Disusun Oleh:
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ”DESKRIPSI
SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA”
Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan
hati yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Ketidakpastian dan perubahan perlu dianggap sebagai peluang untuk menciptakan nilai
secara lebih efektif di dalam sebuah lingkungan dinamis, dan bukan sebagai sumber
timbulnya nonkonformitas dan ketegangan. Dewasa ini bagian lebih besar dari sumber
daya suatu organisasi perlu dikerahkan dalam bidang manajemen informasi disbanding
dengan situasi masa lampau. Komputer memberikan potensi luas untuk mencapai
efisiensi dalam pemrosesan informasi dan untuk memperbaiki efektivitas performa
manajemen. Akan tetapi, komputer juga dapat memungkinkan timbulnya
ketidakefisienan apabila hal tersebut tidak diimplementasikan atau dimanfaatkan dengan
cara yang tepat.
Evolusi pemikiran manajemen lebih banyak dicirikan oleh penambahan dan substitusi
dari pada integrasi perkembangan baru. Kita telah melihat gambaran bahwa ilmu
manajemen cenderung bersifat “terorientasi pada teknik”, sedangkan ilmu tentang
perilaku cenderung “terorientasi pada manusia”, dan berakibat pada munculnya sebuah
disiplin manajemen dengan ciri yang berbeda. Dalam memandang gerakan yang agak
siklis antara spesialisasi dan integrasi, makin terlihat bahwa problem-problem
spesialisasi cenderung melampaui manfaat yang diberikan sehingga menimbulkan
kebutuhan untuk memandang kembali pekerjaan seorang manajer dalam bentuk dan
cara yang bersifat lebih terintegrasi dan lebih holistik.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak dari dahulu sampai sekarang dan masa
yang akan datang yang selalu menjadi kata kunci adalah sejauh mana prinsip dan
komitmen ini mengkristal dan menjadi nilai kepribadian para elit dan segenap aparatur
negara bukan hanya segelintir pemimpin elit saja. Konsistensi diri, integritas dan kreasi
intelektual para elit penyelenggara negara dalam implementasi regulasi dan kebijakan
untuk menangani faktorfaktor atau problem internal dan eksternal dalam pengelolaan
negara menjadi faktor penentu keberhasilan yang diharapkan oleh segenap lapisan
masyarakat.
Selain itu, sistem tata kelola negara ini juga diharapkan akan selalu meningkat. Oleh
karena itu diperlukan sinergi antara beberapa sektor yang sekiranya akan sangat
1
berpengaruh dan bersangkutan erat dengan masyarakat dalam kehidupan sehari hari.
Hal hal tersebut dapat tercermin dari pelayanan pemerintah pada masyarakat umumnya.
Diantara beberapa sektor yang terlibat utamanya adalah sektor public dan sektor privat
dimana kedua sektor tersebut yang secara langsung akan terus berhubungan dengan
masyarakat luas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sektor publik adalah sektor penyedia kebutuhan publik, yang umumnya terdiri dari
organisasi publik. Organisasi Publik adalah organisasi yang dibuat oleh pemerintah untuk
tujuan kolektif (mementingkan hak bersama diatas hak pribadi) atau untuk tujuan politik.
Mereka bertanggung jawab kepada pejabat politik dan hukum yang berlaku. Organisasi public
meliputi banyak sekali aktivitas dan mencakup semua perangkat public yang terdiri dari
membuat, mengimplementasikan, dan menerapkan kebijakan publik. (Farhan dan
Horton:1993). Organisasi Publik umumnya terdiri atas lembaga pemerintahan dan BUMN.
Kebijakan Publik itu sendiri menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
memiliki arti sebagai “suatu keputusan atau seperangkat keputusan untuk menghadapi situasi
atau permasalahan, yang mengandung nilai-nilai tertentu, memuat ketentuan tentang tujuan,
cara dan sarana serta kegiatan untuk mencapainya. Kebijakan public dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga Pemerintah yang berwenang menyelenggarakan pemerintahan negara dan
pembangunan bangsa.” (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia:2004).
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
3
unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
4
sebagai barang/jasa publik. Dengan kata lain, barang/jasa publik dapat dikonsumsi
secara bersama-sama (joint consumption)
Para ahli lain juga mengatakan bahwa suatu barang/jasa dapat disebut sebagai
barang/jasa publik ketika, karena kepentingan strategis di masa yang akan datang,
negara memutuskan suatu jenis barang/jasa tertentu sebagai barang/jasa publik. Dengan
demikian, meskipun menurut berbagai klasifikasi sebagaimana telah di paparkan di
depan suatu barang/jasa termasuk sebagai kategori barang/jasa privat, barang/jasa
tersebut bisa menjadi barang/jasa publik ketika keputusan politik mengubahnya.
