HUKUM ADAT
Disusun oleh :
HATIFA FEBRIYANTI SANTOSA
19110048
KELAS KPT (FAKULTAS HUKUM)
TUGAS KAPITA SELEKTA HUKUM ADAT
1
PENGERTIAN HUKUM ADAT
• Menurut PROF. MR. C. VAN VOLLENHOVEN
Hukum Adat adalah hukum yg tdk bersumber kpd peraturan2
yg dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dahulu atau alat2
kekuasaan lainnya yg mjd sendinya dan diadakan sendiri oleh
kekuasaan Belanda dahulu. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004
tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
2
Hukum Adat = hukum tidak tertulis yang
merupakan pedoman bagi sebagian besar
orang-orang Indonesia dan dipertahankan
dalam pergaulan hidup sehari-hari baik di
kota maupun di desa.
4
Unsur Hukum Adat
UNSUR ASLI pada umumnya tidak
tertulis, hanya sebagian kecil saja yang
tertulis, tidak berpengaruh dan sering
dapat diabaikan saja. UNSUR TIDAK
ASLI yaitu yang datang dari luar
sebagai akibat persentuhan dengan
kebudayaan lain dan pengaruh hukum
agama yang dianut.
5
• Van den Berg (Teori Receptio in Complesen) = hukum adat suatu
golongan/masyarakat adalah hasil penerimaan bulat-bulat/resepsi
seluruhnya dari hukum agama yang dianut oleh golongan
masyarakat itu.
• Snouck Hurgronje = tidak semua hukum bagian hukum agama
diterima, diresepsi dalam hukum adat. Seperti hukum keluarga,
hukum perkawinan dan hukun waris.
• Ter Haar = hukum waris merupakan hukum adat asli yang tidak
dipengaruhi oleh hukum agama. Contoh hukum waris di daerah
Minangkabau.
• Van Vollen Hoven = hukum adat mempunyai unsur-unsur asli
maupun unsur-unsur keagamaan, walaupun pengaruh agama itu
tidak begitu besar dan terbatas pada beberapa daerah saja.
6
DEFINISI HUKUM ADAT
7
Van Vollen Hoven
8
NILAI-NILAI UNIVERSAL/SIFAT
UMUM HUKUM ADAT
• Asas gotong-royong
• Fungsi sosial manusia dan milik dlm masy.
• Asas persetujuan sbg dasar kekuasaan umum.
• Asas perwakilan dan permusyawaratan.
9
KEGUNAAN MEMPELAJARI HK.
ADAT
10
Manfaat Mempelajari Hukum Adat
• 2. UU No. 14 th. 1970 : pasal 23 (1) & pasal 27 (1) jo. UU No. 4
tahun 2004 pasal 25 (1) & 28 (1). Jo UU 48/2009
12
Dasar Hukum Berlakunya Hukum Adat
13
CORAK/SIFAT KHUSUS HUKUM
ADAT
• Pasal 18B(2)
“ Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip NKRI.”
Pasal 32
“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya.” 15
UU No. 14 th. 1970 :
• Pasal 23 (1)
“ Segala putusan Pengadilan selain harus memuat alasan2x
dan dasar2x putusan itu, juga harus memuat pasal2x tertentu
dari peraturan2x ybs. atau sumber hukum tak tertulis yg
dijadikan dasar untuk mengadili.”
• Pasal 27 (1)
“ Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib
menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yg hidup
dalam masyarakat.”
16
SEJARAH PERTUMBUHAN HUKUM
ADAT
19
HUB. HK ADAT DGN HK AGAMA
21
SEJARAH HK ADAT DITINJAU DARI PERUNDANG-
UNDANGAN
24
Setelah masa Kemerdekaan
26
HUKUM ADAT SEBAGAI SUATU
SISTEM HUKUM
32
HUKUM KEKELUARGAAN
I. KETURUNAN :
Ketunggalan leluhur
Ada perhubungan darah antara orang yg
seorang dan orang lain.
Dua orang atau lebih yg mempunyai hub
darah/ yg tunggal leluhur, adalah keturunan
yg seorang dari yg lain.
33
KETURUNAN BERSIFAT
Keturunan Lurus : orang yg satu merupakan
keturunan langsung yg lain.
Keturunan Menyimpang/bercabang : antara
kedua orang atau lebih terdapat adanya ketunggalan
leluhur
Tingkatan keturunan = derajat keturunan
Tiap kelahiran adalah satu tingkatan / satu derajat.
Silsilah adalah suatu bagan dimana digambarkan
dengan jelas garis-garis keturunan dari seseorang
(suami istri), baik lurus keatas, ke bawah, dan
menyimpang. 34
GARIS KETURUNAN
39
A. Perbuatan hukum sepihak
40
B. PERBUATAN HUKUM DUA PIHAK
Transaksi ini menurut isinya dapat dibedakan dalam 3 macam:
1. Menjual gadai, istilah lain : menggadai (minangkabau) adol
sende (jawa), ngajual akad / gade (sunda)
pengertiannya : menyerahkan tanah untuk menerima
pembayaran sejumlah uang secara tunai, dengan ketentuan
bahwa si penjual gadai/pemilik tanah tetap berhak atas
pengembalian tanahnya dengan jalan menebusnya kembali.
2. Menjual lepas, istilah lain: adol plas(jawa), menjual jaja
(kalimantan)
pengertiannya : menyerahkan tanah untuk menerima
pembayaran sejumlah uang secara tunai, tanpa hak
menebus kembali. Jadi penyerahan itu berlaku untuk 41
seterusnya / selamanya.
3. Menjual tahunan, istilah lain : adol oyodan (Jawa)
Pengertiannya : menyerahkan tanah untuk menerima p
embayaran sejumlah uang secara tunai, dengan janji :
tanpa sesuatu, perbuatan hukum lagi, tanah itu akan
kembali dengan sendirinya kepada pemiliknya, sesudah
berlalu beberapa tahun / beberapa kali panen (menurut
perjanjian)
42
TRANSAKSI YANG BERKAITAN
DENGAN TANAH
semua transaksi atau perjanjian di mana bukan tanah
yang menjadi objek perjanjian / transaksi melainkan
tanah sebagai sesuatu yang terlihat dalam perjanjian /
transaksi itu, seperti:
1. Transaksi Bagi Hasil, Belah Pinang, Paruh Hasil
Tanam.
2. SEWA TANAH DAN MENUMPANG
3. PERJANJIAN BERGANDA
4. PERJANJIAN PINJAMAN UANG DENGAN
JAMINAN TANAH 43
44