Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kenikmatan yang kami rasakan tidak lantas membuat kami berleha-leha dan bermalas-
malasan.Kami mencoba dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.Makalah ini
berjudul “POLITIK DAN KEBIJAKAN PUBLIK DI INDONESIA (ANALISA
KEBIJAKAN YANG ADA)” Makalah ini di maksudkan untuk memberikan wawasan dan
pengetahuan tentang pelayanan publik.Makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena
manusia bukanlah makhluk yang sempurna.Tetapi kami berusaha untuk membagi ilmu dan
wawasan yang telah kami rangkum dalam makalah ini,semoga makalah ini bisa bermanfaat
dan menjadi rujukan dalam memperoleh pengetahuan.
Disadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal ini dipengaruhi oleh
elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut. Juga faktor sejarah dalam
perpolitikan di suatu negara. Pengaruh sistem politik negara lain juga turut memberi
kontribusi pada pembentukan sistem politik disuatu negara. Seperti halnya sistem
politik di Indonesia, seiring dengan waktu, sistem politik di Indonesia selalu
mengalami perubahan.
Indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana sistem politik
Indonesia akan berpengaruh pada sistem politik negara tetangga maupun dalam
cakupan lebih luas. Struktur kelembagaan atau institusi khas Indonesia akan terus
berinteraksi secara dinamis, saling mempengaruhi, sehingga melahirkan sistem politik
hanya dimiliki oleh Indonesia. Namun demikian, kekhasan sistem politik Indonesia
belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan positif struktur dan fungsinya belum
diperhitungkan sistem politik negara lain. Salah satu syarat penting dalam memahami
bagaimana sistem politik Indonesia adalah melalui pengembangan wawasan dengan
melibatkan institusiinstitusi nasional dan internasional. Artinya lingkungan internal
dan eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik Indonesia harus dipahami
terlebih dahulu.PublikSekitar tahun 1970-an mulai berkembang konsep public
policydalam ilmu administrasi publik. Pokok perhatian utama administrasi publik
saat itu adalah public policy. Munculnya public policy dalam administrasi publik
disebabkan banyaknya teknisi administrasi menduduki jabatan politik dan
bertambahnya tuntutan masyarakat.
1
y(1985: 31) menyatakan bahwa dalam proses kebijakan telah termasukdi dalamnya be
rbagai aktivitas praktis dan intelektual yang berjalansecara bersama-sama.
Pertanyaan kebijakan publik penuh dengan komplikasi etis.Oleh
karena itu, mereka yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan tentang
kebijakan tidak dapat menghindari mengambil bahwa
masyarakat terdiri atas beberapa kelompok kepentingan(interestgroup) dan pemeri
nth “sebagai alat perekat” serta memiliki pegangan yang kuat dari semua unsur
kelompok kepentingan itu menjadi suatu kekuatan yang terintegrasi.
1.3. Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
publik
1
Ahmad Husein. 2003. Kewarganegaraan. Bandung: Grafindo Media Pratama.
3
mungkin kelihatan sedikit abstrak atau mungkin dapat dipandang sebagai sesuatu
Tentu saja masih banyak kategori dan definisi yang dapat dikemukakan
4
menyangkut kebijakan publik. Masing-masing definisi tersebut memuaskan
menjelaskan satu aspek namun besar kemungkinan gagal dalam menjelaskan
aspek yang lainnya. Oleh karena itu, preposisi yang menyatakan bahwa kebijakan
publik merupakan kebijakan yang dikembangkan dan ditetapkan oleh lembaga-
lembaga dan pejabat- pejabat pemerintah harus mendapat perhatian sebaik-
baiknya agar bisa membedakan kebijakan publik dengan bentuk-bentuk kebijakan
yang lain, seperti kebijakan yang dikeluarkan pihak swasta. Kebijakan tersebut
akan dipengaruhi oleh aktor-aktor dan faktor- faktor bukan pemerintah, seperti
kelompok-kelompok penekan maupun kelompok-kelompok kepentingan.
Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan
faktor dari luar pemerintah. Dalam konteks tulisan ini kebijakan publik dipahami
sebagai pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau lembaga pemerintah
dalam bidang tertentu, misalnya bidang Pendidikan..
5
Keterlibatan aktor-aktor dalam perumusan kebijakan kemudian menjadi ciri
khusus dari kebijakan publik. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kebijakan itu
diformulasikan oleh apa yang dikatakan David Easton (1965;3)
2.4 Jenis Kebijakan Publik
Kebijakan Substantif: Kebijakan yang menyangkut apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah.
Kebijakan Prosedural: Kebijakan mengenai bagaimana kebijakan
substantif dapat dijalankan.
Kebijakan Distributif: Kebijakan yang menyangkut distribusi
pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat
2.5Definisi politik
2
Politik adalah proses pembagian dan pembentukan kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
konstitusional
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu
antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik
2
Anderson, James E. 1997. Public Policy-Making. Holt, Rinehart and Winston: New York.
6
2.2 Fungsi Politik di Indonesia
Sikap-sikap dan nilai-nilai yang didapatkan dan terbentuk pada masa kanak-
kanak akan selalu disesuaikan atau akan diperkuat sementara ia mengalami berbagai
pengalaman sosial. Pendidikan sekolah, pengalaman keluarga dan pengaruh pergaulan
berperan dalam memperkuat keyakinan tetapi dapat pula mengubahnya secara drastis.
Sosialisasi Politik dapat berwujud transmisi dan pengajaran. Artinya dalam sosialisasi itu
terjadi interaksi antara suatu sikap dan keyakinan politik yang dimiliki oleh generasi tua
terhadap generasi muda yang cenderung masih flesibel menerima pengaruh ajaran.
Transmisi dan pengajaran tersebut dapat berwujud : interaksi langsung yaitu berupa
pengajaran formal ataupun doktrinasi suatu suatu ideologi.
7
2) Fungsi Rekrutmen Politik
3
Komunikasi Politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai poltik
dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan
politik. Media-media massa banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan
membentuk kebudayaan politik. Partai politik menjalankan fungsi sebagai alat
mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan
partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat mengetahui prinsip partai, program
kerja partai atau pun gagasan partainya untuk menciptakan ikatan moral pada partainya,
komunikasi politik seperti ini menggunakan media partai itu sendiri atau media massa
yang mendukungnya.
3
Bauer, Raymond. 1998. The Study of Policy Formulation.
8
membina tumbuhnya kebudayaan politik kemudian memelihara dan mewariskannya pada
generasi pelanjut.
Stratifikasi sosial adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam
artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-
lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup.
Menurut Soerjono Sokanto ( 1981 : 133) Selama dalam suatu masyatrakat ada
sesuatu yang dihargai dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka
barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-
lapis yang ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat
itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga berupa
tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkin juga keturunan
dari keluarga yang terhormat. Terjadinya stratifikasi sosial dalam masyarakat dikarenakan
9
sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya terbatas, akibatnya distribusinya di
dalam masyarakat tidaklah merata.
Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara.
Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa yang
menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ politik.
Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau
kelompok-kelompok kepentingan.
Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak
yang berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah di
bawah pimpinan pejabat eksekutif.
1
Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah
lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan
militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
Tidak ada yang dapat memberikan penilaian dengan pasti apakah cita-cita
reformasi sudah terwujud atau belum. Runtuhnya kekuasaan Soeharto padahal telah
memberikan secercah harapan bagi terciptanya iklim demokrasi yang jauh lebih baik.
Namun, harapan itu kenyataan hanya menjadi mimpi tanpa realisasi nyata. Masih adanya
perbedaan dalam pandangan ketegasan terhadap sistem pemerintahan, merupakan salah
satu indikator yang bisa kita lihat. Di sini terlihat ada persaingan politik yang terjadi,
antara pemerintah dan legislatif sebagai pembuat produk undang-undang.
Kekuasaan presiden tidak mutlak dijalankan secara penuh, tapi terpengaruh pada
parlemen. Hal ini akhirnya menciptakan situasi politik yang tidak sehat, karena presiden
terpaku oleh kepentingan lain. Kepentingan itu bisa jadi tidak berpengaruh pada
perbaikan kondisi bangsa secara keseluruhan. Dari uraian tadi, jelas terlihat bahwa sistem
demokrasi dalam perkembangan politik Indonesia yang dibangun pasca Orde Baru masih
mencari bentuk yang ideal. Satu prestasi yang patut kita cermati adalah keinginan yang
kuat untuk merealisasikan sistem pemilihan kepala daerah langsung. Kebebasan
4
Edward III, 1980. Implementation Public Policy. Washington DC: Congresional Quarter Press.
1
berserikat dan berpendapat yang ada dalam undang-undang dasar direalisasikan dengan
sistem multipartai.
1
BAB III
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
1
2.8 Saran
Saran saya kepada pembaca agar memanfaatkan makalah ini dengan sebaik
baiknya dan menerapkan makalah ini dalam kehidupan sehari hari.
1
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, James E. 1997. Public Policy-Making. Holt, Rinehart and Winston: New
York.
Dye, Thomas R. 1995 Understanding Public Policy. New Jersey: Prentice Hall.