Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 2

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

2.1 Pemikiran Dan Tuntutan Baru Tentang Kewenangan Dan Tugas


Kelembagaan Manajemen Pembangunan ........................................................... 4

BAB III ................................................................................................................. 16

PENUTUP ............................................................................................................. 16

3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Administrasi Pembangunan / Manajemen Pembangunan menempatkan peran
Pemerintah Sentral. Pemerintah maenjadi agent of change dari suatu masyarakat
(berkembang / deloping) dalam negara berkembang. Dan karena perubahan yang
dikehendaki adalah perubahan berencana, maka juga disebut agent of
development. Pendorong proses pembangunan, perubahan masyarakat bangsa.
Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-
program. Proyek-proyek, bahkan industri-industri, dan peran perencanaan dan
budget. Dengan perencanaan dan budget juga menstimulasi investasi sektor
swasta. Kebijaksanaan dan persetujuan penanaman modal ditangan pemerintah.
Dan banyak penanaman modal (investasi) dilakukan pemerintah.

Kemudian berkembang Administrasi atau Manajemen Pembangunan.


Terutama ini bagi negara-negara berkembang yang mempunyai niat
mengusahakan perkapita terselenggaranya pembangunan. Apakah ini dalam arti
pendapatan perkapita yang meningkat, distribusi pendapatan yang lebih adil? Pada
pokoknya peningkatan kesejahteraan hidup anggota masyarakat. Ada yang
menyebut yang dituju adalah improving quality of life. Untuk mengusahakan
kearah itu, pemerintah berperan sebagai pendorong proses pembangunan, sebagai
agent ofchange. Dan ini dilakukan melalui instrumen kebijakan (policy).
Rinciannya melalui berbagai program dan proyek. Kemudian manajemen
implementasinya dan pengawasannya (pengendalian pelaksanaannya). Dan ini
disebabkan karena masyarakat sendiri perlu ditingkatkan keberdayaannya. Untuk
meningkatkan produksi pangan sekaligus kesejahteraan hidup para petani ada
program dan proyek, dan pembentukan kontak tani.

Pemerintah telah menetapkan kegiatan musyawarah pembangunan daerah


atau Musrenbang sebagai sarana untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan
pembangunan di daerah. Berbagai prakarsa juga telah ditempuh sejumlah daerah
untuk meningkatkan efektifitas partisipasi masyarakat, antara lain dengan
melembagakan prosedur Musrenbang dalam Peraturan Daerah (Perda);
pengembangan Perda transparansi dan partisipasi; keterlibatan lebih besar DPRD
dalam proses perencanaan; kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil (OMS)
untuk fasilitasi pembahasan anggaran; serta pelatihan metodologi dan teknik
prioritisasi alokasi anggaran bagi fasilitator Musrenbang.

Oleh karena itu, kami mengangkat makalah kami ini dengan judul Otoritas
Kelembagaan dan Manajemen Pembangunan Wilayah dan Kota. Kelembagaan
yang dimaksud dalam hal ini meliputi 3 hal mendasar, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan. Suatu kelembagaan yang solid dalam menangani 3
hal mendasar tersebut merupakan hal mutlak dimiliki dalam suatu pemerintahan,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pemikiran dan tuntutan baru apa yang berkembang dalam kewenangan dan
tugas kelembagaan manajemen pembangunan?
2. Study kasus mengenai pemikiran dan tuntutan baru yang berkembang
dalam kewenangan dan tugas kelembagaan manajemen pembangunan?

