanapun jg, msh bsifat tetap dlm
keadaannya, bahkan kadang-kadang malah mjd lebih
menguntungkan.
b. Karena fakta, yakni suatu kenyataan bahwa tanah:
- merupakan tempat tinggal persekutuan.
- memberikan penghidupan kpd persekutuan.
- mrpakan tempat dmn para warga persekutuan yg meninggal
dunia dikebumikan.
- mrpkn pula tempat tinggal dayang-dayang pelindung
persekutuan dan roh para leluhur persekutuan
TRANSAKSI TANAH

Dalam Hukum Adat dikenal dua macam


transaksi tanah, yaitu
 pertama yang merupakan perbuatan hukum
sepihak,
 dan kedua yang merupakan perbuatan
hukum dua pihak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai