Anda di halaman 1dari 19

DESKRIPSI SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA

Mata Kuliah Pengantar Manajemen Sektor Publik

Disusun Oleh:

Alwin Kusuma Ramadhan ( 1906360112 )

Elis Septiyani ( 1906405533 )

Julia Khairun Nissa ( 1906405672 )

Muhammad Abdul Latif ( 1908405716 )

Rahma Dewi Puspa.K ( 1906405691 )

Zahrul Ramadhan ( 1906406302 )

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ”DESKRIPSI
SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA”

Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
.

Depok, 12 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1 Definisi Sektor Publik..................................................................................3
2.2 Ciri-Ciri Sektor Publik ................................................................................ 3
2.3 Definisi Sektor Swasta ................................................................................ 4
2.4 Ciri-Ciri Sektor Swasta ............................................................................... 4
2.5 Mengapa dalam Tatanan Negara Harus Ada Keduanya? ........................... 4
2.6 Perbandingan Manajemen Sektor Publik dengan Sektor Swasta ............... 7
BAB III
PENUTUP ......................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
3.2 Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan keorganisasian modern dewasa ini menjadi kompleks. Faktor ekonomi,


teknologi, sosial, manusia dan politik merupakan sebuah kelompok dinamis pengaruh
dan kendala atas organisasi dan manajemennya. Pada masa lampau manajemen telah
memusatkan perhatian pada kepemimpinan partisipatif guna mendorong kreativitas dan
inovasi, atau pada teknik-teknik perencanaan proyek dan pengawasan.

Ketidakpastian dan perubahan perlu dianggap sebagai peluang untuk menciptakan nilai
secara lebih efektif di dalam sebuah lingkungan dinamis, dan bukan sebagai sumber
timbulnya nonkonformitas dan ketegangan. Dewasa ini bagian lebih besar dari sumber
daya suatu organisasi perlu dikerahkan dalam bidang manajemen informasi disbanding
dengan situasi masa lampau. Komputer memberikan potensi luas untuk mencapai
efisiensi dalam pemrosesan informasi dan untuk memperbaiki efektivitas performa
manajemen. Akan tetapi, komputer juga dapat memungkinkan timbulnya
ketidakefisienan apabila hal tersebut tidak diimplementasikan atau dimanfaatkan dengan
cara yang tepat.

Evolusi pemikiran manajemen lebih banyak dicirikan oleh penambahan dan substitusi
dari pada integrasi perkembangan baru. Kita telah melihat gambaran bahwa ilmu
manajemen cenderung bersifat “terorientasi pada teknik”, sedangkan ilmu tentang
perilaku cenderung “terorientasi pada manusia”, dan berakibat pada munculnya sebuah
disiplin manajemen dengan ciri yang berbeda. Dalam memandang gerakan yang agak
siklis antara spesialisasi dan integrasi, makin terlihat bahwa problem-problem
spesialisasi cenderung melampaui manfaat yang diberikan sehingga menimbulkan
kebutuhan untuk memandang kembali pekerjaan seorang manajer dalam bentuk dan
cara yang bersifat lebih terintegrasi dan lebih holistik.

Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak dari dahulu sampai sekarang dan masa
yang akan datang yang selalu menjadi kata kunci adalah sejauh mana prinsip dan
komitmen ini mengkristal dan menjadi nilai kepribadian para elit dan segenap aparatur
negara bukan hanya segelintir pemimpin elit saja. Konsistensi diri, integritas dan kreasi
intelektual para elit penyelenggara negara dalam implementasi regulasi dan kebijakan
untuk menangani faktorfaktor atau problem internal dan eksternal dalam pengelolaan
negara menjadi faktor penentu keberhasilan yang diharapkan oleh segenap lapisan
masyarakat.

Selain itu, sistem tata kelola negara ini juga diharapkan akan selalu meningkat. Oleh
karena itu diperlukan sinergi antara beberapa sektor yang sekiranya akan sangat

1
berpengaruh dan bersangkutan erat dengan masyarakat dalam kehidupan sehari hari.
Hal hal tersebut dapat tercermin dari pelayanan pemerintah pada masyarakat umumnya.
Diantara beberapa sektor yang terlibat utamanya adalah sektor public dan sektor privat
dimana kedua sektor tersebut yang secara langsung akan terus berhubungan dengan
masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud sektor publik dan swasta?
b. Apa ciri atau karakterik dari sektor publik dan swasta?
c. Kenapa selalu ada sektor publik dan swasta?
d. Apa persamaan antara sektor publik dan swasta?
1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian dari sektor publik dan swasta


b. Untuk mengetahui ciri dari sektor publik dan swasta
c. Untuk mengetahui alasan adanya sektor publik dan swasta
d. Untuk mengetahui persamaan antara sektor publik dan swasta

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sektor Publik

Sektor publik adalah sektor penyedia kebutuhan publik, yang umumnya terdiri dari
organisasi publik. Organisasi Publik adalah organisasi yang dibuat oleh pemerintah untuk
tujuan kolektif (mementingkan hak bersama diatas hak pribadi) atau untuk tujuan politik.
Mereka bertanggung jawab kepada pejabat politik dan hukum yang berlaku. Organisasi public
meliputi banyak sekali aktivitas dan mencakup semua perangkat public yang terdiri dari
membuat, mengimplementasikan, dan menerapkan kebijakan publik. (Farhan dan
Horton:1993). Organisasi Publik umumnya terdiri atas lembaga pemerintahan dan BUMN.

Kebijakan Publik itu sendiri menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
memiliki arti sebagai “suatu keputusan atau seperangkat keputusan untuk menghadapi situasi
atau permasalahan, yang mengandung nilai-nilai tertentu, memuat ketentuan tentang tujuan,
cara dan sarana serta kegiatan untuk mencapainya. Kebijakan public dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga Pemerintah yang berwenang menyelenggarakan pemerintahan negara dan
pembangunan bangsa.” (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:2004).

Dalam menjalankan fungsinya organisasi public memiliki manajemen kebijakan publik.


Manajemen kebijakan publik merupakan “keseluruhan pengelolaan proses dalam berbagai
tahapannya (formulasi, implementasi, dan evaluasi kinerja) termasuk unsur atau aspek yang
terdapat dalam setiap tahapan (teknis, substansi, pelaku dan kelembagaannya), agar mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good
governance). Proses kebijakan public tersebut berlangsung dalam dinamika kehidupan
bernegara yang mengampu segenap unsur negara, yaitu pemerintahan negara, masyarakat
pada seluruh tingkatan dan satuan wilayah administrasi pemerintahan yang terbentang luas
dalam wilayah NKRI.” (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:2004)

2.2 Ciri-ciri Sektor Publik

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan

3
unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).

1. Unsur pertama, adalah setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi, lembaga


independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik.
2. Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau
memerlukan layanan (penerima layanan), pada dasarnya tidak memiliki daya tawar
atau tidak dalam posisi yang setara untuk menerima layanan, sehingga tidak memiliki
akses untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Posisi inilah yang mendorong
terjadinya komunikasi dua arah untuk melakukan KKN dan memperburuk citra
pelayanan dengan mewabahnya Pungli, dan ironisnya dianggap saling
menguntungkan.
3. Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan, unsur kepuasan
pelanggan menjadi perhatian penyelenggara pelayanan (Pemerintah), untuk
menetapkan arah kebijakan pelayanan publik yang berorienntasi untuk memuaskan
pelanggan, dan dilakukan melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja
manajemen pemerintahan.
Menurut para ahli, barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Rivalitas yang rendah
maknanya adalah barang/jasa tertentu yang telah dikonsumsi (digunakan) oleh seorang
individu tidak akan habis dan masih akan dapat digunakan oleh individu yang lain;
tanpa mengurangi manfaat dari barang/jasa tersebut serta kepuasan individu yang
menggunakannya kemudian. Sedangkan ekskludabilitas yang rendah maknanya,
produsen atau “pemilik” barang/jasa tersebut sulit untuk melakukan upaya guna
mencegah banyak orang untuk dapat menikmati barang/jasa yang dihasilkannya, sebab
biaya untuk mencegah individu-individu lain tidak dapat menikmati barang/jasa yang
mereka hasilkan jauh lebih mahal dibanding keuntungan yang akan mereka peroleh.
Jika ada barang/jasa yang memenuhi dua karakteristik tersebut maka kemudian disebut

4
sebagai barang/jasa publik. Dengan kata lain, barang/jasa publik dapat dikonsumsi
secara bersama-sama (joint consumption)

Para ahli lain juga mengatakan bahwa suatu barang/jasa dapat disebut sebagai
barang/jasa publik ketika, karena kepentingan strategis di masa yang akan datang,
negara memutuskan suatu jenis barang/jasa tertentu sebagai barang/jasa publik. Dengan
demikian, meskipun menurut berbagai klasifikasi sebagaimana telah di paparkan di
depan suatu barang/jasa termasuk sebagai kategori barang/jasa privat, barang/jasa
tersebut bisa menjadi barang/jasa publik ketika keputusan politik mengubahnya.
Contohnya, pendidikan di masa lalu dianggap sebagai barang privat sehingga setiap
individu harus memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan dengan biaya sendiri dari
penyelenggara pelayanan pendidikan, baik swasta maupun pemerintah. Namun
demikian, seiring berjalannya waktu pemerintah mengganggap pendidikan sebagai hal
yang penting untuk masa depan pembangunan bangsa sehingga diputuskan bahwa
pendidikan dijadikan sebagai barang publik dengan memberikan subsidi terhadap biaya
yang harus dibayar individu untuk memperoleh layanan pendidikan, bahkan pemerintah
membebaskan biaya pelayanan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar sampai
menengah melalui Program Wajib Belajar (WAJAR) sembilan tahun. Contoh lain dari
pergeseran barang privat menjadi barang publik adalah keterbukaan informasi.
Informasi terkait kepemilikan kekayaaan pribadi pada mulanya merupakan hal pribadi
yang tidak perlu diketahui oleh banyak pihak, namun kondisi menjadi perubahan
apabila pribadi seseorang mengalami pergeseran posisi,dari seorang pegawai biasa,
pengusaha, bahkan rakyat jelata, ketika yang bersangkutan bergeser posisi menjadi
pejabat negara, maka informasi harta kekayaan menjadi kewajiban untk dilaporkan
bahkan dipublikasikan ke masyarakat umum. Disisi lain terdapat pula kasus informasi
publik yang menjadi ranah pribadi (dianggap informasi pribadi), seperti misalnya
informasi terkait perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan
(pelayanan), atau informasi terkait adanya lowongan beasiswa, yang seharusnya
terinformasikan ke publik tetapi hanya disimpan sendiri. Kasus yang terakhir
merupakan pergeseran antara publik ke privat namun tidak dapat dibenarkan.
barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh

5
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan nonexcludable, serta
cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.

2.3 Definisi Sektor Swasta (Private Sector)

Selain terdapat organisasi sektor publik, di dalam kehidupan bernegara juga terdapat
organisasi sektor swasta atau biasa dsiebut dengan sektor privat. Pengertian dari ektor
privat sendiri adalah sebuah organisasi yang dibuat oleh individu untuk pasar atau
dengan tujuan kesejahteraan. Pada akhirnya ada ada yang bertanggung jawab pada
pemilik atau anggota mereka. Organisasi sektor privat terbagi ke dalam beberapa bentuk
seperti asosiasi, perusahaan, kemitraan , dan badan sukarela yang tidak memiliki
keterikatan. ( Farhan dan Horton, 1993 ).

2.4 Ciri-ciri Sektor Swasta (Private Sector)

Setelah mengetahui definisi dari organisasi swasta, adapun ciri-ciri dari organisasi
sektor swasta di antaranya ; organisasi ini bergerak dibidang industri seperti teknologi,
bank, keuangan, manufaktur, farmasi, properti, dan konstruksi, organisasi ini dimiliki
dan dikelola oleh perseorangan ataupun kelompok tertentu, pemerintah hanya sedikit
atau bahkan tidak ikut campur tangan dalam pendanaan, berorientasi pada profit, sangat
tergantung pada kekuatan finansial organisasi tersebut, dan budaya kerja yang
kompetitif.

2.5 Mengapa dalam tatanan negara harus ada keduanya?

Keberadaan orgnisasi sektor publik sangat dibutuhkan karena organisasi sektor public
merupakan organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan
barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain
yang diatur dalam hukum guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini,
pemerintah memiliki peran penting sebagai penyelenggara kekuasaan negara yaitu
menyediakan public goods and service untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara
adil dan merata. Selain itu, pemerintah juga merupakan bentuk organisasi sektor publik
terbesar yang bertanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menjunjung tinggi keinginan rakyat, melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan

6
berkeadilan sosial, serta menjalankan aspek-aspek fungsional dari pemerintahan secara
efektif dan efisien demi terwujudnya good governance. Organisasi sektor publik
memiliki peran penting dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga harus tetap ada dan dijaga keberadaannya. Adanya organisasi sektor publik
menjamin bahwa pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi,
dan perlindungan hukum dapat tersedia secara adil dan merata sesuai kemampuan
masyarakat. Pelayanan publik juga ditempatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
misalnya museum, perpustakaan, tempat parker, dan sebagainya. Selain itu, keberadaan
organisasi sektor publik juga mampu menciptakan persatuan dan kesatuan serta
melindungi hak dan kemerdekaan masyarakat melalui penetapan peraturan perundang-
undangan yang kuat dan jelas. Oleh karena itu, keberadaan organisasi sektor publik
sangat peting untuk menciptakan keteraturan dan kesejahteraan masyarakat karena tidak
mengharapkan keuntungan dari masyarakat. Selain organsisasi sektor publik, juga
terdapat organisasi sektor swasta yaitu organisasi yang berorientasi pada keuntungan
atau laba. Keberadaan organisasi sektor swasta tidak kalah penting dengan organisasi
sektor publik karena sektor swasta menjadi penyumbang modal yang cukup besar bagi
pengadaan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan
melalui investasi, akibat kekurangan dana yang dialami oleh sektor publik sehingga
menuntut terjalinnya kerja sama antara sektor publik dan swasta agar penyediaan
pelayanan publik tidak terhambat. Organisasi sektor publik dalam menjalankan
program-programnnya memang membutuhkan bantuan dari organisasi sektor swasta,
demikian pula dengan swasta yang mencari keuntungan dari investasi yang
dilakukannya sehingga akan semakin berkembang. Tetapi, sektor publik juga wajib
mengawasi keterlibatan sektor swasta di dalamnya agar tidak menimbulkan dampak
yang merugikan negara dan masyarakat sekitarnya. Intinya, organisasi sektor publik dan
organisasi sektor swasta sangat dibutuhkan keberadaannya dalam suatu negara demi
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

2.6 Perbandingan Manajemen Sektor Publik Dengan Sektor Swasta

Salah satu perbedaan manajemen pada sektor publik dan sektor swasta yang dapat
diidentifikasi dengan jelas adalah pada manajemen pelayanannya. Dalam bukunya

7
Management in the Public Domain, Public Money and Management, (Stewart &
Ranson, 1988), secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada
sektor publik dan manajemen pelayanan sektor swasta.

Model manajemen pelayanan sektor publik memiliki beberapa karakteristik yang


berbeda dengan sektor swasta, yaitu: pertama, sektor swasta lebih mendasarkan pada
pilihan individu (individual choice) dalam pasar. Organisasi di sektor swasta dituntut
untuk dapat memenuhi selera dan pilihan individual untuk memenuhi keputusan tiap-
tiap individu pelanggan. Keadaan seperti itu berbeda dengan yang terjadi pada sektor
publik. Sektor publik tidak mendasarkan pada pilihan individual dalam pasar akan tetapi
pilihan kolektif dalam pemerintahan. Organisasi sektor publik mendasarkan pada
tuntutan masyarakat yang sifatnya kolektif (massa). Untuk memenuhi tuntutan
individual tentu berbeda dengan pemenuhan tuntutan kolektif. Oleh karena itu,
manajemen pelayanan yang digunakan tentunya juga berbeda.

Kedua, karakteristik sektor swasta adalah dipengaruhi hukum permintaan dan


penawaran (supply and demand). Permintaan dan penawaran tersebut akan berdampak
pada harga suatu produk barang atau jasa. Sementara itu, penggerak sektor publik
adalah karena kebutuhan sumber daya. Adanya kebutuhan masyarakat terhadap sumber
daya, seperti air bersih, listrik, keamanan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya
menjadi alasan utama bagi sektor publik untuk menyediakannya. Dalam hal penyediaan
produk barang atau jasa pelayanan publik tersebut, sektor publik tidak bisa sepenuhnya
menggunakan prinsip mekanisme pasar. Dalam sistem pasar, harga ditentukan
sepenuhnya oleh penawaran dan permintaan, namun di sektor publik harga pelayanan
publik tidak bisa ditentukan murni berdasarkan harga pasar. Oleh karena itu,
manajemen pelayanan kepada publik di sektor publik dan sektor swasta tentu berbeda.

Ketiga, manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan
sektor publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan
manajemen pelayanan. Dalam organisasi sektor publik, informasi harus diberikan
kepada publik seluas mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
publik sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima seluruh masyarakat secara

8
menyeluruh. Sementara itu, di sektor swasta informasi yang disampaikan kepada publik
relatif terbatas. Informasi yang disampaikan terbatas pada laporan keuangan, sedangkan
anggaran dan rencana strategis perusahaan merupakan bagian dari rahasia perusahaan
sehingga tidak disampaikan ke publik.

Keempat, sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar (equity of market). Keadilan
pasar berarti adanya kesempatan yang sama untuk masuk pasar. Sektor swasta
berkepentingan untuk menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar (barrier to
entry). Keadilan pasar akan terjadi apabila terdapat kompetisi yang adil dalam pasar
sempurna, yaitu dengan tidak adanya monopoli atau monopsoni. Sementara itu,
orientasi sektor publik adalah menciptakan keadilan kebutuhan (equity of need).
Manajemen pelayanan sektor publik berkepentingan untuk menciptakan adanya
kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
misalnya kebutuhan terhadap kesehatan, pendidikan, dan sarana-sarana umum lainnya.

Kelima, tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan
pelanggan (selera pasar), sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan
keadilan dan kesejahteraan sosial. Sektor publik dihadapkan pada permasalahan
keadilan distribusi kesejahteraan sosial, sedangkan sektor swasta tidak dibebani
tanggung jawab untuk malakukan keadilan distributif seperti itu.

Keenam, organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja.
Pelanggan merupakan penguasa tertinggi. Sementara itu, dalam organisasi sektor publik
kekuasaan tertinggi adalah masyarakat. Dalam hal tertentu masyarakat merupakan
pelanggan, akan tetapi dalam keadaan tertentu juga masyarakat bukan menjadi
pelanggan. Sebagai contoh, masyarakat yang membeli jasa listrik dari PT. PLN adalah
pelanggan PT. PLN, sedangkan yang tidak berlangganan listrik bukanlah pelanggan PT.
PLN. Akan tetapi, pemerintah tidak bisa hanya memperhatikan masyarakat yang sudah
berlangganan listrik saja, karena pada dasarnya setiap masyarakat berhak memperolah
fasilitas listrik. Berdasarkan hal ini, maka manajemen pelayanan yang diterapkan di
sektor publik dan sektor swasta tentu akan berbeda.

9
Ketujuh, persaingan dalam sektor swasta merupakan instrumen pasar, sedangkan dalam
sektor publik yang merupakan instrumen pemerintahan adalah tindakan kolektif.
Keadaan inilah yang menyebabkan sektor publik tidak bisa menjadi murni pasar, akan
tetapi bersifat setengah pasar (quasi competition). Organisasi sektor publik tidak bisa
sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar bebas. Tindakan kolektif dari masyarakat bisa
membatasi tindakan pemerintah. Dalam sistem pemerintahan, sangat sulit bagi
pemerintah untuk memenuhi keinginan dan kepuasan tiap-tiap orang dan yang mungkin
dilakukan adalah pemenuhan keinginan kolektif.

Selain tujuh karakteristik yang diungkapkan oleh Stewart & Ranson di atas, masih
terdapat karakteristik unik lainnya, antara lain pelayanan pada sektor publik tidak
menjadikan laba sebagai tujuan utamanya dan keputusan dalam manajemen sektor
publik dapat bersifat memaksa. Hal ini berbeda dengan sektor swasta yang tidak bisa
memaksa pelanggannya. Masyarakat bisa dipaksa untuk mematuhi aturan atau
keputusan pemerintah, misalnya tentang penetapan tarif pajak dan harga pelayanan
tertentu.

Kekuatan sektor swasta adalah kekuatan pasar, sehingga kekuatan pasar yang akan
memaksa orang membeli atau keluar dari pasar. Sektor swasta bisa membebankan harga
yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda dan hal ini tidak akan mengundang protes
berupa demonstrasi. Akan tetapi, jika pemerintah sebagai organisasi penyedia layanan
publik menaikkan harga pelayanan publik, misalnya harga BBM, tarif dasar listrik dan
telepon, tarif PDAM, maka hal tersebut akan mengundang reaksi yang hebat dari
masyarakat. Hal seperti inilah yang sulit terjadi pada organisasi sektor swasta.

Antara manajemen publik dan manajemen swasta ada beberapa persamaan. Tetapi
disamping persamaan-persamaan yang ada, diantara manajemen publik dan manajemen
swasta ada juga perbedaan yang cukup besar. Perbedaan dalam konteks, orientasi nilai,
sasaran pelayanan.

Persamaan-persamaan antara sektor publik dan sektor swasta adalah pada peran dan
fungsi manajemen. Sementara itu perbedaannya cukup besar, antara lain sistem nilai
dan landasan ideologinya berbeda. Dunia bisnis merupakan produk dari ideologi

10
kapitalistik: yang mengurus soal : pemasukan, biaya, keuntungan, dan pengembangan
investasi. Sedangkan manjemen publik, yang terkait erat dengan adminsitrasi publik,
landasan ideologinya muncul dari konstitusi, seperti: kedaulatan rakyat, pembagian
wewenang, hak-hak asasi, pluralisme, keuntungan publik, barang-barang publik (public
goods), kebebasan mengakses informasi, perwakilan (representativeness), persamaan
kesempatan, dan persaan dalam perlakuan.

Menurut Allison,(1986) dalam artikelnya pernah menuliskan beberapa perbedaan antara


manajemen swasta dan manajemen publik. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:

1. Perspektif waktu

Manajer publik mempunyai perspektif waktu yang lebih pendek sesuai kepentingan dan
kalender politik dibanding manajer swasta. Manajer swasta bisa dikatakan punya waktu
yang hampir tidak terbatas. Pembatasan waktu bagi manajer swasta dibatasi oleh
kemampuannya sendiri, bisa kemampuan keuangan maupun kemampuan keahlian.
Tetapi kalau manajer publik tergantung prestasi, peta politik, dan waktu rotasi jabatan.

2. Lama waktu pelayanan

Lamanya pelayanan yang diberikan oleh manajer yang ditunjuk secara politis relatif
singkat. Sementara itu manajer swasta cenderung memiliki masa kerja yang relatif lebih
lama.

3. Standar ukuran keberhasilan

Standar dan ukuran keberhasilan dari manajemen publik lebih kabur atau sulit
disepakati dibanding standar atau ukuran untuk menilai keberhasilan manajemen
swasta. Misalnya: laba perusahaan, perluasan produksi dan sebagainya, Kalau ukuran
keberhasilan pelayanan Dinas Kesehatan apa saja.

4. Personalia

Dalam birokrasi publik selain pegawai yang diangkat melalui prosedur, seleksi pegawai
ada juga pejabat negara yang diangkat secara politis. Akibatnya penegendalian pegawai
dan penempatan pegawai sesuai profesionalismenya relatif lebih sukar. Di organisasi

11
swasta kelompok terakhir ini tidak ada. Di swasta mengendalikan pegawai lebih mudah.
Misalnya :

untuk memecat pegawai, memindah pegawai, dan sebagainya.

5. Tekanan pelayanan

Tekanan pelayanan di organisasi swasta cenderung menenkankan aspek pencapaian


efisiensi organisasi, yang diwakili penghitungan untung rugi. Sementara itu organisasi
publik lebih menekankan pada perataan atau keadilan. Sehingga pencapaian sasaran ini
menjadi sulit diukur.

6. Prosesnya

Proses organisasi publik dalam arti sepak terjang pelaksanaan pekerjaan di organisasi
publik lebih sering menjadi sorotan publik dibanding organisasi swasta. Dengan kata
lain sifat manajemen publik lebih terbuka terhadap sorotan masyarakat dibanding
manajemen swasta.

7. Peran media masa

Manajer publik lebih sering menghadapi pers dibanding manajer swasta.


Keputusanke[utusan manajer publik sering telah dikupas oleh pers. Sebaliknya bagi
manajer swasta lebih jarang terjadi hal yang demikian.

8. Tekanan dalam pengambilan keputusan

Bagi manajer publik lebih sulit untuk mencari kompromi terhadap tekanan yang datang
dari berbagai arah dan lebih sulit menciptakan koalisi dengan orang dalam atau orang
luar supaya dapat mengambil keputusan yang baik bagi kelangsungannya.
Kontradiksikontradiksi dalam pengambilan keputusan seperti itu lebih jarang dihadapi
di manajer swasta, sehingga arus keputusan lebih tegas mengalir dari atasan kepada
bawahan.

9. Kebebasan menentukan langkah

12
Manajer publik sering menjadi obyek sorotan lembaga legislatif maupun yudikatif .
Karena itu mengurangi kebebasan manajer publik dalam menentukan langkah-
langkahnya. Hal yang seperti itu kurang terjadi di manajer swasta.

10. Kejelasan misi

Misi organisasi publik seringkali tidak sejelas organisasi swasta. Misi organisasi publik
misalnya menciptakan masyarkat yang sejahtera, jelas lebih kabur dan lebih sulit diukur
hasilnya dibanding organisasi swasta yaitu mencari keuntungan, pemasaran yang baik,
dan kelangsungan organisasi.

Menurut Ring dan Perry ada 4 poin utama perbedaan sektor publik dan sektor privat:

1. Sektor publik memiliki kerentanan terhadap konflik tujuan dan sasaran dalam
mengimplementasikan kebijakan lebih tinggi daripada sektor swasta.

2. Sektor publik lebih terbuka terhadap lingkungan luarnya daripada sektor swasta.

3. Sektor publik melayani stakeholders yang lebih beragam / berbeda-beda sehingga


lebih sulit untuk suatau isu dan strategi yang digunakan untuk mencapainya daripada
sektor swasta.

4. Sektor publik lebih memiliki keterbatasan waktu, yang dibatasi oleh periode suksesi
pimpinan eksekutif, dan perubahan komposisi lembaga pembuat kebijakan.

5. Sektor publik dibayangi oleh koalisi yang rentan antara kelompok politik, sehingga
penetapan isu strategisnya lebih cenderung berkaitan dengan usaha mengamankan
koalisi tersebut.

6. Sektor publi lebih rentan terhadap intervensi atau pengaruh dari berbagai kelompok
kepentingan dalam emngambil suatu kebijakan, sehingga sringkali mengganggu
rasionalitas dan efektifitas suatu kebijakan yang diambil.

Persamaan Sektor Publik Dan Sektor Privat

1. Keduanya merupakan bagian yang integral dari sistem ekonomi negara, dan
sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi;

13
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga harus menggunakannya secara ekonomis,
efisien dan efektif;
3. Pengendalian manajemen yang sama, perencanaan, pengendalian
pertanggungjawaban;
4. Menghasilkan produk yang sama, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan
jenis pelayanan lainnya;
5. Keduanya terikat pada ketentuan perundang-undangan dan hukum yang
disyaratkan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasrkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
sektor publik merupakan organisasi penyedia kebutuhan publik seperti barang
atau jasa. Organisasi sektor publik berorientasi pada kesejahteraan masyarakat
tanpa mengharapkan keuntungan. Adanya sektor publik menjamin terlaksananya
pelayanan publik secara adil dan merata. Organisasi sektor publik terdiri atas
tiga unsur yaitu penyelenggara, penerima, dan kepuasan. Sedangkan, Organisasi
sektor swasta merupakan organisasi buatan individu untuk pasar yang
berorientasi pada keuntungan atau laba. Kedua organisasi tersebut memiliki
persamaan yaitu menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat tetapi dengan
tujuan yang berbeda. Organisasi sektor public mengarah pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat guna mencapai kesejahteraan sedangkan organisasi sektor
publik bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa organisasi sektor publik membutuhkan keberadaan
sektor swasta sebagai penopang kebutuhan modal melalui investasi yang
dilakukan untuk menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat. Namun,
pergerakan sektor swasta membutuhkan pengawasan yang ketat agar tidak
melakukan tindakan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Latar
belakang tujuan yang berbeda tentu menjadi hambatan bagi kedua sektor untuk
dapat berjalan beriringan, apalagi sektor swasta yang berusaha mengambil
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa
memikirkan akibat yang ditimbulkan.

3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya kajian dan pemahaman lebih
lanjut agar nanti nya pembaca dapat lebih memahami mengenai masing-masing
sektor yaitu anatara sektor public dan sektor privat.

15
DAFTAR PUSTAKA

christie, y. (n.d.). Retrieved Februari 12, 2020, from academia.edu:


https://www.academia.edu/6619813

Fadhly, Z. (2016). Perbandingan Manajemen Sektor Pemerintah dan Sektor Swasta. Retrieved
from http://180.250.41.45/jppolicy/article/view/1014/804

Farnham, D., & Homston, S. (1996). Managing the new public services. Marcmilan education
UK ..

Lembaga Administrasi Negara Indonesia. (2004). Sistem Administrasi Negara Kesatuan


Repbulik Indonesia. Jakarta: CV. RAGA MEULBA.

Tim Penulis. (t.thn.). Dipetik Februari 12, 2020, dari walkstreetmojo.com :


https://www.wallstreetmojo.com/public-sector-vs-private-sector/

16

Anda mungkin juga menyukai