Anda di halaman 1dari 2

>> Reinventing Government (Mewirausahakan Birokrasi) “How The Entrepreneurial Spirirt is Transforming The Public

Sector”

- Perkembangan sistem pemerintahan dari masa ke masa memiliki permasalahannya sendiri, di mana masing-
masing permasalahan selalu jatuh pada ‘Perilaku Birokrasi yang cenderung tidak efisien’.
- Berbagai pemikiran muncul guna menemukan DNA baru sistem pemerintahan. Diawalai dari Old Public
Management, yang kemudian bergeser menjadi New Public Management dengan Konsep Kewirausahaan.
Salah satu pemikiran terpopuler pada era 80-an hingga awal 90-an adalah konsep Reinventing Government
dari Osborn dan Gaebler.
- Istilah Reinventing Government bermakna lembaga sektor pemerintah yang berkebiasaan entrepreneural,
dengan memanfaatkan Sumber Daya yang ada namun menggunakannya dengan cara yang baru guna
mencapai Efisiensi dan Efektifitas.
- Osborn dan Gaebler merancang setidaknya 10 alur pikir yang dinamai sebagai Peta Dasar dalam melakukan
suatu restrukturisasi. Pokok pemikiran yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Catalytic Government : Steering Rather Than Rowing
2. Community-Owned Government : Empowering Rather Than Serving
3. Competitive Government : Injection Competition Into Service Delivering
4. Mission-Driven Government : Transforming rules-Driven Organizations.
5. Result-oriented Government : Funding Outcomes, Not Inputs
6. Costumer-Driven Government : Meeing The Need of The Costumer, Not The Bureaucracy
7. Entreprising Government : Earning Rather Than Spending
8. Anticipatory Government : Prevention Rather Than Cure
9. Decentralized Government : From Hierarchy to Participatory and Team Work
10. Market-oriented Government : Leveraging Change Through the Market

>> JURNAL KAPITA SELEKTA ADMINISTRASI NEGARA

 Perubahan Desa Menjadi Kelurahan :


Suatu Studi Perubahan Kelembagaan Dl Kecamatan Kelapa Dua-Kabupaten Tangerang Dan Kecamatan
Taktakan -Kota Serang

Dalam perubahan desa menjadi kelurahan sebagaimana Yang terjadi di Kabupaten Tangerang belum
didasarkan kepada aspirasi masyarakatsebagaimanp ditentukan dalam peraturan perundang• undangan, dan
lebih banyak didasarkan kepada kepentingan politis Di Tangerang perubahan Desa menjadi kelurahan
disamping kebutuhan pelayanan masyarakat juga karena kebutuhan pemeka ran wilayah_ Sedangkan di Serang
perubahan desa menjadi kelurahan didasarkan pada perhmbangan Kota Serang menjadi Ibukota Propinsi,
sehingga Desa-desa Yang ada di Kota Serang juga diubah menjadi Kelurahan_ Namun perubahan tersebut baik
Yang terjadi di Tangerang maupun di Serang kurang dipersiapkan dengan baik, terutama kesiapan SDM
sehingga dilapangan pelayanan tidak sebagamana Yang diharapkan.

 Peran Investasi Human Capita/ dalam Percepatan Pembangunan Di Kalimantan Utara

Upaya pemerintah untukmemberikan kemudahan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di beberapa
daerah di Indonesia, telah didukung dengan diregulasi kebijakan bidang investasi dan penanaman modal baik
berupa LIU, PP, Inpres, Kepres, Perpres, Permen, serta Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
PANRB, dan Kepala BKPM sejak bulan September 2010 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman
Modal.

 REFORMASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENSIUN PNS Dl INDONESIA

Bahwa ada dua pihak yang terlibat dalam upaya pembentukan dana pensiun, vaitu pemerintah sebagai pemberi
kerja dan PNS sebagai pekerja. Kedua belah pihak sama-sama memberikan iuran sejumlah nominal tenentu
untuk mengisi dana pensiun. Apabila hanya diisi dari dana iuran kedua belah pihak, maka jumlahnya akan
sangat kecil dan tidak mencukupi untuk memberikan marfiat yang maksimal kepada para peserta pensiun Untuk
itu maka dana pensiun harus dikembangkan atau dikelola dan diinvestasikan supaya jumlahnya semakin besar

Karena sebap bentuk investasi selalu mengandung resiko maka untuk menjamin pengelolaan dana pensiun ini,
pemerintah sebagai pemberi kerja memberikan dana cadangam Dana cadangan ini dimanfaatkan untuk
menjaga supaya pembiayaan manfaat pensiun peserta tetap terjaga, tidak terganggu dengan pola investasi
dana pensium Dalam hal ini yang perlu diperhatkan adalah bahwa bentuk investasi yang dipilih oleh lembaga
pengelola dana pensiun tetap dengan mengedepankan prinsip kehathatian (prudent) dalam melakukan
investasi_ Tidak dalam bentuk low risk tetapi juga tidak melakukan investasi yang high risk Untuk itu kontrol
pemerintah dan keterbukaan kepada peserta menjadi sangat pentng dalam pengelolaan dana pensiun
Diversifikasi bentuk investasi dimungkinkan untuk semakin meningkatkan retum of investment dari dana
pensiun_ Keuntungan yang diperoleh akan dinikmati oleh semua peserta Dengan gambaran tersebut
diharapkan penyelenggaraan pensiun PNS di Indonesia dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada
peserta_

Selanjutnya ada tea komponen utama dalam upaya perbaikan penyelenggaraan sistem pensiun PNS, yaitu
terkait dengan kepesertaan, program pensiun dan lembaga pengelolanya_

Lembaga pengelola

Sebagaimana dijelaskan di depan, pengelolaan pensiun PNS dilakukan oleh PTTaspen (khusus untu k peserta
PNSh Sementara untuk peserta ABRI oleh ASABRI dan peserta dari swasta oleh Jamsostek Semua lembaga
pengelola tersebut dikoordinasikan oleh BPJS Ketenagakerjaan PT Taspen sebagai pengelola sistem pensiun
PNS dan dana pensiun PNS harus independen, profesional, berbentuk BUMN/profit motive sehingga berhak
untuk mencari keuntungan dan apabila ada keuntungan ma ka a kan dikembalikan ke peserta dalam bentuk
pemberian bonus Kewenangan yang dimiliki adalah pengelolaan dari hulu ke hilir terkait pengelolaan sistem
pensiun (pendataan peserta, pengumpulan iuran, inuestasi, pelaporan neraca, dan pembayaran manfaat)

Anda mungkin juga menyukai