Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM DESENTRALISASI PEMERINTAHAN

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD HABIB AL FAHRI
KELAS : VIII E

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEPAHIANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 02 KEPAHIANG
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Sistem Desentralisasi Pemerintahan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Kepahiang, Februari 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Desentralisasi .................................................................................2
B. Jenis Desentralisasi ..........................................................................................2
C. Kelebihan Desentralisasi dalam Pemerintahan ................................................3
D. Kekurangan Desentralisasi dalam Pemerintahan ............................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................6
B. Saran ................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desentralisasi di Indonesia merupakan reformasi yang tidak selesai dan hingga
saat ini pelaksanaannya belum maksimal atau belum sukses. Inti dari desentralisasi
adalah ‘internalising cost and benefit’ untuk people serta bagaimana mendekatkan
pemerintahan kepada rakyatnya. Itulah esensi yang terpenting dari sebuah jargon
‘desentralisasi.’ Akan tetapi, pelaksanaan desentralisasi di Indonesia sampai sekarang
masih jauh dari harapan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari desentralisasi yang hanya
menguntungkan elit dan penguasa lokal, desentralisasi merupakan sebuah gurita
neoliberal, desentralisasi pelayanan publik yang kurang berkarakter, desentralisasi
tanpa efisiensi kelembagaan, desentralisasi menyuburkan korupsi di daerah. dan
desentralisasi fiskal yang semu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desentralisasi?
2. Apa saja jenis desentralisasi?
3. Apa kelebihan desentralisasi dalam pemerintahan?
4. Apa kekurangan desentralisasi dalam pemerintahan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian desentralisasi
2. Mengetahui jenis desentralisasi
3. Mengetahui kelebihan desentralisasi dalam pemerintahan
4. Mengetahui kekurangan desentralisasi dalam pemerintahan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desentralisasi
Secara etimologis, kata desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu "de"
yang berarti "lepas", dan "centerum" yang berarti pusat. Menurut Undang-undang
nomor 23 tahun 2014, pengertian desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan
pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas
Otonomi.
Sementara itu, menurut Redefining Diversity & Dynamics of Natural Resources
Management in Asia, Volume 1, 2017, pengertian desentralisasi adalah penyerahan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawab manajemen dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah, pemimpin daerah, atau lembaga masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian desentralisasi adalah
sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah
daerah. Konsep desentralisasi telah diterapkan pada dinamika kelompok mulai dari
bisnis, organisasi, ilmu politik, hukum dan administrasi publik, ekonomi, dan
teknologi.
Pengertian desentralisasi pemerintahan memiliki aspek politik dan administratif.
Desentralisasi ini mungkin bersifat teritorial, memindahkan kekuasaan dari pusat kota
ke daerah lain, dan mungkin berfungsi memindahkan pengambilan keputusan dari
administrator puncak cabang pemerintahan mana pun ke pejabat tingkat yang lebih
rendah. Oleh karena itu, pengertian desentralisasi bisa juga dimaknai sebagai
penyerahan sebagian wewenang pimpinan kepada bawahan (atau pusat kepada cabang
dan sebagainya).

B. Jenis Desentralisasi
Setelah memahami pengertian desentralisasi, kamu juga perlu mengenali jenis-
jenisnya. Berikut jenis desentralisasi dalam pemerintahan:
1. Desentralisasi politik
Desentralisasi politik bertujuan untuk memberi warga negara atau perwakilan
terpilih mereka lebih banyak kekuasaan dalam pengambilan keputusan publik.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan bentuk-bentuk pemerintahan yang lebih

2
partisipatif dengan memberikan pengaruh yang lebih besar kepada warga negara,
atau perwakilan mereka dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan rencana.

2. Desentralisasi administrasi
Desentralisasi administratif melibatkan pendistribusian kembali wewenang,
tanggung jawab, dan sumber daya keuangan untuk menyediakan layanan publik
dari pemerintah pusat ke unit lokal instansi pemerintah, pemerintah daerah atau
badan publik semi-otonom atau perusahaan.
3. Desentralisasi fiskal
Tanggung jawab keuangan adalah komponen inti dari desentralisasi. Jika
pemerintah daerah dan organisasi swasta ingin menjalankan fungsi desentralisasi
secara efektif, mereka harus memiliki tingkat pendapatan yang memadai baik yang
diperoleh secara lokal atau ditransfer dari pemerintah pusat– serta kewenangan
untuk membuat keputusan tentang pengeluaran.
4. Desentralisasi pasar
Desentralisasi pasar melibatkan pengalihan tanggung jawab terhadap pasar
dari publik ke sektor swasta termasuk bisnis dan organisasi non-pemerintah.
Desentralisasi pasar mungkin melibatkan reformasi hukum konstitusional serta
pengesahan undang-undang baru.
5. Desentralisasi lingkungan
Dengan desentralisasi, pemerintah bisa lebih mengontrol hutan, air, mineral,
satwa liar dan sumber daya lain yang dimiliki. Pelimpahan kendali kepada
pemerintah daerah atau lokal terbukti merupakan cara yang efektif untuk
menangani masalah seperti penggunaan lahan ilegal, zonasi, kerusakan lingkungan,
dan eksploitasi.

C. Kelebihan Desentralisasi dalam Pemerintahan


Penerapan sistem pemerintahan desentralisasi ini tentunya memiliki kelebihan
dan kekurangan. Hal ini patut juga dipahami di samping pengertian desentralisasi.
Berikut beberapa kelebihannya:
1. Lebih efektif. Kelebihan desentralisasi yang paling utama adalah meningkatkan
efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan di semua daerah. Dengan
desentralisasi, penyelenggaraan pemerintah jadi lebih efektif karena tidak perlu

3
menunggu arahan langsung dari pusat. Pemerintah daerah tentunya tidak lagi harus
menunggu adanya intruksi dari pemerintah pusat untuk mengatasi masalah tertentu.
2. Meringankan pekerjaan pemerintah pusat. Dengan tiap daerah melaksanakan
kegiatan pemerintahannya sendiri, pekerjaan pemerintah pusat jadi lebih ringan.
Desentralisasi merupakan alternatif sebagai upaya mengurangi penumpukan
pekerjaan yang dimiliki pemerintah pusat.
3. Birokrasi tidak terlalu panjang. Dengan desentralisasi, proses birokrasi untuk
menjalankan pemerintahan daerah tidak terlalu panjang. Memangkas tahapan-
tahapan prosedural dalam birokrasi dapat membuat sistem pemerintahan lebih
efisien. Birokrasi yang panjang dan berbelit seringkali menjadi tempat terjadinya
tindak pidana korupsi.
4. Lebih efisien biaya. Salah satu kelebihan desentralisasi adalah lebih efisien dalam
segi biaya. Tanpa adanya birokrasi yang panjang dan wewenang pasar dan finansial
turut dipegang oleh pemerintah daerah, pengeluaran daerah jadi lebih terkontrol.
Pelayanan masyarakat akan menjadi lebih cepat dan efisien.
5. Kemajuan daerah terukur. Dengan desentralisasi, daerah-daerah yang tertinggal
akan lebih diperhatikan oleh pemerintah setempat. Pemerintah daerah jadi lebih
fokus membangun daerahnya. Pengembangan beserta perencanaan dari beragam
lembaga pemerintahan akan lebih terintegrasi.
6. Meningkatkan hubungan pusat dan daerah. Meski desentralisasi memungkinkan
daerah mengatur pemerintahannya sendiri, pemerintah pusat tetap ikut andil dalam
berbagai keputusan. Ini yang bisa membuat hubungan pusat dan daerah akan tetap
terjalin dengan baik.

D. Kekurangan Desentralisasi dalam Pemerintahan


1. Perbedaan kebijakan antar daerah. Adanya desentralisasi di tiap pemerintahan
daerah bisa menyebabkan perbedaan kebijakan antar daerah. Pemerintah daerah
yang bisa membuat kebijakannya sendiri bisa membuat tiap daerah memiliki
banyak perbedaan dalam sistem otonomi daerahnya.
2. Mendorong timbulnya paham kedaerahan. Desentralisasi juga memicu paham
kedaerahan yang kuat. Jika berlebihan, sikap ini dapat memicu perpecahan antar
daerah. Paham kedaerahan dapat menjadi ancaman bagi keutuhan nasional.
3. Mengikis peran pemerintah pusat. Berkurangnya peran pemerintah pusat bisa
mengikis keterlibatan pusat dalam daearah. Sebagai pemegang arahan tertinggi,
4
pemerintah pusat tetap harus memiliki peran utama dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah.
4. Penyelenggaraan lebih kompleks. Dengan desentralisasi, struktur dari
pemerintahan menjadi kian kompleks. Kebijakan pemerintah daerah bisa
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memutuskan sesuatu perkara.
Keseimbangan nasional bisa terganggu karena beragamnya kepentingan
pemerintah daerah.
5. Rawan eksploitasi kekayaan daerah. Desentralisasi juga bisa memicu eksploitasi
kekayaan daerah. Dengan desentralisasi, pemerintah daerah bisa bebas
menggunakan kekayaan daerahnya. Jika pemerintahan tidak berjalan dengan baik,
ini bisa memicu eksploitasi dan korupsi.
6. Tidak efektif jika pemerintah daerah tidak kompeten. Desentralisasi harus
dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang benar-benar kompeten. Jika pemerintah
tidak berjalan dengan baik, desentralisasi bisa menambah beban inefektivitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Desentralisasi pemerintahan memiliki aspek politik dan administratif.
Desentralisasi ini mungkin bersifat teritorial, memindahkan kekuasaan dari pusat kota
ke daerah lain, dan mungkin berfungsi memindahkan pengambilan keputusan dari
administrator puncak cabang pemerintahan mana pun ke pejabat tingkat yang lebih
rendah. Oleh karena itu, pengertian desentralisasi bisa juga dimaknai sebagai
penyerahan sebagian wewenang pimpinan kepada bawahan (atau pusat kepada cabang
dan sebagainya).

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya sajikan membahasa system desentralisasi
pemerintahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://hot.liputan6.com/read/4685982/pengertian-desentralisasi-jenis-serta-kelebihan-dan-
kekurangannya
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/
desentralisasi_dalam_kerangka_otonomi_daerah_di_indonesia.pdf
https://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/article/view/38

Anda mungkin juga menyukai