1.3 Tujuan
1. Menganalisis pemikiran dan tuntutan baru yang berkembang dalam
kewenangan dan tugas kelembagaan manajemen pembangunan
2. Mengetahui study kasus mengenai pemikiran dan tuntutan baru yang
berkembang dalam kewenangan dan tugas kelembagaan manajemen
pembangunan
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pemikiran Dan Tuntutan Baru Tentang Kewenangan Dan Tugas
Kelembagaan Manajemen Pembangunan
2.1.1 Reinventing Government (Mewirausahakan Birokrasi)

Studi kasus yang diangkat dalam reinventing government ini banyak


mengangkat kasus-kasus sistem negara-negara bagian di Amerika. Namun
demikian reinventing government ini adalah suatu pandangan baru mengenai
birokrasi pemerintahan, baik tidaknya sistem ini untuk diterapkan dalam suatu
negara tergantung dari berbagai macam hal seperti sumber daya yang dimiliki,
sistem ekonomi yang dianut dan lainnya. Reinventing government ini berbicara
berawal dari perestroika Amerika yaitu kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan telah menurun karena pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
segala aspek telah menurun. Beberapa cara pandang baru yang dikemukakan oleh
David Osborne dan Ted Gaebler mengenai Reinventing Government ini adalah
sebagai berikut.

1. Pemerintahan Katalis : Mengarahkan Ketimbang Mengayuh


“kata pemerintahan (government berasal dari sebuah kata yunani yang berarti
‘mengarahkan’. Tugas pemerintah adalah mengarahkan, bukan mengayuh
perahu. Memberikan pelayanan adalah mengayuh, dan pemerintah tidaklah
pandai mengayuh” (E.S. Savas).
Mendefinisikan ulang kepenguasaan secara fundamental sehingga peerintah kota
dapat melakukan beberapa penyesuaian dan dalam beberapa hal mendefinisikan
kembali peran tradisionalnya. Suatu kota akan lebih sering mendefinisikan ulang
perannya sebagai katalisator atau fasilitator. Kota akan lebih sering berperan
mendefinisikan berbagai masalah dan kemudian menyusun berbagai sumber daya
untuk digunakan oleh yang lain dalam menghadapi masalah tersebut. Selanjutnya
pemerintah harus lebih bersedia menuju sumber daya pemerintah dan swasta yang
langka untuk mencapai tujuan masyarakat kita.
Pemerintahan yang memfokuskan pada mengarahkan, scra aktif mereka
membentuk masyarakat, negara dan bangsanya. Pemerintah membuat membuat
lebih banyak keputusan yang menjadi kebijakan, menggerakkan lebih banyak
lembaga sosial dan ekonomi. Sebagian bahkan lebih banyak mengatur ketimbang
merekrut lebih banyak pegawai negeri. Upaya mengarahkan membutuhkan orang
yang mampu melihat seluruh visi dan kemungkinan serta mampu
menyeimbangkan berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan
sumber daya. Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-
sungguh memfokuskan pada suatu misi dan melakukannya dengan baik. Metode
terbaik perlu dicari dalamupaya mengarahkan organisasi mencapai sasarannya.
Sedangkan upaya mengayuh organisasi bagaimanapun juga akan cenderung
mempertahankan metode “organisasi tersebut”. Pemerintah entrepreneurial
semakin menjauhkan upaya mengayuh dari upay mengarahkan. Cara ini
membiarkan pemerintah beroperasi sebagai seorang pembeli yangterampil,
mendongkrak berbagai produsen dengan cara yang dapat mencapai sasaran
kebijakannya.
Menciptakan organisasi pengarah untuk menetapkan kebijakan, memberikan dana
kepada badan-badan operasional (pemerintah dan swasta) dan menilai kinerja.

2. Pemerintahan Milik Masyarakat: Memberi Wewenang Ketimbang


Melayani
Mengalihkan kepemilikan dari birokrasi ke mayarakat merupakan suatu pelayanan
yang profesional guna timbulnya pemeliharaan masyarakat. Sehingga komunitas
memiliki komitmen yang lebih besar terhadap para anggotanya ketimbang sistem
penyampaian pelayanan klien; komunitas lebih memahami masalahnya sendiri
ketimbang tenaga profesional di bidang pelayanan; kalangan profesional dan
birokrasi memberikan pelayanan, sedangkan masyarakat memecahkan masalah;
lembaga-lembaga dan para profesional menawrkan pelayanan, masyarakat
menawarkan kepedulian; komunitas lebih fleksibel dan kreatif ketimbang
birokrasi pelayanan yang besar; komunitas lebih murh ketimbang para profesional
di bidang pelayanan; komunitas menegakkkan standar perilaku lebih efektif
ketimbang birokrasi atau profesional bidang pelayanan; komunitas memfokuskan
pada kapasitas, sistem pelayanan memfokuskan pada kekurangan.
Mengelola transisi dari pelayanan ke pemberian wewenang. Organisasi
pemerintah dapat menciptakan suatu spektrum peluang yang dapat diraih oleh
komunitasyang berbeda-beda begitu mereka siap. Ketika pemerintah mendorong
kepemilikan dan kontrol ke dalam masyarakat, tanggung jawab mereka belum
berakhir.masyarakat mungkin tidak lagi meproduksi jasa, tetapi mereka masih
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa kebutuhan telah terpenuhi.

