Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKONOMI PUBLIK II

KONSEP DESENTRALISASI

KELOMPOK :5

NAMA : MARIA SILVIANI AYUWOINDA (1810010010)

HELMI TAOPAN (1810010003)

SEMESTER / KELAS :5/A


PROGAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSA CENDANA, KUPANG
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas bimbingan dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Konsep Desentralisasi” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik II.

Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang
telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang materi yang di bahas.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki, untuk itu kami mengharapkan dukungan dari pembaca sekalian
demi menyempurnakan tugas makalah berikutnya. Terima kasih.

                                                                                                    Kupang, 25 September 2020

                                                                                                                                             

  Penulis
DAFTAR ISI

Cover
Kata pengantar.......................................................................................................
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...................................................................................................
1.2  Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3  Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Desentralisasi ...................................................................................................
2.1.1 Defenisi Desentralisasi...............................................................................

2.1.2 Jenis-jenis desentralisasi...............................................................................


2.1.3 Tujuan desentralisasi ……………………………………………………….

2.1.4 Dasar pemikiran dan argumentasi desentralisasi………………………….

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsekuensi diberlakukannya negara kesatuan atau Unitary State atau eenheidstaat,
maka Indonesia tidak memiliki negara dalam negara seperti yang dimiliki negara yang
berbentuk federasi. Negara Kesatuan adalah suatu bentuk negara dimana kekuasaan atau
kedaulatan negara sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah pusat, namun dalam pelaksanaan
kekuasaan dan kedaulatannya tersebut dapat melimpahkan sebagian kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan hak otonomi (negara kesatuan dengan sistem desentralisasi). Dengan
demikian keterikatan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah tidak mungkin
dilepaskan (Budiardjo1995).
Indonesia menganut model negara kesatuan yang menerapkan desentralisasi. Penegasan
ini terlihat dalam UUD 1945 pasal 18 yang menyebutkan bahwa: “pembagian daerah
indonesia atas besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan
dengan Undang-Undang (UU) dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan
dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desentralisasi ?
2. Apa saja jenis desentralisasi?
3. Apa tujuan desentralisasi?
4. Apa dasar pemikiran atau konsep desentralisasi dan argument mengenai desentralisasi.

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan penulisan dalam makalah ini,
yaitu sebagai berikut:
1.   Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi publik
2.   Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desentralisasi
3. Untuk mengetahui jenis dan tujuan desentralisasi
4.  Untuk mengetahui apa saja dasar pemikiran argiumentasi desentralisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DESENTRALISASI
2.1.1     Definisi Desentaraliasi
Secara formal, berdasar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas Otonomi.

Desentralisasi merupakan sebuah alat untuk mencapai salah satu tujuan bernegara,
khususnya dalam rangka memberikan pelayanan umum yang lebih baik dan menciptakan
proses pengambilan keputusan publik yang lebih demokratis. Desentralisasi dapat
diwujudkan dengan pelimpahan kewenangan kepada tingkat pemerintahan di bawahnya
untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan untuk memungut pajak (taxing power),
terbentuknya Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala Daerah yang dipilih oleh DPRD, dan
adanya bantuan dalam bentuk transfer dari Pemerintah Pusat. Desentralisasi tidaklah
mudah untuk didefinisikan, karena menyangkut berbagai bentuk dan dimensi yang
beragam, terutama menyangkut aspek fiskal, politik, perubahan administrasi dan sistem
pemerintahan dan pembangunan sosial dan ekonomi. Secara umum, desentralisasi
mencakup aspek-aspek politik (political decentralization); administratif (administrative
decentralization); fiskal (fiscal decentralization); dan ekonomi (economic or market
decentralization).

Desentralisasi fiskal, merupakan komponen utama dari desentralisasi. Apabila Pemerintah


Daerah melaksanakan fungsinya secara efektif dan mendapat kebebasan dalam
pengambilan keputusan pengeluaran di sektor publik, maka mereka harus mendapat
dukungan sumber-sumber keuangan yang memadai baik yang berasal dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Pinjaman, maupun Subsidi / Bantuan
dari Pemerintah Pusat.

Pelaksanaan desentralisasi fiskal akan berjalan dengan baik kalau didukung faktor-faktor
berikut:

1) Pemerintah Pusat yang mampu melakukan pengawasan dan enforcement


2) SDM yang kuat pada Pemda guna menggantikan peran Pemerintah Pusat;
3) Keseimbangan dan kejelasan dalam pembagian tanggung jawab dan kewenangan
dalam melakukan pungutan pajak dan retribusi daerah.

 2.1.2 Jenis Desentralisasi

Creema dan Rondinelli (1983) membagi desentralisasi menjadi empat tipe yaitu :

1) Desentralisasi politik, yang bertujuan menyalurkan semangat demokrasi secara


positif di masyarakat.
2) Desentralisasi administrasi, yang memiliki tiga bentuk utama yaitu dekonsentrasi,
delegasi, dan devolusi, bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
3) Desentralisasi fiskal, bertujuan memberikan kesempatan kepada daerah untuk
menggali berbagai sumber dana.
4) Desentralisasi ekonomi atau pasar, bertujuan untuk lebih memberikan tanggung
jawab yang berkaitan sektor publik ke sektor privat.
2.1.3 Tujuan Desentralisasi
1) mencegah pemusatan keuangan
2) sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan
rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
3) Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat local
sehingga dapat lebih realistis.
2.1.4 Dasar pemikiran dan argumentasi desentralisasi
 Dasar Pemikiran

Menurut Bird dan Vaillancort (2000), ada tiga variasi desentralisasi dalam kaitannya
dengan derajat kemandirian pengambilan keputusan yang dilakukan daerah. Pertama,
desentralisasi berarti pelepasan tanggung jawab yang berada dalam lingkungan pemerintah
pusat ke instansi vertikal di daerah atau ke pemerintah daerah. Kedua, delegasi berhubungan
dengan suatu situasi, yaitu daerah bertindak sebagai perwakilan pemerintah untuk
melaksanakan fungsi-fungsi tertentu atas nama pemerintah. Ketiga, devolusi (pelimpahan)
berhubungan dengan suatu situasi yang bukan saja implementasi tetapi juga kewenangan
untuk memutuskan apa yang perlu dikerjakan, berada di daerah. Beberapa ahli lainnya seperti
Siedentopf (1987), Davey (1983), Ichlasul Amal dan Nasikun (1989), dan Mills (1991) juga
menggunakan istilah desentraliasi untuk pengertian yang luas.  Menurut mereka istilah
desentralisasi mencakup baik desentralisasi  administratif maupun desentralisasi politik.

 Argumentasi Desentralisasi
1) Argumen Positif tentang Desentralisasi Administratif
Desentralisasi (baik yang vertikal maupun horizontal) akan mempercepat pengambilan
keputusan dengan mengurangi informasi yang berlebihan. Pengambilan keputusan yang
lebih cepat dianggap lebih esien.Desentralisasi berarti bahwa pengambilan keputusan-
keputusan dilakukan lebih dekat pada pengguna/konsumen sebuah produk atau
pelayanan. Itu bisa berarti bahwa pilihan (atas keputusan) tersebut menjadi lebih
responsif terhadap kebutuhan pengguna.Desentralisasi dapat meningkatkan kemampuan
organisasi untuk mempertimbangkan perbedaan antara kondisi lokal yang satu dengan
yang lainnya. Pelayanan bisa lebih baik bila sesuai dengan kondisi lokal (masing-masing
tempat)Desentralisasi bisa digunakan sebagai sebuah cara untuk mengurangi intervensi
politik bila manajer/pimpinan terbaiknya memang benar-benar bekerja diluar
politik.Desentralisasi mendorong adanya inovasi (karena ide-ide baru tidak lagi harus
atas persetujuan pusat)Desentralisasi dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan
pegawai dalam mengidentikasi sesuatu
2) Argumen Positif tentang Desentralisasi Politik
Devolusi kekuasaan politik akan membuat organisasi menjadi lebih dekat pada warga
Negara. Devolusi kekuasaan politik membuat kontrol politisi (pimpinan politik) menjadi
lebih lemah, sehingga menjadi lebih transparan dan lebih akuntabel. Devolusi kekuasaan
akan mendorong warga negara untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi
(bisa melalui voting, ikut hadir dalam pertemuan-pertemuan dan lain-lain). Devolusi
kekuasaan politik akan meningkatkan legitimasi ditingkat lokal bahkan regional
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Menurut UU NO. 23 TAHUN 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Desentralisasi adalah


penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan
Asas Otonomi.
Tujuan dari desntralisasi, sebagai berikut: mencegah pemusatan keuangan; sebagai usaha
pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pemerintahan; Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi
pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
Prinsip dasar yang dianut pada sistem federalisme adalah non-sentralisasi artinya bahwa pada
sistem federalisme, asas desentralisasi merupakan principal basic yang mendasari praktek
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini menyangkut asal kedaulatan dari negara tersebut.
Kedaulatan yang dimiliki oleh negara federal berasal dari negara-negara berdaulat yang
menyerahkan kewenangan sisa kepada pemerintah nasional (pusat) untuk dikelola bagi
kepentingan bersama. Kedaulatan di Negara kesatuan bersifat tunggal dan tidak dibagi kepada
daerah atau unit-unit pemerintahan dibawahnya, konsep Negara kesatuan menurut
artikel “Positive experiences of autonomous regions as a source of inspiration for conflict
resolution in Europe” dikatakan bahwa, “dalam Negara kesatuan, semua kekuasaan prinsipnya
merupakan milik pemerintah pusat, tapi status khusus diberikan pada entitas (daerah/satuan unit
tertentu) yang mempunyai tanggung jawab atas wilayah yang diberikan berdasarkan statusnya.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan, didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan
efesiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai