Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG

FUNGSI POLITIK DALAM KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA

MATA KULIAH
TEOLOGI POLITIK ISLAM

DOSEN PENGAMPU :
PROF. DR. JUFRI SUYUTHI PULUNGAN, M.A.

DISUSUN OLEH :
PUJA KRISTIAN NIM 1810404014
RAHMAT SHOBRI NIM 1810404015

PROGRAM STUDI POLITIK ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT atas izin-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami haturkan shalawat
dan salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Politik yang berjudul “Fungsi Politik dalam Kehidupan Sosial Manusia.”

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya kepada bapak Prof. Dr. Jufri Suyuthi Pulungan, M.A.
selaku dosen mata kuliah Teologi Politik Islam yang telah memberikan tugas ini kepada
kami, sehingga kami dapat memperoleh banyak manfaat dan menambah wawasan setelah
menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa memberikan manfaat kepada
pembaca.

Palembang, Maret 2020


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2

2.1 Posisi Politik dalam Kehidupan Sosial Masyarakat............................................ 2


2.2 Partisipasi Masyarakat Politik............................................................................. 5

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pentingnya memahami politik tidak hanya menjadi krusial di tengah tahun politik,
namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Politik tidak semata-mata mengenai bagaimana
mendapatkan suara untuk memenangkan kandidat ataupun bagaimana cara-cara yang harus
dilakukan untuk mencapai kekuasaan. Politik juga merupakan cara berinteraksi dan
berpartisipasi dalam berbagai sisi kehidupan yang seharusnya digunakan untuk mencapai
kepentingan masyarakat umum, bukan hanya satu atau dua golongan saja.

Di Indonesia, pendidikan politik mungkin mulai diperkenalkan pada masa sekolah


melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Politik dimaknai dalam konteks
menjadi seorang warga negara, lengkap dengan kewajiban dan hak yang dimilikinya.

Politik memang tidak melulu mengenai pemilu, namun pemilu juga merupakan
elemen penting dalam demokrasi. Masyarakat bukan elemen tunggal dalam politik dan
kehidupan demokrasi. Kehadiran partai politik dan organisasi lainnya seharusnya tidak
disikapi dengan antipasti. Anggapan “politik itu kejam” atau “politik itu kotor” tentu tidak
dapat ditelan mentah-mentah dengan melupakan konsep etika yang seharusnya diterapkan
dalam politik. Politik tidak hanya mengkritisi, namun juga turut berpartisipasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas antara
lain :
1. Bagaimana peran politik dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara?
2. Bagaimana cara masyarakat agar bisa turut andil dalam partisipasi
politik?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Posisi Politik dalam Kehidupan Sosial Masyarakat dan Bernegara

Politik merupakan salah satu ilmu sosial yang tertua di dunia. Kehidupan politik
menyangkut kehidupan orang banyak, memperebutkan kekuasaan, dan bagaimana
mempengaruhi orang, baik di suatu lembaga, organisasi masyarakat, birokrasi, serta
perusahaan. Politik juga merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari negara,
kekuasaan, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Dimana semua kegiatan yang menyangkut
politik berkaitan dengan kepentingan berbangsa dan bernegara. Lantas bagaimana dengan
hakekat politik dalam kehidupan sehari-hari ?.

Dalam hal hubungan, sosial dan politik mempunyai hubungan dan keterkaitan yang
sangat erat. Sama-sama kita ketahui, bahwa dunia politik pastilah langsung berkenaan dengan
dunia sosial bermasyarakat. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain.
Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk
imajinasi. Sedangkan politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

Jika kita lihat definisi antara sosial dan politik, maka kita akan menemukan satu kata
“masyarakat”. Dalam hal ini, menegaskan bahwa masyarakatlah yang menjadi penghubung
antara sosial dan politik itu sendiri. Masyarakat atau manusia adalah makhluk sosial yang
artinya adalah tidak bisa hidup sendiri, dan politik membutuhkan masyarakat sebagai pelaku
atau yang menjalankan politik itu sendiri. Dapat kita tarik benang merah disini, bahwa sosial
dan politik tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya. Dalam kehidupan sosial kita tidak
lepas dari unsur yang namaya politik, dan sebaliknya didalam kegiatan politik kita juga tidak
bisa lepas dari partisipasi masyarakat, karena masyarakatlah yang menjadi pelaku politik itu
sendiri.