3. Pemerintah Yang Kompetitif: Menyuntikkan Persaingan ke dalam


Pemberian Pelayanan
Kompetisi tidak akan memecahkan semua masalah. Kompetisi memegang kunci
pembuka kisi-kisi birokrasi yang melumpuhkan begitu banyak lembaga
pemerintah. Jika kompetisi menghemat uang hanya dengan jalan mengurangi
upah atau tunjangan, misalnya pemerintah harus memepersoalkan nilainya.
Kompetisi antar organisasi dapat membangun semangat dan mendorong
kreativitas. Keuntungan dari kompetisi tersebut adalah sebagai berikut :
 Keuntungan paling nyata dari kompetisi adalah efisiensi yang lebih besar;
mendangkan lebih banyak uang.
 Kompetisi memaksa monopoli pemerintah (atau swasta) untuk merespon
segala kebutuhan pelanggannya.
 Kompetisi menghargai inovasi; monopoli melumpuhkannya. Kompetisi
dalam pemberian pelayanan akan mendukung kelangsungan hidup hal
yang lebih bermanfaat. Kompetisi merupakan suatu seleksi bentuk alam.
 Kompetisi membangkitkan rasa harga diri dan semangat juang pegawai
negeri.
Beberapa jenis kompetisi yag dapat diterapkan yaitu kompetisi publik melawan
swasta; kompetisi swasta melawan swasta dan kompetisi publik melawan publik.
Begitu juga penciptaan persaingan untuk pelayanan intern pemerintah sangat
perlu untuk dilakukan. Kompetisi yang terjadi perlu dimanajemen secara cermat
untuk keberhasilan jika tidak dimanajemen dengan baik maka akan timbul
ketidakadilan ditengah kompetisi.

4. Pemerintah yang Digerakkan oleh Misi: Mengubah Organisasi yang


Digerakkan oleh Peraturan
Beberapa peraturan memang dibutuhkan untuk menjalankan setiap organisasi,
peraturan-peraturan itu ternyata dapat mencegah terjadinya hal-hal yang buruk
namun juga peraturan itu pun dapat mencegah terjadinya hal-hal yang baik.
Peraturan itu menyebabkan pemerintah dapat bergerak lambat juga tidak berdaya
dalam merespon lingkungan yang berubah dengan cepat, sehingga menyebabkan
terciptanya waktu dan usaha yang sia-sia di dalam struktur organisasinya.
Organisasi yang digerakkan oleh misi memberi kebebasan kepada para
karyawannya dalam mencapai misi organisasi dengan metode paling efektif yang
dapat mereka temukan. Keunggulan pemerintah yang digerakkan oleh misi adalah
sebagai berikut.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih effisien ketimbang organisasi
yang digerakkan oleh peraturan.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi juga lebih efektif ketimbang
organisasi yang digerakkan oleh peraturan: mereka mendatangkan hasil
yang lebih baik.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih innovatif ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi lebih fleksibel ketimbang yang
digerakkan oleh peraturan.
 Organisasi yang digerakkan oleh misi mempunyai semangat lebih tinggi
ketimbang yang digerakkan oleh peraturan
Menciptakan sistem anggaran yang digerakkan oleh misi memiliki kekuatan
sebagai berikut.
 Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan dorongan kepada setiap
pekerja untuk menghemat uang.
 Anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan sumber-sumber daya
untuk menguji berbagai gagasan.
 Anggaran yang digerakkan oleh misi memberikan otonomi kepada para
manajer yang diperlukan untuk merespon setiap kondisi lingkungan yang
berubah.
 Anggaran yang diberikan oleh misi menciptakan lingkungan yang dapat
diramalkan.
 Anggaran yang digerakkan oleh misi sangat menyederhanakan proses
anggaran
 Anggaran yang digerakkan oleh misi menghemat jutaan dolar untuk
auditor dan pegawai anggaran.
 Akhirnya, anggaran yang digerakkan oleh misi membebaskan para
anggota legislatif untuk memfokuskan pada isu-isu penting.
Membangun organisasi yang digerakkan oleh misi sangat penting bagi sebuah
organisasi pemerintah. Lembaga pemerintah semakin mencari kejelasan dengan
membuat berbagai pernyataan misi. Mengorganisir berdasarkan misi ketimbang
berdasarkan daerah yang di klaim, misi tidak mengikuti daerah yang diklaim.
Untuk menanamkan misi sebuah organisasi pada para anggotanya, pemimpin
membangun suatu kultur berdasarkan misi tersebut.

5. Pemerintah yang Berorientasi Hasil: Membiayai Hasil, Bukan


Masukan
Pemerintah wirausaha berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif. Para
wirausahawan pemerintah tahu bahwa bila lembaga-lembaga dibiayai berdasarkan
masukan, maka sedikit alasan untuk berusaha keras mendapatkan kinerja yang
lebih baik. Akan tetapi jika dibiayai berdasarkan keluaran mereka akan menjadi
obsesif dengan prestasi. Karena tidak mengukur hasil pemerintahan-pemerintahan
yang birokratis jarang sekali mencapai keberhasilan.
No Tipe Anggaran Definisi

1 Penganggaran yang digerakkan oleh ( poin 4 diatas )


misi

2 Penganggaran Output Sistem anggaran yang


difokuskan pada output
pelayanan (volum output
yang dihasilkan)

Anggaran untuk misi, menentukan Sistem anggaran


dan mengukur output menentukan misi dan output
yang diinginkan, mengukur
output yang diinginkan,
mengukur output tersebut,
tetapi tidak mengaitkan
jumlah uang yang
dikeluarkan dengan volume
output

Pembayaran per output Panggaran mengalokasikan


sebesar $x untuk tiap
outcome yang dihasilkan.
Produsen mendapat dana
hanya bila mereka
memproduksi output yang
diinginkan

3 Penganggaran Outcome Sistem anggaran yang


memfokuskan pada hasil
dari kegiatan yang didanai,
yakni mutu/keefektifan dari
pelayanan yang diberikan

Anggaran untuk misi, menentukan Sistem anggaran


dan mengukur outcome menentukan misi dan
outcome yang diinginkan,
tetapi tidak mengaitkan
jumlah uang yang
dikeluarkan dengan mutu
outcome

Pembayaran per outcome Anggaran mengalokasikan


$x untuk tiap outcome yang
dihasilkan. Produsen
mendapat dana hanya
blamereka memproduksi
outcome yang diinginkan