Contohnya, pendidikan di masa lalu dianggap sebagai barang privat sehingga setiap
individu harus memenuhi kebutuhan pelayanan pendidikan dengan biaya sendiri dari
penyelenggara pelayanan pendidikan, baik swasta maupun pemerintah. Namun
demikian, seiring berjalannya waktu pemerintah mengganggap pendidikan sebagai hal
yang penting untuk masa depan pembangunan bangsa sehingga diputuskan bahwa
pendidikan dijadikan sebagai barang publik dengan memberikan subsidi terhadap biaya
yang harus dibayar individu untuk memperoleh layanan pendidikan, bahkan pemerintah
membebaskan biaya pelayanan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar sampai
menengah melalui Program Wajib Belajar (WAJAR) sembilan tahun. Contoh lain dari
pergeseran barang privat menjadi barang publik adalah keterbukaan informasi.
Informasi terkait kepemilikan kekayaaan pribadi pada mulanya merupakan hal pribadi
yang tidak perlu diketahui oleh banyak pihak, namun kondisi menjadi perubahan
apabila pribadi seseorang mengalami pergeseran posisi,dari seorang pegawai biasa,
pengusaha, bahkan rakyat jelata, ketika yang bersangkutan bergeser posisi menjadi
pejabat negara, maka informasi harta kekayaan menjadi kewajiban untk dilaporkan
bahkan dipublikasikan ke masyarakat umum. Disisi lain terdapat pula kasus informasi
publik yang menjadi ranah pribadi (dianggap informasi pribadi), seperti misalnya
informasi terkait perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan
(pelayanan), atau informasi terkait adanya lowongan beasiswa, yang seharusnya
terinformasikan ke publik tetapi hanya disimpan sendiri. Kasus yang terakhir
merupakan pergeseran antara publik ke privat namun tidak dapat dibenarkan.
barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh
5
sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan nonexcludable, serta
cara mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Selain terdapat organisasi sektor publik, di dalam kehidupan bernegara juga terdapat
organisasi sektor swasta atau biasa dsiebut dengan sektor privat. Pengertian dari ektor
privat sendiri adalah sebuah organisasi yang dibuat oleh individu untuk pasar atau
dengan tujuan kesejahteraan. Pada akhirnya ada ada yang bertanggung jawab pada
pemilik atau anggota mereka. Organisasi sektor privat terbagi ke dalam beberapa bentuk
seperti asosiasi, perusahaan, kemitraan , dan badan sukarela yang tidak memiliki
keterikatan. ( Farhan dan Horton, 1993 ).
Setelah mengetahui definisi dari organisasi swasta, adapun ciri-ciri dari organisasi
sektor swasta di antaranya ; organisasi ini bergerak dibidang industri seperti teknologi,
bank, keuangan, manufaktur, farmasi, properti, dan konstruksi, organisasi ini dimiliki
dan dikelola oleh perseorangan ataupun kelompok tertentu, pemerintah hanya sedikit
atau bahkan tidak ikut campur tangan dalam pendanaan, berorientasi pada profit, sangat
tergantung pada kekuatan finansial organisasi tersebut, dan budaya kerja yang
kompetitif.
Keberadaan orgnisasi sektor publik sangat dibutuhkan karena organisasi sektor public
merupakan organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan
barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain
yang diatur dalam hukum guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini,
pemerintah memiliki peran penting sebagai penyelenggara kekuasaan negara yaitu
menyediakan public goods and service untuk mencapai kesejahteraan masyarakat secara
adil dan merata. Selain itu, pemerintah juga merupakan bentuk organisasi sektor publik
terbesar yang bertanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menjunjung tinggi keinginan rakyat, melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan
6
berkeadilan sosial, serta menjalankan aspek-aspek fungsional dari pemerintahan secara
efektif dan efisien demi terwujudnya good governance. Organisasi sektor publik
memiliki peran penting dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga harus tetap ada dan dijaga keberadaannya. Adanya organisasi sektor publik
menjamin bahwa pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi,
dan perlindungan hukum dapat tersedia secara adil dan merata sesuai kemampuan
masyarakat. Pelayanan publik juga ditempatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
misalnya museum, perpustakaan, tempat parker, dan sebagainya. Selain itu, keberadaan
organisasi sektor publik juga mampu menciptakan persatuan dan kesatuan serta
melindungi hak dan kemerdekaan masyarakat melalui penetapan peraturan perundang-
undangan yang kuat dan jelas. Oleh karena itu, keberadaan organisasi sektor publik
sangat peting untuk menciptakan keteraturan dan kesejahteraan masyarakat karena tidak
mengharapkan keuntungan dari masyarakat. Selain organsisasi sektor publik, juga
terdapat organisasi sektor swasta yaitu organisasi yang berorientasi pada keuntungan
atau laba. Keberadaan organisasi sektor swasta tidak kalah penting dengan organisasi
sektor publik karena sektor swasta menjadi penyumbang modal yang cukup besar bagi
pengadaan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut dilakukan
melalui investasi, akibat kekurangan dana yang dialami oleh sektor publik sehingga
menuntut terjalinnya kerja sama antara sektor publik dan swasta agar penyediaan
pelayanan publik tidak terhambat. Organisasi sektor publik dalam menjalankan
program-programnnya memang membutuhkan bantuan dari organisasi sektor swasta,
demikian pula dengan swasta yang mencari keuntungan dari investasi yang
dilakukannya sehingga akan semakin berkembang. Tetapi, sektor publik juga wajib
mengawasi keterlibatan sektor swasta di dalamnya agar tidak menimbulkan dampak
yang merugikan negara dan masyarakat sekitarnya. Intinya, organisasi sektor publik dan
organisasi sektor swasta sangat dibutuhkan keberadaannya dalam suatu negara demi
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu perbedaan manajemen pada sektor publik dan sektor swasta yang dapat
diidentifikasi dengan jelas adalah pada manajemen pelayanannya. Dalam bukunya
7
Management in the Public Domain, Public Money and Management, (Stewart &
Ranson, 1988), secara umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada
sektor publik dan manajemen pelayanan sektor swasta.
Ketiga, manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan
sektor publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan
manajemen pelayanan. Dalam organisasi sektor publik, informasi harus diberikan
kepada publik seluas mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
publik sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima seluruh masyarakat secara
8
menyeluruh. Sementara itu, di sektor swasta informasi yang disampaikan kepada publik
relatif terbatas. Informasi yang disampaikan terbatas pada laporan keuangan, sedangkan
anggaran dan rencana strategis perusahaan merupakan bagian dari rahasia perusahaan
sehingga tidak disampaikan ke publik.
Keempat, sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar (equity of market). Keadilan
pasar berarti adanya kesempatan yang sama untuk masuk pasar. Sektor swasta
berkepentingan untuk menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar (barrier to
entry). Keadilan pasar akan terjadi apabila terdapat kompetisi yang adil dalam pasar
sempurna, yaitu dengan tidak adanya monopoli atau monopsoni. Sementara itu,
orientasi sektor publik adalah menciptakan keadilan kebutuhan (equity of need).
Manajemen pelayanan sektor publik berkepentingan untuk menciptakan adanya
kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
misalnya kebutuhan terhadap kesehatan, pendidikan, dan sarana-sarana umum lainnya.
Kelima, tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan
pelanggan (selera pasar), sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan
keadilan dan kesejahteraan sosial. Sektor publik dihadapkan pada permasalahan
keadilan distribusi kesejahteraan sosial, sedangkan sektor swasta tidak dibebani
tanggung jawab untuk malakukan keadilan distributif seperti itu.
Keenam, organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja.
Pelanggan merupakan penguasa tertinggi. Sementara itu, dalam organisasi sektor publik
kekuasaan tertinggi adalah masyarakat. Dalam hal tertentu masyarakat merupakan
pelanggan, akan tetapi dalam keadaan tertentu juga masyarakat bukan menjadi
pelanggan. Sebagai contoh, masyarakat yang membeli jasa listrik dari PT. PLN adalah
pelanggan PT. PLN, sedangkan yang tidak berlangganan listrik bukanlah pelanggan PT.
PLN. Akan tetapi, pemerintah tidak bisa hanya memperhatikan masyarakat yang sudah
berlangganan listrik saja, karena pada dasarnya setiap masyarakat berhak memperolah
fasilitas listrik. Berdasarkan hal ini, maka manajemen pelayanan yang diterapkan di
sektor publik dan sektor swasta tentu akan berbeda.
9
Ketujuh, persaingan dalam sektor swasta merupakan instrumen pasar, sedangkan dalam
sektor publik yang merupakan instrumen pemerintahan adalah tindakan kolektif.
Keadaan inilah yang menyebabkan sektor publik tidak bisa menjadi murni pasar, akan
tetapi bersifat setengah pasar (quasi competition). Organisasi sektor publik tidak bisa
sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar bebas. Tindakan kolektif dari masyarakat bisa
membatasi tindakan pemerintah. Dalam sistem pemerintahan, sangat sulit bagi
pemerintah untuk memenuhi keinginan dan kepuasan tiap-tiap orang dan yang mungkin
dilakukan adalah pemenuhan keinginan kolektif.
Selain tujuh karakteristik yang diungkapkan oleh Stewart & Ranson di atas, masih
terdapat karakteristik unik lainnya, antara lain pelayanan pada sektor publik tidak
menjadikan laba sebagai tujuan utamanya dan keputusan dalam manajemen sektor
publik dapat bersifat memaksa. Hal ini berbeda dengan sektor swasta yang tidak bisa
memaksa pelanggannya. Masyarakat bisa dipaksa untuk mematuhi aturan atau
keputusan pemerintah, misalnya tentang penetapan tarif pajak dan harga pelayanan
tertentu.
Kekuatan sektor swasta adalah kekuatan pasar, sehingga kekuatan pasar yang akan
memaksa orang membeli atau keluar dari pasar. Sektor swasta bisa membebankan harga
yang berbeda untuk pelanggan yang berbeda dan hal ini tidak akan mengundang protes
berupa demonstrasi. Akan tetapi, jika pemerintah sebagai organisasi penyedia layanan
publik menaikkan harga pelayanan publik, misalnya harga BBM, tarif dasar listrik dan
telepon, tarif PDAM, maka hal tersebut akan mengundang reaksi yang hebat dari
masyarakat. Hal seperti inilah yang sulit terjadi pada organisasi sektor swasta.
Antara manajemen publik dan manajemen swasta ada beberapa persamaan. Tetapi
disamping persamaan-persamaan yang ada, diantara manajemen publik dan manajemen
swasta ada juga perbedaan yang cukup besar. Perbedaan dalam konteks, orientasi nilai,
sasaran pelayanan.
Persamaan-persamaan antara sektor publik dan sektor swasta adalah pada peran dan
fungsi manajemen. Sementara itu perbedaannya cukup besar, antara lain sistem nilai
dan landasan ideologinya berbeda. Dunia bisnis merupakan produk dari ideologi
10
kapitalistik: yang mengurus soal : pemasukan, biaya, keuntungan, dan pengembangan
investasi. Sedangkan manjemen publik, yang terkait erat dengan adminsitrasi publik,
landasan ideologinya muncul dari konstitusi, seperti: kedaulatan rakyat, pembagian
wewenang, hak-hak asasi, pluralisme, keuntungan publik, barang-barang publik (public
goods), kebebasan mengakses informasi, perwakilan (representativeness), persamaan
kesempatan, dan persaan dalam perlakuan.
1. Perspektif waktu
Manajer publik mempunyai perspektif waktu yang lebih pendek sesuai kepentingan dan
kalender politik dibanding manajer swasta. Manajer swasta bisa dikatakan punya waktu
yang hampir tidak terbatas. Pembatasan waktu bagi manajer swasta dibatasi oleh
kemampuannya sendiri, bisa kemampuan keuangan maupun kemampuan keahlian.
Tetapi kalau manajer publik tergantung prestasi, peta politik, dan waktu rotasi jabatan.
Lamanya pelayanan yang diberikan oleh manajer yang ditunjuk secara politis relatif
singkat. Sementara itu manajer swasta cenderung memiliki masa kerja yang relatif lebih
lama.
Standar dan ukuran keberhasilan dari manajemen publik lebih kabur atau sulit
disepakati dibanding standar atau ukuran untuk menilai keberhasilan manajemen
swasta. Misalnya: laba perusahaan, perluasan produksi dan sebagainya, Kalau ukuran
keberhasilan pelayanan Dinas Kesehatan apa saja.
4. Personalia
Dalam birokrasi publik selain pegawai yang diangkat melalui prosedur, seleksi pegawai
ada juga pejabat negara yang diangkat secara politis. Akibatnya penegendalian pegawai
dan penempatan pegawai sesuai profesionalismenya relatif lebih sukar. Di organisasi
11
swasta kelompok terakhir ini tidak ada. Di swasta mengendalikan pegawai lebih mudah.
Misalnya :
5. Tekanan pelayanan
6. Prosesnya
Proses organisasi publik dalam arti sepak terjang pelaksanaan pekerjaan di organisasi
publik lebih sering menjadi sorotan publik dibanding organisasi swasta. Dengan kata
lain sifat manajemen publik lebih terbuka terhadap sorotan masyarakat dibanding
manajemen swasta.
Bagi manajer publik lebih sulit untuk mencari kompromi terhadap tekanan yang datang
dari berbagai arah dan lebih sulit menciptakan koalisi dengan orang dalam atau orang
luar supaya dapat mengambil keputusan yang baik bagi kelangsungannya.
Kontradiksikontradiksi dalam pengambilan keputusan seperti itu lebih jarang dihadapi
di manajer swasta, sehingga arus keputusan lebih tegas mengalir dari atasan kepada
bawahan.
12
Manajer publik sering menjadi obyek sorotan lembaga legislatif maupun yudikatif .
Karena itu mengurangi kebebasan manajer publik dalam menentukan langkah-
langkahnya. Hal yang seperti itu kurang terjadi di manajer swasta.
Misi organisasi publik seringkali tidak sejelas organisasi swasta. Misi organisasi publik
misalnya menciptakan masyarkat yang sejahtera, jelas lebih kabur dan lebih sulit diukur
hasilnya dibanding organisasi swasta yaitu mencari keuntungan, pemasaran yang baik,
dan kelangsungan organisasi.
Menurut Ring dan Perry ada 4 poin utama perbedaan sektor publik dan sektor privat:
1. Sektor publik memiliki kerentanan terhadap konflik tujuan dan sasaran dalam
mengimplementasikan kebijakan lebih tinggi daripada sektor swasta.
2. Sektor publik lebih terbuka terhadap lingkungan luarnya daripada sektor swasta.
4. Sektor publik lebih memiliki keterbatasan waktu, yang dibatasi oleh periode suksesi
pimpinan eksekutif, dan perubahan komposisi lembaga pembuat kebijakan.
5. Sektor publik dibayangi oleh koalisi yang rentan antara kelompok politik, sehingga
penetapan isu strategisnya lebih cenderung berkaitan dengan usaha mengamankan
koalisi tersebut.
6. Sektor publi lebih rentan terhadap intervensi atau pengaruh dari berbagai kelompok
kepentingan dalam emngambil suatu kebijakan, sehingga sringkali mengganggu
rasionalitas dan efektifitas suatu kebijakan yang diambil.
1. Keduanya merupakan bagian yang integral dari sistem ekonomi negara, dan
sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi;
13
2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu kelangkaan sumber daya
(scarcity of resources), sehingga harus menggunakannya secara ekonomis,
efisien dan efektif;
3. Pengendalian manajemen yang sama, perencanaan, pengendalian
pertanggungjawaban;
4. Menghasilkan produk yang sama, transportasi, pendidikan, kesehatan, dan
jenis pelayanan lainnya;
5. Keduanya terikat pada ketentuan perundang-undangan dan hukum yang
disyaratkan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasrkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi
sektor publik merupakan organisasi penyedia kebutuhan publik seperti barang
atau jasa. Organisasi sektor publik berorientasi pada kesejahteraan masyarakat
tanpa mengharapkan keuntungan. Adanya sektor publik menjamin terlaksananya
pelayanan publik secara adil dan merata. Organisasi sektor publik terdiri atas
tiga unsur yaitu penyelenggara, penerima, dan kepuasan. Sedangkan, Organisasi
sektor swasta merupakan organisasi buatan individu untuk pasar yang
berorientasi pada keuntungan atau laba. Kedua organisasi tersebut memiliki
persamaan yaitu menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat tetapi dengan
tujuan yang berbeda. Organisasi sektor public mengarah pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat guna mencapai kesejahteraan sedangkan organisasi sektor
publik bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa organisasi sektor publik membutuhkan keberadaan
sektor swasta sebagai penopang kebutuhan modal melalui investasi yang
dilakukan untuk menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat. Namun,
pergerakan sektor swasta membutuhkan pengawasan yang ketat agar tidak
melakukan tindakan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Latar
belakang tujuan yang berbeda tentu menjadi hambatan bagi kedua sektor untuk
dapat berjalan beriringan, apalagi sektor swasta yang berusaha mengambil
kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa
memikirkan akibat yang ditimbulkan.
3.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya kajian dan pemahaman lebih
lanjut agar nanti nya pembaca dapat lebih memahami mengenai masing-masing
sektor yaitu anatara sektor public dan sektor privat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fadhly, Z. (2016). Perbandingan Manajemen Sektor Pemerintah dan Sektor Swasta. Retrieved
from http://180.250.41.45/jppolicy/article/view/1014/804
Farnham, D., & Homston, S. (1996). Managing the new public services. Marcmilan education
UK ..
16