Politik mempengaruhi keseharian kehidupan manusia/masyarakat yang menyentuh


tiga ranah sekaligus, yakni personal, rumah tangga, dan ruang publik.

Yang pertama, dalam ranah personal kebijakan politik diimplementasikan dengan


sebuah peraturan yang mengatur hak-hak manusia/masyarakat sebagai warga negara, seperti
hak atas pendidikan, kesehatan, kebebasan pers/berekspresi/berpendapat, dan lain sebagainya.
Kedua, diranah rumah tangga, politik hadir dalam kebijakan yang menentukan harga

iv
sembako, tarif listrik, harga gas elpiji, sewa rumah, biaya pendidikan anak, hingga besaran
upah atau gaji yang diterima oleh suami/istri yang bekerja. Selanjutnya, diruang publik,
kebijakan politik hadir dalam aturan mengenai parkir, aturan berkumpul diruang publik, dan
penggunaaan fasilitas publik.

Salah satu contohnya adalah pemilihan pejabat, yakni proses politik tentang siapa
yang akan menduduki jabatan dan fungsi tertentu. Hal tersebut menunjukan bahwa seseorang
menginginkan untuk mencapai suatu kekuasaan (jabatan politik). Lewat politiklah orang
tersebut dapat berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan demokrasi. Ilmu politik telah
menjabarkan berbagai cara agar dapat diterapkan manusia didalam kehidupan sehari-hari
untuk mencapai sebuah kedudukan didalam masyarakat. Tentu saja dengan cara-cara yang
baik bukan dengan cara yang bertentangan dengan nilai dan norma.

Kegiatan berpolitik juga sering kita jumpai disekitar kita sendiri. Sebagai contoh
dalam suatu keluarga, dimana ayah sebagai pemimpin, ibu sebagai pelaksana rumah tangga,
dan anak sebagai objeknya. Apabila didikan orang tua terhadap anak baik, maka anak
tersebut akan berkelakuan baik, dan sebaliknya jika anak berkelakuan tidak baik, posisi orang
tua sebagai pengendali harus dipertanyakan. Seperti halnya sebuah organisasi, jika program
kerjanya tidak baik, maka peran pemimpin perlu dipertanyakan. Namun secara tidak sengaja
maupun disengaja kegiatan berpolitik yang seharusnya dijalankan dengan baik, karna
sekelompok orang tidak bertanggungjawab maka citra politik menjadi tidak baik.

Dalam kasus tersebut dapat diibaratkan kembali jika suatu kelas terdapat pelajar
yang digambarkan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dikelas tersebut. Untuk
mendapat hasil yang baik, para pelajar menggunakan cara yang kotor yaitu dengan
mencontek. Hal tersebut bermakna sama dengan orang berpolitik yang melakukan
penyelewengan untuk mencapai suatu kekuasaan. Ilmu politik sebenarnya mengajarkan untuk
didalam mencapai suatu kekuasaan menggunakan cara-cara yang baik. Tetapi , secara tidak
sadar jika ilmu politik disalahgunakan fungsinya maka akan menyebabkan suatu kerancuan
didalam sebuah organisasi, karena banyaknya tangan yang tidak bertanggung jawab didalam
suatu kekuasaan politik.

Pada zaman sekarang banyak orang yang mengatakan bahwa politik itu kotor,
karena didalamnya identik dengan keserakahan. Misalnya, dalam sebuah agenda politik
seperti pemilu, dimana para calon pemimpin lebih sering bermain politik uang, black
campaign, serta berbuat curang. Kemuadian tingkah laku orang-orang yang menempati

v
jabatan penting sebagai wakil rakyat cenderung mengesampingkan kepentingan umum,
mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompoknya yang lebih
menguntungkan baginya. Semua itu merupakan penyalahgunaan ilmu politik yang
sebenarnya tidak diajarkan didalamnya. Dari contoh tersebut masyarakat sebenarnya sudah
bisa menilai bagaimana keadaan politik di negeri ini.

Pemerintahan negara kita dikendalikan oleh politik, jika ada permasalahan didalam
politik maka permasalahan juga ada dipemerintahan. Saat ini memang masih banyak yang
perlu dibenahi, salah satunya adalah krisis kepemimpinan, dimana kewajiban pemerintah
dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya belum terlaksana.
Berbagai macam persoalan juga muncul ditengah masyarakat, seperti kemiskinan, banyaknya
jumlah pengangguran, tingkat kesehatan, pendidikan, dan tentunya kesejahteraan sosial.
Permasalahan tersebut memang sangat kompleks dari atas sampai ke akar rumput. Sehingga
ini menjadi tugas kita bersama untuk mendukung dan mengiringi proses jalannya
pemerintahan di negara kita agar bersama-sama membangun bangsa yang sejahtera dan
berbudi pekerti luhur.

Etika politik merupakan salah satu ilmu yang harus dipahami dan dipelajari, dimana
para pelaku politik maupun masyarakat yang turut berpartisipasi harus mengerti. Contohnya
seperti tidak melakukan rasis terhadap lawan politik, melakukan black campaign, kampanye
yang tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan, serta politik uang yang dapat menghancurkan
kultur demokrasi. Dapat kita lihat fenomena didalam masyarakat bahwa mereka masih mau
untuk menerima uang dari para calon pemimpin agar memilihnya. Semua hal tersebut
berawal dari ketidak tahuan masyarakat akan etika politik. Sehingga perlu diadakannya suatu
sosialisasi didalam masyarakat, agar mereka mengetahui mana yang boleh dilakukan dan
mana yang tidak boleh untuk dilakukan.

Yang saat ini dibutuhkan kita bersama adalah merubah semua pandangan negatif
masyarakat terhadap politik. Kemudian menghindari adanya konflik akibat kekisruhan politik
yang dapat menjadi perpecahan. Tentunya dengan kerja keras dan hasil nyata para petinggi
negeri ini, hal tersebut akan berangsur menutupi dahaga masyarakat akan kualitas politik
yang baik. Dimulai dengan mendisiplinkan diri sendiri untuk patuh terhadap aturan yang ada,
yang kemudian akan berdampak terhadap lingkungan sekitar, bahkan organisasi-organisasi
pemerintah. Selanjutnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan poin yang perlu
diingat, bahwa dengan persatuan maka bangsa ini akan kuat.

vi
Mungkin negara Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang dapat menjadi
pengendali dan pemersatu terhadap masyarakat. Sosok pemimpin yang mampu menjadi
pemecah masalah serta dijadikan panutan dan teladan. Sikap ketenangan dalam menghadapi
suatu masalah juga perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga jika di posisikan dalam
keadaan sulit maka akan membawa bangsa ini ke dalam kedewasaan. Memiliki kemampuan
merancang suatu konsep agar keselarasan pembangunan dapat dilaksanakan dengan lancar.
Untuk hal ini pemimpin harus memiliki kepekaan terhadap kemauan masyarakat, memiliki
visi yang realistis, dan memiliki ketepatan dan kecepatan dalam pengambilan kebijakan.

Melihat paparan diatas, maka kita sebagai makhluk sosial selayaknya bersikap bijak
dalam berbagai hal, terutama dalam berpolitik. Kemudian lebih mengutamakan kepentingan
umum guna kebaikan bersama, dan menghindari terjadinya suatu konflik karena dampaknya
bukan untuk diri sendiri, melainkan berdampak bagi banyak orang. Apalagi kita sebagai
pemuda yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan bangsa, memiliki wawasan luas,
serta mampu mengatasi masalah-masalah yang bervariasi didalam berbangsa dan bernegara.
Kalau anak muda takut berpolitik, maka ia akan mati dimakan politik. Begitu juga dengan
politik yang diibaratkan sebagai pisau, jika digunakan dengan benar untuk memotong sayuran
maka akan membantu seseorang, tetapi jika disalahgunakan akan membahayakan dan
melukai seseorang. Maka dari itu, kita jadikan ilmu politik sebagai acuan untuk lebih
bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menggapai mimpi termasuk untuk menjadi
pemimpin negeri ini.

Disisi lain ada sebuah organisasi/lembaga yang perannya cukup vital yakni menjadi
penghubung antara masyarak dan penyelenggara negara/pemerintah. Yakni, partai politik.

Partai Politik berfungsi untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal


tersebut dikarenakan partai politik menerima dan menampung aspirasi masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan nasional. Negara dengan sistem demokrasi tentunya
membutuhkan peran partai politik sebagai penampung suara masyarakat untuk disalurkan
kepada pemerintah. Tanpa adanya partisipasi ataupun keterlibatan partai poltik, kebijakan-
kebijakn yang dibuat pemerintah tentunya tidak dapat di ubah jika tidak sesuai dengan
kondisi masyarakat

2.2 Partisipasi Masyarakat Politik (di Indonesia)

Mengingat bahwa dalam negara demokrasi politik berpusat pada kekuasaan rakyat,
maka menjadi penting bagi seluruh warga negara Indonesia untuk berpartisipasi dalam

vii
politik. Secara harfiah, partisipasi politik artinya adalah keikutsertaan warga negara dalam
berbagai proses politik, mulai dari pembuatan kebijakan, penilaian kebijakan, termasuk pula
ikut serta dalam pelaksanaan kebijakan. Partisipasi politik bukan berarti bahwa rakyat harus
selalu mendukung keputusan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemimpinnya.

Konsep partisipasi masyarakat dalam politik sangat penting dalam arus pemikiran
demokrasi musyawarah. Dalam makalah ini akan dibahas 4 contoh lengkap partisipasi
masyarakat (di Indonesia). Berikut contohnya:

1) Memilih Pemimpin atau Perwakilan Rakyat

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kekuasaan di Indonesia terbagi menjadi


tiga. Dua di antaranya, yaitu cabang eksekutif dan legislatif dapat dipilih secara langsung
oleh rakyat. Keduanya juga harus diusung oleh rakyat. Pemilihan ini biasa kita kenal dengan
sebutan pemilu atau pemilihan umum. Berbagai jabatan ditentukan dengan mekanisme
pemilu ini. Diantaranya yaitu presiden, wakil presiden, gubernur, bupati, anggota DPR,
anggota DPRD, bahkan pada tingkat terkecil pemerintahan, pemilu juga digunakan untuk
memilih pemimpin, seperti ketua OSIS atau ketua kelas.

Pemilu untuk memilih kepala negara dan kepala daerah berbeda dengan pemilu
anggota legislatif baik yang di pusat maupun di daerah. Namun biasanya dilakukan pada
waktu yang sama. Dalam pemilu kepala negara atau kepala daerah, dapat terjadi satu atau dua
putaran pemilu. Hal ini tergantung pada persentase pemilih.

UUD NKRI 1945 mengatur jalannya pelaksanaan pemilu dalam pasal 22 sampai
pasal 22E. Lembaga yang bertugas menyelenggarakan pemilu adalah KPU (Komisi
Pemilihan Umum) dan pelaksanaannya diawasi oleh Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu).
Tahapan pertama adalah pendaftaran bakal calon, dilanjutkan dengan penetapan pasangan
calon, dan kemudian pasangan calon tersebut melakukan kampanye sebelum pemungutan
suara. Setelah pemungutan suara usai, maka proses penghitungan suara dimulai. Pemenang
pemilu ditentukan dengan besarnya jumlah pemilih yang memilihnya. Yang terbesar jumlah
pemilihnyalah yang menang. Menjadi pemilih yang baik merupakan salah satu upaya kita
berpartisipasi dalam ranah politik.

2) Menjadi Anggota dalam Lembaga Politik

Ada banyak lembaga politik di negeri ini. Sebut saja presiden dan wakilnya,
kementrian, MPR, DPR, DPD, DPRD, gubernur, bupati, partai politik, dan lain sebagainya.

viii
Setiap warga negara Indonesia berhak menjadi anggota dari semua lembaga politik tersebut,
asal dapat memenuhi persyaratan yang ada. Untuk menjadi presiden, seseorang harus diusung
dari sebuah atau gabungan partai politik yang memenuhi presidential threshold. Presidential
threshold adalah ambang batas bagi partai politik atau gabungan partai politik untuk
mengajukan calon presiden dan/atau wakil presiden. Sedangkan untuk menjadi kepala daerah,
dapat melalui partai politik atau perseorangan (independen

Sama halnya dengan cara menjadi anggota legislatif, kita dapat mencalonkan diri
dari partai politik atau perseorangan. Namun, untuk menjadi menteri, kewenangan ada di
tangan presiden untuk memilihnya. Sedangkan untuk menjadi anggota partai politik, biasanya
kita dapat mendaftar melalu rekruitasi terbuka dari partai tersebut. Begitu mudahnya
berpartisipasi dalam politik dengan cara menjadi mereka yang “dipilih”. Namun, di masa
sekarang ini, banyak rakyat yang gerah dengan dunia politik karena kelakuan dari oknum-
oknum tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk aktif dalam dunia politik agar kita
bisa memperbaiki bangsa ini dengan tangan kita sendiri.

3) Menyampaikan Aspirasi pada Pemangku Kebijakan

Sebagai warga negara, kita memiliki hak untuk bebas berpendapat. Hak untuk bebas
menyatakan pendapat ini merupakan salah satu Hak Asasi Manusia yang keberadaannya
dijamin oleh hukum di Indonesia maupun hukum internasional. Oleh karena itu, kita berhak
menyampaikan aspirasi, pendapat, opini, gagasan, dan sebagainya kepada para pemangku
kebijakan. Bahkan, warga negara diperbolehkan untuk memberikan rancangan undang-
undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden. Dalam menyampaikan aspirasi,
banyak cara yang dapat ditempuh oleh masyarakat, mulai dari melayangkan aspirasi langsung
pada pejabat, mengirimkannya pada media yang dimiliki oleh pejabat, menulis di media
massa, dan lain-lain.

Namun nyatanya, terkadang menyampaikan aspirasi tak semudah itu. Banyak


pejabat yang menolak untuk bertemu ketika rakyat mengemukakan aspirasinya. Di ujung
kecewanya, mereka yang ditolak itu banyak yang menghimpun massa untuk mengadakan
demonstrasi, pawai, aksi damai, rapat umum, dan mimbar bebas. Pelaksanaan beberapa
kegiatan tersebut juga diatur dalam Undang-undang No. 9 tahun 1998.

4) Mengawasi Pelaksanaan Kebijakan

ix
Pada pelaksanaan kebijakan, tentu banyak kekurangan dari pemerintah maupun
wakil rakyat beserta perangkatnya. Maka kita harus aktif mengawasi jalannya kebijakan
karena apabila tidak diawasi, terdapat kemungkinan besar akan terjadi penyelewengan oleh
pelaksana kebijakan. Sebut saja kasus korupsi. Begitu banyaknya terjadi korupsi di negeri ini.
Jelas hal itu merugikan negara dan menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 tahun 1999 tentang tata cara pelaksanaan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara. Dengan adanya PP ini, kita diharapkan
memiliki peran aktif dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari
KKN. Beberapa cara yang mungkin kita lakukan untuk mengawasi jalannya kebijakan,
diantaranya yaitu mencari informasi mengenai penyelenggaraan negara dan menyampaikan
saran juga pendapat terhadapnya.

5) Mengajak Orang Lain untuk Berpartisipasi dalam Politik

Kita tidak dapat memungkiri fakta bahwa masih banyak warga negara Indonesia
yang belum melek politik. Bahkan mereka cenderung tidak memperdulikan bagaimana
jalannya negara ini. Kasus paling buruk adalah masyarakat tidak lagi memiliki keinginan
untuk mengenal lebih jauh pemimpinnya dan memilih untuk golput atau tidak memilih ketika
diadakan pemilihan umum.

Ketika masyarakat tidak lagi peduli dengan siapa yang menjadi pemimpinnya, maka
saat itulah terdapat kemungkinan besar bahwa yang menjadi pemimpin adalah orang yang
tidak tepat. Money politic adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam pemilu yang seperti ini.
Orang-orang yang tidak bertanggung jawab memberikan sejumlah uang pada pemilih agar
memilih dirinya dalam gelaran pemilu. Rakyat pun tidak peduli seperti apa si calon pemimpin
itu, toh mereka sudah mendapat uangnya. Oleh karena itu, sebisa mungkin mari kita
cerdaskan orang-orang di sekeliling kita akan pentingnya politik dan sesiapa yang memangku
jabatan sebagai penyelenggara negara. Agar berkuranglah kasus-kasus penyelewengan dalam
terselenggaranya negara ini. Agar bangsa ini lebih maju dan berkembang.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam hal hubungan, sosial dan politik mempunyai hubungan dan keterkaitan yang
sangat erat. Sama-sama kita ketahui, bahwa dunia politik pastilah langsung berkenaan dengan
dunia sosial bermasyarakat. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain.
Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk
imajinasi. Sedangkan politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

Jika kita lihat definisi antara sosial dan politik, maka kita akan menemukan satu kata
“masyarakat”. Dalam hal ini, menegaskan bahwa masyarakatlah yang menjadi penghubung
antara sosial dan politik itu sendiri. Masyarakat atau manusia adalah makhluk sosial yang
artinya adalah tidak bisa hidup sendiri, dan politik membutuhkan masyarakat sebagai pelaku
atau yang menjalankan politik itu sendiri. Dapat kita tarik benang merah disini, bahwa sosial
dan politik tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya. Dalam kehidupan sosial kita tidak
lepas dari unsur yang namaya politik, dan sebaliknya didalam kegiatan politik kita juga tidak
bisa lepas dari partisipasi masyarakat, karena masyarakatlah yang menjadi pelaku politik itu
sendiri.

Politik mempengaruhi keseharian kehidupan manusia/masyarakat yang menyentuh


tiga ranah sekaligus, yakni personal, rumah tangga, dan ruang publik.

Partisipasi masyarakat politik adalah keikutsertaan warga negara dalam berbagai


proses politik, mulai dari pembuatan kebijakan, penilaian kebijakan, termasuk pula ikut serta
dalam pelaksanaan kebijakan. Terdapat 5 contoh bentuk partisipasi masyarakat adalah :

1) Memilih Pemimpin atau Perwakilan Rakyat;


2) Menjadi Anggota dalam Lembaga Politik;
3) Menyampaikan Aspirasi pada Pemangku Kebijakan;
4) Mengawasi Pelaksanaan Kebijakan;
5) Mengajak Orang Lain untuk Berpartisipasi dalam Politik.
6)

xi
DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Lain (Internet)


http://khanifhermawan.blogspot.com/2015/05/hakekat-politik-dalam-kehidupan-
sehari.html?m=1

https://afdhalrizqi.wordpress.com/2011/03/08/sosial-dan-politik/

https://indonesia.fnst.org/content/politik-dalam-segala-sisi-kehidupan
https://guruppkn.com/contoh-partisipasi-masyarakat

xii

Anda mungkin juga menyukai