4 Penganggaran yang didorng ( Poin 6 )


Pelanggan

6. Pemerintahan Berorientasi Pelanggan: Memenuhi Kebutuhan


Pelanggan, bukan Birokrasi.
Sebagian besar badan pemerintah tidak memperoleh dananya dari pelanggan,
bisnis adalah sebaliknya. Jika suatu bisnis menyenangkan pelanggannya maka
penjualannya akan meningkat; jika pesaing bisa lebih menyenangkan pelangganya
maka penjualan akan turun. Bisnis yang berada dalam lingkungan kompetitif
belajar untuk memberikan perhatian besar kepada para pelanggannya. Badan
pemerintah memperoleh sebagian besar dana mereka dari legislatif dan sebagian
besar pelanggan mereka bersifat captive, pelanggan “paksa”, singkatnya para
pelanggan mempunyai sedikit alternatif terhadap jasayang disediakan oleh
pemerintah. Oleh karena itu para manajer pemerintah menganggap bahwa
pelanggan mereka adalah eksekutif dan legislatif, karena dari sana mereka
memperoleh dana dan pada gilirannya lebih berorientasi pada pemilihnya yaitu
pada kelompok kepentiangn atau partai. Sementara bisnis sungguh-sungguh untuk
menyenangkan pelanggan, badan pemerintah berusaha memepertahankan
menyenangkan kelompok kepentingan.
Beberapa keunggulan sistem birokrasi yang berorientasi pelanggan adalah sebagai
berikut :
 Sistem berorientasi pada pelanggan memaksa pemberi jasa untuk dapat
bertanggung jawab kepada pelanggannya.
 Sistem berorientasi pada pelanggan mendepolitisasi keputusan terhadap
pilihan pemberi jasa.
 Sistem berorientasi pada pelanggan merangsang lebih banyak inovasi
 Sistem berorientasi pada pelanggan memberi kesempatan kepada orang
memilih diantara berbagai macam pelayanan.
 Sistem berorientasi pada pelanggan pemborosan lebih sedikit karena
pasokan disesuaikan dengan permintaan.
 Sistem berorientasi pada pelanggan mendorong pelanggan untuk membuat
pilihan dan mendorong untuk menjadi pelanggan yang berkomitmen.
 Sistem berorientasi pada pelanggan menciptakan peluang lebih besar bagi
keadilan.

7. Pemerintahan Wirausaha: Menghasilkan Ketimbang Membelanjakan


Kata laba masih tabu bagi pemerintahan tradisional karena mereka tidak
menganggap mendatangkan uang sebagai pekerjaannya. Sebenarnya jika
pemerintah kota dapat memanajemen kotanya agar dapat menghasilkan
laba maka laba yang dihasilkan tersebut dapat digunakan oleh publik.
Mencetak laba melalui perjanjian pembangunan merupakan salah satu
metode yang agresif yang digunakan oleh pemerintahan wirausaha.
Karakteristik lainnya dari pemerintahan wirausaha adalah suatu perspektif
“investasi”, suatu kebiasaan menghitung laba dari pembelanjaan
sebagaimana suatu investasi. Investasi bukanlah cara mendatangkan uang,
melainkan cara menyimpan uang.
8. Pemerintahan Antisipatif: Mencegah daripada Mengobati
Pemerintahan tradisional yang birokratis memusatkan pada penyediaan
jasa untuk memerangi masalah. Untuk menghadapi masalah kesehatan
pemerintah mendanai pelayanan perawatan kesehatan. Untuk menghadapi
kejahatan pemerintah mendanai lebih banyak polisi. Ada saatnya ketika
pemerintah harus lebih memusatkan pada pencegahan, misalnya pada
pembangunan sistem air dan pembuangan air kotor untuk mencegah
penyakit, pengawasan terhadap makanan untuk mencegah penyakit. Biaya
yang dikeluarkan untuk pencegahan jauh lebih sedikit dari pada
menghadapi masalah dan mengobatinya yang membutuhkan biaya yang
jauh lebih besar. Dan jauh lebih baik jika pemerintah memiliki antisipasi
masa depan, pemerintah dengan pandangan ke depan bukan sekedar
mencegah masalah namun bekerja untuk mengantisipasi masa depan.

9. Pemerintahan Desentralisasi: dari Hierarki Menuju Partisipasi dan


Tim Kerja
Beberapa keunggulan dari lembaga yang terdesentralisasi adalah sebagai
berikut:
 Lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih fleksibel daripada yang
tersentralisasi; lembaga tersebut dapat memberi respon dengan
cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan pelanggan yang berubah.
 Lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih efektif daripada yang
tersentralisasi.
 Lembaga yang terdesentralisasi jauh lebih inovatif daripada yang
tersentralisasi.
 Lembaga yang terdesentralisasi menghasilkan semangat kerja yang
lebih tinggi, lebih banyak komitmen dan lebih besar
produktivitasnya.
10. Pemerintahan Berorientasi Pasar: Mendongkrak Perubahan Melalui
Pasar
Beberapa kesulitan pemerintah berdasarkan program jika dibandingkan
dengan pasar yaitu program dikendalikan oleh parlemen, bukan oleh
pelanggan; program digerakkan oleh politik bukan oleh kebijakan;
program menciptakan “bidang tanah”, yang kemudian dipertahankan oleh
wakil pemerintahan; program cenderung membentuk sistem pemberian
jasa yang terfragmentasi; program tidak swakoreksi; program jarang mati;
program jarang mencapai skala kebutuhan untuk membuat dampak yang
berarti; program biasanya menggunakan perintah bukan insentif.

11. Mengumpulkan Semua Menjadi Satu


Munculnya pemerintahan wirausaha lebih merupakan suatu pergeseran
yang tak terhindarkan daripada suatu mode temporer, berarti perubahan ini
akan menimpa negara lain juga.

Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha

Lima Strategi

Pendongkrak Strategi Pendekatan

Tujuan Strategi Inti Kejelasan


Tujuan, Peran
dan Arah

Insentif Strategi Konsekuensi Persaingan


terkendali,
Manajemen
Perusahaan,
Manajemen
Kinerja
Pertanggungjawaban Strategi Pelanggan Pilihan
Pelanggan,
Pilihan
Kompettif,
Pemastian mutu
pelanggan

Kekuasaan Strategi Pengendalian Organisasional,


pemberdayaan
karyawan,
pemberdayaan
masyarakat

Budaya Strategi Budaya Menghentikan


kebiasaan,
menyentuh
perasaan,
mengubah
pikiran

Strategi Inti

Bagian kritis pertama adalah bagian yang menentukan tujuan sistem dan
organisasi pemerintah. Jika organisasi tidak jelas tujuannya atau punya tujuan
ganda dan saling bertentangan organisasi itu tidak bisa mencapai kinerja yang
tinggi.

Strategi Konsekuensi

Bagian penting kedua adalah menentukan sistem insentif pemerintah. Birokratis


memberi insentif yang kuat kepada pegawai untuk taat aturan dan tunduk.
Strategi pelanggan
Hal penting lainnya adalah memusatkan pada akuntanbilitas,
pertanggungjawaban: kepada siapa seharusnya organisasi bertanggungjawab.
Tepatnya kelima strategi menyentuh persoalan tanggungjawab. Strategi inti
mendefinisikan apa yang harus dipertanggungjawabkan organisasi; strategi
konsekuensi menentukan bagaimana organisasi dijaga agar bertanggungjawab,
strategi pengendalian mempengaruhi siapa yang akan bertanggungjawab; dan
strategi budaya membantu pegawai menginternalisasikan pertanggungjawaban
mereka

Strategi Kontrol

Strategi kontrol ini menentukan letak kekuasaan pengambilan keputusan. Dalam


sistem birokrasi, sebagian besar kekuasaan tetap ada di dekat puncak hierarki.

Strategi Budaya

Strategi budaya menentukan budaya organisasi pemerintah: nilai-nilai, norma,


sikapdan harapan pegawai. Budaya sangat dipengaruhi oleh tujuan organisasi,
sistem insentif, sistem pertanggungjawabannya, dan struktur kekuasaannya.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Salah satu kualitas sumberdaya birokrasi yang dituntut oleh good
governance adalah kualitas entrepreneurial yang dapat menjembatani
antara state dan market. Good governance terbentuk jika terjadi
keseimbangan kelembagaan antara state-civil society-market.
DAFTAR PUSTAKA

Blau, Peter dan Marshall W. Meyer. 2000. Birokrasi dalam Masyarakat Modern.
Jakarta: Prestasi Pustaka Karya.

Nugroho, Riant. 2003. Reinventing Pembangunan. Jakarta : Elex Media


Komputindo.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 2004. Birokrasi dalam Polemik. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Osborne, David dan Ted Gaebler. 1992. Mewirausahakan Birokrasi. Jakarta :


Pustaka Binaman Pressindo.

Osborne, David dan Peter Plastrik. 2001. Memangkas Birokrasi. Jakarta: Teruna
Grafika.

Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai